0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
Dokumen ini membahas kondisi sosial masa reformasi di Indonesia dan perkembangan kebebasan berpendapat, kebebasan pers, serta pencabutan kewajiban surat izin terbit bagi media cetak setelah era reformasi dimulai pada 1998.
Dokumen ini membahas kondisi sosial masa reformasi di Indonesia dan perkembangan kebebasan berpendapat, kebebasan pers, serta pencabutan kewajiban surat izin terbit bagi media cetak setelah era reformasi dimulai pada 1998.
Dokumen ini membahas kondisi sosial masa reformasi di Indonesia dan perkembangan kebebasan berpendapat, kebebasan pers, serta pencabutan kewajiban surat izin terbit bagi media cetak setelah era reformasi dimulai pada 1998.
Restu Hyangmalik (32) Sabrina Az Zahra (34) Septania Putri (36) Yusuf Aulya (38) Kerusuhan Mei 1998
Kejadian ini terjadi sebelum mulainya masa reformasi, tepatnya tanggal
13 - 15 Mei 1998. Namun, nyatanya kerusuhan ini masih membekas pada mulainya masa reformasi yang disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak kunjung membaik sehingga mengakibatkan sering terjadinya gesekan-gesekan dalam masyarakat. Kebebasan Berpendapat
Setelah era reformasi, kebebasan berpedapat semakin berkembang
setelah terbentuknya sistem pemerintahan Demokrasi. Sistem pemerintahan ini membebaskan rakyat menyyuarakan pendapat, saran , kritik, dan aspirasi untuk memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada beberapa kegiatan politik yang didasarkan pada sistem Demokrasi antara lain, pemilu dan musyawarah mufakat. Kebebasan Pers
Prinsip kebebasan pers pada era reformasi mengutamakan demokrasi,
keadilan, dan supremasi hukum. Undang-Undang Pers ini secara yuridis menggantikan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pers (Undang-Undang Pokok Pers) Pencabutan SIT
Kebebasan terhadap pers, juga dibarengi dengan adanya pencabutan
ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak, sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui mekanisme pencabutan Surat Izin Terbit.