Anda di halaman 1dari 38

APAKAH PENDAPAT MAYORITAS ADALAH STANDAR KEBENARAN ?

ْ‫ون ِإال الظَّ َّن وَِإن‬َ ‫يل هَّللا ِ ِإنْ يَتَّبِ ُع‬ َ ْ‫ض ُّلو َك َعن‬
ِ ِ ‫سب‬ ِ ُ‫ض ي‬ ْ ‫وَِإنْ تُ ِط ْع َأ ْكثَ َر َمنْ فِي‬
ِ ‫األر‬
‫ون‬
َ ‫ص‬ ُ ‫“ ُه ْم ِإال يَ ْخ ُر‬

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di


muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah.

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan


belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah).”

[QS. Al-An’am: 116]


Hanya karena kedangkalan ilmu
agama,
maka manusia banyak tertipu
oleh kelompok mayoritas,

padahal jika manusia mengetahui


kecenderungan tabiat manusia
yang buruk pasti mereka
menyesal mengikuti mereka.
MAKNA AYAT SECARA UMUM
Imam Abu Ja’far ath-Thobari rahimahullah berkata: “Allah azza wa jalla menjelaskan
kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: Wahai Muhammad, janganlah
kamu taat kepada orang yang berpaling dari agama Allah, karena mereka mengajak
kamu mengikuti sesembahan mereka.

Jika kamu taat kepada kebanyakan manusia di muka bumi ini, pasti mereka akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah yang benar dan menghalangi kamu dari al-haq,
karena pada saat itu mereka kufur dan tersesat.

Dan jika kamu mentaati mereka kamu akan seperti mereka, karena mereka tidak
mengajak kamu kepada petunjuk, bahkan mereka telah jatuh kepada kesesatan karena
mereka hanya mengikuti dugaan dan kira-kira belaka.

Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah melarang kamu yang demikian itu karena
Allah lebih tahu tentang mereka daripada kamu. Wahai Muhammad, ikutilah yang Aku
perintahkan kepadamu dan tinggalkan apa yang Aku larang kepadamu dan jangan
kamu mentaati mereka, dan jangan kamu tinggalkan larangan mereka, karena Aku lebih
tahu siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat.” [Tafsir ath-Thobari:
12/65]
KOMENTAR ULAMA SUNNAH TENTANG MAYORITAS UMAT

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Kamu jangan


merasa rendah diri karena menempuh jalan yang benar
walaupun sedikit orang yang menempuhnya, dan kamu jangan
tertipu dengan yang bathil walaupun banyak orang yang
mengamalkannya.”

Imam Baidhowi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud


dengan umumnya manusia adalah orang-orang kafir atau
orang-orang bodoh tentang agama atau pengikut hawa nafsu.”

[Tafsir al-Baidhowi: 2/199]


Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullah berkata:

“Ayat ini menjelaskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak


pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang
mengerjakannya sedikit.

Kenyataannya yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang


mengikuti kemungkaran banyak sekali.

Kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan bathil,
lihatlah jalan yang ditempuh.”

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Orang yang berakal sehat


jangan tertipu dengan kebanyakan manusia, karena kebenaran tidak
ditentukan karena banyak orang yang melakukannya, akan tetapi
kebenaran adalah Syariat Allah Azza wa Jalla yang diturunkan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Jika manusia tertipu dengan mayoritas sehingga dia menduga
bahwa yang banyaklah yang benar, inilah penyebab manusia
menjadi hina.

Kamu jangan berkata: “Semua manusia berbuat demikian,


mengapa kami tidak ? “

Kamu jangan tertipu dengan yang banyak, jangan tertipu


dengan orang yang hancur akidah dan akhlaknya sehingga
kamu hancur bersama mereka.

Dan janganlah kamu termasuk orang yang sombong, sehingga


kamu tinggalkan golongan yang sedikit, sebab boleh jadi yang
sedikit itu lebih baik dari pada yang banyak.”
TABIAT DASAR MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN

1. Berbuat zalim ‫فَّا ٌر‬C‫ َك‬C‫ظلُو ٌم‬


َ CC‫ ْنإل َس َان َل‬CC‫“ِإ َّنا‬

Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
[QS.Ibrahim/14:34]

2. Putus asa dari rahmat Allah azza wa jalla dan berbuat kufur

‫“ِإنَّهُ لَيَُئوسٌ َكفُو ٌر‬

Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” [QS.Hud/11 :9]

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Allah azza wa jalla mengabarkan tabiat
manusia, dia itu bodoh lagi menganiaya diri sendiri, tatkala Allah azza wa jalla merasakan
kepada mereka kesehatan, rezeki dan punya anak, lalu Allah azza wa jalla mencabutnya, tiba-tiba
mereka putus asa dan tidak berharap pahalanya.”

[Tafsir al-Karimur Rohman: 1/278]


3. Tergesa-gesa mencari yang baik dan yang buruk

ُ ‫ان اإل ْن َس‬


‫ان َعجُوال‬ َ ‫“و َك‬
َ

Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” [QS.al-Isro’:17: 11]

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Mereka terburu-buru mencari kenikmatan dunia


walaupun hanya dapat sedikit, dan lamban mencari akhirat padahal pahalanya cukup besar.”
[Tafsir al-Qurthubi/10: 226]

4. Bakhil dalam beramal dan berinfak

ُ ‫ان اإل ْن َس‬


‫ان قَتُورًا‬ َ ‫“ َو َك‬

Dan adalah manusia itu sangat kikir.” [QS.al-Isro’: 100]


5. Suka membantah ajaran Islam

‫ان َأ ْكثَ َر َش ْي ٍء َج َدال‬


ُ ‫ان اإل ْن َس‬
َ ‫“ َو َك‬

Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” [QS.al-Kahfi: 54]

Ibnu Zaid rahimahullah berkata: “Manusia banyak membantah nabinya dan menolak risalah yang
dibawanya.” [Tafsir ad-Durul Mansur: 6/376]

6. Sangat bodoh

‫ظلُو ًما َجهُوال‬


َ ‫ان‬
َ ‫“ِإنَّهُ َك‬

Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” [QS.al-Ahzab: 72]

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Manusia itu menganiaya dirinya sendiri dan sangat
bodoh dengan perintah Allah dan bodoh membawa amanat.” [Tafsir al-Baghowi: 6/380]
7. Berkeluh kesah ‫ ْنإل َس َان ُخلِ َق َهلُوعًا‬CC‫“ِإ َّنا‬

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”


[QS.al-Ma’arij/70:19]
Berkata Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullah: “Mereka mengeluh ketika ditimpa musibah
dan enggan beramal ketika ditimpa kesenangan.”
[Tafsir al-Karimur Rohman: 1/887]

8. Sangat suka berbuat maksiat

ُ‫ان لِيَ ْفج َُر َأ َما َمه‬


ُ ‫“بَلْ ي ُِري ُد اإل ْن َس‬

Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.” [QS.al-Qiyamah/75:5]

Ibnu Anbari rahimahullah berkata: “Manusia lebih suka berbuat jahat sepanjang umurnya dan
tidak ingin bertobat dari perbuatan dosanya.”
[Tafsir Fathul Qodir: 7/362]
9. Melampaui batas dari yang wajib, yang haram dan yang mubah

ْ َ‫ان لَي‬
‫ط َغى‬ َ ‫“ َكال ِإ َّن اإل ْن َس‬

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.”


[QS.al-‘Alaq:6]

Al Qurthubi rahimahullah berkata: “Manusia melampaui batas berbuat aniaya dan keluar dari
ketentuan Allah azza wa jalla.”
[Tafsir al-Qurthubi: 6/245]

10. Sedikit bersyukur‫ل َّش ُكو ُر‬CC‫“وقَلِ ٌيل ِمْن ِعبَا ِد َيا‬
َ

Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih.”


[QS.Saba’:13]
11. Memiliki sifat lemah jiwa, mudah tergoda‫ ِعيفًا‬C ‫ض‬
َ ‫ ْنإل َس ُان‬CC‫“و ُخلِ َقا‬
َ

Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” [QS.an-Nisa’/4:28]

Imam Mujahid rahimahullah berkata: “Manusia lemah jiwa dan semangatnya.” Berkata Thowus
rahimahullah: “Mereka lemah menghadapi godaan wanita.”

[Tafsir Ibnu Katsir: 2/267]


TABIAT MAYORITAS MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN

1. Umumnya tidak beriman

ِ َّ‫ك َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬


َ ُ‫اس ال يُْؤ ِمن‬
‫ون‬ ُّ ‫“ِإنَّهُ ْال َح‬
َ ِّ‫ق ِم ْن َرب‬

Sesungguhnya (al Qur’an) itu benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
beriman.”
[QS.Hud/11: 17]

ِ َّ‫لن‬CC‫َأبَىَأ ْكثَ ُر ا‬CCC‫ ِّل َمثَ ٍل َف‬C‫ن ِمْن ُك‬Cِ ‫لقُرْ آ‬CC‫ا‬
2. Umumnya menolak ajaran Islam‫اسِإ ال‬ ْ ‫يه َذا‬ ِ َّ‫لن‬C ِ‫ َّر ْفنَا ل‬C ‫ص‬
َ CCC‫اس ِف‬ َ ‫َولَقَ ْد‬

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Qur’an ini tiap-tiap
macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).”
[QS.al-Isro’/17: 89]
3. Umumnya mereka membenci ajaran Islam‫ون‬ ِ C‫ ْل َح ِّق َك‬C ِ‫ ل‬C‫“وَأ ْكثَ ُر ُه ْم‬
َ ُ‫اره‬ َ

Dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.”


[QS.al-Mukminun/23: 70]

4. Umumnya berbuat curang

‫ت َوقَلِي ٌل َما هُ ْم‬ َ ‫ْض ِإال الَّ ِذ‬


ِ ‫ين آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬ ٍ ‫ضهُ ْم َعلَى بَع‬ َ َ‫“ َوِإ َّن َكثِيرًا ِم َن ْال ُخل‬
ُ ‫طا ِء لَيَ ْب ِغي بَ ْع‬

Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
sholih; dan amal sedikit lah mereka ini.”
[QS.Shod/38: 24]

Allah azza wa jalla mengabarkan bahwa orang yang benar itu jumlahnya sedikit, akan tetapi
sedikit itu tidak membahayakan dirinya.
ِ ِ‫ ْغن‬CC‫ ُي‬C‫لظَّنال‬CC‫ ِإ الظَنًّا ِإ َّنا‬C‫ُع َأ ْكثَ ُر ُه ْم‬C ِ‫تَّب‬CC‫َو َما َي‬
ْ ‫يم َن‬
5. Prinsipnya hanya dugaan belaka‫ َما‬CCC‫ ِب‬C‫ ْيًئا ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم‬C ‫ل َح ِّق َش‬CC‫ا‬
َ ُ‫ ْف َعل‬CC‫“ي‬
‫ون‬ َ

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya  persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka kerjakan.”
[QS.Yunus/10: 36]

6. Umumnya manusia bodoh, tidak tahu Islam


َ ُ‫“ولَ ِك َّن َأ ْكثَ َرهُ ْم يَجْ هَل‬
‫ون‬ َ

Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”


[QS.al-An’am/6: 111]

Inilah umumnya sifat manusia, jika mereka mengikuti umumnya pasti akan rusak agama dan
akhlaknya, dan pasti hina hidupnya di dunia dan di akhirat.
MAYORITAS UMAT MENURUT AS SUNNAH
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:“Kamu jumpai manusia seperti
seratus unta, tidaklah seorang itu menjumpai untanya yang
dapat ditungganginya.”
[HR.Muslim: 7/192]

Maksudnya yaitu manusia itu jumlahnya banyak, akan tetapi


yang diridhoi Allah azza wa jalla hanya sedikit. Seperti
seratus ekor unta akan tetapi hanya satu yang bisa
ditunggangi. Hadits ini menunjukkan abad yang hina pada
akhir zaman.
[Syarah Ibnu Bathol: 19/274, ad-Dibaj alal Muslim: 5/491]
Umumnya umat Islam banyak yang masuk neraka kecuali satu golongan
sebagaimana hadits yang tertera berikutnya. Umumnya orang Islam
taklid atau mengikuti orang yang tersesat, maka bagaimana dengan
orang selain muslim?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sungguh kamu
sekalian akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal
demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga  walaupun  mereka
masuk ke dalam sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti
mereka.
Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi dan orang-orang
Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa lagi selain mereka?”
[HR.al-Bukhari: 3/1274]

Inilah sebagian dalil yang menerangkan mayoritas manusia yang jelek


perangainya menurut Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BAHAYA MENGIKUTI MASYARAKAT UMUM
1. Manusia pasti dijauhkan dari ajaran Islam

Karena hawa nafsu pasti tidak menerima ajaran Islam.

Silahkan baca QS.al-An’am/6: 116 di atas.

َ ‫ َرس‬C‫ي ُك ْم‬CCC‫علَ ُموا َأ َّن ِف‬C


2. Hidup manusia pasti dilanda kesedihan dan kehancuran‫ي‬CCC‫ ِف‬C‫ ِطي ُع ُك ْم‬CC‫ ْو ُي‬C َ‫ُول هَّللا ِ ل‬ ْ ‫َوا‬
C‫ َعنِتُّ ْم‬C َ‫ألم ِر ل‬
ْ CC‫ير ِم َنا‬ َ
ٍ ِ‫ث‬C‫“ك‬

Dan ketahuilah oleh bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan)
kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan.” [QS.al-
Hujuroot/49: 7]

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


segera menuruti kemauan kalian sebelum jelas perkaranya, kalian pasti memperoleh kesulitan,
kehancuran dan berlumuran dengan dosa.”
[Tafsir al-Qurthubi: 16/314 dan al-Baghowi: 7/339]
3. Penyebab datang musibah dan kebinasaan‫ض َو َم ْن‬ ُ ْ‫ألر‬CC‫ت َوا‬Cُ ‫ل َّس َما َوا‬CC‫فَ َس َد ِتا‬C َ‫ ل‬C‫ل َح ُّقَأ ْه َوا َء ُه ْم‬CC‫ا‬
ْ C‫تَّبَ َع‬C‫َولَ ِو ا‬
‫ي ِه َّن‬CCC‫“ف‬Andaikata
ِ kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya.” [QS.al-Mukminun/23: 71]

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Hendaklah kalian waspada kepada perkata yang
dikerjakan oleh sebagian manusia, karena mereka membangun akidah atau amalnya berpijak
kepada pendapat orang tertentu.

Apabila mereka mengetahui dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang menyelisihi pendapatnya,
mereka memalingkan makna nash tersebut sesuai dengan hawa nafsunya, mereka memaksakan
al-Qur’an dan as-Sunnah agar mengikuti kehendaknya, padahal mestinya merekalah yang harus
mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah, mereka menjadikan selainnya keduanya sebagai imam
panutan.

Inilah jalannya penyembah hawa nafsu, mereka tidak mengikuti kebenaran, maka Allah mencela
mereka dengan QS.al-Mukminun/23:71 (diatas).”

[Majmu’ Fatawa wa Rosa’il, Ibnu Utsaimin: 3/259]


4. Mereka menjadi budak orang yang berkuasa

Orang yang mengikuti umumnya manusia kebanyakan mereka bodoh, tidak mengenal ajaran
Islam, sehingga sandaran mereka berpijak kepada tokoh yang berwibawa, padahal dasar
bertindak dari tokoh ini ialah hawa nafsu dan dugaan belaka, sedangkan hawa nafsu selalu
berubah, pagi hari lain dengan sore hari, maka dengan kekuasaannya mereka mengajak umat
bagaikan bola yang ditendang kesana kemari. Lihat kehidupan orang yang fanatik kepada
golongan.
Baca QS.as-Saba’/34: 33 Tentang penyesalan mereka pada hari kiamat.

5. Hidup mereka pasti berpecah belah

Setiap manusia memiliki pikiran dan keinginan yang berbeda, sedangkan mereka tidak
memiliki pemersatunya. Adapun Islam sebagai satu-satunya pemersatu umat mereka membenci
dan menolaknya, mereka hanya bangga dengan hawa nafsu dan golongannya. [Baca QS.ar-
Rum/30: 31-32]
6. Mereka pencela Islam dan mengolok-ngolok pengikutnyaCِ ‫ه‬CCC‫انُوا ِب‬C‫الك‬ ٍ ‫ ِمْن َرس‬C‫ْأتِي ِه ْم‬CC‫َو َما َي‬
َ ‫ُولِإ‬
‫ْزُئون‬
ِ C‫ ْستَه‬CC‫“ي‬
َ

Dan tidak datang seorang rosul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-
olokannya.”
[QS.al-Hijr/15: 11]

Perhatikan orang yang mengandalkan hawa nafsunya, pasti mengolok-ngolok orang yang
menyampaikan ajaran Islam dan yang mengamalkannya, dan mendiamkan orang yang berbuat
maksiat, bid’ah dan syirik.

7. Hidupnya bagaikan hewan yang dikendalikan oleh hawa nafsunya‫ونَأ ْو‬ َ ُC‫ ْس َمع‬CC‫ َي‬C‫ب َّنَأ ْكثَ َر ُه ْم‬
‫حْ َس ُ َأ‬CCC‫ َت‬C‫َأ ْم‬
َ ‫ون ِإ ْن هُ ْم ِإال َكاأل ْن َع ِام بَلْ هُ ْم َأ‬
‫ضلُّ َسبِيال‬ َ ُ‫“يَ ْعقِل‬

Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebihsesat jalannya (dari binatang
ternak itu).”
[QS.al-Furqon/25: 44]
8. Umumnya mereka ahli neraka

Inilah bahaya yang paling berat bagi orang yang mengikuti kebanyakan manusia hendaknya
mereka waspada bahwa manusia akan dihisab amalnya.

Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka. Kalimat Robbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan, sesungguhnya Aku akan memenuhi
neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”
[QS.Hud: 119]

9. Mereka pasti menyesal

Selagi akal manusia masih sehat, dia pasti menyesal karena mengikuti umumnya manusia, yaitu
mereka banyak menipu orang lain untuk kepentingan pribadi dan hawa nafsunya.ً‫ َّرة‬C‫نَا َك‬C َ‫لَ ْو َأ َّنل‬CCC‫َف‬
ْ ‫ون ِم َن‬
‫ل ُمْؤ ِمنِ َين‬CC‫ا‬ َ ‫نَ ُك‬CCC‫“ف‬Maka
َ sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi
orang-orang yang beriman.”
[QS.asy-Syu’aro’: 102]
JANGAN BIARKAN DIRIMU MENYESAL DI KEMUDIAN HARI

Orang yang mengikuti mayoritas pasti menyesal di kemudian hari.

Sebagaimana firman Allah azza wa jalla:

Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti
kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Demikianlah
Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.”
[QS.al-Baqoroh: 16]

Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.
[QS.al-Mulk: 10]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Mereka kembali dalam keadaan mengeluh dan menyesal.”
[Tafsir Ibnu Katsir: 2/119]

Dan masih banyak ayat lain yang menjelaskan penyesalan mereka pada hari Kiamat,
silahkan baca QS.al-Mukminun/23: 106, QS.al-An’am/6: 27-29, QS.az-Zukhruf/43: 67,
QS.Fushshilat/41: 29 dan surat lainnya.
GOLONGAN YANG SELAMAT DAN YANG BENAR

Golongan yang selamat dan benar umumnya hanya sedikit.

ُ CCC‫ َف‬C‫ ُك ْف ِر ِه ْم‬CCC‫ا ِب‬Cَ‫ هَّللا ُ َعلَ ْيه‬C‫ ْلطَبَ َع‬CCC‫َب‬


َ ُ‫ْؤ ِمن‬CC‫الي‬
Firman Allah azza wa jalla:‫ونِإ ال‬
َ
‫لِيال‬CC‫“ق‬Bahkan sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena
kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil
dari mereka.” [QS.an-Nisa’: 155]

Demikian juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan


kepada kita bahwa jumlah umatnya yang di atas sunnah pun hanya
sedikit. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya
Islam itu mulanya aneh dan akan kembali aneh seperti mulanya.”
[HR.Muslim 1/90]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa umatnya
pada akhir zaman lebih banyak mengikuti hawa nafsu daripada
mengikuti sunnah.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Dan akan terpecah belah


umatku ini menjadi tujuh puluh tiga millah, semuanya di Neraka kecuali
satu millah. Lalu ada yang bertanya: Siapakah yang satu itu? Beliau
menjawab: Orang yang mengikuti saya pada hari ini dan mengikuti
sahabatku.”
[HR.Tirmidzi: 6/141]

Hadits ini menjelaskan kepada kita umat Islam bahwa golongan yang
selamat dari api neraka dan golongan yang haq hanyalah orang yang
mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnah
para sahabatnya.
Imam al-Munawi rahimahullah berkata: “Sedangkan sumber
golongan yang tersesat dari umat ini ada enam: Khawarij,
Qodariyyah, Jahmiyyah, Murjiah, Rofidhoh, dan Jabariyah,
masing-masing berpecah belah menjadi dua belas golongan,
sehingga jumlah keseluruhan tujuh pula dua.”

Berkata Syaikh Sholih Fauzan hafizhahullah: “Sabda beliau


shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Orang yang mengikuti
sunnahku hari ini dan sahabatku, mereka adalah golongan
yang selamat seperti yang dijelaskan oleh Allah azza wa jalla
di dalam QS.at-Taubah: 100.
Golongan yang selamat dan bahagia ini tidak boleh bersedih
dan berkecil hati.

Walaupun jumlahnya hanya sedikit akan tetapi tetap menang


bila melawan kaum kafirin, munafik, dan musyrik.

Allah azza wa jalla berfirman:

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat


mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.
Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

[QS.al-Baqoroh: 249]
Allah azza wa jalla akan menghinakan kelompok umat yang
tersesat, walaupun jumlah mereka banyak, karena orang yang
tersesat mereka mengikuti hawa nafsu dan mencari
keuntungan dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Senantiasa golongan dari umatku ini membela kebenaran


[mereka menang] tidak lah membahayakan bagi mereka orang
yang menyelisihinya sampai datang ketentuan Allah,
sedangkan dia tetap menang.”

[HR.Muslim: 6/52]
Semua keterangan merupakan kabar gembira kepada orang yang berpegang teguh
kepada sunnah Rasulullah SAW, mereka yang berpegang teguh kepada Sunnah
Rasulullah SAW. pasti dimenangkan dan di bela oleh Allah azza wa jalla sekalipun
jumlahnya hanya sedikit.

Firman Allah azza wa jalla:

Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang
buruk itu menarik hatimu…”
[QS.al-Maidah : 100]

Selanjutnya agar kita tidak tertipu oleh musuh-musuh Allah azza wa jalla yang
berselimut di dalam wadah dan kelompok, maka kita wajib menuntut Ilmu Syar’i
kepada orang-orang yang membela Sunnah Rasulullah SAW. dan Sunnah para
sahabatnya, mereka adalah ahlussunnah yang mencintai Rasulullah SAW.

Dengan menuntut Ilmu Syar’i kita akan mengetahui orang yang tersesat dan
menyesatkan.

Dan dengan menuntut Ilmu Syar’i kita mengetahui orang yang menuntun kita kepada
petunjuk Allah azza wa jalla dan Sunnah Rasul-Nya.
Hendaknya kita menjauhi orang yang berpegang kepada rasio
atau hawa nafsunya, karena mereka pasti memusuhi ajaran
Islam dan memusuhi orang yang beriman.

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin


yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar.
Dan adalah mereka menyakini ayat-ayat Kami.”
[QS.As-Sajdah: 24]

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Maka dengan bersabar


akan ditinggalkan syahwat dan dengan yakin di atas yang haq
akan tergusur kerancuan atau syubhat.”
Upaya lain agar kita tidak menjadi ajang bagi musuh-musuh Islam,
hendaknya kita tidak ambisi dunia, karena di antara yang menjadi sebab
jauhnya dari dinul Islam adalah karena cinta dunia.

Allah azza wa jalla mengingatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam dan umatnya:“Dan bersabarlah kamu bersama-sama  dengan
orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas.”
[QS.Al-Kahfi: 28]

Wallahu A’lam.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Junairi Alwi Al-Idris
HASIL PENELITIAN BALITBANG DIKLAT KEMENAG TERTANGGAL 23 JULI 2015
DENGAN TITEL, “PERLUKAH RISAUKAN GERAKAN KEAGAMAAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA?”

Penelitian ini pada intinya ingin menjawab pertanyaan apakah kehadiran


gerakan keagamaan transnasional seperti Salafi, Syiah, Jamaah Tabligh,
ikhwanul muslimin (IM) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) itu
membahayakan eksistensi NKRI dan ormas keagamaan yang telah
mapan?

Aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian itu adalah:


1. Jaringan Intelektual,
2. Kegiatan.
3. Pendanaan, dan
4. Kerja Kelembagaan.

Penelitian ini diakui telah berhasil menjelaskan bagaimana sebenarnya


posisi gerakan keagamaan transnasional itu dalam konteks perubahan
sosial-keagamaan dan sosial-politik di Indonesia.
Kesimpulan Dari Penelitian :

“bahwa keberadaan gerakan keagamaan transnasional di Indonesia secara


agama, politik dan ekonomi tidaklah membahayakan NKRI.”

Alasannya, disebutkan bahwa bagaimanapun (mereka) adalah warga negara Indonesia.

Kesimpulan ini jelas bertabrakan dengan pernyataan segelintir orang atau sekelompok
orang yang terus berusaha mendiskreditkan HTI, dengan berulang menyatakan bahwa
HTI itu membahayakan atau mengancam NKRI.

Penelitian itu kemudian merekomendasikan kepada pemerintah dalam hal ini


Kementerian Agama :

“Agar tidak perlu merisaukan keberadaan gerakan-gerakan keagamaan transnasional


ini.

Gerakan-gerakan itu bahkan harus diterima sebagai kenyataan yang pada dasarnya
ingin melengkapi pelayanan keagamaan yang sudah diberikan oleh organisasi-
organisasi keagamaan yang telah lama ada.”
Bila perlu, pemerintah membantu untuk membangun jaringan intelektual bersama agar
sinergitas gerakan keagamaan di antara organisasi keagamaan terjalin.

Secara politik, keberadaan keagamaan transnasional disebutkan juga tidak perlu


dikhawatirkan.

Alasannya, perimbangan politik yang ada saat ini kiranya sudah permanen sehingga
sulit membayangkan cita-cita gerakan mereka terwujud secara komprehensif.

Justru partai politik dan ormas keagamaan dapat membangun jaringan sehingga pesan-
pesan moral agama dapat dijadikan sandaran dalam setiap pengambilan keputusan
legislasi di Parlemen.

Karena itu Kemenag, khususnya Direktorat Jenderal Bimas Islam, perlu memfasilitasi
pertemuan gerakan keagamaan transnasional dengan organisasi keagamaan lokal yang
telah mapan dan partai politik di Indonesia agar tercipta kesepahaman bersama yang
berkaitan dengan kepentingan politik umat beragama di Indonesia.
Kesimpulan penelitian ini menyisakan pertanyaan penting.

Bila bukan gerakan keagamaan transnasional seperti HTI yang mengancam negara ini, lantas apa
atau siapa sebenarnya yang harus dianggap sebagai ancaman bagi negara ini?

Oleh karena itu, penting sekali penelitian ini dilanjutkan hingga pertanyaan tadi bisa terjawab.
Sebab, tidak mungkin kan negara ini bebas dari ancaman?

Nah, berkaitan dengan ancaman terhadap negara ini, HTI berpandangan dan berkeyakinan bahwa
saat ini negeri ini tengah berada dalam ancaman neoliberalisme dan neoimperialisme.

Neoliberalisme adalah paham yang menghendaki pengurangan peran negara dalam ekonomi,
karena negara dianggap sebagai penghambat utama penguasaan ekonomi oleh individu/korporat
yang sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan.

Pengurangan peran negara dilakukan di antaranya melalui privatisasi sektor publik, pencabutan
subsidi komoditas strategis, penghilangan hak-hak istimewa BUMN melalui berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang menyama-dudukkan BUMN dengan BUMS (Badan Usaha
Milik Swasta) dan sebagainya.
Jadi, neoliberalisme sesungguhnya merupakan upaya pelumpuhan negara—selangkah
menuju corporate state (korporatokrasi) saat negara dihela oleh persekutuan jahat
antara politikus dan pengusaha.

Keputusan-keputusan politik, karenanya, tidak sungguh-sungguh dibuat untuk


kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan korporat baik domestik maupun asing.

Adapun neoimperialisme adalah penjajahan cara baru yang ditempuh oleh negara
kapitalis untuk tetap menguasai dan menghisap negara lain.

Dulu dikenal dengan semangat gold (kepentingan penguasaan sumberdaya ekonomi),


glory (kepentingan kekuasaan politik) dan gospel (kepentingan misi Kristiani).

Meski mungkin kepentingan ketiga (gospel) kini tidak diakui, kepentingan pertama dan
kedua (gold dan glory) nyata sekali masih berjalan utamanya melalui neoliberalisme.
Neoliberalisme dan neoimperialisme tentu berdampak sangat dampak buruk bagi rakyat.

Di antaranya :

1. Tingginya Angka Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi,

2. Kerusakan Moral dan Korupsi yang Makin Menjadi-jadi, serta

3. Meningkatnya Angka Kriminalitas yang Dipicu oleh Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial.

Banyaknya pejabat dan anggota legislatif di pusat maupun daerah yang menjadi tersangka
korupsi membuktikan bagaimana mereka menghalalkan segala cara guna mengembalikan
investasi politiknya.

Caranya adalah dengan memperdagangkan kewenangannya sehingga membiarkan kekayaan


alam yang semestinya untuk kesejahteraan rakyat itu dihisap oleh korporasi domestik maupun
asing.

Di situlah mengapa HTI menyerukan, “Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah”.

Pasalnya, jelas sekali negeri ini harus segera diselamatkan dari dua ancaman yang sangat nyata
itu.

[HM Ismail Yusanto]

Anda mungkin juga menyukai