Anda di halaman 1dari 27

PWK - UNIVERSITAS PAKUAN

15 Oktober 2019

KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN WILAYAH


ekonomi wilayah dan kota

Novida Waskitaningsih
0813-2561-8920
novida.waskitaningsih@gmail.com
outline
• Pendahuluan
• Ketimpangan wilayah
• Ukuran ketimpangan wilayah
• Ketimpangan wilayah di Indonesia
• Penyebab ketimpangan wilayah
• Dampak ketimpangan wilayah
• Kemiskinan wilayah
• Indikator kemiskinan
• Kemiskinan di Indonesia
• Penanggulangan ketimpangan wilayah
pendahuluan
pendahuluan
Masih ingatkah teori apa saja yang mendasari munculnya
permasalahan ketimpangan antarwilayah? CUMULATIVE CAUSATION
•Pembangunan pusat dan pinggiran
NEOKLASIK dapat mengakibatkan spread
effects/backswash effects
•Dasar munculnya pemerataan/
•Dampak spread effects lebih kecil
disparitas wilayah
•Disparitas wilayah terjadi secara
INTERREGIONAL daripada backwash effects
alamiah: pada permulaan proses •Interaksi antar wilayah dapat
pembangunan, ketimpangan wilayah menimbulkan pemerataan/
cenderung meningkat. Setelah titik disparitas wilayah berdasarkan CENTER-PERIPHERY
maksimum, bila pembangunan terus investasi, ekspor, impor
dilanjutkan, ketimpangan antar •Pembangunan pusat dan pinggiran
wilayah akan berkurang dengan dapat mengakibatkan trickle down
sendirinya effects/polarisasi
•Dampak trickle down effects lebih
besar daripada polarisasi
ketimpangan wilayah
• Ketimpangan wilayah:
• Terlihat dari adanya wilayah maju dan wilayah terbelakang (kurang maju).
• Konsekuensi logis pembangunan dan bagian/tahapan dalam suatu pembangunan →
fenomena umum yang terjadi dalam proses pembangunan suatu wilayah.
• Penyebab utama ketimpangan wilayah:
1 2
perbedaan kandungan perbedaan kondisi
sumber daya alam di demografi
masing-masing wilayah di masing-masing wilayah

kemampuan wilayah untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan berbeda
ukuran ketimpangan wilayah
ukuran ketimpangan wilayah
INDEKS WILLIAMSON
• Ditemukan oleh Jefrey G. Williamson (1966) untuk menguji kebenaran teori neoklasik.
• Digunakan untuk mengukur ketimpangan wilayah.
• Menggunakan data PDRB perkapita dan jumlah penduduk sebagai data dasar.

𝑦𝑖 = PDRB perkapita daerah i


y = PDRB perkapita rata-rata seluruh daerah
𝑓𝑖 = jumlah penduduk daerah i
n = jumlah penduduk seluruh daerah
0 < Vw < 1 Vw mendekati 0 → pembangunan sangat merata
Vw mendekati 1 → pembangunan sangat timpang
Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya ketimpangan, digunakan analisis shift share:
• Faktor dari dalam daerah, terlihat dari nilai proportional shift dan differential shift
• Faktor dari luar daerah, terlihat dari nilai regional-share
ketimpangan wilayah di Indonesia
ketimpangan wilayah di Indonesia
STUDI PERTAMA STUDI KEDUA
• Dilakukan oleh Hendra Esmara (1975). • Dilakukan oleh Uppal J.S dan Budiono Sri Handoko (1986).
• Menggunakan indeks Williamson • Menggunakan cara yang sama dengan yang pertama, tapi
sebagai ukuran. seri waktu lebih panjang.
• Perhitungan indeks dibedakan menjadi • Menghitung ketimpangan antarprovinsi.
dua: memasukkan dan tidak
memasukkan minyak dan gas bumi di KESIMPULAN KEDUA STUDI
dalam PDRB (karena tidak semua • Ketimpangan wilayah di Indonesia lebih tinggi
wilayah memiliki tambang tersebut). dibandingkan dengan negara maju, bahkan di antara
• Menghitung ketimpangan antarprovinsi. negara berkembang termasuk yang tertinggi.
• Ada keterbatasan data PDRB → analisis • Dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan
terbatas dan kesimpulan umum sulit ketimpangan → muncul kecemburuan sosial daerah
diperoleh. belakang terhadap daerah maju →muncul dampak politis
jika tidak diatasi.
ketimpangan wilayah di Indonesia
Ketimpangan Pembangunan
STUDI KETIGA Antarwilayah di Indonesia 1993-2003
• Dilakukan oleh Sjarizal (2002) untuk tahun 1993-2000. Tahun
Termasuk DKI Di Luar DKI
Jakarta Jakarta
• Mengukur ketimpangan dan tendensinya, serta melihat pengaruh
1993 0,56 0,44
keberadaan DKI Jakarta terhadap ketimpangan wilayah. 1994 0,59 0,46
• Menggunakan indeks Williamson. 1995 0,63 0,48
• Temuan: 1996 0,67 0,49
• Pengaruh DKI Jakarta terhadap ketimpangan antarwilayah 1997 0,69 0,51
1998 0,66 0,52
cukup besar karena struktur ekonomi kotanya sangat berbeda
1999 0,67 0,53
dengan provinsi lain. 2000 0,66 0,52
• Mulai tahun 2003, ada indikasi penurunan ketimpangan 2001 0,65 0,51
wilayah (jika DKI tidak diikutkan dalam perhitungan) → telah 2002 0,65 0,51
terjadi proses konvergensi (penyebaran/pemerataan 2003 0,64 0,5
2004 0,64 0,49
pembangunan). 2005 0,64 0,42
• Sebab: otonomi daerah tahun 2001 yang mendorong 2006 0,65 0,42
pemerintah daerah untuk meningkatkan pertumbuhan 2007 0,65 0,42
ekonomi daerahnya masing-masing. 2008 0,66 0,42
2009 0,63 0,39
ketimpangan wilayah di Indonesia
• Dengan pola yang sama, Indeks Ketimpangan Pembangunan AntarKabupaten dan Kota
diukur ketimpangan antar di Indonesia 2000-2004
kabupaten/kota di dalam satu Berdasarkan Harga Konstan 1993
provinsi. Jenis Ketimpangan
• Data yang digunakan: PDRB No
AntarWilayah
2000 2001 2002 2003 2004
perkapita dan penduduk. 1 antar kabupaten dan kota 0,423 0,435 0,446 0,454 0,465
• Temuan: 2 antarkabupaten 0,173 0,175 0,166 0,176 0,177
• Ketimpangan pembangunan 3 antarkota 0,329 0,354 0,369 0,398 0,422
antarkabupaten/kota lebih
rendah daripada provinsi.
• Ketimpangan di tingkat kota
lebih tinggi dibanding
tingkat kabupaten karena
pertumbuhan ekonomi kota
lebih besar variasinya
dibanding kabupaten.
ketimpangan wilayah di Indonesia
Fungsi Deskripsi
Fungsi peran pemerintah dalam
distribusi mempengaruhi distribusi
pendapatan & kekayaan untuk
menjamin adanya keadilan.
Fungsi peran pemerintah dalam
alokasi mengalokasikan sumber daya
ekonomi merata di seluruh
wilayah agar tercipta secara
efisiensi dan menyediakan barang
yang tidak bisa disediakan oleh
pasar.
Fungsi tindakan pemerintah dalam
• Indonesia Bagian Timur memiliki angka Indeks Williamson yang
stabilisasi mempengaruhi keseluruhan
lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia Bagian Barat → tingkat pengangguran,
ketimpangan cukup besar pertumbuhan ekonomi dan harga.
• Ada kecenderungan penurunan indeks ketimpangan di Indonesia
Bagian Timur → tidak lepas dari fungsi pemerintah.
penyebab ketimpangan wilayah
penyebab ketimpangan wilayah
1
Perbedaan kandungan Daerah dengan sumber daya alam melimpah akan memproduksi barang
sumber daya alam dengan biaya relatif murah → mendorong pertumbuhan ekonomi

2 Daerah dengan kondisi demografi yang baik (tingkat pendidikan dan


Perbedaan kondisi kesehatan yang baik, dll) cenderung mempunyai tingkat produktivitas
demografi kerja yang tinggi → mendorong peningkatan investasi → mendorong
penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

3 • Mobilitas kurang lancar → kelebihan produksi suatu daerah tidak


Kurang lancarnya dapat dijual ke daerah lain.
mobilitas barang dan jasa • Migrasi kurang lancar →kelebihan tenaga kerja suatu daerah tidak
akan dapat dimanfaatkan oleh daerah lain.
penyebab ketimpangan wilayah
• Konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup besar → peningkatan
penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat →
4 mendorong proses pembangunan daerah → pertumbuhan ekonomi
Konsentrasi kegiatan • Konsentrasi kegiatan ekonomi disebabkan beberapa hal:
ekonomi wilayah • Ketersediaan SDA yang lebih banyak di daerah tertentu;
• Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur transportasi, baik darat, laut
maupun udara;
• Kondisi demografi dengan jumlah dan kualitas yang baik.
Daerah yang mendapat alokasi investasi yang lebih besar → lapangan kerja
yang tersedia lebih banyak dan tingkat pendapatan perkapita lebih tinggi →
5 tingkat pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Alokasi dana/investasi
• Alokasi investasi pemerintah ke daerah tergantung pada sistem
pembangunan
pemerintahan yang dianut (sentralistik atau desentralisasi);
antarwilayah
• Alokasi investasi swasta lebih ditentukan oleh kekuatan pasar, yang
tergantung pada keuntungan lokasi daerah (termasuk keuntungan
aglomerasi).
dampak ketimpangan wilayah
dampak ketimpangan wilayah
Perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antarwilayah
yang berlebihan akan menyebabkan backwash effect
lebih mendominasi spread effect

ketimpangan antarwilayah

kemiskinan wilayah terbelakang (kurang maju)

kecemburuan dan ketidakpuasan masyarakat

implikasi politik dan ketentraman masyarakat


Kemiskinan dan Ketimpangan Wilayah di Indonesia Tahun
Tingkat ketimpangan pembangunan berkorelasi positif 2004-2013
dengan tingkat kemiskinan: Perbedaan % penduduk miskin menurut provinsi sejalan
• Peningkatan ketimpangan pembangunan dengan ketimpangan pembangunan antarwilayah yang
antarwilayah akan meningkatkan tingkat kemiskinan. terjadi antara Indonesia Bagian Barat dengan Bagian Timur.
• Begitu pula sebaliknya.
kemiskinan wilayah
kemiskinan wilayah
• Suatu kondisi dimana pendapatan tidak dapat memenuhi atau lebih rendah daripada kebutuhan
pokok (kebutuhan dasar minimum).
• World Bank: orang yang dapat dikelompokkan ke dalam miskin adalah orang yang per harinya
pendapatannya kurang dari USD 2 sehari.
• Pemerintah Indonesia: kemiskinan diukur dengan menghitung kebutuhan pangan seseorang dalam
sehari, diukur dengan satuan kalori kemudian dikalikan dengan harga.

kemiskinan absolut

Klasifikasi kemiskinan relatif


kemiskinan
kemiskinan struktural

kemiskinan kultural
kemiskinan wilayah
KEMISKINAN ABSOLUT KEMISKINAN RELATIF KEMISKINAN STRUKTURAL
• Dikaitkan dengan perkiraan • Lebih banyak ditentukan oleh keadaan Disebabkan oleh struktur atau tatanan
tingkat pendapatan dan sekitarnya, daripada keadaan orang kehidupan yang tidak menguntungkan,
kebutuhan. yang bersangkutan. yang menyebabkan masyarakat tidak
• Perkiraan kebutuhan hanya • Difokuskan kepada distribusi mempunyai peluang dan/atau akses
dibatasi pada kebutuhan pokok pendapatan. untuk mengembangkan dirinya.
atau kebutuhan dasar minimum • Orang yang sudah mempunyai tingkat
yang memungkinkan seseorang pendapatan yang memenuhi kebutuhan KEMISKINAN KULTURAL
untuk dapat hidup secara layak. dasar minimum tidak selalu berarti
• Diakibatkan oleh adat dan budaya
• Disebut miskin bila pendapatan "tidak miskin".
suatu daerah tertentu yang
tidak dapat mencapai • Disebut miskin bila pendapatan sudah
membelenggu seseorang.
kebutuhan pokok minimum. mencapai tingkat kebutuhan dasar
• Bisa dikurangi dan dihilangkan secara
minimum, tetapi masih jauh lebih
bertahap dengan mengabaikan adat
rendah dibandingkan dengan keadaan
dan budaya tertentu yang
masyarakat sekitarnya.
menghalangi seseorang melakukan
perubahan-perubahan ke arah
tingkat kehidupan yang lebih baik.
Indikator kemiskinan
Indikator Kemiskinan Fisik Non Fisik
Ekonomi • Kepemilikan lahan • Pendapatan keluarga
• Lahan garapan • Pengeluaran untuk perumahan
• Kualitas rumah • Pengeluaran untuk pendidikan
• Perabot rumah tangga • Pengeluaran untuk kesehatan
• Sarana transportasi • Pengeluaran untuk pangan
Sosial • Fasilitas pendidikan • Tidak buta huruf
• Fasilitas kesehatan • Kesehatan ibu
• Fasilitas sampah • Kesehatan balita
• Fasilitas air bersih • Penyerapan anak usia SD
• Fasilitas sanitasi • Kegotongroyongan
kemiskinan di Indonesia
Selama periode tahun 2004-2013,
terlihat ada tren penurunan jumlah
orang miskin maupun angka
kemiskinan di Indonesia.
kemiskinan di Indonesia
Disparitas kemiskinan antara
Indonesia Bagian Barat dan Bagian
Timur sebesar 23,71%.

Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi Tahun 2013


penanggulangan ketimpangan wilayah
penanggulangan ketimpangan wilayah
Penanggulangan ketimpangan wilayah sangat ditentukan oleh faktor yang menentukan terjadinya
ketimpangan. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
• Untuk memperlancar mobilitas barang dan faktor produksi antardaerah
1
Penyebaran pembangunan • Mencakup pengembangan prasarana jalan, terminal, pelabuhan laut,
prasarana perhubungan jaringan dan fasilitas telekomunikasi, pengembangan perusahaan
angkutan antardaerah, dll

2 Dua tujuan transmigrasi:


Mendorong transmigrasi dan • Mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa.
migrasi spontan • Mendorong proses pembangunan ekonomi di daerah terbelakang yang
menjadi tujuan transmigrasi.

3 • Mendorong peningkatan ketrampilan dan meningkatkan produktivitas


Pengembangan pendidikan tenaga kerja.
antarwilayah • Mendorong proses inovasi dan perbaikan teknologi produksi yang
berdampak pada perbaikan tingkat efisiensi usaha.
penanggulangan ketimpangan wilayah
Mencakup aspek konsentrasi dan desentralisasi:
4 • Aspek konsentrasi → agar penyebaran kegiatan ekonomi dilakukan dengan
Pengembangan pusat
masih mempertahankan tingkat efisiensi usaha.
pertumbuhan
• Aspek desentralisasi → agar penyebaran kegiatan pembangunan antardaerah
dapat dilakukan.

Pemerintah daerah:
5 • Mempunyai kewenangan lebih untuk menggali potensi daerah untuk
Pelaksanaan pembangunan ekonominya.
otonomi daerah • Dapat mengelola kegiatan pembangunannya.
• Diberi dana perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil pajak dan SDA,
dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.

PENTING!! • Diperlukan koordinasi antara daerah-daerah di seluruh wilayah


Bagi bukan hanya menciptakan proses Indonesia agar dapat melakukan koordinasi terkait pertumbuhan dan
pembangunan, akan tetapi juga pemerataan.
memenuhi unsur pemerataan • Diharapkan pada akhirnya ketimpangan pembangunan dan kemiskinan
pembangunan. dapat berkurang di Indonesia.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai