Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PELATIHAN,

PEMANGGILAN TIM CODE BLUE, RESPONS TIME


CODE BLUE

Di susun oleh
EVI JUMIATI. S
1811102411015
JITA INDAH SARI
1811102411023
BAB I
Latar Belakang

• Code blue merupakan cara agar pasien mendapat pelayanan


pertolongan cardiac arrest yang cepat dan maksimal sehingga
tingkat kematian pasien bisa di kurangi dan cara efektif untuk di
lakukan di rumah sakit manapun.
• Beberapa rumah sakit di seluruh dunia menyatakan bahwa penyakit
jantung koroner merupakan penyebab 60% dari kematian mendadak
pada orang dewasa ( price at al., 2012 ).
• Menurut undang-undang RI no.44 tahun 2009 pasal 29 ayat 1
menyatakan bahwa kode pelayanan ke daruratan medis rumah sakit
(Hospital Emergency Code) sangat di perlukan di seluruh rumah sakit
sehingga dapat memberikan pertolongan dengan respons time yang
cepat.
Rumusan masalah
• Apakah ada hubungan pengetahuan,
pelatihan, pemanggilan tim code blue,
respon tim code blue dengan hasil pada
pasien.
Tujuan penelitian
• Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pelatihan, pemanggilan tim code blue,
respons time code blue dengan hasil pada pasien di ruang rawat inap RSUD. I. A.
MOEIS SAMARINDA.
• Tujuan khusus
• Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, ruang
rawat, dan lama berkerja).
• Mengidentifikasi gambaran pengetahuan responden tentang code blue.
• Mengidentifikasi gambaran tentang pelatihan code blue yang pernah diikuti
responden.
• Mengidentifikasi gambaran tentang waktu panggil tim code blue oleh responden.
• Mengidentifikasi gambaran respon time tim code blue setelah dipanggil perawat.
• Mengidentifikasi gambaran out come pada pasien yang ditolong tim code blue.
• Menganalisa hubungan pengetahuan dengan out come pada pasien yang ditolong
oleh tim code blue.
• Menganalisa hubungan pelatihan dengan out come pada pasien yang ditolong oleh
tim code blue.
• Menganalisa hubungan waktu pemanggilan dengan respon time pada pasien yang
ditolong oleh tim code blue.
• Menganalisa hubungan respon time dengan respon time pada pasien yang ditolong
oleh tim code blue.
BAB II
1. Landasan Teoritis
A. Pengetahuan
B. Konsep dasar pelatihan
C. Code blue
ALGORITME CODE BLUE
Ditemukan korban/ pasien dengan cardiopulmonary arrest

Staf rumah sakit memanggil pertolongan


Mengaktifasi alarm atau menghubungi no telepon tim code blue

Penolong pertama terlebih dahulu melakukan BLS/CPR bila


memiliki skill yang cukup
Lanjutkan BLS/CPR sampai tim code blue datang
Jika tidak memiliki skill BLS, tunggu pertolongan datang,
sementara menunggu, amankan korban dari kerumunan
Segera hubungi tim code blue rumah sakit
Petugas informasi segera menyiarkan alarm code blue

Setelah mengaktifasi code blue, petugas yang bertugas di


sekitar tempat kejadian bergegas menuju lokasi dengan
resusitasi kit
Mulai atau lanjutkan RJPO sambil menunggu tim code blue
datang

Pindahkan korban secepat mungkin setelah stabil untuk


mendapatkan perawatan lebih lanjut
Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal di tempat, korban
harus tetap dipindahkan untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut atau mengkonfirmasi kematian
Kerangka Teori
PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

PELATIHAN
Mendefinisikan pelatihan sebagai usaha
sistematis untuk menguasai keterampilan,
peraturan, konsep, atau pun cara
berperilaku yang berdampak pada
peningkatan kinerja.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam
Kamil (2010, hlm. 6)

PEMANGGILAN TIM CODE BLUE


Mendefinisikan interval waktu antara
kejadian kegawatdaruratan sampai
OUT COME PADA PASIEN
meminta pertolongan tim code blue.

RESPON TIME
Interval waktu dari pemanggilan yang
dilakukan ruang rawat sampai petugas
tiba di ruangan dan melakukan tindakan.

TIM CODE BLUE

TATA LAKSANA

FASILITAS
Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang code blue

Pelatihan tentang code blue

Out come pada


pasien
Pemanggilan tim code blue

Respon time code blue


BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
• Jenis penelitian ini adalah descriptive corelasional yaitu
penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan
antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang
relative pendek dan tempat tertentu. Dilakukan pada
beberapa objek yang berbeda taraf.
Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian
• Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di RSUD. I. A.
MOEIS SAMARINDA.
Waktu penelitian
• Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus
sampai dengan September 2019.
Populasi dan sampel

• Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap


di RSUD. I. A. MOEIS SAMARINDA dengan jumlah 84 orang.
• Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling karena jumlah populasi yang diambil kurang
dari 100
Adapun kriteria sampel pada penelitian ini :

1. Kriteria inklusi
Adapun kriteria inklusinya adalah semua perawat di ruang perawatan.
2. Kriteria eksklusi
• Perawat poli
• Perawat yang sedang sakit
• Perawat yang sedang cuti
No Variabel Definisi Cara Hasil Skala
Operasional ukur Ukur Ukur
1. Variable Pengetahuan Kuesioner 1. Baik bila Ordinal
independen merupakan berisi ≥76%
pengetahuan domain yang pertanyaa 2. Kurang
sangat penting n baik bila
untuk <76%
terbentuknya
tindakan
seseorang.

2. Variabel Mendefinisikan Kuesioner 3. Pernah: Ordinal


independen pelatihan sebagai berisi bila telah
pelatihan usaha sistematis pertanyaa mengikuti
untuk menguasai n pelatihan
keterampilan, 4. Tidak
peraturan, pernah:
konsep, atau pun bila belum
cara berperilaku pernah
yang berdampak mengikuti
pada peningkatan pelatihan
kinerja.
No Variabel Definisi Cara Hasil Skala
Operasional ukur Ukur Ukur

3. Variabel Interval waktu Kuesioner 1. Segera Ordinal


independen antara kejadian berisi 2. Lambat
waktu kegawatdaruratan pertanyaa
pemanggilan sampai meminta n
pertolongan tim
code blue.

4. Variabel Interval waktu dari Kuesioner 3. Tepat: Ordinal


independen pemanggilan yang berisi waktu
Respons time dilakukan ruang pertanyaa tanggap ≤5
code blue rawat sampai n menit
petugas tiba di 4. Terlambat:
ruangan dan waktu
melakukan tanggap >5
tindakan menit
No Variabel Definisi Cara Hasil Skala
Operasional ukur Ukur Ukur
5. Variabel Kejadian pada Kuesioner Berhasil: apabila Ordin
dependen pasien gawat berisi pasien yang al
outcome darurat setelah pertanyaan mendapatkan
pelaksanaan dilakukan tindakan penanganan code
code blue oleh tim code blue blue berhasil
di ruang perawatan diselamatkan,pasien
RSUD I. A. MOEIS dinyatakan meninggal
Samarinda. dunia sebelum
mendapatkan
penanganan dari
code blue tim dengan
waktu tanggap tepat
Tidak berhasil:
apabila pasien tidak
dapat diselamatkan
setelah mendapatkan
penanganan dari
code blue tim
Instrument penelitian
Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan, pelatihan terdiri dari 1
pertanyaan, pemanggilan terdiri dari 1 pertanyaan, respon time terdiri dari 1
pertanyaan, dan outcome terdiri dari 1 pertanyaan

Uji validitas dan reabilitas


• Validitas
Uji validitas dilakukan hanya pada kuesioner pengetahuan. Uji validitas menggunakan
koefisien point biserial.
Dengan rumus

Kesimpulan: jika nilai koefesien korelasi point biserial ≥0,6 maka pertanyaan tersebut
valid. Jika nilai koefisien <0,6 maka pertanyaan tersebut tidak valid.
• Reabilitas
Uji reabilitas menggunakan Kuder Richardson (KR 21),
dengan rumus:

Keputusan uji jika r11 ≥0,6 reliabel, jika r11 <0,6 tidak reliabel.
Uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di RS Tentara dilakukan terhadap 30 orang
perawat.

Teknik pengumpulan data


data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder.
• Data primer dari penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan pelatihan code
blue serta lembar observasi code blue.
• Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data RS.I.A. Moeis mengenai
pengetahuan,pelatihan,pemanggilan tim code blue, respon time dan hasil pada
pasien di RS.I.A. Moeis samarinda.
Teknik analisa data
• Pengolahan data
1. Editing
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning

• Analisa data
1. Analisa univariat
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi frekuensi responden berdasarkan,
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square.

Anda mungkin juga menyukai