Anda di halaman 1dari 21

Kanker Kolorektal

OLEH
KELOMPOK 3
EKO FUDIYANTO 2020206203400P
TRI CAHYANING TIAS 2020206203171P
KOMARIYAH 2020206203402P
METI EVA VIKTORI 2020206203164P
MARIYATI 2020206203485P
 
Epidemiologi

• Penyebab utama mortalitas di dunia


• 7, 9 juta kematian pd thn 2007
• Sekitar 72% dr seluruh mortalitas kanker
pd thn 2007 terjd di negara berpendapatan
rendah – menengah
• Mortalitas akan terus meningkat, pd th
2030 angka mortalitas mjd 12 jt
Etiologi and Faktor resiko
• Diet
- diet rendah lemak hewani dan tinggi
serat sangat bermakna dgn insidensi
penyakit yg lebih rendah
- zat karsinogenik genetoksik, seperti
daging bakar, ikan, dan makanan yg
digoreng
• Faktor genetik
- individu dengan saudara kandung yg
mempunyai kanker kolorektal memiliki resiko 3 x
mengalami penyakit itu sendiri
- sindrom poliposis, dikaitkan dengan
peningkatan resiko untuk terjadinya kanker
kolorektal
- faktor predisposisi meliputi kolitis ulseratif,
penyakit Chron, poliposis adenoma,a dan
adenoma villainus
Pencegahan, Penapisan, dan Deteksi
Uji Prosedur Populasi
Jenis Usia Frekuensi
Kelami
n
Sigmoidoskopi P&W 50 dan > Setiap 3 -5 thn
berdasarkan
anjuran dokter
Uji darah samar fekal P&W > Dari 50 Setiap tahun
Pemeriksaan rektal P&W > Dari 40 Setiap tahun
digital
Pemeriksaan rektal P&W 35 – 40 Setiap 5 tahun
digital
Kolonoskopi ganda enema-barium dan pemeriksaan sinar – X
Saudara kandung atau orang tua dengan kanker kolorektal meninggal pd
usia < 55 thn
Recomendasi diet: reduksi dlm jumlah lemak jenuh dan tidak jenuh,
peningkatan serat, dan makanan kaya vit A,C, dan E
Klasifikasi
• Presentasi utama pd area sigmoidorektal
• 40% - 50% lesi terjd dlm rectum
• 20% - 35% terjadi di kolon desenden dan sigmoid
• 8% terjadi di transversum
• 16% pd rektum dan kolon asenden
• Mayoritas adalah adenokarsinoma
• Bentuk lain kanker kolorektal : epitelioma,
karsinoma sel skuamosa, sarkoma, limfoma,
leiomiosarkoma, dan melanoma
Gambaran Klinis

• Umum : perubahan kebiasaan defakasi, darah


dlm feses, nyeri abd, anoreksia, flatulens, dan
tdk dpt mencerna
• Gejala lanjut: penurunan BB, keletihan,
penurunan kesehatan umum
• Lesi sisi-kanan: nyeri dangkal, tdk jelas pd abd
yg menyebar ke punggung, darah merah gelap
pd feses, kelemahan, anemia, malaise, tdk dpt
mencerna, penurunan BB, dan feses cair
Gambaran Klinis

• Lesi sisi- kiri: perubahan pd kebiasaan defekasi,


kram, nyeri gas, penurunan ukuran feses,
perdarahan merah terang, konstipasi tekanan
rektal, dan defekasi tdk tuntas
• Kolon transversum: massa dpt diraba, obstruksi,
perubahan kebiasaan defekasi, dan feses berdarah
• Rektal : perubahan kebiasaan defekasi,
perdarahan merah terang, tenesmus, nyeri hebat
pd lipat paha, labia, skrotum, tungkai, atau penis
Diagnosis dan penentuan stadium

• Enema barium
• Kolonoskopi
• Sinar – x dada
• CBC, SGOT, LDH, fosfat alkali
• Pemindaian hati
• Pemindaian tulang
Penentuan Stadium
Stadium
0 Tis – No-Mo – Tis: karsinoma in situ
I T1 atau T2 – N0 –M0
T1 : tumor menginvasi submukosa
T2: menginvasi lapisan otot
II T3 atau T4 – N0 –M0
T3: menembus lapisan otot ke dalam subserosa
T4: secara langsung menembus organ lain atau
merobel peritoneum viseral
III Semua T –N1, N2, atau N3 – M0
N1: metastasis kelenjar getah bening perirektal atau
perikolik 1-3
N2: metastase kelenjar geath bening atau perikolok >4
N3: adanya metastasis nodus sepanjang trunkus
vascular atau nodus apikal
IV Semua T – semua N – M1
Modalitas Penanganan
• Pembedahan
- reseksi kolon
- biopsi hati dan kelenjar limfa regional
dilakukan pd wkt pembedahan
- reseksi tumor dengan reanastomosis
(kolektomi), kolostomi ( permanen dan
temporer) dan reseksi abd perineal
• Kemoterapi
- sebagai tambahan pd intervensi bedah awal
- kombinasi terapi meliputi:
a. 5 fluorourasil e. Sisplatin
b. Floksuradin f. Metotreksat
c. Mitomisin C g. Levamisol
d. Vinkristin h. Leukovorin
• Terapi radiasi
- dilakukan pd pasien dgn penetrasi tumor
mikroskopik luas, keterlibatan kelenjar getah
bening, dan ekstensi tumor langsung ke dlm
visera atau perineum,
- kombinasi : radisi prabedah, pascabedah, dan
kombinasi keduanya sebagai “ sanwich
technique”
Prognosis

• Masa bertahan hidup untuk individu dgn


metastasis biasanya < dr satu tahun
• Individu < 30 thn mempunyai prognosis lebih
buruk dan pasien > 70 thn
• Tumor rektal terus dikaitkan dgn prognosis
buruk, khususnya yg terletak dekat 1/3 bawah
rektum
• Keseluruhan angka kebertahanan hidup dari
semua stadium adalah 40%
Penatalaksanaan Keperawatan

• Dignosis keperawatan
- kurang pengetahuan yg berhub dgn kurang
pengalaman dalam rutinitas dan prosedur
pembedahan
- ketakuatan yg berhub dgn diagnosis kanker
dan hasil prosedur operatif
- kurang pengetahuan yg berhub dgn ostomi
• Intervensi
- berikan dukungan
- jelaskan rasional rutinitas persiapan usus
- observasi toleransi pasien thd laksatif dan
enema
- laporkan efek samping mual, muntah,
ketidaknyamanan abd, diare berat, dan gejala
ketidakseimbangan elektrolit
- tinjau ulang rutinitas prabedah
- tinjau ulang dan praktikkan latihan pascabedah
sprt batuk dan napas dlm, pembebatan luka da
latihan kaki
- tinjau ulang anatomi, perlunya individu
memahami prosedur pembedahan dan
pemasangan kolostomi
- tinjau ulang mekanisme koping masa lalu untuk
memberikan kesempatan bg individu untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan
- rujuk pd ahli terapi enterostoma atau sumber
yg tepat untuk perawatan kolostomi
- tinjau ulang tipe pembedahan, berbagai
metode kantong yg ada, dan menandai tempat
stoma
• Dignosis keperawatan
- perubahan eliminasi usus yg berhub dgn
hilangnya fungsi normal usus
- perubahan integritas kulit yg berhub dgn
insisi abd dan drainase stoma
• Intervensi
– Observasi komplikasi awal yg meliputi
pengkajian tanda vital dan paru serta bising
usus pd pasien
– Pantau jumlah drainase, warna, dan
kepatenan insisi, selang nasogastrik dan
kateter
– Catat I & O
– Observasi warna dan ukuran tempat stoma
setiap pergantian tugas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai