Anda di halaman 1dari 23

KUTIPAN

•Pengertian kutipan
•Macam-macam kutipan
•Cara mengutip
•Tanggung jawab penulis
KUTIPAN
Dalam penulisan-penulisan ilmiah (artikel ilmiah,
karya-karya tulis, skripsi, thesis, disertasi) seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegasan isi
uraian atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.
APA ITU KUTIPAN ?
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari
seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang
terkenal, baik terdapat dalam buku-buku atau
majalah-majalah
FUNGSI KUTIPAN
Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber data.
4. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
5. Meningkatkan estetika penulisan.
6. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan
referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah
yang  terkait dengan data pustaka.
JENIS KUTIPAN
Menurut jenisnya ada 2 jenis kutipan:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung (kutipan isi)
JENIS KUTIPAN
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat
demi kalimat dari sebuah teks asli

Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat


seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti
sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut atau kutipan
yang dilakukan terhadap suatu kalimat dengan cara
mengemukakannya melalui bahasa pengutip.
PERBEDAAN

Kutipan langsung menggunakan tanda


kutip, sedangkan kutipan tak langsung
tidak menggunakan tanda kutip
PRINSIP-PRINSIP MENGUTIP
1. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh
mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang
menganggap perlu ada perubahan secara teknik,maka harus ada
keterangan.

Misalnya: Dalam naskah aslinya tidak ada kalimat yang


diletakkan dalam huruf miring atau garis bawah, tetapi kemudian
oleh penulis dengan pertimbangan tertentu ada kata-kata atau
bagain kalimat tertentu diberi huruf tebal, huruf miring.
Kemudian penulis harus memberi keterangan dalam tanda segi
empat [….]. Misalnya: [huruf miring dari saya, penulis]
2. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan,
entah dalam ejaan maupun dalam ketatabahasaan, penulis
tidak boleh memperbaiki kesalahan itu. Ia hanya mengutip
bagaimana adanya. Penulis diperkenankan mengadakan
perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut dengan
memberikan kurung segi empat […]. Misalnya, kita tidak
setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan
singkat: [sic!]. Kata sic! Menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.

Contoh: “Demikian juga dengan data bahasa yang lain


dalam karya tulis ini kami selalu berusaha mencari bentuk
kata yang mengandung makan [sic!] sentral/distribusi yang
Kata makan seharusnya adalah makna , namun
penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan
itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan
dan ia sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya.
3. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan diperkenankan pula menghilangkan
bagian bagian tertentu dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan
perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya.
Penghilangan biasanya dinyatakan dengan
mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur
yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah
kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan
sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu.
CARA – CARA MENGUTIP
Kutipan langsung

A. Pada kutipan yang berisi kurang dari 40 kata dan


nama penulis disebutkan pada bagaian awal.
 Nama penulis ditulis secara lengkap dengan diikuti
tahun terbit dan nomor halaman dalam tanda
kurung.
 Kutipan langsung ditulis diantara tanda kutip (“...”)
sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama.
Contoh
Hari Poerwanto (2010: 139) menyatakan,
“Perubahan suatu lingkungan dapat pula
mengakibatkan terjadinya perubahan
kebudayaan”.
B. Pada kutipan yang berisi kurang dari 40 kata dan
nama penulis disebutkan pada bagaian akhir.
 Kutipan langsung ditulis diantara tanda kutip (“...”)
sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama.
 Nama akhir penulis ditulis dengan diikuti tahun
terbit, tanda titik dua, dan nomor halaman dalam
tanda kurung.
Contoh
Seorang ahli antropologi menyatakan,
“Perubahan suatu lingkungan dapat pula
mengakibatkan terjadinya perubahan
kebudayaan” (Poerwanto, 2010:139).
C. Pada kutipan yang berisi 40 kata atau lebih
 Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda
kutip;
 Ditulis terpisah dari teks yang mendahului
 Kutipan ditulis menjorok ke depan 1,2 cm dari
margin kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi
tungggal.
Contoh
Dalam perspektif budaya Jawa, ada anggapan bahwa semua
hubungan di dalam masyarakat itu tersusun atas dasar
aturan-aturan yang bersifat hierarki. Hal itu tampak pada
prinsip hormat dan sungkan sebagai berikut.
Dalam prinsip hormat, hubungan antara seorang
individu dan individu lain akan dinilai baik dan sopan
kalau dilakukan secara tidak langsung atau ada jarak.
Bahasa Jawa bentuk krama atau halus adalah bahasa
yang dipakai untuk memenuhi tuntutan kesopanan
(Purwanto, 2012: 24)
Kutipan tidak langsung

 Ditulis terpadu dalam teks.


 Tidak ada tanda kutip yang menyertainya.
 Nama penulis dari sumber dapat di tempatkan di
awal kutipan (dengan disertakan tahun terbit dan
nomor halaman dalam tanda kurung) atau di akhir
kutipan (diikuti tahun dan nomor halaman yang
semuanya berada dalam tanda kurung).
Contoh

Hari Poerwanto (2010: 235) menyatakan bahwa


gejala pertumbuhan dan perkembangan kota yang
amat cepat menyebabkan timbulnya berbagai masalah
benturan sistem nilai budaya.
Atau
Gejala pertumbuhan dan perkembangan kota yang
amat cepat menyebabkan timbulnya berbagai masalah
benturan sistem nilai budaya (Poerwanto, 2010: 235).
NAMA PENGARANG DALAM KUTIPAN
1. Nama pengarang pada awal kutipan.
Hari Poerwanto (2010: 139) menyatakan, “.........

2. Jika nama pengarang pada akhir kutipan


a. Jika hanya satu pengarang
jika nama pengarang adalah Hari Poerwanto, ditulis: (Poerwanto,
2010:139).
b. Jika ada dua pengarang, perujukan dapat dilakukan dengan cara
menyebutkan nama akhir kedua pegarang tersebut.
Jika nama pengarang adalah Martin Ramstedt dan Fadjar Ibnu
Thufail, ditulis:
(Ramstedt dan Thufail, 2002: 205) atau
Ramstedt dan Thufail (2002: 205)
3. Jika nama pengarang lebih dari dua orang
Jika nama pengarangnya adalah Iman Budi Santoso,
Wijank Yulianto, Iqbal Rahmadian, Metta Dharma, dan
Irman Munandar, ditulis: (Santoso dkk, 2001: 35) atau
Santoso, dkk (2001: 35)

4. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang


dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan,
nama dokumen yang menerbitkan atau nama
koran/majalah yang memuatnya. Jika nama penerbitnya
adalah Yayasan Sapa Air, ditulis:
(Yayasan Sapa Air, 2010)
5. Untuk Karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara
menyebutkan nama pengarang aslinya. Jika nama pengarang
buku asli adalah Eduard Douwes Dekker, nama penerjemah
buku adalah Inggrid Dwijani, ditulis:
(Dekker, 2014: 567)

6. Rujukan dari dua sumber yang berbeda dan ditulis dua


pengarang yang berbeda. Jika nama pengarang buku pertama
adalah Gorys Keraf nama pengarang buku kedua adalah Abdul
Chaer, ditulis
(Keraf, 2006: 54; Chaer, 2010: 765).
Tanggung Jawab Penulis
Harus diingat bahwa kutipan itu dapat dibuat sekurang
kurangnya untuk dua tujuan yang berlainan:
1. Kutipan dibuat untuk mengadakan sorotan, analisa,
atau kritik
2. Kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian.

Anda mungkin juga menyukai