SIA
Sarma Lumbanraja
PENDAHULUAN
Millenial Development Goals (MDGs),2017
AKI di Indonesia 305 kasus per 100.000 kelahiran hidup menempati urutan tertinggi kedua
di Asia Tenggara dengan AKB sebesar 26 kasus per 1000 kelahiran hidup menempati
urutan tertinggi kelima di Asia Tenggara.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan obstetri (33,07%), hipertensi dalam
kehamilan (27,03%), dan infeksi (6,06%) pada 34 provinsi di Indonesia
Jeyabalan, A. (2013). Epidemiology of preeclampsia: impact of obesity. Nutrition reviews, 71(suppl_1), S18-S25.
World Health Organization. (2014). WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia: implications and actions (No. WHO/RHR/14.17). World Health Organization.
Rayman, zM. P., Barlis, J., Evans, R. W., Redman, C. W., & King, L. J. (2002). Abnormal iron parameters in the pregnancy syndrome preeclampsia. American journal of obstetrics and gynecology, 187(2), 412-418.
PREEKLAMPSIA 2-10% wanita hamil di dunia
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
Sulistyowati S, Abadi A. Low Class Ib (HLA-G/Qa-2) MHC Protein Expression against Hsp-70and VCAM-1 Profile on Preeclampsia.An observation on experimental animal Mus Musculus with Endothelial Dysfunction model. Indonesian Journal of
Obstetrics & Gynecology. 2010;34(3).
Prevalensi Non communicable disease (NCD)
menurut RISKESDAS 2013
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
(1) Implantasi plasenta dengan invasi
trofoblastik abnormal pada
pembuluh darah uteri
(2) Maladaptasi imunologis antara
jaringan maternal, fetal, dan
paternal
(3) Maladaptasi maternal terhadap
perubahan kardivaskular atau
inflamasi
(4) Faktor genetik termasuk gen
yang menjadi faktor predisposisi
dan epigenetik
Burton G, Redman C, Roberts J, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ.
2019;:l2381.
Plasentasi Abnormal
Normal : Segmen distal A.spiralis
berdilatasi untuk pada kehamilan
normal untuk mengurangi kecepatan
aliran darah masuk, dan membawa
darah ke central cavity (CC) lobulus
plasenta.
Insufisiensi sirkulasi uteroplasenta 🡪 akibat kegagalan remodelling arteri spiralis oleh sel
trofoblas ekstravillous (EVT) (Preeklampsi tahap pertama)
Burton G, Redman C, Roberts J, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019;:l2381.
Sindrom Preeklampsia
Fisher SJ. Why is placentation abnormal in preeclampsia? American Journal of Obstetrics & Gynecology. 2015: s115.
Burton GJ, Redman CW, Roberts JM, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019; 366: 1-7.
Kriteria Diagnosis Preeklampsia
FAKTOR
RISIKO
12
FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO KRONIK DAN/ATAU PREKONSEPSI
1. Faktor risiko terkait pasangan 3. Riwayat penyakit sebelumnya
• Nulipara / primipara / kehamilan usia • Hipertensi kronik dan penyakit ginjal
muda • Obesitas, resistensi insulin, Berat Badan Lahir
• Limited sperm exposure, inseminasi Rendah
donor dan donasi oosit • Diabetes gestasional, diabetes melitus tipe I
• Oral sex • Resistensi Protein C, Defisiensi protein S
• Partner who fathered a preeclamptic • Sindrom antibodi antifosfolipid
pregnancy in another women • Hiperhomosisteinemia
• Penyakit sel sabit, riwayat penyakit sel sabit pada
2. Faktor risiko yang tidak terkait keluarga
pasangan
• Riwayat preeklampsia di kehamilan 4. Faktor eksogen
sebelumnya • Merokok
• Usia, Rentang interval kehamilan • Stress, gangguan psikososial terkait pekerjaan
• Riwayat keluarga • Paparan DES saat kehamilan
Dekker, G; B, Sibai; “Primary, Secondary and Tertiary prevention” Lancet, 2001 : 357 ; 209
FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO TERKAIT KEHAMILAN
1. Kehamilan gemelli
2. Anomali kongenital strukturan
3. Hydrops fetalis
4. Anomali kromosom (trisomy 13, triploid)
5. Mola hidatidosa
6. Infeksi saluran kemih
Dekker, G; B, Sibai; “Primary, Secondary and Tertiary prevention” Lancet, 2001 : 357 ; 209
Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
ANC (Antenatal
Care)
ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara
eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Selain itu, ANC
bertujuan mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
Timbang
Ukur Lingkar Lengan Atas
Tekanan Darah
Periksa Tinggi Rahim
Periksa Letak dan Denyut
Jantung Janin
Status dan Imunisasi Tetanus
Konseling
20
Skrining Dokter
Tablet tambah darah
Ibu Nifas sampai 42 hari setelah KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27 KF 3 (8-28 KF 4 (28-42 hari)
bersalin hari) hari)
Periksa Payudara (ASI)
Periksa Perdarahan 21
Periksa Jalan lahir
Vitamin A
KB Pasca Persalinan
Konseling
Tatalaksana Kasus
Bayi baru lahir / neonates 0-28 hari KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27 KF 3 (8-28
hari) hari)
SELANJUTNYA….
22
SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN
< 20 MINGGU
Kriteria Risiko
Sedang
Risiko
Tinggi
Anamnesis
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Kehamilan dengan teknologi reproduksi berbantu; bayi tabung, obat induksi ovulasi
Umur ≥ 35 tahun
Nulipara
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya > 10 tahun
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
Obesitas sebelum hamil (IMT > 30 kg/m 2)
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
Pemeriksaan fisik
Proteinuria (urin celup > +1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau segera kuantitatif
300mg/24 jam)
SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN
< 20 MINGGU
Kriteria Risiko Risiko
Sedang Tinggi
Anamnesis
Kehamilan multiple
Hipertensi kronik
Penyakit ginjal
Penyakit autoimun
Kesimpulan : Bilamana Ibu berisiko preeklampsia maka pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pemeriksaan
nifas dilaksanakan di Rumah Sakit. Lakukan rujukan terencana pada ibu hamil dengan kondisi yang disennutkan di
atas (tidak perlu menunggu inpartu)
Jika dijumpai 1 kriteria merah atau
2 kriteria kuning, maka pasien
dirujuk ke rumah sakit
Klinis ~ Biomarker ~
Laboratoris ~ USG doppler
Dengan Skrining
Kombinasi 🡪 Ketepatan
lebih tinggi!
ASPRE TRIAL
Wanita dengan kehamilan tunggal dapat menjalani skrining yang terdiri dari faktor
maternal, Mean Arterial Pressure *MAP), Uterine Artery Pulsatility Index (UTPI),
dan Maternal Serum Pregnancy-Associated Plasma Protein (PAPP)-A dan
Placental Growth Factor (PLGF) pada minggu 11-13 kehamilan
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajog.2017.08.110
Faktor Maternal
Algoritma:
• Hasil Sensitivitasnya
sama (40%)
• False +ve rate halved
• Risiko Numerik
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
• MF + MAP + UtA-PI : 73,9%
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)
Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
• MF + MAP + UtA-PI : 73,9%
• MF + MAP + UtA-PI + PIGF : 81,7%
Lambert G, Brichant JF, Harstein G, et al. Preeclampsia: an update. Acta Anaesth Belg. 2014; 65: 137-49.
Uzan J, Carbonnel M, Piconne O, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology, diagnosis and management. Vascular Health
and Risk Management. 2011; 7: 467-74.
MANAJEMEN EKSPEKTATIF
PREEKLAMPSIA
Tekanan Darah
Dipantau setiap 4-6 jam selama 3 hari post-
partum
Pemeriksaan darah
Dapat diulang sehari atau dua hari post
partum jika sebelumnya tidak normal
Pre Eklampsia Berat Pemberian MgSO4 dosis awal dgn cara RUJUKAN
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria ambil 4 mg MgSO4(10 ml Segera, dengan tujuan rumah sakit
500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik
MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml yang memiliki dokter spesialis
- Edema, pandangan kabur, nyeri di
epigastrium atau nyeri pada kuadran aquades. Berikan secara obstetri dan ginekologi setelah
kanan atas abdomen, sianosis, adanya perlahan IV selama 20 menit. Jika akses dilakukan tatalaksana Pre-eklampsia
pertumbuhan janin yang terhambat IV sulit berikan masing-masing berat
5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan.
TERMINASI KEHAMILAN
Data maternal Data janin Data maternal Data janin
Hipertensi berat yang tidak terkontrol Usia kehamilan 34 minggu
Gejala preeklampsia berat yang tidak berkurang (nyeri Pertumbuhan janin terhambat
kepala, pandangan kabur, dsbnya)
Penuruan fungsi ginjal progresif Oligohidramnion persisten
Trombositopenia persisten atau HELLP Syndrome Profil biofisik < 4
Task Force on Hypertension in Pregnancy, American College of Obstetricians and Gynecologist. Hypertension in Pregnancy. Washington: ACOG. 2013
Canadian Hypertensive Disorders of Pregnancy Working Group, Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: Executive Summary. Journal of Obstetrics Gynecology Canada.
2014: 36(5); 416-438
Indikasi Seksio sesaria
Indikasi absolut : Indikasi relatif :
1. Absolut disproportion-Small maternal 1. Cardiotokografi yang
pelvic
abnormal: yang bisa
2. Chorioamnionitis
3. Maternal pelvic deformity memungkinkan adanya suatu
4. Eklampsia dan HELLP syndrome hipoksia akut atau fetal asfiksi.
5. Fetal asfiksia dan asidosis Fetal Asidosis harus dibantu
6. Prolaps Umbilical Cord dengan seksio sesaria
7. Placenta previa 2. Tidak dijumpai adanya
8. Abnormalitas letak dan presentasi kemajuan persalinan
9. Ruptur uterus 3. Previous seksio sesaria
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Ioannis Mylonas, Klaus Friese. Review Article: Indications for Risks of Elective Caesarean Section. 2015 ; 2015(112): 489–95p
PENCEGAHAN
1. Istirahat
• Istirahat di rumah 4 jam/hari bermakna menurunkan risiko preeklampsia
dibandingkan tanpa pembatasan aktivitas
• Istirahat dirumah 15 menit 2x/hari ditambah suplementasi nutrisi juga
menurunkan risiko preeklampsia
S Meher, L Duley. Rest during pregnancy for preventing preeclampsia and its complications in women with normal blood pressure. Cochrane Review. 2011 (10)
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
PENCEGAHAN
2. Restriksi Garam
Dari telaah sistematik 2 penelitian yang melibatkan 603 wanita pada 2 RCT
menunjukkan restriksi garam (20 – 50 mmol/hari) dibandingkan diet normal
tidak ada perbedaan dalam mencegah preeklampsia
3. Suplementasi antioksidan
Pemberian vitamin C, D dan E dosis tinggi tidak menurunkan risiko hipertensi
dalam kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, serta berat lahir bayi rendah,
bayi kecil masa kehamilan atau kematian perinatal
LDuley, DJ Henderson-Smart, S Meher. Altered dietary salt for preventing preeclampsia, and its complications (Review). Cochrane Review. 2010 (1).
Conde-Agudelo A, Romero R, Kusanovic JP, Hassan SS. Supplementation with vitamin C and E during pregnancy for prevention of preeclampsia an other adverse maternal and perinatal outcomes: a systematic review
and metaanalysis. Am J Obstet Gynecol. 2011:204:503e1-12.
PENCEGAHAN
Efek dosis aspirin (dosis rendah <300mg, dosis tinggi >650mg) pada berbagai
lingkungan dalam tubuh
Efek platelet COX-1 Megakariosit COX-1/COX-2 Endotel/Stroma COX-2
Pemberian aspirin 75-150mg Pemberian aspirin >300mg Pemberian aspirin >300mg
• Inhibisi COX-1 secara • Inhibisi COX-1 dan COX-2 • Inhibisi COX-1 secara
presistemik secara sistemik presistemik
• Supresi penuh produksi • Durasi supresi TXA2 yang • Inhibisi COX-1 dan COX-2
TXA2 jangka panjang secara sistemik
• Efek akumulasi saat • Efek residual pada dosis • Durasi supresi TXA2 yang
diulang yang berulang jangka panjang
❑ Waktu paruh ASA adalah sekitar 20 menit (13-31 menit), dapat meningkat
selama kehamilan seiring dengan peningkatan volume distribusi
Dose dependent
preeklamsia prematur dan aterm
Compliance dependent
Aspirin dosis rendah pada pencegahan
preeklampsia
Semakin baik
kepatuhannya
Semakin tinggi tingkat
pencegahannya
Rasio odds untuk preeklamsia prematur pada kelompok aspirin dengan 95% CI
pada subkelompok yang berbeda sesuai dengan kepatuhan dinyatakan sebagai
persentase asupan jumlah tablet yang dibutuhkan
aspirin dimulai pada <16 minggu
ASA dan Preeklampsia
• < 16 minggu – RR 0,47 (0,34-0,65, prevalensi 9,3% vs 21,3%)
• > 16 minggu – RR 0,81 (0,63-1,03, prevalensi 7,3% vs 8,1%)
ASA dan Pertumbuhan Janin Terhambat
• <16 minggu – RR 0,44 (0,44-0,65, prevalensi 7% vs 16,3%)
• > 16 minggu – RR 0,98 (0,87-1,10, prevalensi 10,3% vs 10,5%)
Beberapa kondisi yang dapat memberikan
efek pada pemberian profilaksis aspirin
Faktor risiko tinggi Faktor risiko sedang
• Penyakit hipertensi pada • Kehamilan pertama
kehamilan sebelumnya NICE: Tingkat deteksi 30,4%
• Penyakit ginjal kronis • Usia 40 tahun atau lebih untuk semua PE dan 40,8%
• Penyakit autoimun, cth: SLE dan • Interval kehamilan > 10 tahun untuk EOPE dengan tingkat
APS skrining positif 10,3%
• Diabetes tipe 1 atau 2 • IMT > 35 saat kunjungan
pertama
• Riwayat PE pada keluarga
• Kehamilan gemelli
ACOG merekomendasikan pengobatan pasien dilakukan pada pasien dengan setidaknya dua faktor diatas atau
dengan riwayat PE yang menyebabkan persalinan < 34 minggu kehamilan.
Strategi skrining ini hanya mendeteksi 5% dari EOPE dan 2% dari LOPE
Tinjauan sistematis salisilat dalam
makanan: perkiraan asupan harian pada
populasi Skotlandia
Apakah ada peran dari DIET salisilat pada kesehatan?
Komplikasi ibu
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation during pregnancy 23 for preventing hypertensive disorders and related problems. Cohrane database of systematic
reviews. 2010 (8).
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
Komplikasi Preeklampsia
Komplikasi Primer
• Eklampsia
• HELLP Syndrome
• Stroke
• Pulmonary Edema
Komplikasi Sekunder
• Renal Failure
• Admission in ICU
• Caesarean section
• Placental abruption
• Severe PPH (>1000mL)
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Komplikasi Preeklampsia
C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Kondisi dan Gejala Pengobatan Kriteria Rujukan
Hipertensi Gestasional Obat antihipertensi diberikan apabila tekanan darah sistolik ≥ 160 RUJUKAN
mmHg atau diastole ≥ 110mmHg Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
- TD ≥ 140/90 mmHg satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
- tanpa proteinuria
Pre Eklampsia Ringan Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal, TD, BB, TB, IMT, RUJUKAN
ukuran uterus dan gerakan janin. Banyak istirahat, susu & buah Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
- TD ≥ 140/90 mmHg - Metildopa 250-500 mg 2 atau 3 kali perhari, max 3g/hari satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
- Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ - Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max 30 mg
dipstik) - tidak diperlukan obat-obatan seperti diuretik maupun sedatif
Pre Eklampsia Berat Pemberian MgSO 4 dosis awal dgn cara ambil 4 mg MgSO 4(10 ml RUJUKAN
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria 500 gr/24 MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara Segera, dengan tujuan rumah sakit yang memiliki dokter
jam atau ≥ 2+ dipstik perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing- spesialis obstetri dan ginekologi setelah dilakukan
- Edema, pandangan kabur, nyeri di masing tatalaksana Pre-eklampsia berat
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan 5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO 4 40%) IM di bokong kiri dan
atas abdomen, sianosis, adanya pertumbuhan kanan.
janin yang terhambat
74
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Setelah kriteria terpenuhi maka petugas kesehatan di fasilitas primer harus mengisi formulir administrasi rujukan
sebanyak 2 rangkap yang berisi :
1. Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan yang digunakan serta tanggal rujukan
2. Mencantumkan Nama Rumah Sakit tujuan dan poliklinik yang dituju.
3. Rumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah rumah sakit yang memiliki dokter spesialis kandungan dan
anak serta memiliki layanan operasi caessar darurat serta ruang NICU sehingga pasien yang tiba-tiba
membutuhkan pertolongan dapat segera tertangani baik ibu maupun bayinya.
4. Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam poliklinik (Hari dan pada Jam kerja) dan stabil maka pasien
dirujuk ke poliklinik kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar jam kerja atau dalam kondisi tidak stabil
maka pasien segera dirujuk ke UGD RS yang bersangkutan.
5. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan
6. Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
7. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 75
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Pasien tidak perlu didampingi oleh tenaga medis apabila dirujuk ke poliklinik dengan kondisi stabil,
namun kondisi pasien PEB ini tidak stabil, maka pasien wajib didampingi oleh tenaga medis dengan
ambulan transport yang memadai, setelah sebelumnya dokter menghubungi pihak rumah sakit
tujuan, untuk dipastikan pasien tersebut mendapatkan kamar
Apabila rumah sakit tujuan penuh dan tidak memiliki ruang, maka dokter harus mencarikan rumah
sakit alternatif lain yang dirasa mampu menangani kasus tersebut, tanpa memandang jaminan
kesehatan yang digunakan.
Apabila setelah diusahakan dan tetap tidak mendapatkan ruang di 10 rumah sakit tujuan, maka
dokter harus menjelaskan kepada seluruh keluarga yang datang untuk menandatangani surat
pernyataan untuk dititipkan sementara di faskes primer tersebut meskipun fasilitas dan tenaga
untuk melakukan pengawasan terbatas, sehingga saat terjadi kegawatan tidak ada pihak yang
merasa dirugikan. Setelah ditandatangani, Dokter dapat melanjutkan penanganan pada pasien lain
yang mungkin sudah menunggu sembari sesekali mengecek kondisi pasien. Penting untuk diketahui
adalah tidak boleh merujuk tanpa adanya konfirmasi ke rumah sakit tujuan
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 76
Take home
message
1. Preeklampsia penyumbang utama kematian ibu
2. Pentingnya melakukan skrining preeklampsia pada saat anc
3. Asa memiliki efektivitas dalam pencegahan preeklampsia
4. Pentingnya melakukan rujukan ke faskes lanjutan pada ibu
yang memiliki faktor risiko preeklampsia
5. Penanganan pasien preeklampsia dilakukan di faskes
lanjutan
TERIMA
KASIH