ْون ِإال الظَّ َّن وَِإنَ يل هَّللا ِ ِإنْ يَتَّبِ ُع َ ْض ُّلو َك َعن
ِ ِ سب ِ ُض ي ْ وَِإنْ تُ ِط ْع َأ ْكثَ َر َمنْ فِي
ِ األر
ون
َ ص ُ “ ُه ْم ِإال يَ ْخ ُر
Jika kamu taat kepada kebanyakan manusia di muka bumi ini, pasti mereka akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah yang benar dan menghalangi kamu dari al-haq,
karena pada saat itu mereka kufur dan tersesat.
Dan jika kamu mentaati mereka kamu akan seperti mereka, karena mereka tidak
mengajak kamu kepada petunjuk, bahkan mereka telah jatuh kepada kesesatan karena
mereka hanya mengikuti dugaan dan kira-kira belaka.
Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah melarang kamu yang demikian itu karena
Allah lebih tahu tentang mereka daripada kamu. Wahai Muhammad, ikutilah yang Aku
perintahkan kepadamu dan tinggalkan apa yang Aku larang kepadamu dan jangan
kamu mentaati mereka, dan jangan kamu tinggalkan larangan mereka, karena Aku lebih
tahu siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat.” [Tafsir ath-Thobari:
12/65]
KOMENTAR ULAMA SUNNAH TENTANG MAYORITAS UMAT
Kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan bathil,
lihatlah jalan yang ditempuh.”
Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
[QS.Ibrahim/14:34]
2. Putus asa dari rahmat Allah azza wa jalla dan berbuat kufur
Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” [QS.Hud/11 :9]
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Allah azza wa jalla mengabarkan tabiat
manusia, dia itu bodoh lagi menganiaya diri sendiri, tatkala Allah azza wa jalla merasakan
kepada mereka kesehatan, rezeki dan punya anak, lalu Allah azza wa jalla mencabutnya, tiba-tiba
mereka putus asa dan tidak berharap pahalanya.”
Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” [QS.al-Kahfi: 54]
Ibnu Zaid rahimahullah berkata: “Manusia banyak membantah nabinya dan menolak risalah yang
dibawanya.” [Tafsir ad-Durul Mansur: 6/376]
6. Sangat bodoh
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” [QS.al-Ahzab: 72]
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Manusia itu menganiaya dirinya sendiri dan sangat
bodoh dengan perintah Allah dan bodoh membawa amanat.” [Tafsir al-Baghowi: 6/380]
7. Berkeluh kesah ْنإل َس َان ُخلِ َق َهلُوعًاCC“ِإ َّنا
Ibnu Anbari rahimahullah berkata: “Manusia lebih suka berbuat jahat sepanjang umurnya dan
tidak ingin bertobat dari perbuatan dosanya.”
[Tafsir Fathul Qodir: 7/362]
9. Melampaui batas dari yang wajib, yang haram dan yang mubah
ْ َان لَي
ط َغى َ “ َكال ِإ َّن اإل ْن َس
Al Qurthubi rahimahullah berkata: “Manusia melampaui batas berbuat aniaya dan keluar dari
ketentuan Allah azza wa jalla.”
[Tafsir al-Qurthubi: 6/245]
10. Sedikit bersyukurل َّش ُكو ُرCC“وقَلِ ٌيل ِمْن ِعبَا ِد َيا
َ
Imam Mujahid rahimahullah berkata: “Manusia lemah jiwa dan semangatnya.” Berkata Thowus
rahimahullah: “Mereka lemah menghadapi godaan wanita.”
Sesungguhnya (al Qur’an) itu benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
beriman.”
[QS.Hud/11: 17]
ِ َّلنCCَأبَىَأ ْكثَ ُر اCCC ِّل َمثَ ٍل َفCن ِمْن ُكCِ لقُرْ آCCا
2. Umumnya menolak ajaran Islamاسِإ ال ْ يه َذا ِ َّلنC ِ َّر ْفنَا لC ص
َ CCCاس ِف َ َولَقَ ْد
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Qur’an ini tiap-tiap
macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).”
[QS.al-Isro’/17: 89]
3. Umumnya mereka membenci ajaran Islamون ِ C ْل َح ِّق َكC ِ لC“وَأ ْكثَ ُر ُه ْم
َ ُاره َ
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
sholih; dan amal sedikit lah mereka ini.”
[QS.Shod/38: 24]
Allah azza wa jalla mengabarkan bahwa orang yang benar itu jumlahnya sedikit, akan tetapi
sedikit itu tidak membahayakan dirinya.
ِ ِ ْغنCC ُيCلظَّنالCC ِإ الظَنًّا ِإ َّناCُع َأ ْكثَ ُر ُه ْمC ِتَّبCCَو َما َي
ْ يم َن
5. Prinsipnya hanya dugaan belaka َماCCC ِبC ْيًئا ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌمC ل َح ِّق َشCCا
َ ُ ْف َعلCC“ي
ون َ
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka kerjakan.”
[QS.Yunus/10: 36]
Inilah umumnya sifat manusia, jika mereka mengikuti umumnya pasti akan rusak agama dan
akhlaknya, dan pasti hina hidupnya di dunia dan di akhirat.
MAYORITAS UMAT MENURUT AS SUNNAH
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:“Kamu jumpai manusia seperti
seratus unta, tidaklah seorang itu menjumpai untanya yang
dapat ditungganginya.”
[HR.Muslim: 7/192]
Dan ketahuilah oleh bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan)
kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan.” [QS.al-
Hujuroot/49: 7]
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Hendaklah kalian waspada kepada perkata yang
dikerjakan oleh sebagian manusia, karena mereka membangun akidah atau amalnya berpijak
kepada pendapat orang tertentu.
Apabila mereka mengetahui dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang menyelisihi pendapatnya,
mereka memalingkan makna nash tersebut sesuai dengan hawa nafsunya, mereka memaksakan
al-Qur’an dan as-Sunnah agar mengikuti kehendaknya, padahal mestinya merekalah yang harus
mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah, mereka menjadikan selainnya keduanya sebagai imam
panutan.
Inilah jalannya penyembah hawa nafsu, mereka tidak mengikuti kebenaran, maka Allah mencela
mereka dengan QS.al-Mukminun/23:71 (diatas).”
Orang yang mengikuti umumnya manusia kebanyakan mereka bodoh, tidak mengenal ajaran
Islam, sehingga sandaran mereka berpijak kepada tokoh yang berwibawa, padahal dasar
bertindak dari tokoh ini ialah hawa nafsu dan dugaan belaka, sedangkan hawa nafsu selalu
berubah, pagi hari lain dengan sore hari, maka dengan kekuasaannya mereka mengajak umat
bagaikan bola yang ditendang kesana kemari. Lihat kehidupan orang yang fanatik kepada
golongan.
Baca QS.as-Saba’/34: 33 Tentang penyesalan mereka pada hari kiamat.
Setiap manusia memiliki pikiran dan keinginan yang berbeda, sedangkan mereka tidak
memiliki pemersatunya. Adapun Islam sebagai satu-satunya pemersatu umat mereka membenci
dan menolaknya, mereka hanya bangga dengan hawa nafsu dan golongannya. [Baca QS.ar-
Rum/30: 31-32]
6. Mereka pencela Islam dan mengolok-ngolok pengikutnyaCِ هCCCانُوا ِبCالك ٍ ِمْن َرسCْأتِي ِه ْمCCَو َما َي
َ ُولِإ
ْزُئون
ِ C ْستَهCC“ي
َ
Dan tidak datang seorang rosul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-
olokannya.”
[QS.al-Hijr/15: 11]
Perhatikan orang yang mengandalkan hawa nafsunya, pasti mengolok-ngolok orang yang
menyampaikan ajaran Islam dan yang mengamalkannya, dan mendiamkan orang yang berbuat
maksiat, bid’ah dan syirik.
7. Hidupnya bagaikan hewan yang dikendalikan oleh hawa nafsunyaونَأ ْو َ ُC ْس َمعCC َيCب َّنَأ ْكثَ َر ُه ْم
حْ َس ُ َأCCC َتCَأ ْم
َ ون ِإ ْن هُ ْم ِإال َكاأل ْن َع ِام بَلْ هُ ْم َأ
ضلُّ َسبِيال َ ُ“يَ ْعقِل
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebihsesat jalannya (dari binatang
ternak itu).”
[QS.al-Furqon/25: 44]
8. Umumnya mereka ahli neraka
Inilah bahaya yang paling berat bagi orang yang mengikuti kebanyakan manusia hendaknya
mereka waspada bahwa manusia akan dihisab amalnya.
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka. Kalimat Robbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan, sesungguhnya Aku akan memenuhi
neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”
[QS.Hud: 119]
Selagi akal manusia masih sehat, dia pasti menyesal karena mengikuti umumnya manusia, yaitu
mereka banyak menipu orang lain untuk kepentingan pribadi dan hawa nafsunya.ً َّرةCنَا َكC َلَ ْو َأ َّنلCCCَف
ْ ون ِم َن
ل ُمْؤ ِمنِ َينCCا َ نَ ُكCCC“فMaka
َ sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi
orang-orang yang beriman.”
[QS.asy-Syu’aro’: 102]
JANGAN BIARKAN DIRIMU MENYESAL DI KEMUDIAN HARI
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti
kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Demikianlah
Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.”
[QS.al-Baqoroh: 16]
Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.
[QS.al-Mulk: 10]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Mereka kembali dalam keadaan mengeluh dan menyesal.”
[Tafsir Ibnu Katsir: 2/119]
Dan masih banyak ayat lain yang menjelaskan penyesalan mereka pada hari Kiamat,
silahkan baca QS.al-Mukminun/23: 106, QS.al-An’am/6: 27-29, QS.az-Zukhruf/43: 67,
QS.Fushshilat/41: 29 dan surat lainnya.
GOLONGAN YANG SELAMAT DAN YANG BENAR
Hadits ini menjelaskan kepada kita umat Islam bahwa golongan yang
selamat dari api neraka dan golongan yang haq hanyalah orang yang
mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnah
para sahabatnya.
Imam al-Munawi rahimahullah berkata: “Sedangkan sumber
golongan yang tersesat dari umat ini ada enam: Khawarij,
Qodariyyah, Jahmiyyah, Murjiah, Rofidhoh, dan Jabariyah,
masing-masing berpecah belah menjadi dua belas golongan,
sehingga jumlah keseluruhan tujuh pula dua.”
[QS.al-Baqoroh: 249]
Allah azza wa jalla akan menghinakan kelompok umat yang
tersesat, walaupun jumlah mereka banyak, karena orang yang
tersesat mereka mengikuti hawa nafsu dan mencari
keuntungan dunia.
[HR.Muslim: 6/52]
Semua keterangan merupakan kabar gembira kepada orang yang berpegang teguh
kepada sunnah Rasulullah SAW, mereka yang berpegang teguh kepada Sunnah
Rasulullah SAW. pasti dimenangkan dan di bela oleh Allah azza wa jalla sekalipun
jumlahnya hanya sedikit.
Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang
buruk itu menarik hatimu…”
[QS.al-Maidah : 100]
Selanjutnya agar kita tidak tertipu oleh musuh-musuh Allah azza wa jalla yang
berselimut di dalam wadah dan kelompok, maka kita wajib menuntut Ilmu Syar’i
kepada orang-orang yang membela Sunnah Rasulullah SAW. dan Sunnah para
sahabatnya, mereka adalah ahlussunnah yang mencintai Rasulullah SAW.
Dengan menuntut Ilmu Syar’i kita akan mengetahui orang yang tersesat dan
menyesatkan.
Dan dengan menuntut Ilmu Syar’i kita mengetahui orang yang menuntun kita kepada
petunjuk Allah azza wa jalla dan Sunnah Rasul-Nya.
Hendaknya kita menjauhi orang yang berpegang kepada rasio
atau hawa nafsunya, karena mereka pasti memusuhi ajaran
Islam dan memusuhi orang yang beriman.
Wallahu A’lam.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Junairi Alwi Al-Idris
HASIL PENELITIAN BALITBANG DIKLAT KEMENAG TERTANGGAL 23 JULI 2015
DENGAN TITEL, “PERLUKAH RISAUKAN GERAKAN KEAGAMAAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA?”
Kesimpulan ini jelas bertabrakan dengan pernyataan segelintir orang atau sekelompok
orang yang terus berusaha mendiskreditkan HTI, dengan berulang menyatakan bahwa
HTI itu membahayakan atau mengancam NKRI.
Gerakan-gerakan itu bahkan harus diterima sebagai kenyataan yang pada dasarnya
ingin melengkapi pelayanan keagamaan yang sudah diberikan oleh organisasi-
organisasi keagamaan yang telah lama ada.”
Bila perlu, pemerintah membantu untuk membangun jaringan intelektual bersama agar
sinergitas gerakan keagamaan di antara organisasi keagamaan terjalin.
Alasannya, perimbangan politik yang ada saat ini kiranya sudah permanen sehingga
sulit membayangkan cita-cita gerakan mereka terwujud secara komprehensif.
Justru partai politik dan ormas keagamaan dapat membangun jaringan sehingga pesan-
pesan moral agama dapat dijadikan sandaran dalam setiap pengambilan keputusan
legislasi di Parlemen.
Karena itu Kemenag, khususnya Direktorat Jenderal Bimas Islam, perlu memfasilitasi
pertemuan gerakan keagamaan transnasional dengan organisasi keagamaan lokal yang
telah mapan dan partai politik di Indonesia agar tercipta kesepahaman bersama yang
berkaitan dengan kepentingan politik umat beragama di Indonesia.
Kesimpulan penelitian ini menyisakan pertanyaan penting.
Bila bukan gerakan keagamaan transnasional seperti HTI yang mengancam negara ini, lantas apa
atau siapa sebenarnya yang harus dianggap sebagai ancaman bagi negara ini?
Oleh karena itu, penting sekali penelitian ini dilanjutkan hingga pertanyaan tadi bisa terjawab.
Sebab, tidak mungkin kan negara ini bebas dari ancaman?
Nah, berkaitan dengan ancaman terhadap negara ini, HTI berpandangan dan berkeyakinan bahwa
saat ini negeri ini tengah berada dalam ancaman neoliberalisme dan neoimperialisme.
Neoliberalisme adalah paham yang menghendaki pengurangan peran negara dalam ekonomi,
karena negara dianggap sebagai penghambat utama penguasaan ekonomi oleh individu/korporat
yang sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan.
Pengurangan peran negara dilakukan di antaranya melalui privatisasi sektor publik, pencabutan
subsidi komoditas strategis, penghilangan hak-hak istimewa BUMN melalui berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang menyama-dudukkan BUMN dengan BUMS (Badan Usaha
Milik Swasta) dan sebagainya.
Jadi, neoliberalisme sesungguhnya merupakan upaya pelumpuhan negara—selangkah
menuju corporate state (korporatokrasi) saat negara dihela oleh persekutuan jahat
antara politikus dan pengusaha.
Adapun neoimperialisme adalah penjajahan cara baru yang ditempuh oleh negara
kapitalis untuk tetap menguasai dan menghisap negara lain.
Meski mungkin kepentingan ketiga (gospel) kini tidak diakui, kepentingan pertama dan
kedua (gold dan glory) nyata sekali masih berjalan utamanya melalui neoliberalisme.
Neoliberalisme dan neoimperialisme tentu berdampak sangat dampak buruk bagi rakyat.
Di antaranya :
3. Meningkatnya Angka Kriminalitas yang Dipicu oleh Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial.
Banyaknya pejabat dan anggota legislatif di pusat maupun daerah yang menjadi tersangka
korupsi membuktikan bagaimana mereka menghalalkan segala cara guna mengembalikan
investasi politiknya.
Di situlah mengapa HTI menyerukan, “Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah”.
Pasalnya, jelas sekali negeri ini harus segera diselamatkan dari dua ancaman yang sangat nyata
itu.