Kajian Bani Alfan 9 Rukun Iman
Kajian Bani Alfan 9 Rukun Iman
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 38.
Lima tingkatan iman
Imam taklid: memastikan kebenaran perkataan orang lain tanpa
mengetahui dalilnya.
Iman ilmu: mengetahui doktrin akidah dengan dalilnya dalam level
yakin, tapi hati masih belum benar-benar “melihat” kebesaran Allah.
Iman sadar: mengenal Allah dengan mendisiplinkan hati untuk selalu
“melihat” kebesaran Allah (muraqabah/’ayn al-yaqin).
Iman yakin: “melihat” Allah pada segala sesuatu (musyahadah/haqq al-
yaqin).
Iman hakiki: larut dalam cinta kepada Allah.
Manusia dituntut untuk beriman pada level 1 atau 2. Level 3-5 dapat
diperoleh oleh orang-orang yang diistimewakan Allah.
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 39.
Iman kepada Allah
Secara umum: yakin bahwa Allah Mahasempurna.
Secara rinci: yakin bahwa Allah itu ada, kadim, kekal,
berbeda dengan makhluk, tidak membutuhkan apa pun,
berkuasa, berkehendak, Mahatahu, Mahahidup,
mendengar, melihat, dan berbicara.
Kesempurnaan iman dengan tidak menanyakan “di
mana”, “bagaimana”, “kapan”, dan “berapa” Allah.
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 40-41.
Iman kepada malaikat
Malaikat adalah jisim yang berunsur cahaya yang lembut, tidak
berjenis kelamin, tidak dilahirkan, tidak makan, minum, dan
tidur; tidak ditaklif, akan wafat pada hari Kiamat kecuali Jibril,
Israfil, Mikail, dan Izrail, tidak dihisab; dapat memberi syafaat.
Jumlahnya sangat banyak. Ada yang nama dan tugasnya
disebutkan, ada yang disebutkan tugasnya saja.
Jibril hadir pada kematian orang yang menjaga wudu.
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 42-44.
Iman kepada kitab suci
Percaya bahwa kitab-kitab itu adalah wahyu Allah kepada rasul-
rasul-Nya.
• Wahyu: Tertulis di lauh, terdengar, terlihat, dari balik tirai, mimpi, ilham,
lewat Jibril baik seperti suara lonceng maupun Jibril menemui nabi dalam
wujud manusia.
• Kitab suci itu berupa buku, berdasarkan pendapat masyhur berjumlah 104, tapi
sangat mungkin lebih.
• Wajib mengenal empat kitab suci: Taurat, Zabur, Injil, Al-Qur’an.
• Pelajari isi Shuhuf Ibrahim dan Taurat Musa (h. 47-50).
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 44-47.
Iman kepada rasul
Empat sifat rasul: Jujur dalam semua ucapan mereka baik dalam
penyampaian risalah maupun ucapan sehari-hari; maksum/amanah; tabligh;
dan cerdas.
Nabi tidak wajib menyampaikan wahyu, tapi harus mengabarkan kepada
umatnya bahwa ia adalah nabi agar dihormati.
Tidak perlu menyebutkan jumlah pasti nabi dan rasul.
Umat Islam wajib beriman kepada semua nabi dan rasul, bukan kepada
Nabi Muhammad Saw saja, terutama kepada 25/26 orang.
Ulul Azmi: paling sabar dalam menanggung beban dakwah.
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 50-54.
Iman kepada Hari Akhir
Hari Akhir meliputi banyak hal di antaranya kebangkitan kembali,
perhitungan amal, pembalasan amal berupa surga dan neraka, dll.
Disebut Hari Akhir karena tidak ada malam/siang lagi setelahnya atau
karena tiada hari lagi di dunia setelahnya.
Berawal dari tiupan kedua hingga tiada batasnya, atau hingga seluruh
manusia tetap di surga/neraka.
Nama lainnya: Hari Kiamat. Panjang Hari Kiamat bagi orang kafir
50.000 tahun, sedangkan bagi orang mukmin tidak lebih Panjang dari
dua rakaat salat sunnah.
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 54-56.
Iman kepada Qadha dan Qadar
Percaya bahwa Allah telah menetapkan dan menghendaki kebaikan dan keburukan sebelum
menciptakan makhluk.
Percaya bahwa Allah bahwa segala sesuatu yang telah dan akan terjadi berdasarkan
ketetapan dari Allah.
Secara etis, keburukan tidak dikaitkan kepada Allah.
Adab Khidhir: merusak perahu adalah kehendaknya (al-Kahf: 79), mengganti anak
durhaka dengan anak salih adalah kehendak dirinya dan Allah (al-Kahf: 81), melindungi
harta anak yatim adalah kehendak Allah (al-Kahf: 82).
Adab Ibrahim: semua kebaikan seperti penciptaan, pemberian hidayah, memberikan
makanan dan minuman, semuanya dia kaitkan kepada Allah; sedangkan keburukan berupa
sakit dia nisbahkan kepada dirinya sendiri (al-Syu’ara: 78-80).
Muhammad Nawawi al-Bantani, Kasyifah al-Saja, terj. Zainal Arifin Yahya, Pustaka Mampir, h. 56-61.
Iman taklid, walaupun kuat, tapi berdosa?
Iman dengan ilmu. Ilmu adalah buah karya pikir manusia