Anda di halaman 1dari 13

ASURANSI

asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang


meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk
menerima sejumlah uang premi (nasabah) sebagai
pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh
yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang

belum jelas akan terjadi.


.        PengertianAsuransi (Konvensional)

suatu perjanjian antara dua belah pihak. Pihak pertama memiliki kewajiban
membayar iuran dan pihak kedua memberikan jamnan kepada pihak
pertama. Jaminan tersebut diberikan kepada pihak pertama sesuai dengan
kesepakatan barang apa saja yang akan dilindungi.
     Pengertian Asuransi (Syariah)

 usaha saling melindungi dan tolong menolong


di antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau
tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan
syariah.
Macam-macam Asuransi

1. Asuransi Timbal Balik


2. Asuransi Dagang
3. Asuransi Pemerintah
4. Asuransi atas Bahaya
yang Menimpa Badan
5. Asuransi Jiwa
6. Asuransi Kebakaran
Pendapat Ulama
tentang Asuransi
01 Mengharamkan asuransi
dalam segala macam dan bentuknya seperti sekarang ini,
termasuk asuransi jiwa. Kelompok ini antara lain Sayyid
Sabiq yang diungkap dalam kitabnya fiqh al-Sunnah,
Abdullah al-Qalqili, Yusuf al-Qardhawi, dan Muhammad
Bakhit al-Muth’I,
Membolehkan semua asuransi
02 Pendapat ini dikemukakan oleh Abdul Wahab Khalaf, Mustafa
Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa dan alasan-alasan yang
dikemukakannya sebagai berikut:
·Tidak ada nash al-Qur’an maupun hadis yang melarang asuransi
·Kedua pihak yang berjanji dengan penuh kerelaan menerima operasi ini
dilakukan dengan memikul tanggungjawab masing-masing;
·Asuransi tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak dan bahkan
asuransi menguntungkan kedua belah pihak;
03 Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan
mengharamkan asuransi yang bersifat komersial semata.

Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah


04
Menganggap bahwa asuransi bersifat syubhat karena tidak ada
dali-dalil syar’i yang secara jelas mengharamkan ataupun secara
jelas menghalalkannya. Apabila hukum asuransi dikategorikan
syubhat, konsekuensinya adalah umat Islam dituntut untuk
berhati-hati dalam menghadapi asuransi
Rukun dan Syarat
AsuransiSyariah
Syarat-syarat dalam transaksi adalah
adanya pihak-pihak yang  berakad,
barang  yang  di  akad dan harga.

· Rukun akad yaitu shigat al-


aqd (ijabqabul)

BOOM!
Manfaat Asuransi Syariah

1.      Tunbuhnya  rasapersaudaraandan  rasa 


sepenanggungan  di  antaraanggota.
2.      ImplementasidarianjuranRasulullah  SAW  agar 
umatislamsalingtolongmenolong.
3.      Jauh dari bentuk-bentuk muamalat  yang  dilarang
syariat.
4.      Secara umum dapat memberikan perlindungan -
perlindungan dari resiko kerugian  yang  diderita satu
pihak.
KESIMPULAN

Berdasarkan keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hukum daripada asuransi ialah masih dalam perbincangan
para ulama, karena permasalahan halal haram asuransi sebelumnya tidak ada dalil ayat ataupun hadis yang menyebutkannya secara
detail. Namun, walaupun demikian kita bisa melihat beberapa hasil ijtihad pendapat ulama yang menurut akal atau logika mendekati
kebenaran, misalnya, sepertipendapat Muhammad Abu Zahrah yang mengatakanbahwa “asuransi dibolehkan/halalkan apabila
bersifat social dan dilarang/haramkan apabila pelaksanaannya bersifatkomersial”. Hal ini dikarenakan bahwa jika asuransi
dilaksanakan secara social maka tidak pihak yang merasa dirugikan melainkan saling menguntungkan antara lain sebagai salah satu
tempat untuk berinvestasi. Sedangkan, jika asuransi dilaksanakan secara komersial maka banyak pihak yang akan dirugikan dan hal
ini dapat dikategorikan kedalam perjudian yang dapat merugikan sebelah pihak.

Dan juga kita sebagai umat islam yang berpegangteguh dan patuh terhadap al-Qur’an, Hadis dan juga parapemimpin (ulama)
yang taat kepada Allah SWT. Maka sepantasnya lah kita menghargai dan mengikuti pendapat Ulama agar supaya kita tidak
terombang-ambing oleh pendapat-pendapat selain mereka yang dapat menjerumuskan kita kearah yang tidak benar (sesat).Dan
disamping  itu, kita sebagaimanusia yang diberikan akal dan pikiran, dengan akal tersebut kita dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk, maka hendaklah kita selalu menggunakannya dalam setiap kali menghadapi masalah.

Anda mungkin juga menyukai