Kelompok 3
Agungsyah Pratama 123012101041
Agus sulistiyo 123012101105
Bambang Hartadi 123012101106
Henri Martha 123012101104
John Pieter 123012101051
LATARBELAKANG
1970 PBB
Perkembangan Ekonomi VS Pelestarian lingkungan
Principle:
Laporan harus mencakup Aspek yang:
• Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signifikan dari organisasi; atau
• Secara substantial memengaruhi asesmen dan keputusan
pemangku kepentingan
Materialitas
Identify Materiality
• Tugas utama lainnya di tahap pertama pelaporan keberlanjutan adalah
mengidentifikasi masalah yang relevan. Organisasi pelapor harus
menerapkan radar jarak jauh untuk mengidentifikasi semua masalah yang
relevan, dan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI serta tambahan sektor
yang berlaku harus dipertimbangkan (GRI,2011).
• Sebagian besar organisasi mematuhi : ISO 26000 Social Responsibility
Guideline Standard, UN Global Compact 10 principles, SA8000, Series
AA1000, and Sullivans’s Global Principles masalah keberlanjutan secara
umum (Lozano and Huisingh, 2011; Lozano, 2013).
• https://materiality.sasb.org/
Materialitas
Dalam menerapkan prinsip Materialitas, ‘dampak’ mengacu pada efek dari
organisasi terhadap ekonomi, lingkungan, dan/atau masyarakat, dan pada saatnya
dapat mengindikasikan kontribusinya (positif atau negatif) terhadap
pembangunan berkelanjutan.
Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi cukup penting untuk
dilaporkan.
Materialitas untuk pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada Aspek
yang memiliki dampak keuangan yang signifikan pada organisasi. Menentukan
materialitas untuk laporan keberlanjutan juga termasuk mempertimbangkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang melewati ambang dalam
memengaruhi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
Materialitas
Pengujian Materialitas
Dalam menentukan Aspek Material, harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
• Dampak, risiko, atau kesempatan keberlanjutan yang dapat diperkirakan secara masuk
akal (misalnya pemanasan global, HIV-AIDS, kemiskinan) yang diidentifikasi melalui
penelitian yang memadai oleh orang-orang dengan keahlian yang telah diakui, atau oleh
badan ahli yang kredensial;
• Kepentingan dan topik utama keberlanjutan dan Indikator yang disampaikan oleh
pemangku kepentingan (seperti kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat
sipil);
• Topik utama dan tantangan dimasa mendatang untuk sektor dilaporkan oleh rekan kerja
dan kompetitor;
• Undang-Undang, peraturan, perjanjian internasional, atau koda sukarela yang relevan
dengan kepentingan strategis bagi organisasi dan para pemangku kepentingan;
• Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasional, sasaran, dan target utama
organisasi;
• Kepentingan dan harapan para pemangku kepentingan diinvestasikan secara khusus pada
keberhasilan organisasi (seperti karyawan, pemangku kepentingan, dan pemasok);
• Risiko yang signifikan bagi organisasi;
• Faktor penting yang memungkinkan keberhasilan organisasi;
• Kompetensi utama organisasi dan cara organisasi berkontribusi pada pengembangan
berkelanjutan.
Indikator
Kurang Mendapat
Tujuan Politik
Perhatian
Materiality Review of Vale
Asia Sustainability Reporting Awards 2020
Asia's Best Sustainability Report (Digital) - Bronze
https://csrworks.com/asra/winners-2020/
Tahun 2020:
• Merilis Safe Work Permit (SWP) sebagai standar yang diterapkan secara global di seluruh
unit Vale. Untuk memastikan seluruh risiko telah diidentifikasi, kendali keselamatan telah
disusun dan sesuai dengan Golden Rules Nomor 9 (Analisis Risiko).
• Mengimplementasikan Golden Rules baru demi meningkatkan perlindungan keselamatan
terhadap seluruh karyawan dan kontraktor/pemasok terhadap cedera dan fatality.
• Ambil bagian dalam Global Accident Prevention Week 2020, yang melibatkan karyawan dan
keluarga. Menekankan pentingnya menerapkan empat pilar pencegahan: Golden Rules,
Critical Activities Requirements, SWP, dan Vale Production System. PT Vale menegaskan
komitmennya terhadap “No safety, no production”.
• Melanjutkan penerapan Hazard Identifcation and Risk Assessment (HIRA) untuk wilayah
Sorowako.
#1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Perusahaan mengaktifkan Pandemic Preparedness Plan yang mencakup tiga hal:
• Menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat sekitar;
• Mengambil langkah antisipasi untuk meredam laju penyebaran infeksi;
• Memastikan keberkanjutan operasional Perusahaan.
Langkah PT Vale dalam mencegah dan mengendalikan COVID-19 meliputi skrining, tes,
pelacakan, perawatan, dan pemulihan.
• Yang termasuk dalam skrining adalah pelaksanaan rapid test kepada seluruh karyawan dan
kontraktor setiap tiga minggu, dan tes lanjutan berupa PCR.
• Melakukan pelacakan kontak erat.
• Upaya perawatan dan pemulihan dilakukan terhadap karyawan dan/atau kontraktor yang
diidentifikasi mengalami gejala COVID-19. Perusahaan menyiapkan RS INCO di Sorowako
dan 108 ruang isolasi sebagai fasilitas kesehatan untuk merawat pasien terkonfirmasi.
• Mengaktifkan Employee Assistance Program (EAP), saluran konsultasi 24-jam bagi karyawan
dan keluarga selama masa pandemi.
• Melakukan pelatihan Inspektur COVID-19 yang diikuti oleh 60 orang dari berbagai
departemen.
• Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah bagi karyawan bergejala, rentan terinfeksi COVID-
19, dan bagi karyawan dengan fungsi-fungsi support, untuk menekan risiko terpapar
Coronavirus.
• Menyediakan paket kesehatan bagi karyawan yang bekerja di lapangan.
Salah satu bentuk distribusi nilei ekonomi adalah berupa pembayaran pajak dan Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada Pemerintah. Nilai pajak dan PNBP PT Vale berjumlah
AS$72.995 ribu di 2020.
#3
Emission & Energy
Menerapkan inisiatif Vale Power Shift yang fokus pada sumber energi
baru terbarukan (EBT).
Inisiatif Power Shift diharapkan dapat berkontribusi untuk sekitar 40% rencana
pengurangan jejak karbon.
• Automasi dan penggunaan kecerdasan buatan, system elektrifikasi terbarukan, dan penggunaan
bahan bakar alternatif untuk kegiatan penambangan.
• PT Vale membatalkan Coal Conversion Project 2, meskipun proyek tersebut berkontribusi menekan
beban finansial Perusahaan hingga sekitar AS$40 juta per tahun. Dengan membatalkan CCP 2, PT
Vale dapat menghindari kenaikan emisi GRK sebesar rata-rata 200.000 ton CO2 eq per tahun.
• Menggunakan 30% biofuel (BBN) Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan bakar kendaraan
operasional.
#4
Komunitas Lokal
kerja, pembangunan komunitas, ekonomi, sumber daya manusia dari aktivitas produksi
dan jasa oleh Perusahaan. Identifikasi merujuk pada topik-topik material dalam
Consolidated Set of GRI Sustainability Reporting Standards 2016 yang dikeluarkan Global
eksternal.
36
Prioritas
37
REVIEW
VALIDASI
Adaro terus meningkatkan kualitas pengungkapan
Hasil Uji Materalitas Validasi informasi pelaporan, berdasarkan masukan dari
lembar umpan balik maupun penilaian oleh pihak-
pihak independen
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Terima Kasih
47