Anda di halaman 1dari 13

Yenny kandarini

Devisi ginjal dan hipertensi, Bagian/SMF Ulmu penyakit dalam


FK Unud/RSUP sanglah Denpasar
JURDING
Denpasar 13-14 okt-2017

Penatalaksanaan Anemia Pada


Penyakit Ginjal Kronik
Pembimbing : dr. Meliana Sp.Pd

Rini Putri Utami


112021100
Pendahuluan
Anemia pada penyakit ginjal (Anemia Renal ) Merupakan Komplikasi dari PGK (Penyakit
Ginjal Kronik).
Insiden anemia pada PGK meningkat seiring dengan menurunnya LFG ( laju filtrasi glomerulus),
Penelitian National Healt and Nutrition Examination Survey (NHANES) Mendapatkan insiden
anemia pada PGK stadium 1 dan 2 adalah kurang dari 10%, Pada stadium 3 adalah 50% , pada
stadium 4 mencapai 60% dan 70% pasien PGK stadium 5 yang mengalami anemia sedangkan
pada pasien yang menjalani hemodialisis didapatkan 100% pasien mengalami anemia.
Penyebab Utama anemia pada PGK adalah defisiensi relative hormone eritropoietin.
Penatalaksanaan anemia renal mengalami perkembangan yang pesat, dengan makin
berkembangnya riset mengenai anemia pada PGK. Penggunaan ESA telah menghilangkan
anemia sebagai penyebab utama morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup pasien PGK.
Penyebab Anemia pada PGK

Patogenesis anemia pada PGK bersifat multifactorial. Faktor utama yang berperan adalah
insufiensi produksi dari hormone eritropoientin (EPO) endogen.
Konstribusi dari defisiensi EPO makin besar seiring dengan makin menurunnya LFG.
Beberapa faktor lain yang berkonstribusi untuk terjadinya anemia renal termasuk defisiensi
folat ,aluminum toxicity, inflame akut dan kronis dan dapat menurunnya masa hidup.
Evaluasi Anemia Renal

• Pada pasien belum mengalami anemia,skrining dianjurkan minimal 1x setahun dalam keadaan tertentu harus
lebih sering ( pada pasien komorbiditas misalnya diabetes, kelainan jantung, atau Riwayat penurunan HB
sbelumnya)
• Pemeriksaan evaluasi nya dilakukan pemeriksaan Darah lengkap meliputi (Hemoglobin,hematokrit,indeks
eritrosit( MCH,MCV,MCHC), leukosit dan hitung jenis, hitung trombosit,hapusan darah tepi,hitugan
retikulosit dan uji darah samar fases)
Manfaat dari koreksi anemia pada PGK
• Meningkat Kualitas Hidup
• menurunkan cardiac output,
• Menurunkan angina,
• menurunkan hipertrofi ventrikel kiri,
• menurunkan bleeding tendency,
• meningkatkan brain/cognitive nutrition,
• menurunkan depresi,
• meningkatkan sleep patterns,
• meningkatkan fungsi seksual,
• meningkatkan fungsi endokrin,
• meningkatkan fungsi imun,
• meningkatkan metabolisme otot,
• menurunkan hospitalizations,
• menurunkan kebutuhan tranfusi
Penatalaksanaan anemia pada PGK
Penatalaksanaan anemia khususnya
pemberian ESA pada PGK, Kidney
diasese improving
global outocames (KDIGO) 2012
Merekomendasikan pada pasien anemia
yang tidak dalam terapi ESA,
pemeriksaan Hb di lakukan bila ada
indikasi klinik atau minimal setaip 3 bln
pada pasien dengan PGK stadium 3-5
non dialisis (PGK 3-5 ND) dan minimal
setiap bulan pada PGK stadium 5
menjalani hemodialisis (PGK 5-HD)
Manejemen Besi

Sebelum melakukan terapi ESA harus di lakukan pemeriksaan status besi terlebih dahulu.
Agar respon eritropoiesis optimal, maka status besi harus cukup.

• Status besi yang di periksa meliputi serum iron (SI) , total iron binding capacity(TIBC)
saturasi transferin (ST) dan feritin serum (FS), terapi besi dilakukan bila anemia
defisiensi besi absolut, anemia defisiensi besi fungsional dan tahap pemeliharaan status
besi.
• Terapi besi tidak di berikan pada kondisi ( Hipersensitifitas terhadap besi, gangguan
fungsi hati berat, kandungan besi tubuh berlebih (iron overload).
Terapi besi ada dalam 2 fase yaitu fase koreksi dan fase pemeiliharaan

• Terapi besi fase koreksi bertujuan untuk koreksi anemia defisiensi besi absolut, sampai
status besi cukup yaitu serum transferin (ST) lebih dari 20% dan feritin serum(FS)
mencapai lebih dari 100 ng/ml (PGK-nonD & PGK-PD) lebih dari 200 ng/ml (PGK-HD)
Dosis terapi besi fase koreksi 100mg 2x per minggu, saat HD dengan perkiraan keperluan
dosis total 100mg (10x pemberian )

• Terpai besi fase pemeliharaan bertujuan untuk menjaga kecukupan kebutuhan besi untuk
eritropoiesis selama pemberian terapi ESA dengan target terapi ST 20-50%, FS 100-500
ng/ml (PGK-nonD dan PGK-PD) 200-500 ng/ml (PGK-HD). Status besi diperiksa setiap 1-3
bulan dan dosis terapi besi disesuaikan dengan kadar ST dan FS. Bila ST > 50% tunda
terapi besi, terapi ESA tetap dianjurksn ST 20-50%
Terapi Erythropoietin Stimulating Agen (ESA)

• Indikasi Terapi ESA Hb < 10g/dl dan penyebab lain anemia sudah di singkirkan dengan
syarat pemberian tidak ada anemia defisiensi besi absolut dan juga tidak ada infeksi yang
berat.
• Kontraindikasi terapi ESA adalah tekanan darah tinggi dan hiperkoagulasi.
• Preparat ESA yang ada di Indonesia Eritropoietin alfa, Eritropoietin beta, CERA suatu Esa
dengan masa paruh yang panjang.
• Dosis Eritropoietin 80-120u/kg/minggu subkutan atau 120-180 U/kg/minggu intervena.
Pemberian subkutan lebih di anjurkan karena masa paruh lebih panjang dan dosis yang di
butuhkan lebih kecil.
Transfusi Darah

Dalam penatalaksanaan anemia renal direkomendasikan untuk menghindari transfusi sel


darah merah untuk meminimalkan risiko. Transfusi juga harus dihindarkan pada pasien yang
akan dilakukan transplantasi ginjal untuk meminimalkan terjadinya risiko allosensitization dan
penularan virus hepatitis.
Transfusi dipertimbangkan bila manfaatnya lebih besar dari risiko yang ditimbulkan misalnya
pada pasien yang terapi ESA nya tidak efektif, Pasien yang sebelumnya ada riwayat stroke
atau menderita keganasan, pasien yang memerlukan koreksi anemia yang cepat untuk
menstabilkan hemodinamik ( perdarahan akut, unstable coronary artery disease) dan pada
pasien peroperatif yang memerlukan koreksi Hb cepat.
Penutup

Anemia merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada pasien dengan PGK
yang menyebabkan meningkatnya morbiditas maupun mortalitas. Penyebab
anemia pada PGK adalah multifaktorial, walaupun penyebab utama adalah
defisiensi EPO. Prinsip penatalaksanaan anemia renal adalah dimulai dengan
identifikasi serta melakukan koreksi terhadap faktor-faktor penyebab anemia
untuk mencapai target hemoglobin yang optimal untuk pasien. Inisiasi terapi ESA
maupun target Hb saat ini masih kontroversial. Penatalaksanaan anemia pada
PGK mengalami perkembangan yang pesat, dengan makin berkembangnya riset
mengenai anemia pada PGK.

Anda mungkin juga menyukai