Anda di halaman 1dari 7

GLERRY SUPRIYANI PRAMITHA TAHIR

FARIDA
L. DHEBIE STEFPHANIE
NOVITA SUPRIYANTI
SALNIKA APRILIANI

KELOMPOK 1 BAB 2 GAYA DAN PRAKTIK KEPEMIMPINAN

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
GAYA KEPEMIMPINAN
A. TEORI X DAN Y
• X lebih cocok untuk organisasi dengan pegawai yang tidak menyukai situasi
kerja mereka dan akan menghindari pekerjaan jika memungkinkan. Pada kasus
ini, pegawai harus dipaksa, dikendalikan, atau ditegur agar organisasi mencapai
sasaran dan tujuannya. Pegawai mencari kendali karena mereka tidak bersedia
mengarahkan proses kerja mereka. Hal yang paling penting bagi mereka adalah
keamanan.
• Teori Y cocok untuk organisasi dengan pegawai yang menyukai pekerjaan
mereka dan merasa bahwa pekerjaannya natural dan penuh ketenangan. Selain
itu, karena pegawai menerima sasaran dan tujuan organisasi, mereka
berkeinginan mengarahkan diri mereka sendiri dan bahkan mencari tingkat
tanggung jawab yang lebih tinggi. Akhirnya, pengambilan keputusan terjadi pada
semua tingkat organisasi. Teori Y pada dasarnya merupakan bentuk
kepemimpinan demokrasi.
B. Analisis Gaya Kepemimpinan Lainnya
• Dalam studi klasik, Tannenbaum dan Schmidt menjelaskan bagaimana seorang pemimpin-
manajer dapat menjadi demokratis pada beherapa situasi dan menjadi otoriter pada situasi lain.
Analisis Tannenbaum dan Schmidt serupa dengan analisis Lewin dan koleganya di University of
lowa. Kelompok Lewin membedakan tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan
laissez-faire. Riset mereka menunjukkan bahwa gaya demokratis terlihat lebih cocok untuk
kelompok dengan aktivitas berorientasi proses.
• Bass dan Stogdill mengatakan bahwa pemimpin menggunakan pendekatan yang berbeda
dalam memimpin organisasi, sebagian dikarenakan perbeda an masalah yang harus mereka
hadapi. Selain itu, mereka menyadari bahwa umumnya perilaku kepemimpinan berada dalam
kontinum antara perilaku berorientasi tugas dan berorientasi hubungan.
• Fiedlier menyelidiki hubungan antara tiga faktor yang memengaruhi keefektifan kepemimpinan,
yaitu hubungan personal dengan rekan kerja,struktur tugas yang dilaksanakan olch kelompok
kerja, dan kekuatan yang berhubungan dengan posisi pemimpin dalam organisasi.Ketiga faktor
tersebut dapat dikombinasikan dalam delapan cara. Menurut Fiedler, pemimpin yang
berorientasi tugas cenderung menjadi lebih efektif pada situasi yang sangat menyenangkan atau
tidak menyenangkan dibandingkan pemimpin yang berorientasi hubungan.
• ersey, Blanchard, dan Johnson mengembangkan tipologi perilaku yangberorientasi tugas dan
hubungan: perilaku tinggi tugas dan rendah hubungan, perilaku tinggi tugas dan tinggi
hubungan, perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas, serta perilaku rendah tugas dan rendah
hubungan. Seperti yang dijelaskan di atas, pemimpin kesehatan masyarakat harus menunjukkan
perilaku tinggi tugas dan tinggi hubungan
C. Kepemimpinan Situasional
Model kepemimpinan situasional ini dengan sengaja dibuat fleksibel. Pemimpin perlu menangani
pegawai pada situasi tertentu dalam menggunakan gaya kepemimpinan spesifik, gaya kepemimpinan
sebagian dipengaruhi oleh tugas dan lamanya pegawai dalam organisasi.

D. Sifat Kepemimpinan
• Bass dan Stogdill meninjau studi tentang sifat dan kemampuan kepemimpinan yang dilakukan antara
tahun 1948-1970 ialah kemampuan teknis, kedekatan sosial dan keramah-tamahan, motivasi dan
aplikasi kerja.
• Kouzes dan Posner membandingkan sifat kepemimpinan yang diidentifikasikan pada tahun 1987 dan
diidentifikasikan kembali pada tahun 1995 terkait karakteristik utama pemimpin yang dihormati. Ada 5
sifat kepemimpinan yang paling sering disebutkan dari pemimpin yang paling dihormati pada tahun
1987 adl jujur, berpandangan kedepan, mampu menginspirasi, kompeten, dan cerdas.
• Pada tahun 1995, jujur masih menduduki posisi teratas, namun urutan dari tiga sifat berikutnya
berubah, dan kecerdasan sudsh keluar dari daftar lima sifat teratas (digantikan oleh berpola pikir adil).
E. Praktik Kepemimpinan
1. Pemimpin harus menjadi penyintesis ilmu pengetahuan.
2. Pemimpin harus kreatif.
3. Pemimpin harus dapat membentuk visi dan mengajak orang lain untuk berbagi visi tsb dan berkomitmen
terhadap visi dan misi yang menggambarkan.
4. Pemimpin harus mengembangkan dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pemimpin harus memiliki kemampuan wirausaha.
6. Pemimpin yang berhasil merupakan pemilir sistem.
7. Pemimpin harus menyusun prioritas.
8. Pemimpin perlu membentuk koalisi dan membentuk tim.
9. Pemimpin tidak hanya sekedar membawa percikan kreativitas kedalam organisasi, namun juga
membantu menerapkan ide inovatif kedalam praktik.
10. Pemimpin yang berhasil harus berperan sebagai kolega, teman, dan berperikemanusiaan kepada setiap
orang dalam organisasi.
SOAL
1. Bagaimana menerapkan teori X dan teori Y?
2. Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari suatu organisasi ke organisai yang lain
oleh seorang pemimpin yang sama?
3. Dalam memperlajari kepemimpinan, banyak pendekatab yang dapat dipergunakannya sebutkan beberapa
pendekatan kepemimpinan?
4. Apa yang dimaksud dengan tipe atau gaya kepempinan itu?
5. Berilah penjelasan tentang pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat pimpinan
6. Sebutkan tiga gaya kepemimpinan?
7. Bagaimana seseorang pemimpin manajer dapat menjadi demokratis pada beberapa situasi dan menjdi
otoriter pada situasi lain?
8. Bagaiamana menganalisis Tannenbaum dan Schmidt?
9. Jelaskan hubungan antara tiga faktor yang mempengaruhi keefektivan kepemimpinan?
10. Jelaskan berpemimpin kesehatan masyarakat harus menunjukkan prilaku tinggi tugas dan renda
hubungan pada tahun?
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai