Anda di halaman 1dari 10

PENGAIRAN PASANG SURUT (PPS)

TEKNOLOGI PPS
Dosen Pengampuh :
ADHI SURYA, ST., MT
NIDN 1126058001
 
Disusun Oleh:
Ikhsanudin
NPM 18.64.0061
 
KELAS REGULER PAGI 6A BANJARMASIN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Atas Berkat Rahmat Allah SWT dan karunia-Nya. Tugas membuat makalah telah selesai dikerjakan dan di
kumpulkan oleh peserta didik di e-m@il dosen pengampu matakuliah yang saya ampuh antara lain :
1. Pengairan Pasang Surut

Ada misi dalam kegiatan ini yaitu membentuk kemampuan mahasiswa menguasai teknologi digital dan
untuk kemampuan literasi matakuliah yang mahasiswa ambil semester Genap TA.2020/2021 di Program
Studi (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

Di era pademi covid-19 model pembalajaran full e-learning (daring) adalah model perkuliahan yang tepat,
terjadinya revolusi industri 4.0 yang benar-benar terjadi di tahun 2021 ini. Sehingga masih perlu perbaikan-
perbaikan yang harus dilakukan untuk kedepannya. Sampai saat ini kegiatan belajar mengajar belum bisa
dilakukan di kelas kampus Uniska MAB pilihanya tetap kuliah online yang sudah dimulai dari Bulan Maret-
April-Mei-Juni-Juli (Semester Genap TA.2020/2021). Maka tolak ukur dari hasil perkuliahan online adalah
makalah powerPoint, E-book dan Video Youtube karya mahasiswa yang dibimbing. Harapannya dengan
selesai menghasilkan karya, mereka mampu bersaing di era digital 4.0 dan menghasilkan karya Makalah, E-
book dan Video Youtube lainnya. Sudah sejak dini diperkenalkan tata cara penulisan ilmiah E-book sehingga
kelak ketika Skripsi sudah memiliki modal untuk menulis ilmiah dan kemampuan membikin video youtube.
BAB I

Pendahuluan

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan


bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia
diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan
prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-
sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam bepergian dan
mengendalikan lingkungan mereka.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak
kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi
global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses
teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki yang disebut pencemar dan
menguras sumber daya alam, merugikan, dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai
macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru
sering kali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh: meluasnya gagasan
tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya
hanya menyangkut permesinan. Contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
Rumusan Masalah

1. Inovasi Teknologi Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut


2. Model Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut
a. Pembelajaran (Lesson Learned)
3. Tantangan dan Peluang
BAB II

ISI

1. Inovasi Teknologi Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut


Pengembangan lahan rawa untuk pertanian yang produktif membutuhkan inovasi, baik
inovasi teknologi maupun inovasi kelembagaan. Inovasi teknologi pengelolaan air dan tanah
merupakan teknologi utama untuk keberhasilan pengembangan budi daya pertanian di lahan
rawa. Teknologi pengelolaan air dan tanah meliputi penataan jaringan tata air makro dan
mikro, penataan lahan, ameliorasi, dan pemupukan (Suriadikarta dan Setyorini 2006; Subowo
et al. 2013; Noor 2014). Inovasi teknologi konservasi dan rehabilitasi lahan rawa pasang surut
juga sudah tersedia (Adimihardja et al. 2006). Selain itu dibutuhkan inovasi teknologi lain
seperti varietas unggul yang adaptif di wilayah setempat, pola tanam, pengelolaan tanaman
(populasi/jarak tanam, pengendalian gulma, hama dan penyakit), serta teknologi panen dan
pascapanen.
Pengelolaan air di lahan rawa pasang surut dibedakan ke dalam: (1) pengelolaan air
makro, (2) pengelolaan air mikro, dan (3) pengelolaan air tingkat tersier yaitu mengaitkan
antara pengelolaan air makro dan pengelolaan air mikro (Widjaja-Adhi dan Alihamsyah 1998).
Pengelolaan air makro atau pengelaolaan air di kawasan reklamasi bertujuan agar jaringan
drainase/irigasi (navigasisekunder-tersier), kawasan retarder dan sepadan sungai/laut dan
saluran intersepsi, serta kawasan tampung hujan dapat berfungsi.
2. Model Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di lahan rawa pasang surut, tersedia
berbagai komponen tekno- logi yang bisa dikembangkan (Hartatik dan Suriadikarta 2006; Noor et
al. 2007b; Mukhlis et al. 2011; Noor et al 2011; Haryono et al. 2012; Haryono 2013). Komponen
teknologi alsintan, varietas unggul disertai pemupukan berimbang dapat menjadi alternatif
perbaikan sistem usaha tani yang ada. Untuk beberapa kasus dapat diterapkan sistem integrasi
paditernak, terutama sapi, ayam, dan itik, atau dikombinasikan dengan ikan (Diwyanto et al.
2012), serta pengembangan sumber daya lokal (kearifan lokal), hortikultura dan agribisnis
lainnya (Jumberi dan Alihamsyah 2006; Noorginayuwati dan Rafieq 2007; Rina 2011; Khairullah
dan Saleh 2014; Saleh dan Khairullah 2014). Seperti telah diuraikan sebelumnya, ketersediaan
traktor tangan merupakan kendala utama bagi petani untuk mengusahakan lahan lebih luas dan
tepat waktu. Oleh karena itu, pengembangan traktor yang sesuai untuk lahan pasang surut
menjadi salah satu titik ungkit untuk meningkatkan luas tanam dan produksi padi (Diwyanto et
al. 2012). Dengan menggunakan traktor, petani dapat menanam padi lebih luas dan tepat waktu
sehingga luas tanam dan indeks pertanaman (IP) meningkat. Untuk itu, perlu program bantuan
atau kredit lunak untuk pengadaan traktor bagi kelompok tani. Selain traktor, pengembangan
mesin perontok dan alat pengering gabah juga merupakan titik ungkit untuk menurunkan
kehilangan hasil.

a. Pembelajaran (Lesson Learned)


Strategi pengembangan usaha tani tanaman pangan di lahan rawa pasang surut dapat
ditempuh melalui dua pendekatan.
3. Tantangan dan Peluang
a. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut
meliputi: (1) pemanfaatan lahan belum optimal karena lahan yang dimanfaatkan untuk budi
daya pertanian baru seluas 2,27 juta ha atau 23,8% dari luas lahan rawa yang sesuai untuk
pertanian (Haryono 2013); (2) keterbatasan infrastruktur pertanian, meliputi jalan desa dan
jalan usaha tani; (3) lemahnya penguasaan teknologi oleh petani; (4) keterbatasan modal petani;
(5) kelembagaan penunjang belum berkembang, dan (6) komitmen berbagai pihak (pemerintah
dan stakeholder lainnya) dalam mengembangkan pembangunan pertanian di lahan tersebut
belum optimal.
b. Peluang
Peluang untuk percepatan pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut antara
lain:
Tersedianya berbagai inovasi teknologi, terutama varietas unggul dengan karakteristik yang
beragam. Varietas Kapuas toleran keracunan besi, sedangkan Sei Lilin, Lalan, Banyuasin,
Dendang, Batanghari, Margasari, Martapura, Indragiri, Punggur, Lambur,
dan Mendawak selain toleran besi juga toleran masam. Varietas Lambur dan Mendawak
mempunyai rasa nasi pulen, varietas Siak Raya dan Air Tenggulang mempunyai rasa nasi pera,
sedangkan varietas Martapura dan Margasari mempunyai rasa nasi agak pulen. Varietas-varietas
unggul tersebut berumur 110- 125 hari dan potensi hasil 4-6 t/ha.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Inovasi teknologi pengelolaan air dan tanah merupakan teknologi utama untuk
keberhasilan pengembangan budi daya pertanian di lahan rawa. Teknologi pengelolaan air dan
tanah meliputi penataan jaringan tata air makro dan mikro, penataan lahan, ameliorasi, dan
pemupukan (Suriadikarta dan Setyorini 2006; Subowo et al. 2013; Noor 2014). Inovasi teknologi
konservasi dan rehabilitasi lahan rawa pasang surut juga sudah tersedia (Adimihardja et al.
2006). Selain itu dibutuhkan inovasi teknologi lain seperti varietas unggul yang adaptif di wilayah
setempat, pola tanam, pengelolaan tanaman (populasi/jarak tanam, pengendalian gulma, hama
dan penyakit), serta teknologi panen dan pascapanen.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di lahan rawa pasang surut, tersedia berbagai
komponen tekno- logi yang bisa dikembangkan (Hartatik dan Suriadikarta 2006; Noor et al. 2007b; Mukhlis
et al. 2011; Noor et al 2011;
Haryono et al. 2012; Haryono 2013). Komponen teknologi alsintan, varietas unggul disertai pemupukan
berimbang dapat menjadi alternatif perbaikan sistem usaha tani yang ada.

Darman M. Arsyad, Busyra B. Saidi, dan Enrizal. 2014. PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN DI
LAHAN RAWA PASANG SURUT MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN.
URL :
https://media.neliti.com/media/publications/30890-ID-pengembanganinovasipertanian-di-lahan-rawa-pasang-
surut-mendukung-kedaulatan-p.pdf.
Diakses 05 Mei 2020 Pukul 15.45

Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kennardy Dewanto. 2012. Pertanian Berkelanjutan di Tanah Pasang Surut. URL :


http://kenzhi17.blogspot.com/2012/11/pertanian-berkelanjutan-di-tanahpasang.html. Diakses 19 April 2020
pukul 14.50

Subowo, N.P. S. Ratmini, Purnamayani, dan Yustisia. 2013. Pengaruh ameliorasi tanah rawa pasang surut
untuk meningkatkan produksi padi sawah dan kandungan besi dalam beras. Jurnal Tanah dan Iklim 37(1): 19-
24.
BIODATA
Nama : Ikhsanudin
NPM : 18640061
ALAMAT : Kapuas
NO HP : 081257893334
EMAIL : 18640061Ikhsanudin@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL : SDN 1 Manggala Permai
: SMPN 1 Kapuas murung
: SMAN 1 Kapuas Murung
HOBI : Membaca
MOTO HIDUP : Bismillah-Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai