Anda di halaman 1dari 69

TRAUMA THORAX

Pembimbing : dr Yuswardi . SpB, FinaCs., MHKes

Vicky Amalia 2012.061.06


Bimo Prakasa 12100113047
Tika Nurfadilla 2010730106

Kasus
IDENTITAS

Nama

: Tn. Y

Usia

: 18 tahun

Alamat

: Muara Baru, Penjaringan

Tanggal masuk : 11 Oktober 2014 pukul 04.00


Tanggal operasi : 12 Oktober 2014 pukul 09.00

PRIMARY SURVEY
A= Artikulasi baik, obstruksi (-), stridor (-)
B= RR 28x/menit, kesan kanan tertinggal
C= TD 100/70, N 87x/menit TKP
D= GCS 15 (E4M6V5)
E= Suhu 36,9C

= -

M = P

= -

= 12 jam SMRS

= Luka bacok

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


30 menit SMRS, pasien tertusuk dengan clurit dari arah
belakang pada daerah pinggang atas sebelah kanan,
VAS 6-7, perdarahan aktif dari luka walaupun sudah
dilakukan pembalutan dan ditekan menggunakan baju.

Pasien

mengeluhkan

sesak,

namun

tidak

terlalu

mengganggu, sesak dirasakan terutama ketika menarik


napas panjang, yang juga disertai rasa nyeri pada luka.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat Diabetes Melitus disangkal

Riwayat asma disangkal


Riwayat operasi sebelumnya disangkal
Riwayat alergi obat disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 100/70


Laju nadi : 87x/menit
Laju napas : 28x/menit
Suhu : 36,9

PEMERIKSAAN FISIK
PF Generalisata :

Kepala : normocephali, deformitas (-)


Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
bulat isokor diameter 3mm/3mm, Rc +/+

Rongga mulut : mukosa oral basah, tonsil T1/T1,


hiperemis (-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea
midklavikularis sinistra

Perkusi :
batas atas jantung di ICS III linea midklavikularis sinistra

batas kanan jantung di ICS IV linea parasternal sinistra


batas kiri jantung di ICS IV linea midklavikularis

Auskultasi

sinistra

: Bunyi jantung I & II regular, murmur (-),

gallop (-)

Paru :
Inspeksi :
gerakan napas kesan kanan tertinggal

Palpasi :
gerakan napas kanan tertinggal, stem fremitus melemah
pada basal paru kanan

Perkusi : Hipersonor pada lapang paru kanan.

Auskultasi :
suara napas melemah pada basal paru kanan,
rhonki -/-,

wheezing -/-

10

Abdomen:
Inspeksi

: tampak datar

Palpasi

nyeri tekan disertai defans muscular pada regio perut


kanan atas

Perkusi

: timpani di semua regio

Auskultasi

: Bising usus (+) 5x/menit

Punggung : Nyeri pada daerah luka

Ekstremitas : tungkai bawah -> akral hangat, CRT < 2


detik

11

STATUS LOKALIS

Terdapat vulnus scissum a/r ICS 10 lumbal dextra panjang 10


cm lebar 3cm dan kedalaman > 5cm. dengan dasar luka
organ, tepi luka rata, perdarahan aktif +

12

DIAGNOSIS KERJA
Laki-laki usia 18 tahun dengan vulnus scissum, simple
pneumothoraks dextra

13

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG abdomen

Xray Thorax
Pemeriksaan Darah

darah rutin ( hb, ht, leukosit, trombosit, eritrosit )


fungsi hati, ( sgpt ,sgot )
fungsi ginjal, ( ureum, creatinin )
elektrolit ( na, kalium, clorida, calsium )
waktu perdarahan dan pembekuan ( bt , ct )
golongan darah

14

TATALAKSANA
Loading IVFD RL 1000 cc secepatnya
Psang kateter urine
Hecting situasional 3 jahitan
Ketorolac 3 x 30 mg IV
Ceftriaxone 2 x 1 gram IV
Omeprazol 2 x 40 mg IV
TTV per jam, UO per jam
Pro pemasangan chest tube

15

TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMA THORAX

16

THORAX
antara leher - abdomen
Dipisahkan dari abdomen oleh diafragma
Dindingnya terbentuk dari tulang dan jaringan
lunak

Tulang:
thoracic cage (tulang iga, columna vertebralis
torakalis, & sternum),

tulang clavicula,
Tulang scapula

Jaringan lunak:
otot,
p.darah intrerkostalis dan torakalis interna.

17

RANGKA RONGGA THORAKS

Sternum
12 vertebra torakalis
12 pasang iga +

tulang rawannya.

18

OTOT-OTOT DINDING THORAX

Muskulus utama dinding anterior


toraks:
M. Pektoralis mayor
M. Pektoralis minor

19

OTOT-OTOT DINDING THORAX


Muskulus dinding posterior
toraks:
M. latisimus dorsi
M. Trapezius
M. rhomboideus,

20

PERNAPASAN

Inspirasi :
M.External intercostal
M. internal intercostal
Diafragma

Oot-otot pernafasan tambahan


m. Scalene
m. sternocleidomastoideus

21

PLEURA
1. Pleura viseralis:
melapisi paru dan
sifatnya tidak sensitive

2. Pleura parietalis:
dinding toraks dan
diafragma

nerve ending nyeri


saat cedera.

22

ISI RONGGA THORAX

Isi rongga thorax:

Jantung dan pembuluh


darah

Paru-paru dengan
bronkusnya

Trakea
Esofagus

23

TRAUMA
1. Primary survey
2. Resusitasi

3. Secondary survey
4. Evaluasi diagnostik

5. Definitive care

24

TRAUMA
Primary survey (ABCDE)
Airway dengan kontrol servikalis ( cervical spine control)
Nilai kelancaran jalan napas
Nilai ada tidaknya obstruksi jalan nafas di orofaring serta retraksi supraklavikular.
chin lift atau jaw thrust.

25

TRAUMA
Primary survey (ABCDE)
Breathing dan ventilasi

Auskultasi: memastikan masuknya udara kedalam paru.

Perkusi: menilai adanya udara atau darah dalam rongga

pleura

Inspeksi dan palpasi: memperlihatkan kelainan dinding dada

yang mngkin menggangu ventilasi

Identifikasi: tension pneumo-thorax, flail chest dengan


kontusio paru dan open pneumothorax

26

TRAUMA
Primary survey (ABCDE)
Circulation dengan kontrol perdarahan
Mengenai volume darah, cardiac output, dan pendarahan

Penemuan klinis sbg informasi hemodinamik


1.

Tingkat kesadaran

2.

Warna kulit:

3.

Nadi tekana darah

Perdarahan luar balut tekan

27

TRAUMA
Primary survey (ABCDE)
Disability (evaluasi neurologis)
GCS : Alert, respon terhadap rangsangan Vokal (suara), respon terhadap rangsang nyeri
(Pain), unresponsive (tidak ada respon).

Eksposure/kontrol lingkungan.
Penderita harus dibuka pakainnya dengan memperhatikan keadaan penderita agar tidak
terjadi hipotermia.

28

KLASIFIKASI
TRAUMA THORAX
Trauma Tembus

Trauma Tumpul

1 Pneumothoraks terbuka

1. Tension pneumothoraks

2 Hemothoraks
3 Trauma tracheobronkial
4 Contusi Paru
5 Ruptur diafragma
6 Trauma Mediastinal

2. Trauma tracheobronkhial
3. Flail Chest
4. Ruptur diafragma
5. Trauma mediastinal
6. Fraktur kosta

29

THORAX MEKANISME
TRAUMA THORAX
Akselerasi
akibat langsung dari penyebab trauma.

Deselerasi
Kerusakan biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-tiba terhenti akibat
trauma.

Torsio dan rotasi deselerasi yang tiba-tiba


organ-organ tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi sebagai
titik tumpu atau poros-nya.

Blast injury
Seperti pada ledakan bom.

30

PNEUMOTHORAX
DEFINISI
udara yang terperangkap di rongga pleura.

ETIOLOGI
trauma tumpul / tembus toraks,
perlukaan pleura viseral (barotrauma),
perlukaan pleura mediastinal (trauma trakheobronkhial)

KLASIFIKASI
simpel,
tension,
open

31

1. SIMPLE PNEUMOTHORAX
Insidensi

( CLOSED)

10% - 30% trauma tumpul dada


blunt chest trauma

hampir100% trauma penetrasi


dinding dada

Patofisiologi
Udara di rongga pleura
Trauma tumpul laserasi paru
Trauma tembus
Fraktur tulag torakal
tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang progresif.

32

MANIFESTASI KLINIS
Tachypnea
Tachycardia
Respiratory distress
Dyspnea
Nyeri dada
Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)
Tidak ada mediastinal shift
PF: bunyi napas , hyperresonance (perkusi), pengembangan dada

33

TATALAKSANA
Airway and ventilation
O2
Positive-pressure ventilation
RR <12 or >28 x/mt ventilatory assistance with a bagvalve mask may be indicated.

34

CHEST TUBE - WSD

35

2.OPEN PNEUMOTHORAX
Insidensi
Etiologi trauma penetrasi

Gunshot wounds
Knife wounds
Motor vehicle collisions
Falls

luka terbuka yang cukup besar udara keluar dan masuk rongga
intra toraks dengan mudah.

Tekanan intra toraks = tekanan udara luar

36

OPEN PNEUMOTHORAX
Jika lubang dinding torak berukuran 2/3 diameter trakea
udara mengalir melalui defek dinding toraks

gangguan ventilasi hipoksia, hiperkarbia

sucking chest wound

37

MANIFESTASI KLINIS
Defek di dinding dada

Trauma penetrasi pada dinding dada yang tidak tertutup


A sucking sound on inhalation
takikardi
takipnea
Respiratory distress

Subcutaneous emphysema
Decreased breath sounds on the affected side

38

TATALAKSANA
STERILE OCCLUSIVE DRESSING

FLUTTER TYPE VALVE


Inspirasi nyumbat luka cegah udara masuk saat ekspirasi
Expirasi terbuka

39

CHEST TUBE

40

3. TENSION PNEUMOTHORAX

Trauma penetrasi
Trauma tumpul
Penetration by a rib fracture

Udara terodrong masuk ke dalam toraks tanpa ada celag untuk keluar

one way valve

41

MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada
Air hunger - sesak

Respiratory distress
takikardi
hipotensi

Deviasi trakea ke sisi kontralateral


Unilateral absence of breath sounds , hipersonor pada perkusi
asimetris statis & dinamis
Elevated hemithorax without respiratory movement

JVP

Cyanosis (late manifestation)

42

TATALAKSANA
NEEDLE THORACOCENTESIS

DEKOMPRESI SEGERA tension jadi simple pneumothorax

43

CHEST TUBE

44

4. HEMOTHORAX
Akumulasi darah <1,5lt di rongga pleura

Etiologi : trauma tumpul dan penetrasi


Tatalaksana
Selflimitting
Chest tube dgn kaliber ukuran besar 36 / 40 french

45

MASSIVE HEMOTHORAX
Akumulasi cepat > 1,5lt atau 2/3 total blood volume
Etiologi :
luka tembus merobek p.darah sistemik atau hillar
Luka tumpul

Perdarahan
hipovolomi hipoxia

46

TATALAKSANA
Tujuan:
Evakuasi darah dan pengembangan paru secepatnya.
Penanganan hemodinamik segera untuk menghindari kegagalan sirkulasi.

WSD (pada 90% kasus)


operasi torakotomi cito (eksplorasi)
STOP perdarahan

47

5. CARDIAC TAMPONE
Diakibatkan oleh adanya trauma tumpul yang
menyebabkan perikardium dipenuhi oleh darah dari
jantung, pembuluh darah besar atau pembuluh
perikardial.

Becks triad : venous pressure elevation, decline arterial


pressure and muffled heart tones

Kussmaul sign

48

TATALAKSANA
Perikardiosentesis Subxyphoid

49

TRAUMA
DINDING
6. EMFISEMA
SUBKUTIS
THORAX THORAX
1. Emfisema Subkutis
Dapat disebabkan cedera saluran
pernafasan atau segmen fraktur iga yang
merobek paru-paru, dapat disertai
pneumotoraks.
Penatalaksanaan
Emfisema subkutis yang terbatas di
daerah toraks tidak memerlukan tindakan
karena dapat diabsorbsi dalam 2 - 4
minggu; bila terdapat pneumotoraks
dipasang WSD
Emfisema subkutis yang luas harus
dicurigai disebabkan cedera dari saluran
pernafasan yang mungkin memerlukan
tindakan torakotomi

50

TRAUMA DINDING THORAX


7. FRAKTUR CLAVICULA
2. FRAKTUR

Cukup sering sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau
disertai trauma pada sendi bahu ).

Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah)


Deformitas, nyeri pada lokasi taruma.
Foto Rontgen tampak fraktur klavikula

51

TATALAKSANA
Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu. Pemberian analgetika.

Operatif : fiksasi internal


Komplikasi : timbulnya malunion fracture dapat mengakibatkan penekanan pleksus
brakhialis dan pembuluh darah subklavia.

52

TRAUMA DINDING
THORAX
8. FRAKTUR IGA
2. FRAKTUR
kelainan tersering akibattrauma tumpul pada
dinding dada.

CURIGA kerusakan organ intra abdomen (hepar


atau spleen)
fraktur pada iga 8-12

CURIGA trauma traktus neurovaskular utama


ekstremitas atas dan kepala (pleksus brakhialis,
a/v subklavia, dsb.)
fraktur pada iga 1-3 atau fraktur klavikula.

53

TRAUMA DINDING
THORAX
TATALAKSANA
FRAKTUR
2.
Fraktur 1-2 iga tanpa adanya penyulit konservatif (analgetika)
Fraktur >2 iga : waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks, pneumotoraks)

fraktur iga multipel tanpa penyulit

Analgetik yang adekuat (oral/ iv / intercostal block)


Bronchial toilet
Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko, Tromb, dan analisa gas darah
Cek Foto Ro berkala

fraktur iga multipel + penyulit lain (seperti: pneumotoraks, hematotoraks dsb.),


ditujukan untuk mengatasi kelainan yang mengancam jiwa secara langsung

54

TTR
9. FRAKTUR STERNUM
2. FRAKTUR
E/ trauma langsung dengan gaya trauma yang cukup besar
Lokasi fraktur bagian tengah atas sternum dan sering disertai fraktur Iga.
Adanya fraktur sternum dapat disertai beberapa kelainan yang serius, seperti:
kontusio/laserasi jantung, perlukaan bronkhus atau aorta.

Tanda dan gejala: nyeri terutama di area sternum, krepitasi

55

Pemeriksaan

Seringkali pada pemeriksaan Ro toraks lateral ditemukan garis fraktur, atau


gambaran sternum yang tumpang tindih.

Pemeriksaan EKG : 61% kasus memperlihatkan adanya perubahan EKG (tanda


trauma jantung).

56

TRAUMA DINDING
THORAX
TATALAKSANA
2.
FRAKTUR
Untuk fraktur tanpa dislokasi fragmen
Analgetika
observasi tanda2 adanya laserasi atau kontusio jantung

Untuk fraktur dengan dislokasi atau fraktur fragmented


tindakan operatif untuk stabilisasi dengan menggunakan sternal wire,
eksplorasi adanya perlukaan pada organ atau struktur di mediastinum.

57

10. DISLOKASI SENDI STERNOKLAVIKULA


Kasus jarang
Dislokasi anterior : nyeri, nyeri tekan, terlihat "bongkol klavikula" (sendi
sternoklavikula) menonjol kedepan

Posterior : sendi tertekan kedalam


Pengobatan : reposisi

58

TRAUMA
DINDING
11. FLAIL
CHEST THORAX
4. FLAIL CHEST

area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya fraktur iga
multipel berturutan 3 iga , dan garis fraktur 2 (segmented)
pada tiap iganya.
KHAS
Gerakan "paradoksal" dari (segmen) dinding dada
saat inspirasi/ekspirasi
KOMPLIKASI
gagal napas, sebagai akibat adanya ineffective air movement, yang
seringkali diperberat oleh edema/kontusio paru, dan nyeri.

59

60

TATALAKSANA
Rawat intensif
Jk ada tanda gagal napas AGD berkala pain
control

stabilisasi area flail chest (memasukkan ke


ventilator, fiksasi internal melalui operasi)

bronchial toilet

fisioterapi agresif
tindakan bronkoskopi untuk bronchial toilet

61

12. TRAUMA TRAKEOBRONKIAL


sebagian besar trauma terjadi pd jarak 2,54 cm dari carina
meninggal seketika

pneumotorak yg berhubungan dengan kebocoran udara


luas persisten paska torakotomi menunjukan adanya
trauma trakeobronkial

Diagnosis bronkoskopi
TATALAKSANA
Ps stabil operatif tunggu
hingga inflamasi akut dan edema yg terjadi
mengalami perbaikan

62

13. TRAUMA TUMPUL


JANTUNG
dapat menyebabkan kontusio muskulorum miokardial,
ruptur kardiak camber, diseksi arteri koroner dan atau
trombosis atau kerusakan valvuler.

Diagnosis FAST

63

14. RUPTUR AORTA


penyebab utama kematian mendadak paska KLL atau jatuh
dari ketinggian

tanda dan gejala spesifik dari ruptur aorta traumatik seringkali


tidak dijumpai

helical contrast enhanced computed tomoghraphy (CT) dari


toraks merupakan metode skrining akurat pd pasien dg
kecurigaan trauma tumpul aorta

64

15. RUPTUR DIAFRAGMA


trauma tumpul dapat menyebabkan robekan radial luas
herniasi

trauma tembus perforasi kecil yang sering


berkembang menjadi hernia diafragmatika.

jika dicurigai adanya laserasi pd diafragma kiri maka


gartric tube sebaiknya dipasang

studi kontras gastrointestinal atas sebaiknya dilakukan


jika diagnosis masih meragukan

65

16. TRAUMA TUMPUL


ESOFAGUS
ekspulsi dari isi lambung ke esofagus akibat benturan
hebat menuju abdomen atas, ejeksi yg penuh energi ini
akan menyebabkan robekan linear pd esofagus bawah,
memicu kebocoran menuju mediastinummediastinitis
dan ruptur langsung atau lambat kedalam ruang
pleuraempiema

penatalaksanaan: drainase torakotomi

66

Tujuan:

Water Sealed Drainage

Evakuasi darah/udara
Pengembangan paru maksimal
Monitoring

Indikasi pemasangan:

Pneumotoraks
Hematotoraks
Empiema
Effusi pleura lainnya
Pasca operasi toraks
Monitoring perdarahan, kebocoran paru atau bronkhus, dsb.

67

Water Sealed Drainage


Tindakan :
Lokasi di antara garis Midaksilaris anterior
dan posterior pada sela iga 5 atau 6.
Pemasangan dengan teknik digital tanpa
penggunaan trokar.
Indikasi pencabutan WSD :
Tercapai kondisi: produksi < 50 cc/hari
selama 3 hari berturut-turut, dan undulasi
negatif atau minimal, dan pengembangan
paru maksimal.
Fungsi WSD tidak efektif lagi (misal: adanya
sumbatan, clot pada selang, dsb.)

68

69

Anda mungkin juga menyukai