Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

FISIOTERAPI PADA LUKA BAKAR

Disusun oleh:
MAIDATUL AKMAL/ P27226020027
Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
yang dapat disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak
panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar
merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah
berbagai sistem tubuh.
Klasifikasi
Luka bakar derajat I
Kerusakan jaringan terbatas pada lapisan epidermis
(superfisial)/epidermal burn)
Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis
berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.
• Dangkal/superfisial/superficial partial thickness
• Dalam/deep partial thickness
Luka bakar derajat III
Kerusakan jaringan permanen yang meliputi seluruh
tebal kulit hingga jaringan subkutis, otot, dan tulang.
Luas Luka Bakar
Penentuan luas luka bakar dengan bantuan rule of nine
Wallace yang membagi sebagai berikut: kepala dan leher
9%, lengan 18%, badan bagain depan 18%, badan bagian
belakang 18%, tungkai 36%, dan genetalia/ perineum 1%.
Luas telapak tangan penderita adalah 1% dari luas
permukaan tubuhnya. Pada anak-anak menggunakan
modifikasi rule of nine Lund dan Browder yang
membedakan pada anak usia 15 tahun, 5 tahun, dan 1
tahun.
Derajat Keparahan
Derajat keparahan luka bakar, ditentukan jika: .
Luka bakar ringan :
• Luka bakar derajat II <15%
• Luka bakar derajat II <10% pada anak
• Luka bakar derajat III <2%
Luka bakar sedang :
• Luka bakar derajat II <15-25%
• Luka bakar derajat II >10-20% pada anak
• Luka bakar derajat III <10%
Derajat Keparahan
Luka bakar berat :
• Luka bakar derajat II ≥25%
• Luka bakar derajat II ≥20% pada anak
• Luka bakar derajat III ≥10%
• Luka bakar pada wajah, telinga, mata, tangan, kaki
dan genitalia/perineum
• Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, dan
disertai trauma lain.
Prevalensi Dan Insidensi
Menurut World Health Organization, sekitar 265.000 kasus
kematian setiap tahunnya disebabkan oleh luka bakar.
Sebanyak 96% luka akibat kebakaran yang fatal terjadi di
negara-negara berpendapatan sedang dan rendah.Tidak
hanya memakan korban jiwa, jutaan orang juga mengalami
cacat seumur hidup, yang disertai pula dengan diskriminasi
dan stigma dari orang-orang sekitar.
Faktor Resiko
• Anak-anak berusia 4 tahun ke bawah
• Jenis kelamin.
• Rumah atau gedung yang tidak memiliki detektor asap
• Merokok
• Penggunaan microwave
• Terpapar sumber panas seperti besi, metal, atau kabel
listrik
• Cara penyimpanan benda yg mudah terbakar dengan
tidak benar
• Penggunakan kompor atau memasang gas
Pajanan panas yang
Patofisiologi
menyentuh permukaan kulit
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah kapiler kulit
dan peningkatan permeabilitasnya. Peningkatan
permeabilitas ini mengakibatkan edema jaringan dan
pengurangan cairan intravaskular. Kerusakan kulit akibat
luka bakar menyebabkan kehilangan cairan terjadi akibat
penguapan yang berlebihan di derajat 1, penumpukan
cairan pada bula di luka bakar derajat 2, dan pengeluaran
cairan dari keropeng luka bakar derajat 3.
Pemeriksaan Fisioterapi
History Taking:
• Ada riwayat kecelakaan kerja
• Ada riwayat terpapar zat-zat kimia
• Ada riwayat merokok
• Ada riwayat terpapar benda panas
Pemeriksaan:
• Pengukuran lingkup gerak sendi menggunakan goniometri
dan atau mid-line.
• Pengujian kekuatan otot manual menggunakan hand
dynamometer.
Pemeriksaan Fisioterapi
Pemeriksaan: .
• Mengukur kekuatan otot menggunakan MMT (Manual
Muscle Test).
• Penilaian aktifitas sehari-hari menggunakan Indeks
Barthel (BI) dan skala Ukuran Kemandirian Fungsional
(FIM).
• Evaluasi bekas luka menggunakan Skala Bekas Luka
Vancouver.
Pemeriksaan Fisioterapi
Red Flag:
• Apabila luka menyebar hingga ke bagian terdalam kulit
dan luka yang serius dapat mengakibatkan komplikasi,
seperti infeksi tulang dan masalah pada sendi.
• Terjadi sepsis

 Yellow Flag:
• Selalu memantau kulit yang memar, tampilan luka,
dan menyesuaikan strategi aplikasi yang sesuai.
• Penyesuaian splints dengan tepat waktu sesuai dengan
perubahan ROM pasien (Cen et al. 2015).
Penetapan Diagnosa Fisioterapi sesuai ICF

 Impairment
 Nyeri: b 2801
 Perlengketan: b 820
 Kontraktur: b 7108
• Functional Limitation
Meraih Benda
• Disability/Paricipation Restriction
Adanya gangguan untuk aktifitas sehari-hari seperti
meraih karena adanya nyeri, perlengketan dan
kontraktur untuk dapat bergerak
 
Fungsional Prognose
Qua at vitam: baik
Qua at sanam: baik
Qua at fungsional: dubia at malam
Qua at kosmetikam: dubia at malam
Intervensi Fisioterapi Sesuai Tahap
Penyembuhan Luka
Tahap penyembuhan luka bakar dibagi menjadi dua :
 Tahap penyembuhan luka:

 Tahap saat tanda-tanda vital tidak stabil:

Posisitioning

Mempertahankan Range Of Motion


Belat (soft splint)
Edukasi
Intervensi Fisioterapi Sesuai Tahap
Penyembuhan Luka
Tahap saat tanda-tanda vital stabil:

Latihan Range of Motion


Latihan kekuatan otot
Kontrol edema dengan pumping exercise dan elevasi
Latihan fungsional aktifitas
Manajemen bekas luka bakar
Persiapan untuk kembali beraktifitas
Intervensi Fisioterapi Sesuai Tahap
Penyembuhan Luka
 Tahap pasca-penyembuhan
 Tahap rehabilitasi rawat inap:
Latihan Range of Motion
Latihan penguatan dan latihan gaya berjalan seperti latihan
six minute walking
Latihan daya tahan tubuh dan kemampuan fungsional
aktifitas sehari-hari seperti naik turun tangga
Manajemen bekas luka yang komprehensif
Menggunakan mainan dan permainan untuk membantu
proses rehabilitasi pasien luka bakar pada anak
Intervensi Fisioterapi Sesuai Tahap
Penyembuhan Luka
 Tahap rehabilitasi rawat jalan:
Membuat rencana tindak lanjut intervensi fisioterapi
seperti rencana latihan pasien luka bakar untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
Latihan range of motion dan latihan kekuatan untuk
meningkatkan fungsi fisik
Latihan aktifitas sehari-hari seperti berjalan di sekitar
tempat tingal pasien luka bakar
Pengelolaan bekas luka agar terhindar dari infeksi
Penilaian status fungsional berkala dan rencana
perawatan yang sesuai dengan barthel indeks
 
Reevaluasi
Mempertimbangkan operasi rekonstruksi estetika pasein
luka bakar dengan merujuk kepada dokter ahli bedah
estetika dan reanimasi
Edukasi
 Pasien diharapkan untuk melakukan latihan yang
diberikan oleh Fisioterapis
 Pasien diminta untuk melakukan aktivitas biasa saat di
lingkungan rumah (bersosialisasi)
 Pasien diminta agar terus bergerak dan melakukan
aktivitas keseharian
 
Dokumentasi
 

Goal treatment, aktivitas, partisipasi, endurance meningkat


sehingga pasien luka bakar dapat melakukan aktifitas sehari-
hari seperti ikut pengajian , sholat di masjid, dan dapat
rekreasi dengan keluarga. Semua tercatat dalam catatat
integrasi impairment dan resume kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anggowarsito, 2014, Luka Bakar Sudut Pandang Dermatologi, Jurnal Widya Medika Surabaya Vol.2
No.2 Oktober 2014, diakses melalui http://repository.wima.ac.id/19824/1/2-Luka_bakar_sudut_.pdf,
tanggal 12 Juli 2020.
 
Cen et al. 2015, Burns & Trauma: Guidelines for burn rehabilitation in China. Diakses melalui
https://burnstrauma.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/s41038-015-0019-3, tanggal 30 Juni 2020.
 
Chu DH. Overview of biology, development, and structure of the skin. In: In: Wolf KW, et al.
Fitzpatrick’s dermatology in General Medicine, 8thed. Mc Graw Hill Medical. 2013.3:7:58-75
 
Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S. Jakarta: EGC.
 
Jeschke, et.al., 2020, Burn Injury. Nature Reviews. Disease Primers. Article Citation ID: (2020) 6:11.
Diakses melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7224101/pdf/41572_2020_Article_145.pdf, tanggal 17
Juli 2020
 
Jong W. Luka, Luka bakar. Buku ajar bedah 2nd ed. EGC. Jakarta. 2005.3:66-8

Noer MS, Saputro ID, Perdanakusuma DS. Penanganan luka bakar. Airlangga University press.
Surabaya. 2006.2:3-9
 
TERIMAKASIH
 

Anda mungkin juga menyukai