Anda di halaman 1dari 12

EKOMOMI REGIONAL II

“ KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH ”

KELOMPOK 2 :

1. ANNISA PERMATA SARI


2. ARPAYANA
3. ATIKA JUBAIDAH RAHIM
4. CHAIRUNNISA
5. CHRISMAR RICKY RIVALDI RA’U
Latar Belakang Ketimpangan
Pembangunan
Ketimpangan pembangunan antar daerah merupakan aspek yang umum terjadi dalam
kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya
perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat
pada masing – masing daerah. Akibat dari perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam
mendorong proses pembangunan juga menjadi berbeda. Karena itu, tidaklah
mengherankan bilamana pada setiap daerah biasanya terdapat daerah maju (Development
Region) dan daerah terbelakang (Underdevelopment Region). Terjadinya ketimpangan
antar daerah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar
daerah. Karena itu, aspek ketimpangan pembangunan antar daerah ini juga mempunyai
implikasi pula terhadap formulasi kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah.
Pengertian Ketimpangan
Pembangunan
Indonesia sebagai Negara sedang berkembang sedang giat melakukan
pembangunan secara berencana dan bertahap. Pembangunan ekonomi
pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengejar
ketertinggalan kita sebagai Negara sedang berkembang dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ketimpangan atau disparitas adalah perbedaan antar suatu wilayah
dengan wilayah lainnya secara vertikal dan horizontal yang
menyebabkan disparitas atau ketidakmerataan pembangunan
Teori Neo-Klasik Tentang
Ketimpangan Pembangunan
Secara teoritis permasalahan Menurut Hipotesa Neo-Klasik
ketimpangan pembangunan antar pada permulaan proses
daerah mula - mula dimunculkan oleh pembangunan suatu negara,
Douglas C North dalam analisanya
tentang Teori Pertumbuhan Neo-
ketimpangan pembangunan
Klasik. Dalam teori tersebut antar daerah cenderung
dimunculkan sebuah prediksi tentang meningkat. Proses ini akan
hubungan antar tingkat pembangunan terjadi sampai ketimpangan
ekonomi nasional suatu Negara tersebut mencapai titik puncak.
dengan ketimpangan pembangunan Setelah itu, bila proses
antar wilayah. Hipotesa ini kemudian pembangunan terus berlanjut,
lazim dikenal sebagai Hipotesa Neo-
Klasik yang menarik perhatian para
maka secara berangsur-angsur
ekonom dan perencana pembangunan ketimpangan pembangunan
daerah antar daerah tersebut akan
menurun.
Berdasarkan hipotesa ini, dapat ditarik suatu
kesimpulan sementara bahwa pada Negara-negara
sedang berkembang umumnya ketimpangan
pembangunan antar daerah cenderung lebih tinggi,
sedangkan pada negara maju ketimpangan tersebut
akan menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, kurva
ketimpangan pembangunan antar daerah adalah
berbentuk huruf U terbalik (Reserve U-shape Curve)
Faktor Penyebab Ketimpangan
Antar Wilayah

Kurang
Perbedaan Perbedaan Lancarnya Konsentrasi Alokasi dana
Kandungan Kondisi Mobilitas kegiatan pembangunan
Sumber Daya Demografis Barang dan ekonomi daerah antar daerah
Alam Jasa
.
Contoh Kasus

Pembangunan wilayah bagian barat lebih tertinggal daripada timur. Pulau Jawa
bagian selatan secara umum lebih tertinggal dibandingkan daerah utara atau
kawasan pantai timur Sumatra lebih maju daripada pantai barat.
Pada tingkat kabupaten, contoh ekstrem adalah kabupaten dengan jumlah
penduduk terbesar di Indonesia, yaitu Bogor. Wilayah barat Kabupaten Bogor
jauh tertinggal ketimbang tengah dan timur. Wilayah bagian timur Bogor
memiliki ukuran ekonomi dua kali lipat ketimbang barat yang juga disertai
tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.
Namun demikian, hasil perhitungan dengan Termasuk Diluar DKI
mengeluarkan DKI Jakarta ternyata indeks Tahun
DKI Jakarta Jakarta
ketimpangan tersebut masih juga cukup
1993 0,56 0,44
tinggi yaitu sekitar 0,50 dibandingkan
1994 0,59 0,46
Negara lain juga mempunyai tendensi yang
1995 0,63 0,48
terus meningkat antar waktu sebagaimana
1996 0,67 0,49
ditemukan terdahulu. Dengan demikian,
1997 0,69 0,51
terlihat bahwa perhitungan indeks
1998 0,66 0,52
ketimpangan dengan mengeluarkan DKI
Jakarta ternyata lebih tepat karena 1999 0,67 0,53

perbedaan struktur perekonomian daerah. 2000 0,66 0,52


2001 0,65 0.51
2002 0,65 0,51
2003 0,64 0,50
TABEL
Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah di Indonesia 1995 -
2003
Solusi Mengatasi Ketimpangan Antar
Wilayah
Kebijakan dan upaya untuk menanggulangi
ketimpangan pembangunan daerah sangat ditentukan oleh
faktor yang menentukan terjadinya ketimpangan tersebut
Kebijakan yang dimaksudkan disini adalah merupakan
upaya pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang dapat
dilakukan dalam rangka penanggulangan ketimpangan
pembangunan antar daerah dalam suatu negara atau
wilayah
Penyebaran Mendorong
Pengembangan Pelaksanaan
pembangunan transmigrasi
pusat otonomi
prasarana dan migrasi
pertumbuhan daerah
perhubungan spontan
Kesimpulan
Dalam pembahasan kali ini dapat di simpulkan bahwa Ketimpangan
Pembangunan Antar Daerah itu adalah perbedaan pembangunan antar suatu daerah
dengan daerah lainnya baik secara vertikal maupun secara horizontal yang
menyebabkan disparatis atau ketidakemerataan pembangunan itu di sebabkan oleh
beberapa factor antara lain Perbedaan Kandungan Sumber Daya Alam, Perbedaan
Kondisi Demografis, Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa, Konsentrasi
Kegiatan Ekonomi Daerah, dan Alokasi Dana Pembangunan Antar Daerah. Adapun
solusi untuk permasalaan tersebut adalah dengan cara pemerintah harus melakukan
Penyebaran Pembangunan Prasarana Perhubungan, Mendorong Transmigrasi dan
Migrasi Spontan, Pengembangan Pusat Pertumbuhan, dan Pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Terima Kasih 

12

Anda mungkin juga menyukai