03 Ibadah Dalam Islam
03 Ibadah Dalam Islam
8.
IBADAH DALAM ISLAM
LAILATUL IZZAH, M.PSI., PSIKOLOG
PENDAHULUAN
Ibadah ialah suatu tuntutan bagi setiap manusia.
Beribadah hanya kepada Allah adalah tujuan utama
penciptaan manuasia di alam raya ini.
Allah berfirman : "Dan tidak aku jadikan dan
manusia kecuali mereka memperhambakan diri
kepadaKu". Dan firman Allah lagi: " Wahai
manusia!sembahlah Tuhan kamu yang telah
menjadikan kamu dan menjadikan orang-orang
sebelum kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa".
ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA
Dalam bukunya Al-Qardhawi menyebutkan bahwa seorang manusia
hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:
1.Siapakah aku? Dari manakah aku datang? Atau dalam ungkapan lain,
siapakah yang menciptakan aku?
2.Apakah kesudahanku selepas kewujudanku ini? Dan ke manakah aku
akan pergi selepas maut?
3.Kenapakah aku diwujudkan? Untuk apa? Atau apakah visi kehidupanku
ini?
Apabila ketiga pertanyaan ini dapat dijawab dengan baik, maka dirinya
akan mampu menjalani kehidupan ini dengan baik. Sebaliknya
kegagalannya menjawab pertanayaan ini akan mengakibatkannya
gagal menjalani kehidupan ini dengan baik baik di dunia maupuan
diakhirat nanti.
HAKIKAT IBADAH DALAM ISLAM
Makna Ibadah
Ibadah dari segi bahasa: Menurut al-Qamus (‘abada):
Ketaatan.
Menurut kamus al-Shihah: Asal-usul ‘Ubudiyyah ialah
ketundukan dan kehinaan. Asal Ibadah: al-tazlil
(penghinaan).
Ibadah dari segi istilah syara’: Menurut Syeikh
Muhammad Abduh ibadah ialah: Ketaatan dengan
puncak ketundukan. (Tafsir al-Manar: al-Fatihah)
Ibn Taimiyyah menyatakan ibadah dalam Islam itu mengandungi unsur
ketundukan/ ketaatan yang digabungkan dengan unsur kecintaan.
Ibadah dalam Islam mengandungi makna kemuncak ketundukan, puncak
ketaatan dan puncak kecintaan.
Seorang hamba harus mencintai Allah SWT melebihi segala kecintaan yang lain.
Allah berfirman yang artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): Jika ibu bapa
(nenek moyang) kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara
kamu (adik beradik), isteri-isteri kamu, harta-harta yang kamu kumpulkan,
perniagaan yang kamu takut kerugiannya dan tempat kediaman yang kamu
ridhai lebih enegkau cintai dibanding Allah dan Rasul-Nya dan juga jihad Fi
Sabillah, maka tunggulah sehingga Allah SWT mendatangkan urusan sesuai
dengan perintah-Nya.” (Surah al-Taubah: 24)
SALAH FAHAM TERHADAP KONSEP IBADAH
Ada dua golongan manusia yang salah faham tanggap tentang konsep ibadah
Golongan Pertama:
Melampaui batas dalam mencintai Allah SWT, sehingga mendorongnya melakukan
sesuatu yang keluar dari makna ibadah, dan memasukkan manusia dalam lingkungan
Rububiyyah (ketuhanan) yang tidak layak bagi manusia. Bahkan ada yang melebihi
batasan para nabi dan para Rasul, contohnya adalah:
(1) Anggapan mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan semua pengikutnya dari
neraka memasukkan mereka ke surga.
(2) Anggapan mempunyai kemampuan untuk menghalang (menyelamatkan) semua
pengikutnya dari memasuki neraka.
(3) Anggapan mendapat kelonggaran melaksanakan kewajiban syariat karena ia
dianggap hanya untuk golongan awam.
(4) Anggapan mencintai Allah SWT sehingga Allah SWT dianggap berada di dalam
sakunya atau dalam jubahnya sehinggakan Allah SWT dianggapnya berada
bersamanya sepanjang masa dan di dalam sakunya.
Golongan kedua
Golongan orientalis yang mencoba menggambarkani badah dalam Islam sebagai
ibadah yang berdiri atas dasar ketundukan dan ketaatan semata-mata tanpa
digandengkan dengan perasaan cinta dan rela.
Mereka mengatakan bahwa umat Islam tidak mengenali unsur kecintaan dalam
ibadah, kecuali hanya apabila golongan Tasawwuf mengimportnya dari sumber asing
(agama Kristian dan agama-agama budaya).
Pandangan ini juga menyimpang dari hakikat ibadah Islam. Dalam al-Quran dijelaskan
unsur kecintaan antara muslim dan Allah SWT dalam banyak tempat, di antaranya
ialah Allah berfirman artinya: “Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai
Allah SWT” (Surah al-Maidah: 54.
Nabi berSabda artinya: "Tidak beriman (yaitu tidak sempurna iman) salah seorang
diantara kamu sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari segala sesuatu selain
keduaduanya” [Hadis Muttafaq ‘alaihi]
Ibn al-Qayyim (Madarij al-Salikin: 99) berkata: Asal-
usul ibadah itu ialah kecintaan kepada Allah SWT,
bahkan mentauhidkan-Nya dengan kecintaan, dan
bahwa segala cinta itu hanya bagi Allah SWT, maka
janganlah dia (mukmin) mencintai orang lain selain-
Nya. Sesungguhnya dia hanya boleh mencintai
(orang lain) karena-Nya dan pada-Nya (pada
perkara yang diridhai Allah SWT).
RUANG LINGKUP IBADAH DALAM ISLAM
1. shalat
Di sini, dipaparkan secara ringkas beberapa rahasia shalat. Di antaranya ialah:
• shalat sebagai penyuci dosa
• shalat sebagai cara menjaga kebersihan dan kecantikan
• shalat sebagai Riyadhoh Badaniyyah (senam jasmani)
• shalat sebagai sumber kekuatan roh
• shalat kekuatan akhlak
2. Menyuburkan harta.
• Penyuburan jiwa oranga kaya.
• Penyuburan jiwa dan keperibadian fakir miskin.
• Penyuburan harta itu sendiri .
3. Pemeliharaan terhadap harta. Nabi bersabda: Artinya: “Pertahankanlah (Bentengilah)
harta-harta kamu dengan mengeluarkan zakat.”
4. Mewujudkan masyarakat penyayang.
5. Zakat sebagai cara menghilangkan jurang kekayaan dan kemiskinan.
5.Haji