Anda di halaman 1dari 17

EKSPEDISI PENERAPAN MATERI

MOUNTENERING
DI KAWASAAN KONSERVASI GUNUNG
TALAGA BODAS

Ayuni Putri Arini

NTAH-20-008-002 CA

Castha Auriga
Latar Belakang Masalah
1995
Bapak H.Ade Darmo
dengan dilandasi minat, bakat serta kepedulian beliau 2005
terhadapat alam dan lingkungan dirintis kembali oleh saudara bapak Imam
dan kawan-kawan,

pradiksar diklatrsar

Olahraga
1 april 2012 00.01 WIB di 2.818
Lingkungan Hidup
Gunung Hutan
Rock Climbing mdpl
Dirintis kembali oleh
1. Jajang rosadin
Mabim 2. Kiki lestari
mabim season/ 3. Dias
pengembaraan
4. Muhlisul miftah
5. Ridho dermawan
dan dikukuhkan secara resmi
pada 09 oktober 2014
“Mendaki gunung merupakan suatu olahraga keras
penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan
keterampilan, Kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi.
Bahaya dan seakan hendak memngungguli merupakan daya trik dari kegiatan ini″.

-Anton sujarwo:2019 “dunia batas langit”-


EKSPEDISI PENERAPAN MATERI
MOUNTENERING
DI KAWASAAN KONSERVASI
GUNUNG TALAGA BODAS
Ekspedisi adalah Perjalanan penyelidikan ilmiah di di suatu daerah
yang kurang di kenal
Gunung talaga bodas atau Talaga bodas yang dapat di artikan dengan
bahsa Indosnesia yaitu ″Danau Putih″, Gunung Talaga bodas
merupakan gunung stratavolcano yang terdapat di daerah Garut-
Jawa Barat. Gunung ini terbentuk dari lava andesit dan pirokklasik.
Gunung talaga bodas berada di ketinggian 2201 mdpl sedangkan
talaga bodas sendiri berada di ketinggian 1512 mdpl. Luas cagar alam
gunung talaga bodas 258,05 Ha dan taman wisata alam talaga bodas
27,88 Ha.
Hutan yang berada di daerah kawasan konservasi gunung talaga
bodas merupakan hutan hujan tropis pegunungan tinggi yang
memiliki ketinggian diantara 1.500 mdpl - 2.400 mdpl ini bisa disebut
juga lower mountain forest.
Dalam melaksanakan ekspedisi ini saya dan pembimbing melakukan
jenis pendakian alphine style
Flora dan Fauna
Puspa (Schima walichii), Huru (Litsea angulata), Pasang (Quercus sp.),
Manglid (Magnolia sp.), diantaranya : Rotan (Callamus sp.), Amis mata
(Ficus querifolia), Kasungka (Gnetum neglatum), Benalu (Diplazium
asculeuntum), Anggrek bulan (Phalaenopsis ambilis).
Mencek (muntiacus Muntjak), Kera ekor panjang (Macaa fascicularis),
Macan tutul (Panthera pardus), Babi hutan (susvitasus), Musang
(Paradoxurus hermaproditus), Tupai (Calosciurus notatus) dan Trenggiling
(Manis javanica), sedangkan untuk jenis aves yang dominan puyuh (Turnix
sp.). Cinenen (DIchame trocieum), Elang (Haliastur indus), Kutilang
(Pycnonotus goiavier) dan tekukur (Streptopelia chinensis).
Rumusan Masalah

01
Apa saja alat yang digunakan dalam
penebasan menggunakan metode
02
navigasi?
Bagaimana langkah-langkah dalam penebasan
menggunakan metode navigasi penerapan di
gunung talaga bodas?

03
Bagaiman potensi untuk penerapan survival di
kawasan konservasi gunung talaga
bodas?
Alat-alat yang di butuhkan dalam ekspedisi penebasan

Kompas bidik Ramer


Kompas orienteering Alat tulis
Peta topografi Tramontina
Protactor Rapia (String land)
langkah-langkah dalam penebasan menggunakan metode navigasi
penerapan di gunung talaga bodas

01 02 03

Orientasi Orientasi Resection


Peta medan
menyamakan kedudukan antara  kemampuan dalam mengenali mencari tanda-tanda alam yang ada di
utara sebenarnya pada peta tanda-tanda alam yang ada di daerah sekitar kamu kemudian
temukan atau samakan dengan yang
dengan utara kompas (magnet). lapangan dan mencocokannya
ada di peta, minimal ada dua buah
dengan peta tanda alam. Kemudian beri tanda pada
peta.
langkah-langkah dalam penebasan menggunakan metode navigasi
penerapan di gunung talaga bodas

04 05 06

Protactor Tentukan posisi kita di Mengunci kompas


peta
Memindahkan sudut bidikan Potongan garis yang ditarik dari Kunci kompas ke aras utara
yang didapat ke peta dan hitung sudut-sudut pelurus sebenarnya mengikuti jalur tuuan
garis pelurusnya menggunakan (menggunakan protactor) kita di peta
protactor
langkah-langkah dalam penebasan menggunakan metode navigasi
penerapan di gunung talaga bodas

07 08 09

Pilih medan Tanda jejak Tracking

Membuat jalur yang lebih aman Menyiapkan rapia untuk Mulai bergerak dan melakukan
dengan membaca kontur medan membuat tanda jejak atau penebasan menggunakan
di peta petunjuk arah. tramontina apabila jalan yang
akan di lewati terhalang oleh
semak atau pohon kecil.
langkah-langkah dalam penebasan menggunakan metode navigasi
penerapan di gunung talaga bodas

10 11

bergerak menggunakan Kompak


badui
Leader (penebas), Compaser, Di setiap jalan yang dilewati tidak
pembaca peta, dan notulen lupa memasang jejak jalan guna
petunjuk jalan pulang.
Potensi survival di kawasan konservasi gunung talaga bodas

Kawasan konservasi gunung talaga bodas mempunyai karakteristik hutan hujan tropis rendah yang artinya di
dalam hutan tersebut masih terdapat flora fauna. Sebenarnya dimanapun kita ketika dalam keadaan
darurat harus bertahan hidup (survival). Sesuai dengan ekspedisi dan penelitian saya menemukan
potensi survival di kawasan tersebut. Mengingat ada 5 hal utama yang harus di perhatikan dalam
survival yaitu; bivak, air, api, makanan dan komunikasi. Semua potensi survival ada di kawasan
konservasi gunung talaga bodas. Dengan kerimbunan hutan dan termasuk hutan jhujan tropis sangatlah
mudah membuat bipak karna terdapat banyak unsur untuk di jadikan sebuah bivak. Tetapi selama
dalam perjalanan penebasan saya tidak menemukan potensi untuk di jadikan bivalk alami seperti goa,
cekungan dll. Kemudian sumber air terdapat dalam kawasan itu dan saya menemukan saluran pipa air
di titik peristirahatan yaitu pada titik 07◦12″44’ LS dan 108◦3″28’ BT. Untuk perapian tidak ada sejenis
rotan bambu yang akan memudahkan dalam pembuatan perapian, disini mebutuhkan ekstra dalam
pembuatan perapian. Selain itu sumber makanan adalah hal peting, selama penebasan saya hanya
menemui dari botani yaitu begonia genus dan daun paku (pteridophyta). Tetapi dari zologi saya tidak
menemukan apapun.
kesimpulan
Survival berarti beradaptasi dengan
segala masalah dan navigasi darat berarti
mampu menemukan jalan keluar dari
segala masalah
Saran
pelaksanaan ekspedisi penebasan ini dilakukan
oleh lebih dari 3 orang, mengingat dalam
kegiatan di alam ini memerlukan mental dan
fisik yang kuat.
Terimakasih

Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam


pembuatan karya tulis ilmiah ini, tidak lupa penulis meminta
maaf atas kekurangan dalam penelitian ini. Penulis berharap
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan karya
tulis ilmiah ini.
Teruntuk orangtua, senior himalaya, sodara castha auriga
terimakasih karna telah mendukung dalam setiap langkah di
organisasi HIMALAYA.

Ayuni putri arini


nyimas
Dokumentsi

Anda mungkin juga menyukai