Anda di halaman 1dari 18

KELOMPPOK III

1. Baiq Nadia Daratanti (P7124020055)


2. Desi Aulia Anam (P7124020056)
3. Desti Rahayu Sintia R (P7124020057)
4. Destira Putri Wulandari (P7124020058)
ASUHAN KEBIDANAN MUNTAH
DAN GUMOH PADA BAYI
KONSEP DASAR MUNTAH
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar
atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa
melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung
dan abdomen
ETIOLOGI
Muntah bisa disebabkan karena adanya faktor fisiologis seperti
kelainan kongenital dan infeksi. Selain itu muntah juga
disebabkan oleh gangguan psikologis seperti keadaan tertekan
atau cemas, terutama pada anak yang lebih besar.
● Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat
muntah yaitu:
● Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung,
atresia esofagus, atresia/stenosis, hirschsprung, tekanan
intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum
yang salah, dan lain-lain.
● Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi
(infeksi traktus urinarius, hepatitis, peritonitis, dll)
PATOFISIOLOGI
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang
melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
●  Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
● Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat
rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh
retching atau muntah.
● Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic
dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada
dan diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
● Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai
dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya
diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini,
pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut
terbuka.
TANDA DAN GEJALA

Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu :


● Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai
dengan sedikit darah.
● Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak,
tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya
terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
● Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan
merupakan tanda adanya stenosis pylorus.
● Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
● Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial.
KOMPLIKASI
-Kehilangan cairan tubuh/elektronik sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi dan alkaliosis.
-Karena tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis.
-Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi
renjantan (shock).
-Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot dinding
perut, pendarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah, jahitan bisa terlepas pada penderita
pasca operasi dan timbul pendarahan.
Sifat Muntah
-Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus.
-Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke
duodenum).
-Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya
timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak
proyektil.
-Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran
empedu.
-Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial
tinggi atau obstruksi usus.
DIAGNOSA
● Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berdasarkan peningkatan
pengeluaran cairan melalui muntah.
● Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
intake akibat anoreksia.
● Kerusakan pertukaran gas berdasarkan obstruksi jalan nafas.
● Gangguan rasa nyaman nyeri berdasarkan iritasi pada saluran
pencernaan(faring dan esofagus).

PENCEGAHAN
● Perlambat pemberian susu. Bila diberi susu formula, beri sedikit saja dengan
frekuensi agak sering.
● Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu. Bila bayi diberi ASI,
sendawakan setiap kali akan berpindah ke payudara lainnya.
● Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi tetap tegak lurus selama 20-30
menit setelah disusui.
● Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
● Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.
KONSEP DASAR GUMOH
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu
yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan,
beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007).
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang
telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum
susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit.
(Depkes 2007).

—SOMEONE FAMOUS
ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab
terjadinya regurgitasi :

01 Anak/bayi yang
sudah kenyang. 02 Posisi anak atau 03 Terburu-buru atau
tergesa-gesa dalam
04
bayi yang salah menghisap. Kegagalan
saat menyusui mengeluarkan
akibatnya udara udara.
masuk kedalam
lambung.

Posisi menyusui 07 Terburu-buru atau


ASI atau susu yang tergesa-gesa dalam
05 diberikan melebihi 06 yang salah
menghisap.
kapasitas lambung.

Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik untuk


08 makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke 09 Bayi yang terlalu aktif
usus, masih belum sempurna
patofisiologi
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan.
Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat
menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah
diberi makan. Cairan yang masuk di tubuh bayi akan
mencari posisi yang paling rendah. Bila ada makanan
yang masuk ke Esofagus atau saluran sebelum ke
lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi
gumoh.
Tanda dan gejala

01
Mengeluarkan kembali 02 03
susu saat diberikan
minum. Gumoh yang normal terjadi Tidak sampai mengganggu
kurang dari empat kali pertumbuhan berat badan
sehari. bayi.
04
Bayi tidak menolak
minum
Komplikasi

Cairan gumoh yang Nafas terhenti


Infeksi pada saluran kembali keparu-paru sesaat.
pernafasan. dapat menyebabkan Bayi tersedak dan
radang. batuk.
Pucat pada wajah
bayi karena tidak bisa
bernafas.
Cairan gumoh dapat
menimbulkan iritasi.
Diagnosa
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan
mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis
ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang lebih
sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan
kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun,
penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa
diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau
sesudah makan.
Pencegahan

1. Perbaiki teknik menyusui.


2. Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI eksklusif).
3. Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering
4. Jangan memakaikan gurita tertalu ketat.
5. Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu
6. Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur.
7. Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
8. Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya.
9. Jika gumoh di sebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan segera bawa ke petugas medis
10. Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi
perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu
Penatalaksaan

● Bersikaplah tenang.
● Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke
paru-paru
● Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah
hingga bersih
● Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan
cotton bud
● Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi. 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai