Anda di halaman 1dari 47

MATERIALITY

Kelompok 3
Agungsyah Pratama 123012101041
Agus sulistiyo 123012101105
Bambang Hartadi 123012101106
Henri Martha 123012101104
John Pieter 123012101051
LATARBELAKANG
1970  PBB
Perkembangan Ekonomi VS Pelestarian lingkungan

1983  Komisi Dunia


Komisi Dunia Untuk Lingkungan dan Pembangunan
Commission on Environment and Development (WCED)
Ketua Gro Harlem Brundtland (Mantan Perdana Menteri
Norwegia) dan Wakil Ketua Mansour Khalid dari Sudan.
Anggota komisi lainnya ada 21 orang, termasuk Dr Emil
Salim dari Indonesia.
1987  Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang
Standar GRI (Global Reporting Initiatives) : pedoman laporan
keberlanjutan yang digunakan mayoritas perusahaan atau
organisasi di dunia.
Materialitas
Materialitas : Prinsip mendefinisikan social dan topik 80% atau 250 Perusahaan terbesar didunia
lingkungan yang paling penting bagi suatu bisnis dan mengidentifikasikan masalah keberlanjutan material.
pemangku kepentingan dalam bisnis

Principle:
Laporan harus mencakup Aspek yang:
• Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signifikan dari organisasi; atau
• Secara substantial memengaruhi asesmen dan keputusan
pemangku kepentingan
Materialitas

Identify Materiality
• Tugas utama lainnya di tahap pertama pelaporan keberlanjutan adalah
mengidentifikasi masalah yang relevan. Organisasi pelapor harus
menerapkan radar jarak jauh untuk mengidentifikasi semua masalah yang
relevan, dan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI serta tambahan sektor
yang berlaku harus dipertimbangkan (GRI,2011).
• Sebagian besar organisasi mematuhi : ISO 26000 Social Responsibility
Guideline Standard, UN Global Compact 10 principles, SA8000, Series
AA1000, and Sullivans’s Global Principles masalah keberlanjutan secara
umum (Lozano and Huisingh, 2011; Lozano, 2013).
• https://materiality.sasb.org/
Materialitas
Dalam menerapkan prinsip Materialitas, ‘dampak’ mengacu pada efek dari
organisasi terhadap ekonomi, lingkungan, dan/atau masyarakat, dan pada saatnya
dapat mengindikasikan kontribusinya (positif atau negatif) terhadap
pembangunan berkelanjutan.
Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi cukup penting untuk
dilaporkan.
Materialitas untuk pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada Aspek
yang memiliki dampak keuangan yang signifikan pada organisasi. Menentukan
materialitas untuk laporan keberlanjutan juga termasuk mempertimbangkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang melewati ambang dalam
memengaruhi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
Materialitas
Pengujian Materialitas
Dalam menentukan Aspek Material, harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

• Dampak, risiko, atau kesempatan keberlanjutan yang dapat diperkirakan secara masuk
akal (misalnya pemanasan global, HIV-AIDS, kemiskinan) yang diidentifikasi melalui
penelitian yang memadai oleh orang-orang dengan keahlian yang telah diakui, atau oleh
badan ahli yang kredensial;
• Kepentingan dan topik utama keberlanjutan dan Indikator yang disampaikan oleh
pemangku kepentingan (seperti kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat
sipil);
• Topik utama dan tantangan dimasa mendatang untuk sektor dilaporkan oleh rekan kerja
dan kompetitor;
• Undang-Undang, peraturan, perjanjian internasional, atau koda sukarela yang relevan
dengan kepentingan strategis bagi organisasi dan para pemangku kepentingan;
• Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasional, sasaran, dan target utama
organisasi;
• Kepentingan dan harapan para pemangku kepentingan diinvestasikan secara khusus pada
keberhasilan organisasi (seperti karyawan, pemangku kepentingan, dan pemasok);
• Risiko yang signifikan bagi organisasi;
• Faktor penting yang memungkinkan keberhasilan organisasi;
• Kompetensi utama organisasi dan cara organisasi berkontribusi pada pengembangan
berkelanjutan.
Indikator

Kategori Ekonomi Kategori Lingkungan Kategori Sosial

• Kinerja Ekonomi • Bahan • Praktik Ketenagakerjaan


• Keberadaan di Pasar • Energi dan Kenyamanan
• Dampak Ekonomi Tidak • Air Bekerja
Langsung • Keanekaragaman Hayati • Hak Asasi Manusia
• Praktik Pengadaan • Emisi • Masyarakat
• Efluen dan Limbah • Tanggung Jawab atas
• Produk dan Jasa Produk
• Kepatuhan
• Transportasi
• Lain-lain
• Assesmen Pemasok atas
Lingkungan
• Mekanisme Pengaduan
Masalah Lingkungan
Proses Menentukan Aspek Material dan Boundary
Penentuan Topik Dalam Laporan
Keberlanjutan
• Penentuan topik-topik yang relevan dalam Laporan Keberlanjutan merupakan bagian dari
langkah awal pembuatan atau penentuan aspek-aspek dalam laporan keberlanjutan.
• MENGIDENTIFIKASI TOPIK YANG RELEVAN:
1. Topik yang relevan
2. Aspek GRI
3. Dampak ke Organisasi
• Dampak terjadi di dalam organisasi
• Dampak terjadi di luar organisasi
4. Sistematis dan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.
• MENENTUKAN BOUNDARY UNTUK TOPIK YANG RELEVAN
• Di dalam organisasi
• Di luar organisasi
• Di dalam dan di luar organisasi
Prioritasi
• Prioritas harus berdasarkan pada Prinsip Materialitas dan
Pelibatan Pemangku Kepentingan. Saat menilai tingkat
prioritas, organisasi harus menggunakan uji yang mendasari
kedua Prinsip ini
• Pada Prinsip Materialitas, setiap Aspek harus dinilai terhadap:
• ‘Pengaruh pada asesmen dan keputusan pemangku kepentingan’ :
organisasi harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan
pemangku kepentingan utamanya, serta pandangan dan kepentingan
masing-masing, dan bagaimana pandangan mereka dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan tentang konten laporan.
• ‘Signifikansi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi: Tujuan
dari analisis ini adalah untuk memprioritaskan Aspek yang mungkin
berpengaruh positif atau negatif pada kemampuan organisasi untuk
melaksanakan visi dan strateginya.
• Identifikasi Aspek Material dengan menggabungkan asesmen
tersebut
• Tentukan dan dokumentasikan nilai ambang (kriteria) untuk
menentukan sebuah Aspek menjadi material
• Untuk setiap Aspek Material yang terindentifikasi, putuskan
tingkat cakupan, jumlah data, dan penjelasan naratif yang akan
diungkapkan
• Cantumkan Aspek Material yang akan disertakan dalam
laporan, beserta Boundary dan tingkat cakupannya
Validasi
• Langkah Validasi meliputi asesmen Aspek Material terhadap:
1. Cakupan – berbagai Aspek yang dicakup dalam laporan
2. Aspek Boundary – Uraian tempat terjadinya dampak untuk setiap Aspek Material
3. Waktu – kelengkapan informasi yang dipilih berdasarkan periode pelaporan
• Validasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan laporan memberikan representasi yang wajar
dan seimbang mengenai kinerja keberlanjutan organisasi, termasuk dampak positif dan negatifnya.
• Setujui daftar Aspek Material yang terindentifikasi Bersama pembuat keputusan senior internal
yang relevan
• Siapkan sistem dan proses untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk diungkapkan
• Terjemahkan Aspek Material teridentifikasi menjadi Pengungkapan Standar – DMA dan Indikator –
sebagai dasar laporan.
• Tentukan informasi yang tersedia dan jelaskan mana yang masih diperlukan untuk membuat
pendekatan manajemen dan sistem pengukuran
Pelibatan Para
Team Penilai dan
Tidak Melibatkan Pemangku
Penyusun
Manajemen Senior Lingkup Bisnis yang Kepentingan Dalam
Materialitas
Dalam Penilaian Terlalu Kompleks Proses Penilaian
Terisolasi dari
Materialitas yang Memakan
Proses Bisnis
Waktu dan Biaya

Topik yang Terlalu


Topik terlalu Luas Penilaian yang
Setiap Topik Banyak sehingga
dan Bisa Tumpang Tidak Akurat atau
Dianggap Penting Sulit Untuk Memilih
Tindih Berubah-ubah
(Prioritas)

Kesulitan dalam Kesulitan dalam


Perubahan Struktur Kemampuan dan
Pengumpulan Data Pengambilan
Organisasi Pengetahuan Minim
dan atau Informasi Keputusan

Kurang Mendapat
Tujuan Politik
Perhatian
Materiality Review of Vale
Asia Sustainability Reporting Awards 2020
Asia's Best Sustainability Report (Digital) - Bronze
https://csrworks.com/asra/winners-2020/

“Reinforcing and Inspiring" menjadi semangat PT Vale


untuk terus mendukung dan memberikan inspirasi bagi
negeri, terlebih dalam situasi pandemi COVID-19. Kondisi
pandemi sepanjang tahun 2020 telah memberikan banyak
pembelajaran bagi kita semua untuk bertahan, berubah,
dan saling berbagi. Tidak hanya berbagi dengan sesama
kita, namun juga memberi perhatian pada lingkungan
sekitar. PT Vale berkomitmen melakukannya dengan
memberikan dukungan pada peningkatan kualitas
kehidupan dan mendukung pengurangan emisi karbon.

Kami ingin terus berkontribusi.

Kami ingin terus menginspirasi.

Kami ingin meningkatkan kualitas kehidupan bagi


generasi yang akan datang.
Topik Material 2018 Topik Material 2019

Continuing Our Sustainable Way


Improving Responsibly
for the Next Decade
2020
Batasan Dampak Topik Material dan Alasan Pengungkapan
#1
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

Tahun 2020:
• Merilis Safe Work Permit (SWP) sebagai standar yang diterapkan secara global di seluruh
unit Vale. Untuk memastikan seluruh risiko telah diidentifikasi, kendali keselamatan telah
disusun dan sesuai dengan Golden Rules Nomor 9 (Analisis Risiko).
• Mengimplementasikan Golden Rules baru demi meningkatkan perlindungan keselamatan
terhadap seluruh karyawan dan kontraktor/pemasok terhadap cedera dan fatality.
• Ambil bagian dalam Global Accident Prevention Week 2020, yang melibatkan karyawan dan
keluarga. Menekankan pentingnya menerapkan empat pilar pencegahan: Golden Rules,
Critical Activities Requirements, SWP, dan Vale Production System. PT Vale menegaskan
komitmennya terhadap “No safety, no production”.
• Melanjutkan penerapan Hazard Identifcation and Risk Assessment (HIRA) untuk wilayah
Sorowako.
#1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Perusahaan mengaktifkan Pandemic Preparedness Plan yang mencakup tiga hal:
• Menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat sekitar;
• Mengambil langkah antisipasi untuk meredam laju penyebaran infeksi;
• Memastikan keberkanjutan operasional Perusahaan.

Langkah PT Vale dalam mencegah dan mengendalikan COVID-19 meliputi skrining, tes,
pelacakan, perawatan, dan pemulihan.
• Yang termasuk dalam skrining adalah pelaksanaan rapid test kepada seluruh karyawan dan
kontraktor setiap tiga minggu, dan tes lanjutan berupa PCR.
• Melakukan pelacakan kontak erat.
• Upaya perawatan dan pemulihan dilakukan terhadap karyawan dan/atau kontraktor yang
diidentifikasi mengalami gejala COVID-19. Perusahaan menyiapkan RS INCO di Sorowako
dan 108 ruang isolasi sebagai fasilitas kesehatan untuk merawat pasien terkonfirmasi.
• Mengaktifkan Employee Assistance Program (EAP), saluran konsultasi 24-jam bagi karyawan
dan keluarga selama masa pandemi.
• Melakukan pelatihan Inspektur COVID-19 yang diikuti oleh 60 orang dari berbagai
departemen.
• Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah bagi karyawan bergejala, rentan terinfeksi COVID-
19, dan bagi karyawan dengan fungsi-fungsi support, untuk menekan risiko terpapar
Coronavirus.
• Menyediakan paket kesehatan bagi karyawan yang bekerja di lapangan.

Keberhasilan PT Vale dalam mengendalikan pandemi COVID-19 di wilayah operasi tampak


dari tidak dihentikannya kegiatan penambangan maupun produksi.
#2
Kinerja Ekonomi

Kontribusi ke kas Negara

Salah satu bentuk distribusi nilei ekonomi adalah berupa pembayaran pajak dan Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada Pemerintah. Nilai pajak dan PNBP PT Vale berjumlah
AS$72.995 ribu di 2020.
#3
Emission & Energy

Menerapkan inisiatif Vale Power Shift yang fokus pada sumber energi
baru terbarukan (EBT).
Inisiatif Power Shift diharapkan dapat berkontribusi untuk sekitar 40% rencana
pengurangan jejak karbon. 
• Automasi dan penggunaan kecerdasan buatan, system elektrifikasi terbarukan, dan penggunaan
bahan bakar alternatif untuk kegiatan penambangan.
• PT Vale membatalkan Coal Conversion Project 2, meskipun proyek tersebut berkontribusi menekan
beban finansial Perusahaan hingga sekitar AS$40 juta per tahun. Dengan membatalkan CCP 2, PT
Vale dapat menghindari kenaikan emisi GRK sebesar rata-rata 200.000 ton CO2 eq per tahun.
• Menggunakan 30% biofuel (BBN) Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan bakar kendaraan
operasional.
#4
Komunitas Lokal

Dukungan bagi Penduduk Asli


• Pada 2020, PT Vale bekerja sama dengan komunitas lokal dalam program pertanian dan perikanan
sehat ramah lingkungan berkelanjutan, sekaligus melakukan pendampingan dalam pengembangan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Berbasis Herbal bagi masyarakat To Karunsi’e, To
Padoe, To Tambee, To Taipa, To Weula, dan komunitas masyarakat lainnya.
• PT Vale membangun infrastruktur penunjang kegiatan sosial dan ekonomi di Permukiman Dongi di
Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda.
• PT Vale bertemu dengan Pemerintah dan tokoh masyarakat untuk mencari resolusi, yang mengarah
pada konsensus berdasarkan niat baik dan dialog terbuka. Pada April, Pemerintah mengklasifkasikan
kembali kawasan Bumper sebagai kawasan pemukiman sementara bagi masyarakat Dongi Karunsi'e.
#4 Komunitas Lokal
Menciptakan Nilai melalui Program Sosial
• PT Vale melanjutkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong komunitas lokal
untuk berpartisipasi secara aktif dan mandiri dalam menciptakan pengembangan masyarakat
lokal yang berkelanjutan.
• Aktivitas PPM juga mencakup dukungan infrastruktur. Biayanya mencapai AS$1.644.250,
atau 134% dari total anggaran 2020.
• Biaya Program PPM mencapai AS$505.554 untuk Blok Pomalaa, Bahodopi, dan Sua-sua
yang difokuskan untuk menyelesaikan program 2019. Program PPM 2020 akan dilanjutkan di
2021.
Kolaborasi Membangun Kawasan Perdesaan
• Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) bertujuan mendorong
pengembangan kawasan perdesaan yang mandiri dan kompetitif.
• Di 2020, program dukungan pembiayaan PT Vale untuk Blok Sorowako mencapai
AS$1.311.594 yang diwujudkan melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi
personel Badan Kerjasama Antar-Desa (BKAD) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama
(Bumdesma).
Kegiatan Kepedulian Lain
• PT Vale memberi dukungan terhadap penanganan pandemi COVID-19 kepada Pemerintag
Daerah Luwu Timur, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19
Kabupaten. Kami juga memberi dukungan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara keseluruhan, dukungan yang diberikan sebesar AS$2,6 juta.
• Membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sepanjang pandemi COVID-
19 di empat wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako, dengan nilai investasi AS$17.244.
• Menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir bandang di Masamba, Luwu Utara,
Sulawesi Selatan. Bantuan berupa alat berat, tim Search and Rescue Team (SAR), dan
logistik.
#5
Rehabilitasi
Pascatambang

Dukungan bagi Penduduk Asli


• Pada 2020, PT Vale bekerja sama dengan komunitas lokal dalam program pertanian dan perikanan
sehat ramah lingkungan berkelanjutan, sekaligus melakukan pendampingan dalam pengembangan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Berbasis Herbal bagi masyarakat To Karunsi’e, To
Padoe, To Tambee, To Taipa, To Weula, dan komunitas masyarakat lainnya.
• PT Vale membangun infrastruktur penunjang kegiatan sosial dan ekonomi di Permukiman Dongi di
Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda.
• PT Vale bertemu dengan Pemerintah dan tokoh masyarakat untuk mencari resolusi, yang mengarah
pada konsensus berdasarkan niat baik dan dialog terbuka. Pada April, Pemerintah mengklasifkasikan
kembali kawasan Bumper sebagai kawasan pemukiman sementara bagi masyarakat Dongi Karunsi'e.
32
33
34
Proses Pemilihan Topik dan Batasan Laporan

Topik-topik material dalam Laporan ini ditetapkan dengan


memperhatikan tingkat kepentingan bagi kesinambungan
Perusahaan, kebutuhan pemangku kepentingan, serta
isu-isu keberlanjutan di sektor Energi bagi pembangunan
dan memberikan dan memberikan dukungan bagi
pemerintah. Penetapan topik-topik material dilakukan
melalui tahapan identifikasi, prioritas, validasi dan tinjauan
berdasarkan umpan balik maupun penilaian dari pihak-
pihak independen.
35
Identifikasi

Adaro mengidentifikasi topik-topik yang relevan dengan dampak lingkungan, keselamatan

kerja, pembangunan komunitas, ekonomi, sumber daya manusia dari aktivitas produksi

dan jasa oleh Perusahaan. Identifikasi merujuk pada topik-topik material dalam

Consolidated Set of GRI Sustainability Reporting Standards 2016 yang dikeluarkan Global

Sustainability Standards Board (GSSB). Identifikasi dilakukan dalam focused group

discussion (FGD) yang diikuti perwakilan pemangku kepentingan internal maupun

eksternal.

36
Prioritas

Kami memprioritaskan topik-topik yang relevan dalam matriks materialitas


berdasarkan kriteria:
1. Tingkat kepentingan bagi keberlanjutan Adaro.
2. Pengaruh dampak terhadap pemangku kepentingan.
Setiap topik yang relevan diuji melalui uji materialitas kepada pemangku
kepentingan internal dan eksternal, dengan memberikan penilaian 4-5 dengan
tingkatan “Sangat Penting”, 3-4 dengan tingkatan “Penting”, 2-3 dengan tingkatan
“Menengah” dan 1-2 dengan tingkatan “Kurang Penting”.

37
REVIEW
VALIDASI
Adaro terus meningkatkan kualitas pengungkapan
Hasil Uji Materalitas Validasi informasi pelaporan, berdasarkan masukan dari
lembar umpan balik maupun penilaian oleh pihak-
pihak independen

38
39
40
41
42
43
44
45
46
Terima Kasih

47

Anda mungkin juga menyukai