Anda di halaman 1dari 78

PREEKLAMP

SIA
Sarma Lumbanraja
PENDAHULUAN
Millenial Development Goals (MDGs),2017
AKI di Indonesia 305 kasus per 100.000 kelahiran hidup menempati urutan tertinggi kedua
di Asia Tenggara dengan AKB sebesar 26 kasus per 1000 kelahiran hidup menempati
urutan tertinggi kelima di Asia Tenggara.

Sustainable Development Goals (SDG), 2030

AKI di seluruh negara turun hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup

Kemenkes RI, 2019

Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan obstetri (33,07%), hipertensi dalam
kehamilan (27,03%), dan infeksi (6,06%) pada 34 provinsi di Indonesia

BKKBN. No Title. https://www.bps.go.id/. Published 2013.


POGI. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. 2016:1-48.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Hipertensi dalam Kehamilan 🡪 60.000
kematian ibu di dunia / tahun

Secara fisiologis, tekanan darah dapat berubah


selama kehamilan yakni turun pada trimester
Preeklampsia 🡪 gangguan
pertama dan kedua dan meningkat pada usia kehamilan yang ditandai oleh
kehamilan aterm yang sama dengan tekanan hipertensi sistemik dan disfungsi
darah sebelum hamil. endotel

Hipertensi dalam kehamilan : Diagnosis preeklampsia ditegakkan


berdasarkan adanya hipertensi spesifik
yang disebabkan kehamilan disertai
TDS ≥ TDD ≥ dengan gangguan sistem organ lainnya
140mmHg Dan/Atau 90mmHg pada usia kehamilan diatas 20 minggu

Jeyabalan, A. (2013). Epidemiology of preeclampsia: impact of obesity. Nutrition reviews, 71(suppl_1), S18-S25.
World Health Organization. (2014). WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia: implications and actions (No. WHO/RHR/14.17). World Health Organization.
Rayman, zM. P., Barlis, J., Evans, R. W., Redman, C. W., & King, L. J. (2002). Abnormal iron parameters in the pregnancy syndrome preeclampsia. American journal of obstetrics and gynecology, 187(2), 412-418.
PREEKLAMPSIA 2-10% wanita hamil di dunia

15-20% angka kematian ibu di


Preeklampsia didefinisikan sebagai sindrom dunia
yang spesifik terjadi pada kehamilan (> 20
minggu) yang dapat memengaruhi semua Di Indonesia,
organ, termasuk insidensi penyakit pada organ 1,5-25% kematian ibu dan
kardiovaskular. 45-50% kematian bayi

Preeklampsia juga dapat didefinisikan sebagai kondisi spesifik pada


04
kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon
maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel
dan koagulasi.

Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
Sulistyowati S, Abadi A. Low Class Ib (HLA-G/Qa-2) MHC Protein Expression against Hsp-70and VCAM-1 Profile on Preeclampsia.An observation on experimental animal Mus Musculus with Endothelial Dysfunction model. Indonesian Journal of
Obstetrics & Gynecology. 2010;34(3).
Prevalensi Non communicable disease (NCD)
menurut RISKESDAS 2013
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
(1) Implantasi plasenta dengan invasi
trofoblastik abnormal pada
pembuluh darah uteri
(2) Maladaptasi imunologis antara
jaringan maternal, fetal, dan
paternal
(3) Maladaptasi maternal terhadap
perubahan kardivaskular atau
inflamasi
(4) Faktor genetik termasuk gen
yang menjadi faktor predisposisi
dan epigenetik

Burton G, Redman C, Roberts J, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ.
2019;:l2381.
Plasentasi Abnormal
Normal : Segmen distal A.spiralis
berdilatasi untuk pada kehamilan
normal untuk mengurangi kecepatan
aliran darah masuk, dan membawa
darah ke central cavity (CC) lobulus
plasenta.

Patologis : Aliran darah memasuki


ruang inter-vili dengan kecepatan
tinggi 1-2m/s sehingga tidak terjadi
pertukaran oksigen yang sempurna

Insufisiensi sirkulasi uteroplasenta 🡪 akibat kegagalan remodelling arteri spiralis oleh sel
trofoblas ekstravillous (EVT) (Preeklampsi tahap pertama)
Burton G, Redman C, Roberts J, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019;:l2381.
Sindrom Preeklampsia

Hipoksia intermitten 🡪 Stress plasenta 🡪 Ketidakseimbangan enzim dan antioksidan 🡪 Reactive


Oxygen Species (ROS) 🡪 Iskemia Plasenta ( PreeklampsiaTahap Kedua)
Roberts J, Gammill H. Preeclampsia. Hypertension. 2005;46(6):1243-1249.
Rana S, Lemoine E, Granger J, Karumanchi S. Preeclampsia. Circulation Research. 2019;124(7):1094-1112.
PATOFISIOLOGI PREEKLAMPSIA
1. Plasentasi yang abnormal
2. Ketidakseimbangan
angiogenesis
VEGF dan P1GF (proangiogenic)
dihambat oleh sFlt-1 (soluble fms-
like tyrosinakinase )
3. Gangguan Hemodinamik
Peningkatan CO dan peningkatan
curah jantung

Fisher SJ. Why is placentation abnormal in preeclampsia? American Journal of Obstetrics & Gynecology. 2015: s115.
Burton GJ, Redman CW, Roberts JM, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology and clinical implications. BMJ. 2019; 366: 1-7.
Kriteria Diagnosis Preeklampsia
FAKTOR
RISIKO

12
FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO KRONIK DAN/ATAU PREKONSEPSI
1. Faktor risiko terkait pasangan 3. Riwayat penyakit sebelumnya
• Nulipara / primipara / kehamilan usia • Hipertensi kronik dan penyakit ginjal
muda • Obesitas, resistensi insulin, Berat Badan Lahir
• Limited sperm exposure, inseminasi Rendah
donor dan donasi oosit • Diabetes gestasional, diabetes melitus tipe I
• Oral sex • Resistensi Protein C, Defisiensi protein S
• Partner who fathered a preeclamptic • Sindrom antibodi antifosfolipid
pregnancy in another women • Hiperhomosisteinemia
• Penyakit sel sabit, riwayat penyakit sel sabit pada
2. Faktor risiko yang tidak terkait keluarga
pasangan
• Riwayat preeklampsia di kehamilan 4. Faktor eksogen
sebelumnya • Merokok
• Usia, Rentang interval kehamilan • Stress, gangguan psikososial terkait pekerjaan
• Riwayat keluarga • Paparan DES saat kehamilan

Dekker, G; B, Sibai; “Primary, Secondary and Tertiary prevention” Lancet, 2001 : 357 ; 209
FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO TERKAIT KEHAMILAN

1. Kehamilan gemelli
2. Anomali kongenital strukturan
3. Hydrops fetalis
4. Anomali kromosom (trisomy 13, triploid)
5. Mola hidatidosa
6. Infeksi saluran kemih

Dekker, G; B, Sibai; “Primary, Secondary and Tertiary prevention” Lancet, 2001 : 357 ; 209
Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
Chaemsaithong P, Sahota D, Poon L. First trimester preeclampsia screening and prediction. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020.
ANC (Antenatal
Care)
ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu
menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara
eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Selain itu, ANC
bertujuan mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

KIA 20 MEI 2020


WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.

Jadwal ANTENATAL CARE

Minimal 6 kali dengan minimal 1


kali trimester 1, 2 kali trimester 2,
dan 3 kali trimester 3

KIA 20 MEI 2020


19
WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.

Jadwal ANTENATAL CARE : KIA 20


Ibu Hamil
MEI 2020
Trimester I Trimester II Trimester III
HPHT :
BB : TB : IMT : Periksa Periksa Periksa Periksa Periksa Periksa

Timbang
Ukur Lingkar Lengan Atas
Tekanan Darah
Periksa Tinggi Rahim
Periksa Letak dan Denyut
Jantung Janin
Status dan Imunisasi Tetanus

Konseling
20
Skrining Dokter
Tablet tambah darah

Test Lab Hemoglobin (Hb)

Test Golongan Darah

Test Lab Protein Urine

Test Lab Gula Darah


PPIA
Tatalaksana Kasus

Ibu Bersalin Fasilitas Kesehatan: Rujukan :


TP:
Inisiasi Menyusui Dini

Ibu Nifas sampai 42 hari setelah KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27 KF 3 (8-28 KF 4 (28-42 hari)
bersalin hari) hari)
Periksa Payudara (ASI)

Periksa Perdarahan 21
Periksa Jalan lahir

Vitamin A

KB Pasca Persalinan

Konseling

Tatalaksana Kasus

Bayi baru lahir / neonates 0-28 hari KF 1 (6-48 jam) KF 2 (3-27 KF 3 (8-28
hari) hari)

Pastikan pelayanan Kesehatan neonates dicatatkan di bagian anak

SELANJUTNYA….

22
SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN
< 20 MINGGU
Kriteria Risiko
Sedang
Risiko
Tinggi
Anamnesis
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Kehamilan dengan teknologi reproduksi berbantu; bayi tabung, obat induksi ovulasi

Umur ≥ 35 tahun
Nulipara
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya > 10 tahun
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
Obesitas sebelum hamil (IMT > 30 kg/m 2)
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya

Pemeriksaan fisik

Mean Arterial Pressure (MAP) ≥ 90 mmHg

Proteinuria (urin celup > +1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau segera kuantitatif
300mg/24 jam)
SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA KEHAMILAN
< 20 MINGGU
Kriteria Risiko Risiko
Sedang Tinggi

Anamnesis

Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya

Kehamilan multiple

Diabetes dalam kehamilan

Hipertensi kronik

Penyakit ginjal

Penyakit autoimun

Keguguran berulang (APS), riwayat IUFD


SKRINING PREEKLAMPSIA PADA USIA
KEHAMILAN < 20 MINGGU
Keterangan sistem skoring:
Ibu hamil dilakukan rujukan bila ditemukan sedikitnya
• 2 risiko sedang dan atau,
• 1 risiko tinggi
Centang pilihan yang sesuai

Kesimpulan : Bilamana Ibu berisiko preeklampsia maka pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pemeriksaan
nifas dilaksanakan di Rumah Sakit. Lakukan rujukan terencana pada ibu hamil dengan kondisi yang disennutkan di
atas (tidak perlu menunggu inpartu)
Jika dijumpai 1 kriteria merah atau
2 kriteria kuning, maka pasien
dirujuk ke rumah sakit

Tujuan: untuk skrining


preeklampsia lebih lanjut pada
tingkat faskes lanjut dengan
menambah pemeriksaan marker
lain 26
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Ultrasonografi (USG) • Pemeriksaan canggih


• Membutuhkan
• Doppler ultrasonografi kompetensi tambahan
• Mahal
Laboratorium • Sulit tersedia di
seluruh wilayah
• Sflt-1, PIGF, cystatin, dll
WHO. Global Recommendations for Routine Antenatal Care. World Heal Organ [Internet]. 2018;10(1):1–10. Tersedia di: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259947/WHO-
RHR18.02eng.pdf;jsessionid=854322A336E0C697360A233CD18F48BC?sequence=1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu DiFasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. 2013;231–56.

Standar Pelayanan ANC


Pemeriksaan Golongan Pemeriksaan
Darah HB
Laboratorium
• Pemeriksaan
Rutin 🡪 diilakukan Protein dalam Kadar Gula
pada setiap ibu urin Darah
hamil
• Pemeriksaan
Khusus 🡪 atas Triple Elimination Cek Malaria
indikasi ( HIV, Sifilis, Hep B) dan BTA
Perbandingan skrining preeklampsia dari
klinis vs USG vs laboratorium

Klinis ~ Biomarker ~
Laboratoris ~ USG doppler

Dengan Skrining
Kombinasi 🡪 Ketepatan
lebih tinggi!
ASPRE TRIAL
Wanita dengan kehamilan tunggal dapat menjalani skrining yang terdiri dari faktor
maternal, Mean Arterial Pressure *MAP), Uterine Artery Pulsatility Index (UTPI),
dan Maternal Serum Pregnancy-Associated Plasma Protein (PAPP)-A dan
Placental Growth Factor (PLGF) pada minggu 11-13 kehamilan

Skrining Preeklampsia dapat mendeteksi Preeklampsia


Awitan Dini sebesar 96% dan Preeklampsia Awitan Lambat
sebesar 77%

http://dx.doi.org/10.1016/j.ajog.2017.08.110
Faktor Maternal

Algoritma:
• Hasil Sensitivitasnya
sama (40%)
• False +ve rate halved
• Risiko Numerik

Preeklampsia Preterm (<37


minggu)

Metode Skrining (10% SPR):


17,051 women
473 cases of PE (2,8%) Maternal Factor (MF) dengan
kemampuan deteksi 41,6%

Tan My et Al, UOG, 2019, 51(6): 743-750


Tekanan Darah
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)

Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%

Pemeriksaan Tekanan Darah:


• Alat yang tervalidasi
• Satu lengan yang sama
• Selama pemeriksaan perbedaan < 10/6 mmHg
atau
• Pembacaan hasil pada pemeriksaan tekanan
darah ke empat

Tan My et Al, UOG, 2019, 51(6): 743-750


Serum PLGF atau PAPP-A
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)

Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%

Poon LC et al. EME 2020.


Hu J et al. UOG 2021
USG Doppler
Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)

Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
• MF + MAP + UtA-PI : 73,9%

Poon LC et al. EME 2020.


Hu J et al. UOG 2021
Algoritma Lengkap

Preeklampsia Preterm
(<37 minggu)

Metode Skrining :
• Maternal Factor (MF) : 41,6%
• MF + MAP : 49,3%
• MF + MAP + PIGF : 68,3%
• MF + MAP + UtA-PI : 73,9%
• MF + MAP + UtA-PI + PIGF : 81,7%

Poon LC et al. EME 2020.


Hu J et al. UOG 2021
Penatalaksana
an
Tujuan tatalaksana :
1. Terminasi kehamilan dengan
trauma sekecil mungkin bagi
ibu dan janinnya.
2. Lahirnya bayi yang kemudian
dapat berkembang.
3. Pemulihan sempurna
kesehatan ibu.

Lambert G, Brichant JF, Harstein G, et al. Preeclampsia: an update. Acta Anaesth Belg. 2014; 65: 137-49.
Uzan J, Carbonnel M, Piconne O, et al. Pre-eclampsia: pathophysiology, diagnosis and management. Vascular Health
and Risk Management. 2011; 7: 467-74.

Algoritma Tatalaksana Antihipertensi pada preeklampsia


Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.

MANAJEMEN EKSPEKTATIF
PREEKLAMPSIA

DENGAN GEJALA BERAT


TANPA GEJALA BERAT
Penatalaksana
an
Preeklampsia With Severe
Feature :
- Persalinan pervaginam selalu
diindikasikan apabila tidak ada
kontraindikasi
- Hindari resusitasi berlebihan
(150cc/jam)
- MgSO4 diberikan segera selama
persalinan dan 24 jam setelah
persalinan
- Obat Anti Hipertensi
- Kortikosteroid diberikan pada
usia kehamilan <34 minggu

Alur Pemberian MgSO4


National Institite of Care and Health Experience. Preeclampsia. NICE Pathway. June 2017
APEC Guideline No 3. Preeclampsia. Alabama Colaborative. 03 June 2015.
Brown M, Magee L, Kenny L, Karumanchi S, McCarthy F, Saito S et al. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Hypertension. 2018;72(1):24-43.

TATALAKSANA INPARTUM DAN


Anti Hipertensi oral
Nifedipine Oral, POSTPARTUM
Labetalol Oral atau Hidralazine IV PREEKLAMPSIA
Asupan Cairan
jika TD ≥ 160/110 mmHg
Dibatasi menjadi 60-80 mL/jam

Tekanan Darah
Dipantau setiap 4-6 jam selama 3 hari post-
partum

Pemeriksaan darah
Dapat diulang sehari atau dua hari post
partum jika sebelumnya tidak normal

Hati-hati penggunaan NSAID


Terkhusus pada pasien dengan Gagal Ginjal Akut
karena akan memperparah keadaan penurunan
fungsi ginjal
RUJUKAN dari DOKTER UMUM (PMK
Kondisi dan Gejala Pengobatan Kriteria Rujukan
no 5 tahun 2014)
Hipertensi Gestasional Obat antihipertensi diberikan apabila RUJUKAN
  tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau Tidak diperlukan sepanjang pasien
- TD ≥ 140/90 mmHg diastole ≥ 110mmHg tidak memiliki salah satu gejala dari
- tanpa proteinuria Pre-Eklampsia Berat
 
Pre Eklampsia Ringan Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal, RUJUKAN
  TD, BB, TB, IMT, ukuran uterus dan gerakan janin. Tidak diperlukan sepanjang pasien
Banyak istirahat, susu & buah
- TD ≥ 140/90 mmHg - Metildopa 250-500 mg 2 atau 3 kali perhari, max
tidak memiliki salah satu gejala dari
- Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam 3g/hari Pre-Eklampsia Berat
atau ≥ 1+ dipstik) - Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max 30 mg
- tidak diperlukan obat-obatan seperti diuretik
maupun sedatif

Pre Eklampsia Berat Pemberian MgSO4 dosis awal dgn cara RUJUKAN
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria ambil 4 mg MgSO4(10 ml Segera, dengan tujuan rumah sakit
500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik
MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml yang memiliki dokter spesialis
- Edema, pandangan kabur, nyeri di
epigastrium atau nyeri pada kuadran aquades. Berikan secara obstetri dan ginekologi setelah
kanan atas abdomen, sianosis, adanya perlahan IV selama 20 menit. Jika akses dilakukan tatalaksana Pre-eklampsia
pertumbuhan janin yang terhambat IV sulit berikan masing-masing berat
5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan.
TERMINASI KEHAMILAN
Data maternal Data janin Data maternal Data janin
Hipertensi berat yang tidak terkontrol Usia kehamilan 34 minggu
Gejala preeklampsia berat yang tidak berkurang (nyeri Pertumbuhan janin terhambat
kepala, pandangan kabur, dsbnya)
Penuruan fungsi ginjal progresif Oligohidramnion persisten
Trombositopenia persisten atau HELLP Syndrome Profil biofisik < 4

Edema paru Deselerasi variabel dan lambat pada


NST
Eklampsia Doppler a. umbilikalis:reversed end
diastolic flow
Solusio Plasenta Kematian janin
Persalinan atau ketuban pecah

Task Force on Hypertension in Pregnancy, American College of Obstetricians and Gynecologist. Hypertension in Pregnancy. Washington: ACOG. 2013
Canadian Hypertensive Disorders of Pregnancy Working Group, Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: Executive Summary. Journal of Obstetrics Gynecology Canada.
2014: 36(5); 416-438
Indikasi Seksio sesaria
Indikasi absolut : Indikasi relatif :
1. Absolut disproportion-Small maternal 1. Cardiotokografi yang
pelvic
abnormal: yang bisa
2. Chorioamnionitis
3. Maternal pelvic deformity memungkinkan adanya suatu
4. Eklampsia dan HELLP syndrome hipoksia akut atau fetal asfiksi.
5. Fetal asfiksia dan asidosis Fetal Asidosis harus dibantu
6. Prolaps Umbilical Cord dengan seksio sesaria
7. Placenta previa 2. Tidak dijumpai adanya
8. Abnormalitas letak dan presentasi kemajuan persalinan
9. Ruptur uterus 3. Previous seksio sesaria

C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Ioannis Mylonas, Klaus Friese. Review Article: Indications for Risks of Elective Caesarean Section. 2015 ; 2015(112): 489–95p
PENCEGAHAN
1. Istirahat
• Istirahat di rumah 4 jam/hari bermakna menurunkan risiko preeklampsia
dibandingkan tanpa pembatasan aktivitas
• Istirahat dirumah 15 menit 2x/hari ditambah suplementasi nutrisi juga
menurunkan risiko preeklampsia

S Meher, L Duley. Rest during pregnancy for preventing preeclampsia and its complications in women with normal blood pressure. Cochrane Review. 2011 (10)
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
PENCEGAHAN
2. Restriksi Garam
Dari telaah sistematik 2 penelitian yang melibatkan 603 wanita pada 2 RCT
menunjukkan restriksi garam (20 – 50 mmol/hari) dibandingkan diet normal
tidak ada perbedaan dalam mencegah preeklampsia

3. Suplementasi antioksidan
Pemberian vitamin C, D dan E dosis tinggi tidak menurunkan risiko hipertensi
dalam kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, serta berat lahir bayi rendah,
bayi kecil masa kehamilan atau kematian perinatal

LDuley, DJ Henderson-Smart, S Meher. Altered dietary salt for preventing preeclampsia, and its complications (Review). Cochrane Review. 2010 (1).
Conde-Agudelo A, Romero R, Kusanovic JP, Hassan SS. Supplementation with vitamin C and E during pregnancy for prevention of preeclampsia an other adverse maternal and perinatal outcomes: a systematic review
and metaanalysis. Am J Obstet Gynecol. 2011:204:503e1-12.
PENCEGAHAN

4. Aspirin dosis rendah


(Low Dose Aspirin)
Bagaimana Cara Kerja Aspirin Dosis
Rendah?

Pemblokiran pada jalur katalitik


COX dose-dependent, stabil,
kovalen, dan ireversibel
Metabolisme asam
arakidonat oleh jalur enzim
siklooksigenase dan
lipoksigenase
ASPIRIN DOSIS RENDAH pada

plasenta
Meningkatnya marker apoptosis
mRNA P53, IKBKE mRNA, aktivitas
kaspase 3, dan menurunnya ekspresi
mRNA BIRC8 🡪 Memperbaiki
apoptosis dan pertumbuhan
trofoblas yang abnormal Peningkatan
• Meningkatkan PIGF (Placental Growth fungsi trofoblas
Factors)
• Menurunkan ekspresi SFlt-1 pada
sitotrofoblas 🡪 pro-angiogenesis
• Menurunkan efek TNF-a melalui PGI-2
🡪 memperbaiki integrasi sel
trofoblas hingga jaringan seluler
endotel
kenapa harus dosis rendah?
Aspirin dosis rendah memungkinkan penghambatan TXA2 tanpa
mempengaruhi sintesis PGI2

Efek dosis aspirin (dosis rendah <300mg, dosis tinggi >650mg) pada berbagai
lingkungan dalam tubuh
Efek platelet COX-1 Megakariosit COX-1/COX-2 Endotel/Stroma COX-2
Pemberian aspirin 75-150mg Pemberian aspirin >300mg Pemberian aspirin >300mg
• Inhibisi COX-1 secara • Inhibisi COX-1 dan COX-2 • Inhibisi COX-1 secara
presistemik secara sistemik presistemik
• Supresi penuh produksi • Durasi supresi TXA2 yang • Inhibisi COX-1 dan COX-2
TXA2 jangka panjang secara sistemik
• Efek akumulasi saat • Efek residual pada dosis • Durasi supresi TXA2 yang
diulang yang berulang jangka panjang
❑ Waktu paruh ASA adalah sekitar 20 menit (13-31 menit), dapat meningkat
selama kehamilan seiring dengan peningkatan volume distribusi

❑ Neo-synthesis COX menyebabkan produksi prostaglandin baru dalam


beberapa jam setelah dosis ASA. Endotelium memulihkan keadaan
fisiologisnya mengacu pada sintesis molekul kompleks dari molekul
sederhana dengan enzim COX.

Meski dengan waktu paruh yang pendek, Aspirin dosis rendah


menyebabkan efek agregasi trombosit jangka panjang
Aspirin dosis rendah setiap hari penting untuk mengatur
keseimbangan TXA2/PGI2
aspirin untuk pencegahan
preeklamsia prematur dan aterm:
tinjauan sistematis & metaanalisis

Dose dependent
preeklamsia prematur dan aterm

Compliance dependent
Aspirin dosis rendah pada pencegahan
preeklampsia
Semakin baik
kepatuhannya
Semakin tinggi tingkat
pencegahannya

Rasio odds untuk preeklamsia prematur pada kelompok aspirin dengan 95% CI
pada subkelompok yang berbeda sesuai dengan kepatuhan dinyatakan sebagai
persentase asupan jumlah tablet yang dibutuhkan
aspirin dimulai pada <16 minggu
ASA dan Preeklampsia
• < 16 minggu – RR 0,47 (0,34-0,65, prevalensi 9,3% vs 21,3%)
• > 16 minggu – RR 0,81 (0,63-1,03, prevalensi 7,3% vs 8,1%)
ASA dan Pertumbuhan Janin Terhambat
• <16 minggu – RR 0,44 (0,44-0,65, prevalensi 7% vs 16,3%)
• > 16 minggu – RR 0,98 (0,87-1,10, prevalensi 10,3% vs 10,5%)
Beberapa kondisi yang dapat memberikan
efek pada pemberian profilaksis aspirin
Faktor risiko tinggi Faktor risiko sedang
• Penyakit hipertensi pada • Kehamilan pertama
kehamilan sebelumnya NICE: Tingkat deteksi 30,4%
• Penyakit ginjal kronis • Usia 40 tahun atau lebih untuk semua PE dan 40,8%
• Penyakit autoimun, cth: SLE dan • Interval kehamilan > 10 tahun untuk EOPE dengan tingkat
APS skrining positif 10,3%
• Diabetes tipe 1 atau 2 • IMT > 35 saat kunjungan
pertama
• Riwayat PE pada keluarga
• Kehamilan gemelli

ACOG merekomendasikan pengobatan pasien dilakukan pada pasien dengan setidaknya dua faktor diatas atau
dengan riwayat PE yang menyebabkan persalinan < 34 minggu kehamilan.
Strategi skrining ini hanya mendeteksi 5% dari EOPE dan 2% dari LOPE
Tinjauan sistematis salisilat dalam
makanan: perkiraan asupan harian pada
populasi Skotlandia
Apakah ada peran dari DIET salisilat pada kesehatan?
Komplikasi ibu

Peningkatan efek samping


terkait dosis dan durasi pada
Aspirin
dosis rendah
Hematoma subkorionik meningkat pada awal
kehamilan pada wanita yang menggunakan
aspirin dosis rendah
ASA menginduksi gastroschisis
❑ Konsumsi aspirin pada trisemester pertama dikaitkan
dengan peningkatan risiko gastroschisis
❑ Gangguan pada sirkulasi uterus, plasenta atau
janin selama organogenesis dapat menjelaskan
hasil ini
Aspirin Dosis Rendah pada prenatal &
Neurobehavioral outcomes dari Anak yang
Lahir Sangat Prematur
pada bayi yang lahir sangat prematur,
penggunaan aspirin atau NSAID selama
kehamilan dikaitkan dengan peningkatan
risiko quadriparetic cerebral palsy
✔ Data didapatkan dari penelitian Extremely Low Gestasional Age Newborns (ELGAN)) pada bayi
yang lahir <28 minggu kehamilan dan pada 14 institusi di AS
✔ Sebanyak 877 anak dilibatkan untuk analisis
ASA menginduksi gangguan
pendengaran
✔ ASA bekerja pada transmisi sinaptik cepat koklea melalui aktivasi reseptor NMDA
(N-methyl-D-aspartate) hingga menghasilkan tinnitus
✔ ASA >2,5 g/hari dapat menginduksi ambang pendengaran sementara
RESISTENSI ASPIRIN
Penelitian pada analisis fungsi trombosit didapatkan bahwa risiko
AR meningkat dengan dosis

Penelitian lain juga menunjukkan peningkatan risiko AR dengan


Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi karena peningkatan first
pass metabolism.
5. Suplementasi kalsium
Suplementasi kalsium berhubungan dengan penurunan kejadian hipertensi dan
preeklampsia, terutama pada populasi dengan risiko tinggi untuk mengalami
preeklampsia dan yang memiliki diet asupan rendah kalsium.

Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation during pregnancy 23 for preventing hypertensive disorders and related problems. Cohrane database of systematic
reviews. 2010 (8).
Perkumpulan Obstetri dam Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta; 2016.
Komplikasi Preeklampsia
Komplikasi Primer
• Eklampsia
• HELLP Syndrome
• Stroke
• Pulmonary Edema
Komplikasi Sekunder
• Renal Failure
• Admission in ICU
• Caesarean section
• Placental abruption
• Severe PPH (>1000mL)

C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Komplikasi Preeklampsia

Keterlibatan organ akan


memperburuk kondisi ibu dan
bayi, hipoksia berkepanjangan,
fetal stress hingga kepada
kematian

C K Rajamma, P Sridevi. Maternal and Perinatal Mortality and Morbidity in Hypertensive Disorder Complicating Pregnancy. Elsevier. Feb 2016; 3(11): 211-206p
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Kondisi dan Gejala Pengobatan Kriteria Rujukan

Hipertensi Gestasional Obat antihipertensi diberikan apabila tekanan darah sistolik ≥ 160 RUJUKAN
  mmHg atau diastole ≥ 110mmHg Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
- TD ≥ 140/90 mmHg satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
- tanpa proteinuria
 

Kriteria Rujukan Preeklamsia dari Puskesmas

Pre Eklampsia Ringan Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal, TD, BB, TB, IMT, RUJUKAN
  ukuran uterus dan gerakan janin. Banyak istirahat, susu & buah Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak memiliki salah
- TD ≥ 140/90 mmHg - Metildopa 250-500 mg 2 atau 3 kali perhari, max 3g/hari satu gejala dari Pre-Eklampsia Berat
- Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ - Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max 30 mg
dipstik) - tidak diperlukan obat-obatan seperti diuretik maupun sedatif

Pre Eklampsia Berat Pemberian MgSO 4 dosis awal dgn cara ambil 4 mg MgSO 4(10 ml RUJUKAN
- TD > 160/110 mmHg - Proteinuria 500 gr/24 MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara Segera, dengan tujuan rumah sakit yang memiliki dokter
jam atau ≥ 2+ dipstik perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing- spesialis obstetri dan ginekologi setelah dilakukan
- Edema, pandangan kabur, nyeri di masing tatalaksana Pre-eklampsia berat
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan 5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO 4 40%) IM di bokong kiri dan
atas abdomen, sianosis, adanya pertumbuhan kanan.
janin yang terhambat

74
PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Setelah kriteria terpenuhi maka petugas kesehatan di fasilitas primer harus mengisi formulir administrasi rujukan
sebanyak 2 rangkap yang berisi :
1. Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan yang digunakan serta tanggal rujukan
2. Mencantumkan Nama Rumah Sakit tujuan dan poliklinik yang dituju.
3. Rumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah rumah sakit yang memiliki dokter spesialis kandungan dan
anak serta memiliki layanan operasi caessar darurat serta ruang NICU sehingga pasien yang tiba-tiba
membutuhkan pertolongan dapat segera tertangani baik ibu maupun bayinya.
4. Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam poliklinik (Hari dan pada Jam kerja) dan stabil maka pasien
dirujuk ke poliklinik kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar jam kerja atau dalam kondisi tidak stabil
maka pasien segera dirujuk ke UGD RS yang bersangkutan.
5. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan
6. Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
7. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk

PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 75
Sistem Rujukan PE di Puskesmas
Pasien tidak perlu didampingi oleh tenaga medis apabila dirujuk ke poliklinik dengan kondisi stabil,
namun kondisi pasien PEB ini tidak stabil, maka pasien wajib didampingi oleh tenaga medis dengan
ambulan transport yang memadai, setelah sebelumnya dokter menghubungi pihak rumah sakit
tujuan, untuk dipastikan pasien tersebut mendapatkan kamar

Apabila rumah sakit tujuan penuh dan tidak memiliki ruang, maka dokter harus mencarikan rumah
sakit alternatif lain yang dirasa mampu menangani kasus tersebut, tanpa memandang jaminan
kesehatan yang digunakan.

 
Apabila setelah diusahakan dan tetap tidak mendapatkan ruang di 10 rumah sakit tujuan, maka
dokter harus menjelaskan kepada seluruh keluarga yang datang untuk menandatangani surat
pernyataan untuk dititipkan sementara di faskes primer tersebut meskipun fasilitas dan tenaga
untuk melakukan pengawasan terbatas, sehingga saat terjadi kegawatan tidak ada pihak yang
merasa dirugikan. Setelah ditandatangani, Dokter dapat melanjutkan penanganan pada pasien lain
yang mungkin sudah menunggu sembari sesekali mengecek kondisi pasien. Penting untuk diketahui
adalah tidak boleh merujuk tanpa adanya konfirmasi ke rumah sakit tujuan

PMK no 5 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 76
Take home
message
1. Preeklampsia penyumbang utama kematian ibu
2. Pentingnya melakukan skrining preeklampsia pada saat anc
3. Asa memiliki efektivitas dalam pencegahan preeklampsia
4. Pentingnya melakukan rujukan ke faskes lanjutan pada ibu
yang memiliki faktor risiko preeklampsia
5. Penanganan pasien preeklampsia dilakukan di faskes
lanjutan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai