Anda di halaman 1dari 38

Teori Sosiologi

Posmodern dan Kritis


M. Ridhah Taqwa

Magister Sosiologi
Fisip Unsri
Materi: Teori Sosiologi Posmo-Kritis
No Materi Kuliah Referensi

1 Wawasan Sosiologi dan Teori Posmo dan Piliang, Ritzer


Kritis
2 Posrealitas: Pemetaan teori posmo dan Piliang, Ritzer
kritis
3 Post Spritual: Teori kritis basis wahyu Piliang, Kuntowijoyo

4 Postsosial Piliang, Ritzer

5 postpornografi Piliang, Ritzer,

6 Post media Piliang, Ritzer,

7 Post ekonomi, komsumsi Piliang, Ritzer,

8 Postdemokrasi Piliang, Ritzer,

9 Posthoror-terorism Piliang, Ritzer,

10 Orientalism Edwar d Said


Dinamika Teori Sosial: Realitas
Klasik Modern Posmodern

• Teoritisi: Ibn • Aliran/ • Tokoh+Teori


Khaldun, Paradigma • Dekonstruksi:
Auguste Comte, • Realitas sbg Derrida
Emile multy • Kekuasaan:
Durkheim, paradigm: Foucault
Max Weber, • Fakta sosial, • Baudrillard:
Karl Marx, • Perilaku Simulakra
George Simmel, sosial, • Habermas:
Herbert
• Defenisi demokrasi
Spencer
Sosial, deliberatif
• Fenomena atau
• Perspektif • Bourdieu:
gejala sosial
konflik Habitus, homo
• Perspektif akademikus
fungsional • Postcolonial
• Cultural studies
Kerangka Pikir Kritis-Teori Kritis
Dasar/ Objec
acuan Values: wahyu t Pola Pikir:
(QS Azzumar,
keyakinan-
39:23)-Culture-
kebiasaan
humanity

Nalar- Realitas :
Rasionalitas Struktur-
(Perintah proses Sosial
berpikir) (Tdk adil-

Teori klasik-
Teori kritis:
Modern-
terintegrasi
posmo-Kritis
4
Urgensi Sikap Kritis dan Teori Kritis
Panca Indera:
Mata-telinga Berada di
Jalan yang
lurus-benar:
Iman, Ilmu,
Akal Pikiran: sehat Amal-ihsan
(QS 2: 142,
213; QS, 4:
175; QS 5: 16)
Hati: pemahaman- Hadist-Doa
bersih
Teologi Kritis: Makna Kehidupan
• Alam semesta ciptaan Allah-Tuhan
Dasar • Manusia Berpikir: Akal, hati, pendengaran dan
penglihatan QS 23:78; 32: 9; 67:32, 46:26

• Alam Nyata-Dunia : Realitas sosial

Dimensi (permainan)
•Alam Gaib-Akhirat : Reality dunia-akhirat
(alam yang sebenarnya) QS 45: 24; 29: 64)

Ruang • Asal dan akhir kehidupan: 2x mati & hidup


(QS 2: 28)

Lingkup
• Praktik budaya: pola pikir, perilaku, relasi
kuasa (struktural)-perbedaaan, strata sosial

6
Perjalanan Manusia: 2x mati- 2x Hidup
• Al Isra, 17:85, Al
Ruh
insan, 76: 1-2

• Hajj, 22:5,
Rahim Fathir, 35:
11

Lahir: • Hajj, 22:5,


Dunia Fathir, 35: 11

• Attakatsur,
Mati:
Kubur waqiah,
56:83-85

• Zalzalah, 99:
Kiamat: 6, Waqiah, : 3-
Mahsyar
30

Sirath:
Surga- • Azzumar:
Neraka

7
QS Al Hajj, 22: 5
Hai manusia, jika kamu meragukan hari kebangkitan (dari kubur), mk
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah:
1. menjadikan kamu dr tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dr segumpal darah, kemudian dr segumpal daging yg sempurna
kejadiannya dan yg tdk sempurna,
2. agar Kami jelaskan kpd kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yg Kami kehendaki sampai waktu yg sudah ditentukan,
3. kemudian Kami keluarkan kamu sbg bayi, kemudian (dgn berangsur-
angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yg
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yg dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu yg dahulunya
telah diketahuinya.
4. Kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai macam pasangan tumbuhan yang indah.
8
Arti penting berpikir atau pemikiran kritis
QS Al Isra, 17: 36 dan 72
َ ‫ان فِي ٰهَ ِذ ِه َأ ْع َم ٰى فَهُ َو ِفي اآْل ِخ َر ِة َأ ْع َم ٰى َوَأ‬
‫ضلُّ َسبِياًل‬ َ ‫َو َم ْن َك‬
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya
di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih
tersesat dari jalan (yang benar).QS. Al Isra, 17: 72.

‫ان َع ْنهُ َم ْسُئواًل‬ َ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكلُّ ُأو ٰلَِئ‬


َ ‫ك َك‬ َ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم ۚ ِإ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬
َ َ‫ْس ل‬ ُ ‫َواَل تَ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. QS. Al Isra, 17: 36.

9
Pengetahuan-dugaan, berpikir
َ ِ‫وت َونَحْ يَا َو َما يُ ْهلِ ُكنَا ِإاَّل ال َّد ْه ُر ۚ َو َما لَهُ ْم بِ ٰ َذل‬
ۖ ‫ك ِم ْن ِع ْل ٍم‬ ُ ‫َوقَالُوا َما ِه َي ِإاَّل َحيَاتُنَا ال ُّد ْنيَا نَ ُم‬
َ ُّ‫ِإ ْن هُ ْم ِإاَّل يَظُن‬
‫ون‬
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah
kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada
yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-
kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak
lain hanyalah menduga-duga saja. QS Al Jasiyah, 45: 24
QS Fatir, 35: 37. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan
amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan
apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang
cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka
rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang
zalim seorang penolongpun. 10
Questions to ...
 Question status quo
 Questions inequalities in society
 Politically left/radical
 Views school as political sites: always
conflicting ideologies
 Hopeful: optimistic view of schools
Questions of Critical theory
 What are the sources of inequality and
oppression (penindasan/tekanan) in
society?
 How do individuals experience life in social
organizations?
 How can individuals achieve (mencapai)
autonomy in the face of societal oppression?
 How are language and communication
patterns used to oppress people?
 How do people construct positive and
negative identities?
Aims of critical inquiry
Critical inquiry is engaged in an
“attempt to confront the injustice of a
particular society or sphere within the
society”
(Kincheloe & McLaren, 1998:264)
Pertanyaan/penyelidikan kritis : terlibat/keterlibatan
dalam upaya menghadapi/mengatasi ketidakadilan
masyarakat tertentu atau bidang/lingkungan dalam
masyarakat
Assumptions
1. All thought is fundamentally mediated by
power relations that are social and
historically constituted
2. Facts can never be isolated from the
domain of ideological inscription
(ukiran/prasasti)
3. The relationship between concept and
object and between signifier and signified
is never stable or fixed and is often
mediated by the social relations of
capitalist production and consumption
Cont’
4. Language is central to the formation of
subjectivity (conscious and unconscious
awareness)
5. Certain groups in society are privileged over
others…oppression is most forcefully produced
when subordinates accept their social status as
natural, necessary or inevitable.
6. Oppression has many faces, focusing on one
(e.g. class, but not race) overlooks
interconnections between them
7. Mainstream research practices are generally
(unwittingly?) implicated in the reproduction
of systems of class, race, gender oppression
Definitions:
The two meanings of critical theory : criticism and
critique : Yunani-kritikos-penilaian dan kearifan
Jürgen Habermas [1968]: teori kritis dlm studi
sastra: bentuk hermeneutika melalui interpretasi
utk memahami makna teks manusia dan ekspresi
simbolis-termasuk penafsiran teks dgn
menafsirkan teks lain.
Teori sosial kritis sebaliknya suatu bentuk
pengetahuan reflektif diri yang melibatkan
pemahaman dan penjelasan teoritis yg bertujuan
mengurangi sistem dominasi atau ketergantungan
16
Geografi Realitas
Realitas sbg peta Dinamika Implikasi: Puing2
geografis geografi realitas Realitas
• Dinamis, kaya • Keterputusan, • Instabilitas,
kontur, keretakan, titik kontradiksi,
permukaan, balik, ekstrimits interdeminasi,
dataran, • Fatalitas, dekonstruksi
• berkeping, banalitas, tdk dan anomali,
bergeser, beraturan, tdk berhimpitan,
berpindah dan berdaya, tdk • Persilangan,
bertransfusi terduga, simpangsiur,
keacakan tumpangtindih,
Proses Berlangsungnya Realitas
Realitas dibangun Digerakkan oleh
dalam: kekuatan:
• Keliaran fantasi, ilusi, • Ekstasi, kepanikan,
halusinasi manusia histeria, dan paranioa
yang tanpa penghalang

Didorong oleh
energi:
libido, mesin hasrat dan
kehendak kuasa
Realitas yg melampaui: prinsip, alam, sifat
dan esensi termasuk realitas sendiri

Posmedia Post2:
• Teori: • Kebutuhan:
sistematis gizi, hidup
• Kebenaran, • sosial,
• Anti teori, tdk kebajikan • Ketuhan yg
menjajah, kriminalitas,
terstruktur • Ketidak demokrasi,
benaran, hasrat, citra
ekonomi dst.
Posteori kepalsuan poskomoditi
Konten Tema Diskusi

Konsep Dasar Konteks Lahirnya Kontekstualisasi:


dan Fungsi Teori contoh Kasus

Kritik: Akal-
Konklusi
realitas-Wahyu
Baudrillard: Simulasi dan Simulakra
Dunia yg dilipat adalah dunia yg dimanpatkan ke
dalam layar, ke dalam citra, ke dalam objek, ke
dalamn tanda-tanda (sign).
Dunia diringkas menjadi citra yg didalamnya citra dan
tanda tdk lg memerlukan relasinya dgn realitas yaitu
sbg alat pengungkap kebenaran (truth) ttg realitas
Bukan dunia yg direpresentasikan lewat tanda, tetapi
tanda itu sendiri kini telah menjadi dunia tanda
Terjadi pemadatan dunia kedlm citra & tanda yang
telah kehilangan kontak dgn realitas, dgn pesan &
makna yg ingin diungkap
Baudrillard: Ekstasi Komunikasi
Pelipatan bhs dan semiotika sbg ekstasi komunikasi
Akibatnya transendensi, kedalaman dan kebenaran dlm wacana
komunikasi telah lenyap, khususnya melalui TV
Dlm layar TV jagad raya & tubuh kt menjelma jadi layar monitor,
artinya ada pemampatan atau pelipatan dunia dan manusia ke dalam
wujud layar & citra
Ekstasi sbg konsep untuk jelskan kondisi mental yg berada di luar
kendali & akal sehat atau keadaan emosi yg melampaui batas, puncak
kemampuan & bahagia
Ekstasi komunikasi: kegairahan dlm mengkomunikasikan,
memeroduksi, mensirkulasikan dan mengkomsumsi sgl hal dlm
bentuk tanda, citra (layar) dan barang
Didlamnya yg dipentingkan bkn sampainya pesan dan makna, tp
kesenangn, gairah dlm proses komunikasi, produksi, sirkulasi &
komsumsi
Pelipatan Dunia sosial
Pelipatan sosial adlh ketika dunia sosial dan masy. sbg entitas
dimampatkan kedlam wujud lain (layar kaca). Pelipatan sosial sama
maknanya dgn kematian sosial (death of the social)
Matinya sosial ketika digantikannya ide ttg sosial dan masyarakat
oleh politik, ekonomi dan individu.
Politik berganti dgn kekuatan totalitarian yg merampas kehidupan
sosial dengan kekuatan individu dgn kelompok penekan serta aparat
pembuat keputusan,
Ekonomi mengganti dunia sosial dgn kemenangan absolut pasar &
kepentingan individu,
kematian sosial artinya kemenangan mesin hasrat atas sosial via
pembebasan hasrat dan imaji-imaji liar dlm sistem komoditi dan
ekonomi libido kapitalisme,
libido kalahkan kesejahraaan sosial, masalah sosial,
individualisme kalahkan jiwa sosial, kepedulian hilang dr realitas .
Simulasi Sosial
Realita sosial (relasi, aksi, interaksi dan komunikasi)
yg kini diambil alih oleh realitas media yg menklaim
dirinya sbg relitas sosial (lihat reality show). Arti:
media jd representasi atau media klp sosial dan
menjadi model sosial itu sendiri disebut simulasi
sosial (simulation of the social).
Baudrillard: masy kini melakukan proses akhir sosial,
atau menguburkan sosial di balik simulasi sosial
Hipotesis simulasi sosial: 1) yg disebut relasi sosial
atau yg berfungsi scr sosial sesungguhnya tdk pernah
ada, yg ada hanya simulasi sosial, kenyataan sos telah
diserap kedlm simulakrum sosial
Lanjutan
1) ide sosial diserap ke dlm ekonomi. Sosial mati disebabkan
perluasan nilai guna. Arti: nilai-nilai sosial sendiri menjadi
nilai guna (dan nilai tukar) yaitu nilai sosial yg dijadikan
komoditi yg diperjualbelikan utk dapat untung.
2) Berbeda dgn mimpi Marx yang dambakan ekonomi yg
diserap kedlm sosial jd kekuatan sosial dan revolusi.
3) ketika sosial benar-benar diserap secara total ke dlm orde
ketiga yaitu simulakra yaitu orde simulasi total. Sosial tdk
eksis lg krn diambil alih secra total oleh simulasi sosial.
4) Sos tlh mati, media produksi yang nyata dan ekstra nyata.
Wujudnya simulakrum sosial: relasi, produksi, tindakan dan
komunikasi berubah wujud menjadi Simulasi Sosial.
Foucault: Relasi Pengetahuan-Kekuasaan
 Kekuasaan : strategi kompleks dlm masya. dgn
perlengkapan, manuver, teknik dan mekanisme tertentu.
Kekuasaan lebih beroperasi dr pd dimiliki, ia tidak
merupakan hak istimewa yg didapat/dipertahankan kelas
dominan.
 Strategi kekuasaan melekat pada kehendak untuk
mengetahui. Dgn wacana kehendak utk mengeth terumus
dlm pengetahuan
 Wacana berperan penting dlm operasi praktik dominasi
diantara dua hal, yaitu kebenaran dan representasi.
Kebenaran itu pada hakikatnya tidak bebas, karena upaya
smp pd kebenaran itu harus melalui relasi kekuasaan.
 Pernyataan kebenaran refleksi represents, antara pihak
benar & salah. Wacana: kumpuln tanda/simbol utk
dimiliki, diapresiasi, dipercaya & dipatuhi

Hipotesis Kekuasaan Foucault
 Kekuasaan sama luasnya dengan lembaga sosial, tidak ada
ruang yang sama sekali bebas dari jaringannya;
 Relasi-relasi kekuasaan saling terjalin dengan jenis-jenis relasi
lain, seperti produksi, kekerabatan, dan keluarga;
 Relasi-relasi tdk hanya berbentuk larangan dan hukuman,
melainkan bentuk-bentuk yang beragam;
 Kesalinghubungan itu menggambarkan kondisi dominasi, dan
dominasi tsb diatur dlm bentuk strategi yg koheren & tunggal;
 Relasi-relasi kekusaaan benar-benar melayani, karena memiliki
potensi untuk dimanfaatkan dalam strategi yang ada;
 Tdk ada relasi kuasa tanpa halangn & penghalangnya tdk harus
nyata, dan dpt hadir di mana-mana bersama dgn kekuasaan.
 
Konsep Panoptikon
• Foucault jg kembangkan konsep Panoptikon yang dicetuskan
oleh J. Bentham. Konsep ini awalnya menunjuk pada sebuah
bangunan fisik yang memungkinkan penguasa dapat
mengontrol pihak yang didominasi (dihukum) seperti yang
terjadi di penjara-penjara Prancis.
• Konsep ini dikembangkan oleh penguasa utk menjadi strategi
penguasa dlm mengontrol warga Negara.
• Dalam arena politik orde baru misalnya, banyak aktor-aktor
politik berperan sebagai panoptikon, sekaligus untuk
mengembangkan wacana kekuasaan.
• Selama 32 thn rezim orde baru menjadikan aparat militer dan
birokrasi sbg panoptikon.
• Dengan panoptikon, strategi dan mekanisme dominasi pihak
yg berkuasa berjalan lancar dan berjangka panjang
Kekuasaan dan Resistensi
Keterkaitan kekuasaan dan resistensi diperkuat oleh
argumentasi Foucault bahwa berbicara ttg relasi
kekuasaan dan perlawanan dlm praktis tdk terelakkan dr
pertanyaan siapa melawan siapa.
Kita tdk dapat melarikan diri dari pertanyaan ttg subjek-
subjek yg ada dlm relasi kekuasaan. Dlm relasi kuasa
subjek atau pihak yg berlawanan dgn pihak lain berusaha
membangun atau hadirkan kekuasaan yg dimiliki utk
memperkuat posisi masing-masing.
Tesis Foucault ttg: “kemaha-hadiran” relasi-relasi
kekuasaan atau kekuasaan/pengetahuan: kekuasaan
sejauh yang dapat diamati merupakan jenis kedaulatan
yang dimiliki oleh penguasa yang sangat besar dan aturan
atau perintah yang absolut.
Jürgen Habermas:
1. Masyarakat Komunikatif
2. Demokrasi Deliberatif
Hebermas: Tugas Teori Kritis
Teori tindakan komunikatif (kritis) mengambil sikap
ktitis terhadap ilmu-ilmu sosial dewasa ini dan kenyataan
sosial yang dilukiskannya.
Kritis tehdp masy maju sejauh mereka tdk memanfaatkan
kemampuan belajar kebudayaan yg tersedia, melainkan
membenamkan diri kedlm pertumbuhan kompleksitas
yang tak terkendali.
Kritis terhdp pendekatan ilmiah yg tdk mampu
menjelaskan paradoks-paradoks rasionalisasi
kemasyarakatan, tanpa memperhitungkan asal-usul
historis bdg objek mereka (dalam arti sosiologi reflektif ).
Horkheimer : Perintis teori Kritis
Bergerak dari jalur filsafat kritis sejak Hegel Marx
Titik tolak teori kritis: masalah positivisme dlm
ilmu-ilmu sosial yaitu anggapan bhw ilmu-ilmu
sosial bebas nilai (value-free) terlepas dr praktik
sosial dan moralitas, dpt dipakai utk memprediksi,
bersifat objektif dan sebagainya.
Anggapan itu mengental menjadi kepercayaan
umum bahwa satu-satunya bentuk pengetahuan yg
benar adalah pengetahuan ilmiah, dan
pengetahuan semacam itu hanya bisa diperoleh
dengan metode ilmu-ilmu alam.
Lanjutan:
Saintisme ini dikritik krn menyembunyikan dukungan
thdp status quo masy. Dibalik kedok obyektifitas.
Positivisme ini kemudian dianggap sebagai ideologi.
Teori kritis tdk hanya sekedar melukiskan kenyataan
dan membiarkannya berlangsung terus, tetapi ia
menawarkan alternatif teori yg memihak praksis
emansipatoris masyarakat.
Habermas merumuskan epistemologi teori kritis
dengan pernyataan bhw segala bentuk ilmu dijuruskan
oleh kepentingan kognitif, maka tdk bebas nilai,
termasuk teori kritis yg didorong oleh kepentingan
emansipatoris
Habermas: Paradigma Komunikasi
Teori tindakan
komunikatif:
Pemikiran Bourdieu

Habitus

Modal

Field
Bourdieu: Modal Sosial

Ekonomi

Modal
Sosial
Simbolik Budaya
Jacques Derrida: Dekonstruksi

biagrafi gagasan kritik


Materi Diskusi Kelas
Basis Tokoh Pemikir Basis Buku/bagian dari Buku
M. Foucault Piliang: Posrealitas atau
Bourdieu Dunia yg dilipat
Derrida Z. Sarder: Cultural Studies
Budi Hardiman: Menuju
J. Habermas
Masy Komunikatif
J. Baudrillard
Orientalisme: Edward Said
Edward Said
Geneologi Kekuasaan:
Foucault
Dll.

Anda mungkin juga menyukai