Anda di halaman 1dari 9

ASKEP CEDERA DADA DAN ORGAN DALAM DADA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
•MASITAH NINGSIH 1911085
•NUR ADYA NINGSIH 1911107
•DIAN AGUSTIANA 1911040
•IKHWANI SOVIA 1911067
•MIFTA AULIA SARAGIH 1911091
•FITRIANI BR. SIHOMBING 1911055
•CHIENGLEE MANALU 1911021
•RAZUA PRADANA 1911127
•LORENTINA SIMANJUNTAK 1911081
•NOVITA CAHYA PRATIWI PILIANG1911106
•RAHMIZA
•SITI NURAINI BR SIJABAT
•WULANDARI DAMANIK
DOSEN PENGUJI :
Ns. PITRIANI,S.Kep, M.Kep ( PA )
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK
PAKAM
T.A 2021/2022
A.Definisi

Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional


(Dorland, 2002).Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001).Trauma adalah penyebab
kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan
alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus
serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).Trauma dada
adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade
jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematopneumothoraks.
Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul.Di dalam toraks terdapat dua organ yang
sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru
sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi
benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan
atau bahkan kerusakan.
.
B. ETIOLOGI

Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah


jantung.
Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau
sponta.
Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada)
;iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi
dengan tekanan positif).
C. Patofisiologi
Tusukan/tembakan ; pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, ,spontan
Trauma dada
1. Tamponade jantung Perdarahan dalam perikardium Nyeri akut Pengaliran
darah kembali ke atrium Lambat tertolong dapat menyebabkan kematian.
2. Hematotoraks Perdarahan/syok Ketidakefektifan pola napas
3. Pneumothoraks Udara masuk kedalam rongga pleural Udara tidak dapat keluar
Tekanan pleura meningkat.
1,2, & 3 dapat menyebabkan Ketidakefektifan pola napas
D. Manifestasi Klinis
1. Tamponade jantung :
• Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung.
• Gelisah.
• Pucat, keringat dingin.
• Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).
• Pekak jantung melebar.
• Bunyi jantung melemah.
• Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.
• ECG terdapat low voltage seluruh lead.
• Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, 1995).
2. Hematotoraks :
• Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD.
• Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
3. Pneumothoraks :
• Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
• Gagal pernapasan dengan sianosis.
• Kolaps sirkulasi.
• Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama
sekali.
• pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
• Jarang terdapat luka rongga dada, walaupun terdapat luka internal hebat seperti aorta yang ruptur. Luka tikaman dapat
penetrasi melewati diafragma dan menimbulkan luka intra-abdominal (Mowschenson, 1990).
•E. Komplokasi
• Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
• Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema pembedahan.
• Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur klep jantung.
• Pembuluh darah besar : hematothoraks.
• Esofagus : mediastinitis.
• Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal (Mowschenson, 1990).
F. Pemeriksaan Penunjang

•Bila pneumotoraks < 30% atau hematothorax ringan (300cc)


terap simtomatik, observasi.
•Bila pneumotoraks > 30% atau hematothorax sedang (300cc)
drainase cavum pleura
dengan WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengan
continues suction unit.
• Pada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali
harus dipertimbangkan
thorakotomi
•Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui
drain lebih dari 800 cc
segera thorakotomi.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan  yang dapat dilakukan untuk menangani
pasien trauma thorax, yaitu :
•Primary survey. Yaitu dilakukan pada trauma yang
mengancam jiwa, pertolongan ini dimulai dengan
H. Pencegahan
Pencegahan trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari
faktor penyebab nya, seperti menghindari terjadinya trauma yang
biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi
berupa trauma tumpul serta menghindari kerusakan pada dinding thorax
ataupun isi dari cavum thorax yag biasanya disebabkan oleh benda tajam
ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat thorax akut.

I. Therapy
•Chest tube / drainase udara (pneumothorax).
•WSD (hematotoraks).
•Pungsi.
•Torakotomi.
•Pemberian oksigen.
•Antibiotika.
•Analgetika.
•Expectorant
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai