Anda di halaman 1dari 82

ANATOMI
Azka Darajad
• Hazbina Fauqi R.
• Nurul Haryani F.
• Annisa Dewi F. M.
• M. Iqbal Hermawan
• Aisyah Pratiwi

Pembimbing
dr. Nindya Shinta, Sp.THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
JEMBER
SMF/LAB. ILMU PENYAKIT THT-KL
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2019
Anatomi telinga
Telinga dibagi 3
bagian :
• Telinga luar / auris
eksterna
• Telinga tengah /
auris media
• Telinga dalam / auris
interna

Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
TELINGA LUAR / AURIS EKSTERNA

Auricula
FOSSA
 Fungsi menangkap TRIANGULARIS
HELIX
gelombang suara
 Terdiri dari : tulang
rawan yang diliputi
kulit ANTIHELI TRAGUS
X

ANTITRAGUS
LOBULE

Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC
Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
Liang telinga / canalis auditorius
eksternus
 Meatus Akustikus Eksternus
( lubang )
Canalis Auditorius Eksternus (MAE
sampai membran timpani):
⅓ lateral: cartilago auricula, lapisan
kulit (folikel rambut, kelenjar
Sebasea, kelenjar Sudorifera,
kelenjar Ceruminosa)
⅔ medial : kulit / mukosa, sedikit
a b kelenjar keringat, melekat erat pada
tulang, infeksi selulitis gejala hebat.
ISTHMUS Bagian yang menyempit  ISTHMUS
Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC
(6,8)
Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
TELINGA TENGAH / AURIS MEDIA

• Secara anatomi dibagi menjadi:


1.Membran Timpani
2.Cavum Timpani
3.Tuba Eustachius
4.Mastoid
5.Ossicula Auditiva

Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
Membran Timpani

- Diameter 1 cm Pars Flacci


- Memisahkan MAE dengan
cavum tympani Os. malleus
- Pusat: Umbo
- Terdiri dari 2 bagian:
• pars flacida/ sharpneell’s
membran Umbo
• pars tensa
Pars tensa

Cone of light
Cavum Timpani
isi cavum timpani ( viscera timpani ):
tulang pendengaran: maleus, inkus, stapes
ligamen: malei lateral, malei superior , inkus posterior
tendo otot: M. tensor timpani (N.V 3) dan M.
stapedius (N.VII)
saraf: chorda timpani, nervus stapedius
FORAMEN PADA CAVUM TYMPANI

 Anterior : Tuba auditiva (berhubungan dengan nasofaring) dan


canalis m. tensor tympani
 Posterior : Aditus anthrum mastoidea
 Medial :
 fenestra vestibuli (tertutup basis stapes, berhubungan dengan
skala vestibuli koklea)
 fenestra cochlea (diliputi membran tipis dari jar. ikat elastis). Sisi
rongga timpani permukaannya diliputi selaput lendir, sedang
bagian dalam dilapisi jar. ikat ruang perilimfatik dari vestibulum

(1)
TEGMEN TYMPANI

Aditus
anthrum
mastoidea
DINDING Tuba auditiva
DINDING POSTERIOR MEDIAL

Fenestra vestibuli
DINDING ANTERIOR

DINDING LATERAL
Mbr tympani

Fenestra cochlea
FOSSA JUGULARIS
ISI AURIS MEDIA

STABILIZING
LIGAMENT

INCUS
MALLEUS

CHORDA
TYMPANI M.TENSOR
TYMPANI
M.STAPEDIUS
STAPES

(6)
Tuba eustachius
2/3 ke nasofaring : tulang
rawan
1/3 ke cavum timpani :
tulang padat
Tuba pada anak-anak lebih
landai dibanding dewasa (10ᵒ
vs 30-45ᵒ), anak-anak lebih
rentan OMA
Fungsi Tuba eustachius

1. Fungsi Ventilasi
2. Fungsi Drainase
3. Fungsi Proteksi

Adams G., Boies L., Higler P. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC 8)
Mastoid

 Cavum timpani melalui


aditus anthrum
mastoidea
 Air cell system : sistem
buffer, pengaturan
tekanan telinga tengah
Ossicula Auditiva

Fungsi : sistem
pengungkit
bersudut untuk
mengkonduksika
n getaran suara

Adams G., Boies L., Higler P. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Edisi Keenam. Jakarta: EGC
TELINGA DALAM / AURIS INTERNA

• Terdiri dari 2 bagian:


▫ tulang  labirin osseus
▫ membran  labirin membranaceus
• Labirin osseus – perilimfe – labirin
membranaseus - endolimfe
 

Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
ORGAN VESTIBULARIS
VESTIBULUM
• Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
• Terdiri dari :
▫ UTRICULUS
▫ SACCULUS
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu
macula sacculi dan macula utriculi
CANALIS SEMICIRCULARIS
• Menempel pada utriculus
• Terdiri dari 3 saluran, yang saling tegak lurus :
(anterior/superior,posterior,lateral)
• Di dalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar
disebut AMPULLA, berisi epithelium sensorium (Crista Ampullaris)

(3,5)
COCHLEA

SCALA VESTIBULI

MBR. VESTIBULI

SCALA MEDIA
MBR. BASILARIS

SCALA TYMPANI

ORGANON CORTI (6)


ANATOMI
HIDUNG
BAHASAN
Struktur :
‒ Nasus eksternus
‒ Nasus internus Fungsi :
• Cavum nasi ‒ Respirasi
• Konkha ‒ Olfaktori
‒ Resonansi Suara
• septum ‒ Drainase dan ventilasi
‒ Sinus Paranasalis
‒ Reflek Nasal
Infra struktur: ‒ Estetika
‒ Inervasi
‒ Vaskularisasi
‒ Mukosa
Bentuk piramid di apertura
piriformis
1. Pangkal (radix)
2. Batang (dorsum)
3. Puncak (apex)
4. Sayap (Ala nasi)
5. Kolumela
6. Lubang (nares anterior)

APERTURA PIRIFORMIS

Lubang pd tengkorak ~ buah per


1. Os nasal D et S
2. Proc Frontalis Os Maxilla D et
S
3. Proc Alveolaris Os Maxilla
KERANGKA HIDUNG
• Tulang
1. Os nasalis
2. Pros Frontalis
os
Maxillaris
• Tulang Rawan
1. Kartilago lateral
hidung
2. Kartilago alaris
mayor
‒ kaki lateral
‒ kaki medial
3. Kartilago alaris
minor
2. HIDUNG DALAM (Nasus Internus)
VESTIBULUM NASI
▫ Dari nares anterior ke blkg atas
( limen nasi ) ke cavum nasi
▫ Epitel kulit dg vibrise & kelenjar sebasea
CAVUM NASI
‒ Dibatasi oleh vestibulum nasi (anterior) & nares posterior
/koana ( posterior)
‒ Terbagi 2 bagian kanan & kiri oleh septum nasi di tengah
‒ Mempunyai: dasar (lantai), atap, dinding lateral &
medial
Dinding Lateral Rongga Hidung
Konka (tonjolan tulang, dilapisi mukosa):
• konka inferior (KI),
• medius (KM)
• superior (KS)

Meatus nasi:
• Meatus nasi inferior: antara dasar
rongga hidung dengan konka inferior
septum • Meatus nasi medius: antara konka
KM inferior dan medius
• Meatus nasi superior: antara konka
medius dan superior
KI

26
Dinding Lateral Rongga Hidung . . . .

LATERAL
Berbatasan dg dinding medial Sinus
Maxillaris Os Maxilla
Terdapat 4 konka
‒ Konka nasi inf. (KI)
‒ Konka nasi med. (KM)
‒ Konka nasi sup. (KS)
‒ Konka supreme

27
KERANGKA SEPTUM NASI
Kartilago
kuadrangularis
(anterior) (KK)
LP
Lamina
KK V
Perpendikularis
tulang etmoid
x (atas) (LP)
KP
KM

Krista maksila dan


Krista palatina
Tulang vomer (V) (bawah)(KM,KP)
(Belakang) Kaki medial KAM (x)
29
MUKOSA OLFAKTORIUS
 Septum nasi 1/3 atas
MUKOSA  Atap cavum nasi
 Konka superior
▫ Epitel Pseudostratified Columnar
Non Ciliated (Epitel Torak berlapis
MUKOSA RESPIRATORIUS
semu tanpa silia)
 Septum Nasi 2/3 bawah
 Dasar cavum nasi ▫ Tdd 3 sel
 Dinding lateral cavum nasi 1. Supporting Cell
dibawah Konka Superior 2.Basal Cell
 Nasofaring ½ atas 3.Olfactory Cell
 Sinus Paranasalis
• Epitel Pseudostratified
Columnar Ciliated (Epitel
Torak berlapis semu bersilia)
• Jar. Ikat sub epitel longgar kaya
kavernosa erektil & sel goblet
• Diatur saraf Otonom
VASKULARISASI
Pleksus Kiesselbach
(Little’s area)
 anastomose a. sfenopalatina. A.
etmoid anterior, a. labialis superior &
a. palatina mayor yg terletak
superfisial di bagian depan septum

Pleksus Woodruff
 anastomose a. sfenopalatina &
a. faringeal posterior yg terletak di
bawah posterior ujung akhir konka
inferior
INERVASI

1. Saraf Pembau : N. Olfactorius


2. Saraf Sensoris : cab. N.
Trigeminus
 N. Opthalmicus  N.
Ethmoidalis Anterior
 N. Maxillaris melalui Ganglion
Sphenopalatina
3. Saraf Otonom
 Simpatis : Ganglion
Cervikalis Superior
 Ganglion
Sphenopalatina
 Parasimpatis : N. Facialis
 Ganglion
Sphenopalatina
 N. Vidianus
ANATOMI
TENGGOROKAN
ANATOMI & FISIOLOGI FARING

 Struktur berbentuk seperti kerucut terbalik


 Puncak : dibawah kartilago krikoidea
 Dasar : Os Sfenoidalis
 Terbagi 3 bagian:
 Nasofaring/Epifaring

 Orofaring/Mesofaring

 Laringofaring/Hipofaring
Ring of Waldeyer
 Dibentuk oleh:
Adenoid (Tonsila Faringea)

Tonsila Palatina (Faucial

Tonsil /Amandel)
Tonsila Lingualis

Lateral Pharyngeal Bands

Solitary Lymphoid

Nodules : kel. limfe dekat


muara tuba
eustachius & kel. Limfe pd
fossa Rossenmuler
Nasofaring
 Bentuk mirip kubus
 Batas-batas:
 Atas : basis cranii
 Bawah : permukaan atas palatum molle
 Belakang : vertebra cervicalis
 Depan : choana dan septum nasi
 Organ-organ yg penting pd nasofaring:
 Adenoid
 Fossa Rosenmuller
 Torus tubarius dengan muara tuba auditiva
Orofaring
 Batas-batas:
 Depan : Faucium dan pangkal lidah
 Bawah : pinggir atas epiglotis
 Belakang : vertebra cervicalis
 Atas : pinggir bawah palatum molle
 Pada faucium terdapat :
 Palatum molle
 Uvula
 Plika anterior dibtk oleh M.Palatoglossus
 Plika posteror dibtk oleh M.Palatofaringeus
 Mukosa Stratified Squamous Epithelium
ANATOMI ESOFAGUS
• suatu organ silindris berongga dengan panjang pada orang dewasa sekitar 25 cm
dan diameter sekitar 2 cm saat kosong dan 3 cm saat berisi makanan.
• Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.
• Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid (vertebra servikal 6) dan bagian
bawah pada orifisium kardia (vertebra torakal 10).
• Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m. krikofaringeus) dan
sfingter esofagus bagian bawah
DINDING ESOFAGUS terdiri atas 4 lapisan :

1. Lapisan mukosa : Bersifat alkali


2. Lapisan sub mukosa : Banyak sel sekretori
3. Lapisan muskularis : Sirkular (dalam) dan
Longitudinal (luar)
4. Lapisan serosa : Jaringan ikat longgar

PERSARAFAN
Ekstrinsik Simpatis
Parasimpatis (N. Vagus)
Intrinsik Pleksus Aurbach
Pleksus Meissner
Vaskularisasi
Leher : a. karotis interna dan trunkus tyroservikal
Mediastinum : a. esofagus dan cabang a. bronkial
Hiatus esofagus : a. phrenicus inferior
Gaster : a. gastrica sinistra
Darah dari kapiler esofagus berkumpul pada: v.esofagus, v.
thyroid inferior, v. azygos, v. gastrica
Aliran Limfatik
Bagian servikal dan mid-esofagus nodus paraesofageal
servikal dan nodus jugularis inferior.
Bagian torakal dari esofagus  nodus mediastinum superior,
peribronkhial, hilar, dan paraesofageal.
Bagian abdominal dari esofagus  nodus gastrika sinistra
Empat daerah penyempitan fisiologis :
1. Sfingter esofagus atas ( krikofaringeal )
2. Penyilangan dengan arkus aorta
3. Penyilangan dengan bronkus kiri
4. Sfingter esofagus bawah (diafragma/hiatus esofagus)
Laringofaring

 Dimulai dari pinggir atas epiglotis dan be-


rakhir pada pinggir bawah kartilago
krikoidea
 Terdapat 3 pembukaan:
 Kranial : ke orofaring
 Anterior : laring
 Postero-distal : esofagus
Nasofaring

Orofaring

Laringofaring
Otot-otot Faring
 Sirkuler:
 Mengelilingi faring secara kuat
 Tdd:
 M. Constrictor Faringeus Superior
 M. Constrictor Faringeus Medial
 M. Constrictor Faringeus Inferior
 Fungsi : mempersempit dan
memperlebar dinding faring
 Longitudinal:
 Memanjang kebawah pada dind-
ing faring
 tdd:
 M. Stylofaringeus
 M. Palatofaringeus
 Fungsi: Memperpendek dan men-
gangkat dinding faring keatas
M. Constrictor
Faringeus Su-
perior

M. Stylofaringeus

M. Constrictor
Faringeus Me-
dial

M. Constrictor
Faringeus Infe-
rior
Palatum Molle
 Batas-batas:
 Depan : melekat pd palatum durum
 Lateral : melekat pd ddg lateral faring
 Belakang : bebas
 Otot-otot:
 M. Levator velli palatini:
 Mengangkat palatum molle keatas
 Memperlebar ostium tuba auditiva
 M. Tensor velli palatini: membuka tua auditiva
 M. Palatoglossus : membuka isthmus faucium
 M. Palatofaringeus : mengangkat faring waktu menelan
 M. Uvula : memperpendek dan menarik uvula keatas
 Fungsi:
 Resonansi suara
 Proses makan dan minum
 Proses bernafas
 Otot-otot yg berfungsi membuka tuba auditiva:
M. Salfingofaringeus, M. Levator velli palatini, M. Tensor
velli palatini
Persyarafan, Pendarahan dan Pembuluh Limfe

 Persyarafan:
 Terutama N. Vagus
 Palatum Molle  N. Palatini (cabang N. Trigeminus)
 Nasofaring  Ganglion sfenopalatini
 Pendarahan:
 Terutama dari cabang A. Maksilaris Eksterna, tdd:
 A. Faringea Ascendens
 A. Palatina Ascendens dan A. Fasialis
 Cabang A. Lingualis
 Aliran vena menuju pleksus pterygoidea  V. Fasialis komunis
dan V. Jugularis Interna
 Pembuluh Limfe:
 Mengalirkan cairan limfe ke cervical Lymph Node
Adenoid/Tonsila Palatina
 Terdapat pd atap Nasofaring
 Dilapisi oleh stratified columnar cilliated epithelium
 Secara anatomis besar berbeda tergantung usia anak
 Puncak anatomis: 3 – 6 tahun karena anak mulai kontak dgn
dunia luar dan jaringan limfe mengalami rangsangan
 Involusi : 10 tahun dan komplit pada 20 tahun
 Dibentuk oleh 3-5 jalur kel. Limfe dan tidak mempunyai kapsul
TONSIL
 Merupakan kel. Limfe pada faring dan berbentuk oval
 Berdasarkan lokalisasi tdd.:
 Tonsila palatina  lateral faring

 Tonsila faringea  nasofaring

 Tonsila lingualis  pangkal lidah

 Tempat tonsil  Resesus Tonsilaris


 Permukaan tonsil ditutupi oleh stratified squamous epithelium
 Jumlah kripta bervariasi 8-10 buah pada setiap tonsil
 Pendarahan  3 arteri besar:
 A. Maksilaris Interna dan Eksterna

 A. Karotis Eksterna

 Cabang A. Lingualis

 Persyarafan:
 Atas : N. Palatinus Posterior (cabang ganglion sfenopalatina)
 Bawah : N. Glossofaringeus

 Fungsi :
 Pembentukan Lekosit terutama limfosit yg dibentuk dlm folikel

tonsil
 Tempat penghancuran bakteri yang masuk melalui hidung/mulut
ANATOMI LARING
Laring:
 Merupakan bagian terbawah saluran nafas atas.
 Bentuk menyerupai limas segitiga yang terpancung
(bagian atas > bagian bawah).
Batas-batas:
 Superior : Aditus Laryngis
 Inferior : batas caudal Cartilago Cricoidea
Kerangka Laring tersusun dari:
 Os Hyoid yg bbtk huruf U
 Beberapa tulang rawan yakni :
 Cartilago Thyroidea
 Cartilago Cricoidea
 Cartilago Arythenoidea
 Cartilago Corniculata (Santorini)
 Cartilago Cuneiformis (Wrisbergi)
 Cartilago Epiglottica
Os Hyoid dan Cartilago Thyroidea

A. Os Hyoid:
 Permukaaan atas dihubungkan dengan lidah,
mandibula & tengkorak oleh tendon dan otot-otot dgn
fungsi :
 Menarik laring keatas waktu menelan

 Membuka mulut dan membantu menggerakkan li-

dah ketika relaksasi


B. Cartilago Thyroidea
 Hanya satu (tidak sepasang).
 Merupakan tulang rawan hyalin terbesar di bagian an-
tero-superior laring.
C. Cartilago Cricoidea
 Hanya satu (tidak sepasang) dibawah Cartilago Thy-
roidea.
 Merupakan tulang rawan hyaline.
 Berbentuk lingkaran dan dihubungkan dengan Cartilago
Thyroidea dengan Lig. Cricothyroidea.

D. Cartilago Arythenoid
 Sepasang (dua buah) dekat permukaan belakang Laring.
 Merupakan tulang rawan hyaline kecuali pada processus
vocalis dan apex yang terdiri dari tulang rawan elastik.
 Membentuk Articulatio Crico-arythenoid dengan Carti-
lago Cricoidea.

E. Cartilago Corniculata
 Sepasang (ki & ka) melekat pd Cart. Arythenoid di
apeks.
 Merupakan tulang rawan elastik.
Sendi dan Ligamen

Sendi pada Laring (2 buah) :


 Art. Cricothyroidea
 Art. Cricoarythenoidea

Ligamen pada laring :


 Lig. Seratocricoidea (ant., lat., post.)
 Lig. Cricothyroidea medial dan post.
 Lig. Corniculopharyngeal
 Lig. Hyothyroidea medial
 Lig. Hyoepiglottica
 Lig. Ventricularis
 Lig. Vocale  antara Cart. Arythenoidea dan Cart. Thy-
roidea.
 Lig. Thyroepiglottica
Otot-otot
Otot-otot yang melaksanakan gerakan Laring
dibagi:
 Otot Ekstrinsik  gerak keseluruhan Laring,
tdd.:
 Suprahyoid : M. Digastricus, M. Geniohyoid, M. Sty-
lohyoid dan M. Mylohyoid.
 Fungsi  menarik Laring kebawah
 Infrahyoid : M. Sternohyoid, M. Omohyoid dan M.
Thyrohyoid.
 Fungsi  menarik Laring keatas
 Otot Instrinsik  gerak sendiri-sendiri pd Lar-
ing:
 Bagian Lateral: M. Thyroepiglottica, M. Vocalis, M.
Thyroarythenoid, M. Aryepiglottica dan M. Cricothy-
roid.
 Bagian Posterior: M. Arythenoid Transversum, M.
Arythenoid Oblique dan M. Cricoarythenoid post.
Rongga Laring

Batas-batas rongga Laring:


 Superior : Aditus Laryngis
 Inferior : Bidang yg melalui pinggir bawah Cart.
Cricoidea
 Anterior : Permukaan belakang epiglotis, tuberkulum
epiglotik, Lig. Thyroepilottica, sudut antara kedua be-
lah lamina Cart. Thyroid. dan Arcus Cart. Cricoid.
 Lateral : Membrana Quadriangularis, Cart. Ary-
thenoid., Conus Elasticus dan Arcus Cart. Cricoid.
 Posterior : M. Arythenoid Transversus dan Lamina
Cart. Cricoid.
 Rima Glottis  bidang antara Plica Vocalis kiri &
kanan
Terdiri dari :
 Bag. Intermembran antara kedua Plica Vocalis di

anterior.
 Bag. Intercartilago antara kedua puncak Cartilago

Arythenoid di posterior.
 Rima Vestibuli  antara kedua Plica Ventricularis.
 Rongga Laring dibagi atas 3 bagian oleh Plica Vocalis
dan Plica Ventriculi :
 Vestibulum Laryngis  rongga Laring diatas plica

ventricularis (dis. Supraglottic)


 Glottic

 Subglottic  rongga Laring dibawah pita suara

(Plica Vocalis)
 Kedua sisi antara Plica Vocalis dan Plica Ventricularis
disebut Ventriculus Laring Morgagni.
Direct Laryngoscopy
 Normal Larynx:
Persyarafan Laring

Cabang-cabang N. Vagus (campuran motorik-sensorik)


1. N. Laryngis Superior:
 Mensyarafi M. Cricothyroid  sensasi mukosa laring
subglottic.
 Bercabang dua : ramus eksternus dan internus, mas-
ing-masing mensyarafi otot-otot Laring dan mukosa
Laring.
2. N. Laryngis Inferior:
 Lanjutan dari N. Reccurens setelah bercabang menjadi
ramus Cardiaca Inferior.
 Di sebelah post. Art. Cricoarythenoid, bercabang dua :
 Ramus anterior  mensyarafi otot-otot intrinsik lateral.
 Ramus posterior  mensyarafi otot-otot intrinsik superior lalu
beranastomose dgn N. Laryngis sup. ramus internus.
Pendarahan dan Pemb. Limfe
Pendarahan Laring
 Arteri pada Laring terdiri dari dua cabang :
 Arteri Laryngis superior (cabang dari Arteri Thyroidea supe-
rior)
 Arteri Laryngis inferior (cabang dari Arteri Thyroidea inferior)
 Kedua cabang arteri tersebut mendarahi mukosa dan otot-
otot Laring.
 Vena-vena pada Laring berjalan sejajar dgn arteri,
tdd:
 Vena Laryngis sup.
 Vena Laryngis inf.
 Kedua vena ini bergabung dgn vena Thyroidea Sup.& Inf.

Pembuluh Limfe
 Umumnya banyak kecuali di Plica Vocalis
 Pada Plica Vocalis pemb. Limfe dibagi dalam gol.
Superior dan Inferior.
Anatomi Kepala-Leher

(Ruang Potensial, KGB Colli, Tiroid,, dan Kelenjar Saliva)


Regio anterior dan lateral leher

Regio di leher dibagi


menjadi trigonum anterior
dan posterior

Trigonum posterior
dibatasi oleh M.
sternokleidomastoideus,
M. trapezius, dan
Clavicula serta Os
Trigonum anterior dibatasi oleh occipital.
pinggir bawah mandibula, linea
mediana cervicis dan M.
sternokleidomastoid
Ruang Potensial Leher
• Pada leher terdapat beberapa ruang potensial yang dibatasi oleh
fascia servikal (fascia servikal dibagi menjadi 2 yaitu fascia
superfisial dan fascia profunda
• Fascia superfisial terletak dibawah dermis. Ini termasuk sistem
muskoloaponeuretik, yang meluas dari epikranium sampai ke
aksilla dan dada. Fascia profunda mengelilingi daerah leher
dalam dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
• Lapisan superfisial
• Lapisan tengah
• Lapisan dalam
Ruang potensial leher dalam
Ruang potensial leher dalam dibagi menjadi ruang yang
melibatkan daerah sepanjang leher dalam, ruang suprahyoid,
dan ruang infrahioid
Ruang yang melibatkan sepanjang leher terdiri dari :
- Ruang retrofaring
- Danger space
- Ruang prevertebrae
Ruang suprahyoid terdiri dari :
- Ruang submandibular Ruang infrahyoid terdiri dari :
- Ruang parafaring - Ruang pretrakeal
- Ruang parotis
- Ruang mastikor
- Ruang peritonsil
- Ruang temporalis
Kelenjar Getah Bening Colli

Radang atau keganasan pada


kepala dan leher dapat
bermanifestasi pada kelenjar
limfe leher. Terdapat sekitar
75 buah kelenjar limfe yang
terdapat pada tiap sisi leher.
Kebanyakan berada pada
rangkaian jugularis interna
dan spinalis assesorius
Menerima aliran limfe yang berasal dari :
- Palatum mole
- Tonsil
- Bagian posterior lidah
- Dasar lidah
- Sinus piriformis
Terletak pada trigonum submental, menerima - Supraglotik laring
aliran limfe yang berasal dari dagu, bibir bawah - kelj. Limfe retrofaring
bagian tengah, gusi, pipi, dan 1/3 bagian bawah - Spinalis assesorius
lidah. - Servikalis superfisialis
- submandibula

Menerima aliran limfe yang berasal dari :


- Subglotik laring
Terletak disekitar kelenjar saliva - Sinus piriformis bagian inferior dan krikoid
submandibular, menerima aliran limfe yang posterior
berasal dari bibir atas, bagian lateral bibir - kelj. Limfe jugularis interna superior
bawah, rongga hidung, bagian anterior rongga - Kelj. Limfe retrofaring
mulut, palatum mole, dan 2/3 depan lidah

Menerima aliran limfe yang berasal dari :


- Glandula tiroid
- Trakhea
- Esofagus bagian servikal
- Kelj. Limfe jugularis interna superior dan
media
- Kelj. Limfe paratrakhea
Terletak di sepanjang vena
jugularis eksterna, menerima
aliran limfe yang berasal dari
kulit muka, sekitar kelenjar
parotis, daerah retroaurikula,
dan kelenjar
Terletak limfe oksipital
di sepanjang saraf
spinal asesoris, menerima
aliran limfe dari kulit kepala
bagian parietal dan bagian
belakang leher
Penyebaran kelompok kelenjar

•IA = tempat kelenjar limfe submental


dan submandibula.
•II A dan II B = berlokasi di
anteromedial saraf spinal assessorius
sementara level IIB berlokasi di bagian
posteromedialnya.
•III dan level IV terletak sepanjang
rantai jugular tengah dan bawah
•V membatasi kelompok kelenjar di
segitiga posterior. Level V A dan V B
dipisah oleh garis horisontal yang
terletak di inferior kartilago krikoid.
•VI merupakan kompartemen sentral
yang berisi kelenjar paratrakea,
retrosternal, prekrikoid, dan pretiroid.
Kelenjar tyroid
- Berbentuk kupu-kupu terletak di
bawah laring, mengelilingi bagian
atas trachea (VC 5- VTh1).
- Terdiri dari 2 lobus yang
dihubungkan oleh istmus (berat
pada orang dewasa 20-25 g)
merupakan kelenjar terbesar dalam
tubuh
- Berfungsi menyekresikan
hormone T4 dan T3

- Kelenjar di bungkus oleh kapsul, dan bersama dengan laring, trachea dan esofagus
dibungkus dikelilingi oleh fascia organ umum
Glandula tyroid memiliki aliran darah yang banyak melalui A. thyroidea superior
(cabang A. carotis externa) dan A. thyroidea inferior (cabang truncus
thyrocervicalis)
Vena-venanya dari Glandula thyroidea mengalir ke V. thyroidea superior dan
media bermuara ke dalam V. jugularis interna, sedangkan V. thyroidea inferior
membawa darah ke dalam V. brachiocephalica kiri
Kelenjar Saliva
- Glandula parotidea
merupakan kelenjar saliva
terbesar.
- Terdiri dari pars
superfisialis yang terletak
tepat di depan telinga luar
dan pars profunda yang
terletak di dalam fossa
retromandibularis

Di depan kelj, keluar ductus parotideus  masuk ke dalam vestibulum oris bersebrangan
dengan gigi molar atas kedua
- Glandula submandibularis terletak di
Trigonum submandibularis.
- Memiliki fascia sendiri yang
terbungkus di dalam kompartemen
leher superfisial yang dibatasi oleh
lamina superficialis dan fascia
cervicalis
- Glandula sublingualis
terletak di atas M.
mylohioideus dan
lateral dari M.
genioglossus

- Sekresi bisa melalui


ductus sublingualis
minor, yang berasal
dari plica sublingualis.
Ductus sublingualis major menyatu dengan ductus
submandibularis di superior dari M. hyoglossus dan
bermuara di Caruncula sublingualis
Vaskularisasi : arteri berasal dari A. facialis,
submentalis dan lingualis
Darah vena dialirkan oleh V. sublingualis dan V.
submentalis ke dalam V. facialis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai