Anda di halaman 1dari 17

Malu

Berbuat
Dosa
Mintalah fatwa kepada hatimu.
Kebaikan adalah apa yang
menenangkan hati dan jiwamu.
Sedangkan dosa adalah apa yang
menyebabkan hati bimbang dan cemas,
meski banyak orang yang mengatakan
bahwa itu adalah kebaikan.
HR Muslim
Menurut Ibnul Qoyyim, malu berasal dari kata hayah (hidup)
atau al haya (hujan).
Hidup matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu
orang tersebut.

Menurut AL Juneid, malu adalah melihat kenikmatan dan


keteledoran sehingga menimbulkan suatu rasa atau kondisi
yang disebut malu.

“Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam


diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari
kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”
(Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin)
Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam Madarijus Salikin :

“Kuatnya sifat malu tergantung kondisi hidup hatinya.


Sedikit sifat malu disebabkan oleh kematian hati dan
ruh, sehingga semakin hidup hati itu maka sifat
malupun semakin sempurna. Beliau juga mengatakan,
Sifat malu darinya tergantung kepada pengenalannya
terhadap Rabbnya.”
Kenapa harus
memiliki sifat
malu?
Karena malu adalah salah satu bukti
keimanan
Rasulullah saw. bersabda,
“Iman memiliki 70 atau 60 cabang.
Paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha
illallah’, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan di jalan.
Dan sifat malu adalah cabang dari
keimanan.”
(HR. Muslim dalam Kitab Iman, hadits
nomor 51)
Abu Mas'ud Uqbah Al-Anshari berkata:
Bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya sebagian dari apa yang
telah dikenal orang dari perkataan
kenabian yang pertama adalah: 'Bila
engkau tidak malu, maka berbuatlah
sekehendak hatimu“
Karena malu adalah warisan sifat nabi
Adam(untuk memakan buah itu)
“Maka syaitan membujuk keduanya
dengan tipu daya.
Tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya
dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka:
“Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu
dan Aku katakan kepadamu:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?”
(Qs. Al-A’raaf : 22)
“Malu dan iman keduanya sejajar bersama. Ketika salah satu
dari keduanya diangkat, maka yang lain pun terangkat.”
(HR. Hakim dari Ibnu Umar)

”Sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan.”


(HR. Bukhari dalam Kitab Adab,
hadits nomor 5652)

“Orang yang menjadikan sifat malu sebagai pakaiannya,


niscaya orang-orang tidak akan melihat aib dan cela pada
dirinya.”
(Ali bin Abi Thalib)
Jenis-Jenis Malu
"Malulah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar malu."
(HR Tirmidzi)

malu kepada diri malu kepada malu kepada


sendiri orang lain Allah

perasaan malu di menjaga semua anggota perasaan dimana


dalam hati, di kala badan dan gerak-geriknya jika ia melakukan
akan melanggar dari hawa nafsu. Setiap kekejian maka
larangan Allah akan melakukan perbuatan akan mendapat
yang rendah, ia akan siksa yang pedih.
tertegun, tertahan, dan
akhirnya tidak jadi
berbuat.
Kisah Ustman bin Affan
Kisah Al Miski
Kisah Zulaikho
Kisah Dua Putri Nabi Syuaib
Kondisi Sekarang?
Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Malulah kepada Allah dengan malu yang sebenar-
benarnya.
” Kami berkata, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami
sesungguhnya malu.”
Beliau berkata, “Bukan itu yang aku maksud.

Tetapi malu kepada Allah dengan malu yang


sesungguhnya; yaitu menjaga kepala dan apa yang
dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang
dikehendakinya. Ingatlah kematian dan ujian, dan
barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan alam akhirat,
maka ia akan tinggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa
yang melakukan hal itu, maka ia memiliki sifat malu yang
sesungguhnya kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah, hadits
‘Hidupkanlah rasa malu dengan berkumpul bersama
orang-orang yang memiliki rasa malu. Hidupkanlah hati
dengan kemuliaan dan rasa malu. Jika keduanya hilang
dari hati,maka di dalamnya tidak ada kebaikan yang
tersisa.’
Ibnul Qoyyim

Sifat malu adalah benteng yang bisa menjadi rem


ketika berkeinginan berbuat dosa.

Lalu, bagaimana melatih diri


agar punya sifat malu?
Membangun Rasa
Maiyatullah dan Muroqobatullah

Rasa bersama Allah, kesertaan Allah dan diawasi oleh Allah

“…Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,


bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang
kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat
mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang
lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir”
QS Qaaf :16-18
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa
yang disembunyikan oleh hati.”
(Al-Mukmin: 19)

“Tidakkah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah


melihat segala perbuatannya?”
QS Al Alaq : 14

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat)


yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah)
dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan”
QS Al Infhitor : 10-12

Anda mungkin juga menyukai