Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER - GANJIL 2022/2023

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HIDAYATULLAH


DEPOK
Nama : Ahmad Nur Mu’azim Hari/Tanggal : Senin, 23 januari 2023
NIM : 22141082 Mata Kuliah : Pengantar Manajemen
Semester : 1 (satu) Dosen Pengampu : Ust. Najibullah, S.E., MM.

=============================== J A W A B A N
===============================

Jawaban 1

Manajemen puncak atau top level management merupakan tingkat manajemen paling atas


dan juga mempunyai otoritas yang paling tinggi pada suatu organisasi perusahaan serta
memiliki tanggung jawab langsung kepada pemilik perusahaan.

Pada umumnya, manajemen puncak ini hanya bekerja pada suatu tatanan konseptual dan juga
pemikiran, bukan pada berbagai hal teknis. Manajemen puncak ini mempunyai wewenang
paling besar diantara tingkatan manajemen lainnya.

Tingkat manajemen puncak memiliki hal penuh untuk mengangkat, memilih, serta
memberhentikan manajemen lain yang berada dibawahnya. Beberapa contoh sebutan tingkat
manajemen puncak adalah GM (General Manager), CEO (Chief Executive Officer) dan
Presedir atau Presiden Direksi.

Direksi adalah suatu perwakilan dari pemilik perusahaan atau pemegang saham, direksi akan
dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO biasanya akan dipilih langsung oleh
dewan direksi perusahaan. Lantas, apa saja tugas manajemen puncak ini?

Tugas Manajemen Puncak


Terdapat beberapa peran dan tugas yang harus diemban oleh manajemen puncak, yaitu:

 Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini akan bertugas dalam
merumuskan tujuan utama dalam suatu organisasi. Tujuan tersebut bisa dalam bentuk
jangka panjang ataupun jangka pendek.
 Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas harus membuat
kerangka kebijakan dan rencana untuk mencapai tujuan utama perusahaan yang telah
ditetapkan.
 Mengorganisir seluruh kegiatan dan pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh
manajer yang ada ditingkat menengah.
 Mengumpulkan dan juga mengatur seluruh sumber daya organisasi perusahaan agar
bisa melakukan seluruh bentuk kegiatan dalam organisasi.
 Memiliki tanggung jawab penuh atas kelangsungan dan pekembangan organisasi
perusahaan.
 Sebagai penghubung dengan pihak lain dari luar perusahaan.

JAWABAN 2
Menurut Simon, dalam pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahapan utama yaitu kegiatan
intelijen (intelligence activity), kegiatan desain (design activities), dan kegiatan
pilihan (choice activity).

Herbert A. Simon menyebut fase pertama proses pengambilan keputusan sebagai kegiatan
intelijen yang meliputi kesempatan untuk membuat keputusan. Menurutnya,
para eksekutif menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk
meneliti lingkungan ekonomi, teknis, politik dan sosial untuk mengidentifikasi kondisi yang
memerlukan tindakan baru.

Fase kedua, disebut aktivitas desain, terdiri dari pengembangan dan analisis untuk


menemukan tindakan alternatif yang mungkin dilakukan. Simon percaya
bahwa eksekutif baik secara individu maupun berkelompok menghabiskan sebagian kecil dari
waktu mereka, untuk menemukan, merancang dan mengembangkan tindakan yang mungkin
dilakukan untuk menangani situasi di mana keputusan diperlukan.

Simon menyebut fase terakhir dalam pengambilan keputusan sebagai kegiatan pilihan, yang
melibatkan pemilihan tindakan tertentu dari alternatif yang diberikan. Dia berpendapat bahwa
para eksekutif menghabiskan sebagian kecil dari waktu mereka untuk memilih diantara
tindakan alternatif yang sudah dikembangkan dan dianalisis didasarkan pada konsekuensi dan
masalah yang telah diidentifikasi.

Herbert A. Simon menyimpulkan bahwa secara umum aktivitas intelijen mendahului desain
dan aktivitas desain mendahului pilihan. Namun demikian, siklus tahapan ini nyatanya jauh
lebih kompleks dalam setiap urutanya. Setiap tahapan dalam membuat keputusan merupakan
suatu proses yang kompleks. Misalnya, fase desain mungkin memerlukan aktivitas intelijen
baru. Pada setiap tingkat tahapan menghasilkan sub-masalah. Pada akhirnya terdapat
beberapa tahapan yaitu kecerdasan, desain, dan pilihan, dan seterusnya. Namun demikian,
tiga tahapan besar tersebut yang jelas terlihat ketika proses keputusan organisasi telah
ditetapkan.

H. A. Simon mengklasifikasikan keputusan menjadi terprogram dan tidak terprogram.


Keputusan terprogram yaitu sejauh keputusan tersebut terjadi secara berulang dan rutin
sehingga menghasilkan prosedur yang pasti untuk menanganinya. Keputusan tidak diprogram
adalah keputusan baru, tidak terstruktur, dan konsekuensial. Tidak ada metode cut and dried
untuk menangani masalah karena belum pernah muncul sebelumnya. Karena sifat dan
strukturnya yang sulit dipahami, kompleks atau karena sangat penting maka perlu
mendapatkan perlakukan yang dirancang secara khusus

JAWABAN 3

Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa


organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan
seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak.

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar
dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak
mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya
masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

JAWABAN 4
Maju mundurnya suatu organisasi tergantung dari kinerja para pimpinan disetiap level,
mengingat kepemimpinan meliputi beragam kualitas dan keterampilan diri maka seorang
pemimpin yang baik adalah orang yang mampu mengatur berbagai tugas, berkomunikasi
secara efektif, dan menciptakan lingkungan kerja tim yang positif. Kekuatan skill
leadership dapat memperlancar seorang pemimpin berhubungan dengan orang lain dalam
membuat keputusan yang produktif, dan memberikan bimbingan yang efektif terhadap
bawahan. Kekuatan profesional dapat mencakup keterampilan atau kualitas yang telah
ditunjukkan, karakteristik atau kemampuan sosial serta seorang pemimpin dapat mengelola
tim secara efektif, memotivasi bawahan, mendelegasikan tugas dan menggunakan umpan
balik untuk meningkatkan level kepemimpinan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu
pemimpin harus memiliki keterampilan interpersonal yang kuat dan soft skill lainnya seperti
mendengarkan secara aktif, memetakan strategi bisnis dan kemampuan untuk menengahi
konflik. Penulis mencoba menjelaskan bagaimana seorang pemimpin dalam
meningkatkan leadershipnya? dan sampai di posisi manakah level leadership yang dimiliki
seseorang?.
Mari kita pahami, apakah leadership itu?
Setiap orang mempunyai sifat leadership, untuk menambah pengetahuan bahwa
kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang dapat mempengaruhi, membimbing,
memotivasi dan mengawasi orang lain atau bawahan untuk menyelesaikan tugas dalam
rencana pencapaian tujuan organisasi. Maka dengan kepemimpinan yang baik akan sangat
mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam pencapaian tujuan organisasi dan tentunya
mencapai output dan memberikan outcome yang sesuai target organisasi.

Mengapa leadership diperlukan dalam organisasi?

Kepemimpinan merupakan hal penting dalam suatu organisasi sebab kepemimpinan adalah
salah satu kunci vital keberhasilan organisasi dapat tercapai. Semua keputusan, pergerakan
dan laju pembangunan membutuhkan leadership. Alasan penting mengapa leadership penting
adalah sebagai dasar untuk membangun tim yang kuat. Visi dan misi sebuah tim harus
dicapai melalui kerja keras dan membutuhkan bimbingan dari orang yang memiliki
kemampuan dalam mempimpin yang sangat kuat. Dengan kekuatan leadership yang baik dan
kerja sama tim merupakan bentuk yang baik, untuk menyelesaikan setiap hambatan dan
rintangan dapat dihadapi dengan mudah oleh tim.
Mungkin kebanyakan orang mengetahui bahwa leadership adalah sebuah teknik untuk
memimpin. Memang tidak salah, namun demikian harus kita pahami juga skala prioritas dari
kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan tidak hanya sekadar teknik, melainkan sesuatu
yang ditumbuhkan dan dimiliki melalui pribadi dari masing-masing individu. Jika seorang
pemimpin dalam memimpin dirinya sendiri untuk menyelesaikan kewajibannya saja sulit
maka jangan berharap terlalu tinggi. Karena untuk bisa memimpin orang lain maka
kepemimpinan ini harus dimulai dari pribadi sendiri. Juga perlu diperhatikan faktor-faktor
yang menjadikan leadership menjadi lebih baik.
Fakto-faktor yang mempengaruhi leadership
Kepemimpinan tidak bisa lepas juga dengan berbagai faktor yang harus diperhatikan, seperti
pengaruh (influence), gaya (style), kekuatan/kekuasaan (power), integritas (integrity),
perubahan (change), pemecahan masalah (problem solving), hubungan antarmanusia (human
relationship), dan sebagainya. Berikut ini adalah factor-faktor yang harus diperhatikan antara
lain:
a. Pengaruh
Kemampuan untuk menggunakan pengaruh (influence), yaitu untuk mempengaruhi semua
orang atau bawahan dengan perilaku yang baik dari seorang pemimpin sebagai atasan
sehingga pemimpin cukup berpengaruh pada kinerja pegawainya. Peran atasan atau pimpinan
dalam mengarahkan pegawai menjadi penting karena dapat mempengaruhi kinerja pegawai.
Penulis ingin menekankan, bahwa influence atau pengaruh terhadap pegawai menuju kearah
yang positif merupakan outcome dari influence yang dimiliki seorang pemimpin,
bukanlah output. Maksudnya adalah influence terhadap pegawai datang tidak secara
langsung, melainkan secara tidak langsung memberikan dampak terhadap produktivitas,
ataupun kinerja pegawai.
b. Gaya
Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan suatu model atau strategi dalam
memimpin suatu organisasi. Gaya kepemimpinan tersebut ada yang memang bisa dipelajari
sebagai suatu ilmu kepemimpinan, namun dalam pelaksanannya biasanya sedikit banyak
dipengaruhi oleh karakter atau kebiasaan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri. Seperti
gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat
kedewasaan bawahan yang akan dipengaruhi pimpinan.
c. Kekuasaan
Seorang pemimpin sering memerintahkan anggota tim atau bawahannya untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Dengan pemberian perintah dan dilaksanakan oleh
bawahannya, berarti pemimpin tersebut telah menggunakan kekuasaannya dalam organisasi.
Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan kekuasaan (power) adalah kemampuan
memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya karena
adanya kewenangan yang dimiliki seseorang tersebut.
d. Integritas
Dalam integritas (integrity), harus terkandung makna konsistensi antara tindakan dan nilai,
sehingga integritas dari setiap pemimpin menjadi hal yang mutlak sebagai landasan yang
profesional dalam melaksanakan tugas organisasi dan melayani masyarakat. Integritas perlu
dimiliki oleh setiap pemimpin yang terlibat langsung di dalam organisasi. Tanpa integritas,
organisasi tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan visi dan misi
pelayanannya, hal ini tentunya di dukung oleh seorang pemimpin yang memiliki jiwa
integritas, tanpa adanya integritas dari pemimpin sebagai pengendali organisasi atau
pengarah, maka pemimpin tersebut cenderung melahirkan proses bisnis yang tidak sehat
bahkan menuju perilaku koruptif yang memiliki dampak jangka panjang terhadap performa
kinerja organisasi tersebut.
e. Perubahan
Dalam kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan (change), pada saat yang
tepat karena kondisi yang dihadapi selalu berubah setiap waktu. Sebagai contoh, teknologi
yang semakin canggih akan sangat masif digunakan dalam berbagai proses bisnis, maka
banyak sektor yang wajib cakap dalam mengelola teknologi informasi demi tercapainya
tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Apabila tidak melakukan perubahan dengan
mengacu pada kondisi sekarang maka kejayaan itu akan tergerus oleh perkembangan zaman
seperti bagaimana mengelola sumber daya manusia kaum milenial saat ini.
f. Pemecahan masalah
Bahwa pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin
tidak didapat diselesaikan segera. Pemimpin mampu mengambil keputusan tepat, dan mampu
untuk menyelesaikan masalah. Seorang pemimpin, diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ditawarkan oleh bawahan. Untuk itu, peran pemimpin
sangat dibutuhkan untuk mencegah masalah, mengurangi kemungkinan terjadinya masalah
sebelum berubah menjadi lebih besar dan menyelesaikan masalahnya dan disertai
pengambilan keputusan di setiap level kepemimpinan. Dalam hal ini, penulis beranggapan
bahwa pengalaman (experience) dan keterbukaan seorang individu pemimpin akan memberi
banyak keuntungan seseorang mengambil keputusan dalam pemecahan masalah yang
dihadapi.
g. Hubungan antarmanusia
Pemimpin yang efektif memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bagaimana
memotivasi teamwork, menangani dan mendelegasikan tanggung jawab, mendengarkan
umpan balik (feedback), dan memiliki fleksibilitas untuk memecahkan masalah di tempat
kerja yang selalu berubah. Seorang pemimpin organisasi harus memiliki gaya komunikasi
kepemimpinan yang tepat agar bisa membawa organisasinya mencapai tujuannya.
Komunikasi kepemimpinan yang baik akan memastikan tiap anggota organisasi bisa
mengerjakan tugasnya dengan baik. Disamping memperhatikan beberapa faktor-faktor diatas
seseorang sebagai leadership pada suatu organisasi tentunya dituntut mempunyai sikap yang
mumpuni. Dalam Transformational Leadership, disebutkan ada beberapa jenis leader
berkaitan dengan transformasi pemimpin atau transformational leadership, yaitu:
1. Inspirative / Inspirational Leader artinya sosok pemimpin yang memiliki kemampuan
menginspirasi, yang dapat menyalurkan energi, dan menggerakkan aksi atau perilaku.
2. Visionary Leader artinya menjadi inspirasi hanyalah satu langkah, ada langkah berikutnya
yang harus dimiliki seorang leader yaitu memiliki dan membangun visi atau dikenal
dengan visionary leader. Sebagai visionary leader seorang pemimpin perlu
mengembangkan tiga karakter yaitu risk taking, listening, dan tanggung jawab untuk
mewujudkan.
3. Strategic Leader artinya apa yang perlu dikuasai oleh seorang strategic leader? Strategic
leader atau pemimpin strategis harus paham bahwa pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan membutuhkan pengamatan terhadap situasi dan kondisi yang ada secara
seksama dan mendalam, serta mengadaptasi pendekatan penyelesaian masalah.
4. Charismatic Leader artinya berbicara karisma seorang pemimpin harus senantiasa
membangun koneksi dan keterlekatan / hubungan erat dengan orang lain terutama tim.
Sikap seorang leadership
JAWABAN 5

1. Membangun Lingkungan Kerja yang Menyenangkan

Cara pertama yang dapat Anda lakukan untuk membangun motivasi kerja karyawan adalah
dengan membangun lingkungan kerja yang menyenangkan. Membangun lingkungan kerja
karyawan yang menyenangkan dapat membantu karyawan untuk lebih semangat kerja keras.

Anda dapat membuat beberapa perubahan, mulai dari dekorasi atau tata letak meja dan kursi
untuk memberikan warna baru dalam lingkungan kerja. Selain itu, Anda bisa membuat
sebuah ruang santai yang dapat Anda dan para karyawan gunakan untuk sekedar beristirahat
atau berkumpul bersama karyawan lainnya.
2. Memberikan Bonus atau Reward

Setiap karyawan pasti akan merasa senang bila diberikan bonus ataupun reward setelah
menyelesaikan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, Anda bisa menyusun program pemberian
bonus bagi karyawan yang berhasil menyelesaikan pekerjaan dan mencapai target
perusahaan. Dengan demikian, mereka akan bersemangat dalam melakukan pekerjaan untuk
mencapai target sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Bangun Komunikasi yang Baik dan Menyenangkan

Adanya komunikasi antara karyawan dengan atasan membuat mereka akan merasa lebih
nyaman dalam menyelesaikan tanggung jawab dan pekerjaan di perusahaan Anda. Dengan
terjalinnya hubungan kerja yang baik, maka secara tidak langsung karyawan akan merasa
dekat dengan atasan dan bahkan merasa dipedulikan. Hal ini membuat motivasi kerja
karyawan semakin terbangun dengan baik.

4. Terbuka Terhadap Masukan

Setiap karyawan pasti memiliki masukan yang berbeda-beda dan mempunyai maksud dan
tujuan untuk mengembangkan perusahaan Anda. Sebagai atasan atau pemimpin, Anda perlu
terbuka terhadap masukan agar karyawan dapat merasa sangat dihargai ketika sedang bekerja.
Dengan demikian, mereka akan lebih bersemangat untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawab, serta pekerjaan yang sudah diberikan oleh perusahaan karena mereka memiliki
pemimpin yang bijaksana dan mau mendengarkan berbagai macam masukan dari
karyawannya.

5. Membuat Program Training untuk Meningkatkan Potensi Karyawan

Salah satu cara lain untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan yang dapat Anda lakukan
adalah dengan memberikan program training. Dengan program pelatihan ini, karyawan dapat
mengembangkan potensi dalam dirinya yang tentunya juga akan sangat berguna untuk
perusahaan.

6. Melakukan Kegiatan Outing untuk Mengeratkan Hubungan Antar Karyawan

Terakhir, Anda bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan melakukan


kegiatan outing untuk menyegarkan pikiran mereka sejenak. Outing juga dapat mempererat
hubungan antar karyawan sehingga mereka dapat mempunyai chemistry yang kuat dalam
memajukan dan mengembangkan perusahan Anda

Anda mungkin juga menyukai