Anda di halaman 1dari 11

B.

KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS)


Keterampilan hidup (life skills) adalah kemampuan dan pengetahuan seseorang untuk
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara proaktif mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya dengan kemampuan berinteraksi dan
beradaptasi dengan orang lain, keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah,
berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi,
dan kesadaran diri (Muhali, 2019). Keterampilan hidup berfokus untuk mewujudkan
kecakapan sesorang dalam bertahan hidup untuk mengelola aktivitas dan tantangan dalam
kehidupan sehari-hari secara efektif. Penguasaan dan pengembangan keterampilan ini dapat
meningkatkan kualitas dari semua bidang kehidupan, mulai dari karier hingga
hubungan. Menguasai skill ini akan membantu menangani hampir semua hal dengan lebih
baik, mulai dari cara memproses emosi hingga berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan
hidup yang diperlukan dapat bervariasi sesuai dengan usia seseorang atau bahkan latar
belakang budaya mereka. Bahkan, keterampilan apa pun yang berguna dalam hidupmu saat
ini dapat dianggap sebagai life skill. Namun, kamu juga bisa menemukan beberapa
keterampilan hidup yang terkadang terasa kurang diperlukan. Sebagai contoh, kemampuan
menyetir mobil mungkin sangat dibutuhkan bila kamu hidup di daerah perkotaan. Akan tetapi,
hal tersebut tidak akan diperlukan bagi mereka yang beraktivitas di daerah pedesaan dengan
ruas jalan yang sempit.
Keterampilan hidup (life skills) memuat lima kemampuan penting, diantaranya
flexibility, leadership, initiative, productivity dan social skills, dikenal juga dengan akronim
FLIPS. Semua keterampilan ini berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang.
1. Fleksibilitas (Flexibility)
Life skills yang pertama adalah Fleksibilitas, yaitu tindakan yang berbeda dari
rencana sesuai kebutuhan atau ekspresi kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan
keadaan yang berubah. Fleksibilitas adalah kemampuan individu untuk berpikir, bersikap
dan berbuat secara luwes dalam rangka beradaptasi dengan perubahan yang muncul di
sekitarnya. Fleksibilitas mengharuskan individu untuk menunjukkan kerendahan hati dan
menerima bahwa mereka akan selalu memiliki banyak hal untuk dipelajari – bahkan
ketika mereka sudah berpengalaman. Fleksibilitas sangat penting untuk keberhasilan
jangka panjang individu dalam karier. Mengetahui kapan harus berubah, bagaimana
mengubah, dan bagaimana bereaksi terhadap perubahan adalah keterampilan yang akan
berharga selama hidup seseorang.
Salah satu alasan mengapa fleksibilitas penting yaitu ini bisa menjadi alat untuk
memecahkan masalah. Proyek yang rumit menjadi lebih mudah saat bekerja dengan
anggota tim yang fleksibel, multiskilled, dan adaptif. Mampu beradaptasi dengan
perubahan mendadak artinya mampu bereaksi secara instan terhadap kejadian baru dan
skenario baru tanpa melambat, stres, atau kelelahan. Kelenturan pola pikir dan
keterampilan diri dalam tim akan memudahkan dalam mencapai tujuan bersama.
Keterampilan dalam fleksibilitas dapat dilatihkan dengan mengajak individu belajar
pada proyek yang semakin kompleks sehingga menantang individu untuk mengubah arah
ketika segala sesuatunya tidak terlaksana dengan semestinya (Fadel, 2009). Indikator dari
keterampilan fleksibilitas yang harus dimiliki oleh individu adalah :
a. Beradaptasi dengan beragam peran, tanggung jawab pekerjaan, jadwal, dan konteks
b. Bekerja secara efektif dalam iklim yang tidak menentu
c. Menerima umpan balik secara efektif
d. Menerima pujian, kemunduran dan kritik secara positif
e. Memahami, menegosiasikan dan menyeimbangkan berbagai pandangan dan keyakinan
untuk mencapai solusi yang bisa diterapkan, terutama di lingkungan multi-budaya.
Beberapa tips yang perlu dilakukan untuk menjadi individu yang fleksibel sebagai
berikut:
a. Menerima perubahan
Langkah pertama untuk menguasai kemampuan fleksibilitas adalah memahami
bahwa perubahan itu pasti ada. Perubahan pasti akan terjadi dalam hidup dan dalam
profesi. Menerima kesulitan baru adalah kunci menumbuhkan kemampuan
beradaptasi. Dengan begitu, akan tercipta pola pikir untuk menyelesaikan kesulitan
secara efektif dan menjadi lebih fleksibel. Di sisi lain, perubahan dapat memberikan
pengalaman baru. Namun, hal itu juga bisa meningkatkan stres. Jika kita mampu
mengatasi stres yang dihadapi, pengalaman pribadi dan profesional kita akan terus
meningkat.
b. Lebih percaya diri
Individu akan lebih siap menghadapi masa depan jika memiliki kepercayaan diri
tinggi, termasuk menangani kemungkinan masalah yang ada. Kita harus menentukan
sikap tentang membiasakan diri dengan perubahan. Hal ini perlu dilakukan untuk
meningkatkan rasa percaya diri. Kita harus memiliki kontrol atas apa yang mungkin
terjadi di masa depan, dengan begitu, kita akan mampu mengendalikannya dan tetap
sesuai rencana. Kita bisa mencoba untuk lebih responsif terhadap perubahan dalam
hidup Anda. Hal ini membuat kepercayaan diri meningkat dan menghilangkan
ketakutan akan perubahan tak terduga.
c. Menetapkan tujuan dan menantang diri sendiri
Tips menjadi orang yang fleksibel lainnya yaitu menetapkan tujuan dan
menantang diri sendiri. Perlu diketahui bahwa butuh usaha lebih untuk mencapai
tujuan tertentu. Jadi, pastikan kita konsisten melakukannya dan membuat kemajuan ke
arah sana. Misalnya kita bisa mengambil kuliah magister untuk meningkatkan skill
dan peluang kita mendapatkan promosi jabatan. Hal ini dilakukan agar kita terus
berkembang dan tidak stagnan di zona nyaman.
d. Go extra miles
Untuk menjadi lebih fleksibel, kita harus melampaui batasan kita. Mulailah
dengan menetapkan batasan untuk diri sendiri dan mulai berikan sedikit dorongan
lebih jauh. Pelatihan atau seminar adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi
pembatasan diri. Kita dapat memperkuat kemampuan pemecahan masalah dengan
bekerja sama dengan tim. Keberhasilan mengatasi kendala akan membawa banyak
pelajaran dan wawasan berharga.

2. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wijaya dkk,
2020). Kepemimpinan adalah keinginan seseorang untuk menetapkan tujuan, menuntun
tim melalui langkah-langkah yang diperlukan, dan mencapai tujuan itu secara kolaboratif.
Hal ini berarti bahwa kepemimpinan (leadership) yaitu memotivasi tim untuk mencapai
tujuan.
Maju mundurnya suatu tim tergantung dari kinerja para pimpinan disetiap level,
mengingat kepemimpinan meliputi beragam kualitas dan keterampilan diri maka seorang
pemimpin yang baik adalah orang yang mampu mengatur berbagai tugas, berkomunikasi
secara efektif, dan menciptakan lingkungan kerja tim yang positif. Kekuatan skill
leadership dapat memperlancar seorang pemimpin berhubungan dengan orang lain dalam
membuat keputusan yang produktif, dan memberikan bimbingan yang efektif terhadap
bawahan. Kekuatan profesional dapat mencakup keterampilan atau kualitas yang telah
ditunjukkan, karakteristik atau kemampuan sosial serta seorang pemimpin dapat
mengelola tim secara efektif, memotivasi bawahan, mendelegasikan tugas dan
menggunakan umpan balik untuk meningkatkan level kepemimpinan dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu pemimpin harus memiliki keterampilan interpersonal yang kuat
dan soft skill lainnya seperti mendengarkan secara aktif, memetakan strategi bisnis dan
kemampuan untuk menengahi konflik.
Kepemimpinan merupakan hal penting dalam suatu organisasi sebab kepemimpinan
adalah salah satu kunci vital keberhasilan organisasi dapat tercapai. Semua keputusan,
pergerakan dan laju pembangunan membutuhkan leadership. Alasan penting
mengapa leadership penting adalah sebagai dasar untuk membangun tim yang kuat. Visi
dan misi sebuah tim harus dicapai melalui kerja keras dan membutuhkan bimbingan dari
orang yang memiliki kemampuan dalam mempimpin yang sangat kuat. Dengan kekuatan
leadership yang baik dan kerja sama tim merupakan bentuk yang baik, untuk
menyelesaikan setiap hambatan dan rintangan dapat dihadapi dengan mudah oleh tim.
Kepemimpinan tidak bisa lepas juga dengan berbagai faktor yang harus diperhatikan,
sebagai berikut:
a. Pengaruh
Kemampuan untuk menggunakan pengaruh (influence), yaitu
untuk mempengaruhi semua orang atau bawahan dengan perilaku yang baik dari
seorang pemimpin sebagai atasan sehingga pemimpin cukup berpengaruh pada kinerja
pegawainya. Peran atasan atau pimpinan dalam mengarahkan bawahannyanya menjadi
penting karena dapat mempengaruhi kinerja bawahan. Perlu ditekankan bahwa
pengaruh terhadap bawahan menuju ke arah yang positif
merupakan outcome dari influence yang dimiliki seorang pemimpin, bukanlah output.
Maksudnya adalah pengaruh terhadap pegawai datang tidak secara langsung,
melainkan secara tidak langsung memberikan dampak terhadap produktivitas, ataupun
kinerja bawahan.
b. Gaya
Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan suatu model atau strategi
dalam memimpin suatu tim. Gaya kepemimpinan tersebut ada yang memang bisa
dipelajari sebagai suatu ilmu kepemimpinan, namun dalam pelaksanannya biasanya
sedikit banyak dipengaruhi oleh karakter atau kebiasaan yang dimiliki oleh pemimpin
itu sendiri. Seperti gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya kepemimpinan yang
disesuaikan dengan tingkat kedewasaan bawahan yang akan dipengaruhi pimpinan.
c. Kekuasaan
Seorang pemimpin sering memerintahkan anggota tim atau bawahannya untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan pemberian perintah dan
dilaksanakan oleh bawahannya, berarti pemimpin tersebut telah menggunakan
kekuasaannya dalam organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan kekuasaan
(power) adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan
sesuatu yang diinginkannya karena adanya kewenangan yang dimiliki seseorang
tersebut.
d. Integritas
Dalam integritas (integrity), harus terkandung makna konsistensi antara tindakan
dan nilai, sehingga integritas dari setiap pemimpin menjadi hal yang mutlak sebagai
landasan yang profesional dalam melaksanakan tugas tim dan melayani masyarakat.
Integritas perlu dimiliki oleh setiap pemimpin yang terlibat langsung di dalam
organisasi. Tanpa integritas, organisasi tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien
dalam mewujudkan visi dan misi pelayanannya, hal ini tentunya di dukung oleh
seorang pemimpin yang memiliki jiwa integritas, tanpa adanya integritas dari
pemimpin sebagai pengendali organisasi atau pengarah, maka pemimpin tersebut
cenderung melahirkan proses bisnis yang tidak sehat bahkan menuju perilaku koruptif
yang memiliki dampak jangka panjang terhadap performa kinerja organisasi tersebut.
e. Perubahan
Dalam kepemimpinan sangat penting untuk melakukan perubahan (change), pada
saat yang tepat karena kondisi yang dihadapi selalu berubah setiap waktu. Sebagai
contoh, teknologi yang semakin canggih akan sangat masif digunakan dalam berbagai
proses bisnis, maka banyak sektor yang wajib cakap dalam mengelola teknologi
informasi demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Apabila tidak
melakukan perubahan dengan mengacu pada kondisi sekarang maka kejayaan itu akan
tergerus oleh perkembangan zaman seperti bagaimana mengelola sumber daya
manusia kaum milenial saat ini.
f. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang
mungkin tidak didapat diselesaikan segera. Pemimpin mampu mengambil keputusan
tepat, dan mampu untuk menyelesaikan masalah. Seorang pemimpin, diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ditawarkan oleh bawahan. Untuk itu, peran
pemimpin sangat dibutuhkan untuk mencegah masalah, mengurangi kemungkinan
terjadinya masalah sebelum berubah menjadi lebih besar dan menyelesaikan
masalahnya dan disertai pengambilan keputusan di setiap level kepemimpinan. Dalam
hal ini, pengalaman (experience) dan keterbukaan seorang individu pemimpin akan
memberi banyak keuntungan seseorang mengambil keputusan dalam pemecahan
masalah yang dihadapi.
g. Hubungan antarmanusia
Pemimpin yang efektif memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik,
bagaimana memotivasi teamwork, menangani dan mendelegasikan tanggung jawab,
mendengarkan umpan balik (feedback), dan memiliki fleksibilitas untuk memecahkan
masalah di tempat kerja yang selalu berubah. Seorang pemimpin organisasi harus
memiliki gaya komunikasi kepemimpinan yang tepat agar bisa membawa
organisasinya mencapai tujuannya. Komunikasi kepemimpinan yang baik akan
memastikan tiap anggota organisasi bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.
Disamping memperhatikan beberapa faktor-faktor di atas, seseorang
sebagai leader pada suatu organisasi tentunya dituntut mempunyai sikap yang
mumpuni. Dalam Transformational Leadership, disebutkan ada beberapa jenis leader
berkaitan dengan transformasi pemimpin atau transformational leadership, yaitu:
a. Inspirative / Inspirational Leader artinya sosok pemimpin yang memiliki kemampuan
menginspirasi, yang dapat menyalurkan energi, dan menggerakkan aksi atau perilaku.
b. Visionary Leader artinya menjadi inspirasi hanyalah satu langkah, ada langkah
berikutnya yang harus dimiliki seorang leader yaitu memiliki dan membangun visi
atau dikenal dengan visionary leader. Sebagai visionary leader seorang pemimpin
perlu mengembangkan tiga karakter yaitu risk taking, listening, dan tanggung jawab
untuk mewujudkan.
c. Strategic Leader artinya apa yang perlu dikuasai oleh seorang strategic leader?
Strategic leader atau pemimpin strategis harus paham bahwa pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan membutuhkan pengamatan terhadap situasi dan kondisi yang
ada secara seksama dan mendalam, serta mengadaptasi pendekatan penyelesaian
masalah.
d. Charismatic Leader artinya berbicara karisma seorang pemimpin harus senantiasa
membangun koneksi dan keterlekatan / hubungan erat dengan orang lain terutama tim.
Didalam usaha untuk peningkatan skill leadership perlu dilakukan identifikasi
keterampilan atau kualitas kepemimpinan yang ingin dikembangkan untuk mencapai
tujuan seorang pemimpin. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai
berikut:
a. Menganalisis kualitas kepemimpinan diri sendiri artinya mencari tahu tipe pemimpin
seperti apa yang ada di dalam diri kita, melihat diri kita dari sudut pandang orang lain,
menganalisis kualitas kepemimpinan kita dan mengenali area mana yang perlu
ditingkatkan.
b. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi artinya mampu berdialog secara efektif
dan menjadi pendengar aktif.
c. Memimpin dengan memberi contoh artinya mempunyai inisiatif, menjadi pribadi yang
bertanggung jawab, meningkatkan kemampuan terus menerus dan mempunyai visi.
d. Memfasilitasi kerja sama tim yang baik artinya memberi motivasi kepada orang lain,
menghargai pekerjaan yang dilakukan dengan baik, kooperatif, kompetitif dengan
sehat dan Jadilah orang yang mudah dilihat dan didekati.

3. Inisiatif (Initiative)
Life skills yang ketiga adalah Inisiatif, yaitu memulai program, strategi, dan rencana
sendiri. Inisiatif adalah kemampuan seorang individu untuk mengelola diri baik pikiran,
sikap dan perbuatan dalam rangka memperbaiki diri menjadi lebih baik sekaligus upaya
untuk menyikapi segala hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya tanpa harus menunggu
instruksi. Menurut Youth Employment, kemampuan inisiatif adalah melakukan sesuatu
atau bekerja tanpa harus diberi tahu terlebih dahulu apa yang harus dilakukan. Secara
sederhana, seseorang dengan kemampuan ini sudah pasti banyak akal atau resourceful.
Dengan kemampuan ini, seseorang tidak akan pernah berhenti belajar dan terus berusaha
untuk mengembangkan dirinya. Keterampilan yang berkaitan dengan inisiatif meliputi:
a. Menetapkan tujuan dengan kriteria keberhasilan yang nyata dan tidak berwujud
b. Menyeimbangkan tujuan taktis (jangka pendek) dan strategis (jangka panjang)
c. Memanfaatkan waktu dan kelola beban kerja secara efisien
d. Memantau, menetapkan, memprioritaskan, dan menyelesaikan tugas tanpa
pengawasan langsung
e. Melampaui penguasaan dasar keterampilan dan / atau kurikulum untuk
mengeksplorasi dan memperluas pembelajaran dan peluang sendiri untuk
mendapatkan keahlian
f. Menunjukkan inisiatif untuk menaikkan keterampilan dari tingkat lanjut ke tingkat
profesional
g. Menunjukkan komitmen untuk belajar sebagai proses seumur hidup.
h. Merefleksikan secara kritis pengalaman-pengalaman masa lalu sebagai pembelajaran
untuk kemajuan di masa depan(Fadel, 2009).
Inisiatif hanya muncul secara alami pada orang tertentu. Inisiatif termasuk salah satu
keterampilan yang paling sulit untuk dipelajari dan dilatih. Sehingga perlu ektra dalam
melatih seseorang agar dapat memiliki keterampilan inisiatif. Namun terdapat beberapa
cara meningkatkan kemampuan inisiatif sebagai berikut:
a. Membangun rasa percaya diri
Saat menunjukkan ide dalam tim, terkadang ada rekan tim yang tidak setuju
dengan hal tersebut. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan rasa percaya diri
terhadap idemu agar rasa inisiatif kian tumbuh untuk mewujudkannya.
b. Siap dalam menghadapi tantangan dan peluang
Tantangan dan peluang biasanya muncul tidak terencana, maka kita harus selalu
bersiap untuk kemungkinan tersebut. Saat memiliki persiapan matang, hal tersebut
akan membantu kita mengubah tantangan jadi peluang. Jika siap menghadapi peluang
dan tantangan, timmu atau orang-orang di sekitar akan terinspirasi untuk
meningkatkan kinerjanya. Ini juga bisa menjadi tanda dan bukti bahwa kamu bisa
menghadapi tantangan dan mengubahnya menjadi peluang.
c. Meminta feedback dan kritik membangun
Cara lain yang bisa dilakukan untuk melatih kemampuan inisiatif yaitu dengan
meminta feedback kepada rekan sekitar. Kritik yang membangun akan membantu kita
mengetahui bagaimana mengambil inisiatif yang baik dalam pekerjaan.
d. Bersikap positif
Bersikap positif dapat meningkatkan peluang dan kesempatan dalam hidup, juga
memotivasi orang-orang di sekitarmu. Saat menghadapi sebuah isu, penting untuk kita
menunjukkan sikap positif. Ini akan membuat kita mengambil inisiatif yang lebih baik
dan menyelesaikan masalah dengan lebih tenang.
e. Belajar dari orang lain
Salah satu cara paling mudah untuk melatih kemampuan inisiatif adalah belajar
dari rekan sekitar. Kita bisa mengambil contoh dan belajar mengambil inisiatif dari
rekan yang memiliki high-performance saat mengambil keputusan. Mulai dari metode,
teknik dan bagaimana mereka mengambil inisiatif bisa menjadi contoh yang baik
untuk diri sendiri.
f. Aktif berpendapat
Jika memiliki kepercayaan diri, positif, dan aware dengan sekitar, maka akan
memiliki pendapat juga opini tentang lingkungan sekitar. Salah satu elemen kunci
untuk mengembangkan kemampuan inisiatif yaitu terlibat dalam diskusi,
beraprtisipasi, dan memberi opini tentang bagaimana lingkungan sekitar ataupun
perilaku kamu yang bisa ditingkatkan.

4. Produktivitas (Productivity)
Meski pada dasarnya istilah produktivitas ini sering digunakan dalam aktivitas
pekerjaan dan juga kegiatan produksi, tetapi hal ini juga sangat berkaitan dengan aktivitas
sehari-hari. Produktivitas bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki untuk bisa
menghasilkan suatu daya dalam berproduksi. Pengertian produktivitas menurut Sinungan
yaitu merupakan relasi antara hasil fisik maupun hasil nyata yang berupa barang atau
jasa, dengan mendapatkan masukan yang sesungguhnya. Sementara menurut Brown dan
Ghiselli, produktivitas itu jika dilihat dari dua segi ada output dan hilangnya waktu. Jika
dilihat dari output maka produktivitas ini memiliki dua aspek yakni kualitas dan jumlah,
sementara jika dipandang dari segi hilangnya waktu maka produktivitas ini sebagai alat
untuk mengukur produktivitas kerja. Dalam hal peningkatkan kualitas diri, pengertian
produktivitas memiliki maksud yang berbeda. Produktivitas bisa diartikan sebagai sikap
mental yang mempunyai semangat tinggi dengan tujuan melakukan sebuah perubahan
atas sesuatu, sehingga bisa mempengaruhi pandangan. Adapun indikator dari
keterampilan produktivitas adalah :
a. Mengatur dan mencapai tujuan, bahkan ketika menghadapi kendala dan tekanan,
b. Memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola pekerjaan untuk mencapai hasil
yang diharapkan,
c. Berusaha menghasilkan karya yang memiliki atribut tambahan dan kualitas tinggi,
d. Bekerja secara positif dan etis,
e. Mengelola waktu secara efektif dan efisien,
f. Dapat diandalkan,
g. Bertindak secara profesional,
h. Mampu bekerjasama dalam tim,
i. Menghargai keragaman dan
j. Bertanggung jawab terhadap hasil (Redhana, 2019).
Pada dasarnya apabila ingin memiliki waktu yang produktif maka ada beberapa
faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja dan waktu seseorang. Berikut ini
yang merupakan beberapa faktor yang dijadikan sebagai penentu produktivitas seseorang:
a. Pengetahuan
Pengetahuan ini merupakan hasil dari rasa keingintahuan yang didapatkan dari
proses pendidikan. Sementara proses pendidikan itu bisa didapatkan secara formal
ataupun non formal dimana hal ini bisa memberi masukan bagi setiap orang ketika
berusaha memecahkan masalah dalam menyelesaikan pekerjaan. Pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap orang tentu sangat berbeda-beda. Semakin tinggi pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi pula produktivitas kerja dan
waktunya.
b. Kemampuan
Kemampuan ini bisa dibentuk melalui kompetensi yang ada, serta bisa sebagai
pendukung keterampilan dan juga pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pada
dasarnya kemampuan seseorang bisa didapatkan secara alamiah dan juga bisa karena
keinginan dari orang tersebut. Contohnya apabila seseorang memiliki kemampuan
dalam hal membuat kendaraan, maka dengan demikian mereka berarti mempunyai
pengetahuan dalam hal pembuatan mobil. meskipun sebenarnya kemampuan ini terjadi
secara alami, akan tetapi tetap bisa diusahakan.
c. Keterampilan
Setiap orang pasti memiliki keterampilan di bidang masing-masing yang
dikuasainya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan yang dimiliki. Perlu
diketahui bahwa keterampilan itu lebih bersifat teknis dalam penyelesaian pekerjaan.
Meskipun pada dasarnya kemampuan dan keterampilan itu sama, akan tetapi
keterampilan ini bisa didapatkan dengan mencoba berbagai hal yang berkaitan dengan
inovasi sehingga akan lebih terasah dengan baik. Hal ini tentu membuat produktivitas
semakin meningkat pula. Karena dari inovasi Itulah orang-orang bisa mendapatkan
skill atau keterampilan dengan sangat efektif.
d. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan sesuatu yang sudah terpola dan selalu rutin dilakukan oleh
seseorang, sehingga mempunyai nilai positif yang dikandungnya. Kebiasaan ini
merupakan salah satu hal yang bisa digunakan untuk menilai produktivitas seseorang.
Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dimana ada nilai positif tersendiri
di dalam segala sesuatu yang dilakukannya. Perlu diketahui bahwa produktivitas
seseorang itu akan muncul ketika mempunyai kebiasaan yang digunakan untuk
melakukan perbaikan diri serta lingkungan. Hal tersebut perlu dilakukan secara terus
menerus dengan berharap menjadi lebih baik.
Sering kali kita merasa sedang tidak produktif. Hal ini bisa terjadi karena banyak
faktor, seperti mood, distraksi dari luar, dan sebagainya. Produktivitas ternyata bisa
ditingkatkan dengan berbagai cara sederhana yang selama ini ternyata tidak kita sadari.
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba agar merasa lebih produktif sebagai berikut:
a. Multitasking menurunkan produktivitas
Melakukan hal bersamaan dalam satu waktu ternyata tidak menyelesaikan apa-apa
dan malah membuatmu lelah. Kamu tidak fokus dengan hal yang kamu kerjakan dan
malah membuat produktivitas menurun. Earl K. Miller, seorang profesor neuroscience
di Massachusetts Institute of Technology menyatakan bahwa multitasking merupakan
hal yang mustahil untuk dilakukan oleh manusia. Maka dari itu, fokuslah pada satu
hal, selesaikan, dan baru berpindah ke pekerjaan lainnya. Selain itu, multitasking juga
bisa membuat dirimu melakukan banyak kesalahan dan pada akhirnya kreativitas
menurun.
b. Buat to-do-list
Meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan membuat atau mencatat to-
do-list. Usahakan untuk menyelesaikannya satu per satu sehingga kamu bisa fokus
dalam mengerjakannya. Tulislah sesuai dengan urutan prioritas mana yang harus
dikerjakan dalam hari tersebut. Ingat, dalam menulis to-do-list kamu harus tetap
rasional untuk menentukan goals dan tugas yang akan diselesaikan. To-do-list akan
membantu kamu tetap berada di jalur dengan hal-hal yang kamu kerjakan. Hindari
untuk terlalu memaksakan untuk menyelesaikan pekerjaan di hari yang sama, hal ini
akan membuatmu bekerja di luar kemampuan. Buatlah tugas menjadi poin-poin kecil,
spesifik, dan sederhana untuk membantumu mengukur sampai di mana batas
kemampuanmu.
c. Bersihkan meja kerja
Agar tetap nyaman dan tidak terditraksi saat bekerja, rapikan dan bersihkan meja
kerjamu. Kertas-kertas yang menumpuk sekian lamanya akan membuatmu tidak
nyaman dalam bekerja. Letakkan kertas di atas meja kerjamu sesuai dengan project
yang kamu kerjakan saat itu. Agar mejamu tetap bersih dan rapi, siapkan waktu lebih
kurang lebih 15 menit sebelum bekerja untuk menyortir apa saja yang kamu butuhkan
hari itu.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)


Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi sosial dengan
individu lain yang memiliki perbedaan kondisi sosial dengan individu itu sendiri.
Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang
lain (misalnya mengetahui saat yang tepat untuk mendengarkan dan berbicara, dan
bagaimana memperlakukan diri secara hormat, secara profesional), bekerja secara efektif
dalam sebuah tim yang memiliki anggota beragam (misalnya menghormati perbedaan
budaya dan berkolaborasi dengan orang-orang yang berasal dari berbagai kondisi sosial
dan latar belakang budaya), berpikiran terbuka terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang
berbeda, dan menggunakan perbedaan sosial dan budaya untuk menghasilkan ide-ide,
inovasi dan kualitas kerja yang lebih baik (Zubaidah, 2016). Indikator dari keterampilan
interaksi sosial dan budaya adalah :
a. Berinteraksi secara efektif dengan orang lain
 Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mendengar dan kapan berbicara
 Berperilaku dengan terhormat dan profesional
b. Bekerja secara efektif dalam tim yang beragam
 Menghormati perbedaan budaya dan berkerja secara efektif dengan orangorang dari
berbagai latar belakang sosial dan budaya
 Merespon perbedaan ide dan nilai dengan pikiran terbuka
 Memanfaatkan perbedaan sosial dan budaya untuk menciptakan ide-ide baru dan
meningkatkan inovasi dan kualitas pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Adieb, Maulana. 2023. Kemampuan Inisiatif: Arti, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya.
Diakses pada 25 Mei 2023 dari https://glints.com/id/lowongan/kemampuan-inisiatif/

Aji, Darmawan. 2018. Pengertian Produktivitas Kerja Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup.
Diakses pada 25 Mei 2023 dari https://darmawanaji.com/pengertian-produktivitas/

Dewantara, Angger. 2022. Meningkatkan Level Leadership Seorang Pemimpin. Diakses pada 25
Mei 2023 dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15086/Meningkatkan-level-
leadership-seorang-pemimpin

Fadel, C. (2009). 21st Century Skills Learning for Life in Our Times. San Francisco: Jossey-
Bass.

Jessica, Chrissila. 2022. Produktivitas Kerja: Apa Itu dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?.
Diakses pada 25 Mei 2023 dari https://glints.com/id/lowongan/meningkatkan-
produktivitas-kerja/

Manystighosa, Annissa. 2022. Fleksibilitas dalam Pekerjaan, Pentingkah? Ini 7 Manfaatnya.


Diakses pada 25 Mei 2023 dari https://www.kitalulus.com/bisnis/fleksibilitas-adalah

Muhali. (2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke-21. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: ESaintika, 3(2), 25–50.

Profil Siswa Abad 21. (2020). Diakses pada 25 Mei 2023 dari https://yunandra.com/profil-siswa-
abad-21/

Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21 dalam Pembelajaran Kimia.


Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 2239–2253.

Wijaya, I Komang Wisnu Budi, Ni Wayan Sri Darmayanti, Ni Made Muliani. (2020).
Pengembangan Keterampilan Hidup dan Karir Siswa dalam Rangka Peningkatan Mutu
Lulusan Sekolah Dasar. Jurnal Penjaminan Mutu, 6(2), 171-181.

Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan Melalui


Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan. Sintang.

Anda mungkin juga menyukai