Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI TEKNIK

TUGAS
Disusun oleh:
Argo Firmansyah 19010015
Diko Suharyono 19010021
Prodi : S1 Teknik Elektro ( B )
Future Worth Analysis
Future worth anolysis (analisis nilai masa depan) didasarkan
pada nilai ekuivalensi semua arus kas masuk dan arus kas keluar
di akhir periode analisis pada suatu tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan (MARR).
Hasil FW altematif sama dengan PW, di mana FW : pW (F I
p,iyo,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang dihasilkan
bersifat relatif terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau
di masa depan.
)   

Dalam membandingkan alternatif-alternatif peralatan dengan


menggunakan metoda Future Worth Analysis, diperlukan jumlah
tahun atau perioda studi yang sama.
Oleh karena itu sebelum menyelesaikan perlu diperhatikan terlebih
dahulu “APAKAH UMUR DARI PERALATAN YANG
DIPERBANDINGKAN SAMA ATAU TIDAK”.
Bila sama, maka dapat langsung menyelesaikan persoalan dengan
menggunakan rumus Future Worth (FW), tetapi bila berbeda (tidak
sama) maka penyelesaiannya akan menggunakan “ KELIPATAN
PERSEKUTUAN TERKECIL (LEAST COMMON MULTIPLE)”
dari umur - umur peralatan tersebut.
1. Analisis Terhadap Alternatif Tunggal

Kriteria pemilihan untuk alternatif tunggal, setelah i* diperoleh. Nilai itu


dibandingkan dengan MARR untuk dievaluasi apakah alternatif tersebut layak
diterima atau tidak. Jika i* ≥ MARR, alternatif layak diterima. Jika i* ≤ MARR,
alternatif tidak layak diterima.

Contoh :
Pembelian suatu mesin seharga Rp.20.000.000 akan memampukan perusahaan
untuk berhemat sebesar Rp.6.000.000 per tahun. Mesin tersebut
diperkirakan memiliki usia pakai 5tahun dan memiliki sisa akhir usia pakai sebesar
Rp.4.000.000.
Jika pemilik perusahaanmenghendaki tingkat pengembalian minimal 15% per tahun,
apakah pembelian tersebut layak dilakukan ?
 
Penyelesaian:
PW pendapatan = Pwpengeluaran
6000000 (P/A,i*,5) + 4000000(P/F,i*,5) = 2000000
Jika i* = 18% à 6000000(3,12717) + 4000000(0,43711) = 20511460
Jika i* = 20% à 6000000(2,99061) + 4000000(0,40188) = 19551180
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai
20.000.000
ialah:
i* = 18 + ((20000000-20511460)/(19551180-20511460))(20-18) = 19,07%
oleh karena i* ≥ MARR maka pembelian layak dilakukan.
2. Usia pakai sama dengan periode Analisis

Jika terdapat lebih dari satu altematif dengan usia pakai yang sama, analisis keputusan
dapat dilakukan menggunakan periode analisis yang sama dengan usia pakai altematif.

Contoh :
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan dua alternatif mesin baru untuk
mengurangi biaya operasional. Harga beli setiap mesin Rp1.000.000,- dengan usia pakai
5 tahun tanpa nilai sisa. Mesin A diharapkan mampu menghemat sebesar Rp500.000,-
setiap tahun. Sementara itu, mesin B diharapkan mampu menghemat sebesar
Rp700.000,- di tahun pertama, di mana penghematan itu akan berkurang Rp100.000,-
pada tahun berikutnya. Dengan tingkat suku bunga \07", tentukan mesin yang
seharusnya dibeli.
Penyelesaian : :
Oleh karena kedua mesin memiliki harga beli yang sama, akan
dipilih mesin dengan penghematan terbesar

FWA = 500000(F / A,707",5)


FWA = 500000(6,10510)
FWA = 3052550
FWB = 700000(F / A, 10%, 5) - 100000(P i G, 107o, 5)(tr I P,107",5)
FWB = 700000(6,10510) - 100000(6' 86180)(1' 61051)
FWB =376U70,25
FW mesin B, Rp3.168.470,25, lebih besar daripada FW mesin A,
Rp3.052.550. Untuk itu, pilih mesin B
3. Usia Pakai Berbeda dengan Periode Analisis
Pada situasi usia pakai berbeda dengan periode analisis, digunakan asumsi
perulangan (repeatability assumption) dengan periode analisis yang merupakan
kelipatan persekutuan terkecil dari usia pakai alternatif. Dengan asumsi itu,
alternatif yang telah habis usia pakainya sebelum periode analisis akhir akan
digantikan oleh alternatif yang sama.

Jika asumsi perulangan tidak dapat diterapkan pada suatu situasi pengambilan
keputusan, akan dipilih periode analisis yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi (asumsi berakhir bersamaan atau coterminated assumption). Pada
asumsi ini diperlukan penyesuaian arus kas pada alternatif yang memiliki usia
pakai berbeda dengan periode analisis.
Contoh:

Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan


pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada
perusahaan:
KEUNTUNGAN NILAI SISA DI AKHIR
MESIN USIA PAKAI HARGA BELI
PERTAHUN USIA PAKAI

X 8 Rp 2,500,000 Rp 750,000 Rp 1,000,000

Y 16 Rp 3,500,000 Rp 900,000 Rp 1,500,000

Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang
seharusnya dibeli.
Penyelesaian :
Mesin X
NPV X = 750000(P/A,15%,16) + 1000000(P/F,15%,8) +
1000000(P/F,15%,16) – 2500000 – 2500000(P/F,15%,8)
NPV X = 750000(5,95423) + 1000000(0,32690) + 1000000(0,10686) –
2500000 – 2500000(0,32690)
NPV X = 1582182,5

Mesin Y
NPV Y = 900000(P/A,15%,16) + 1500000(P/F,15%,16) – 3500000
NPV Y = 900000(5,95423) + 1500000(0,10686) – 3500000
NPV Y = 2019097
NPV mesin Y, Rp. 2.019.097, lebih besar daripada NPV mesin X, Rp.
1.582.182,5. Pilih mesin Y.
THANK FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai