Anda di halaman 1dari 8

Analisa Budaya Potong Jari Suku

Dani di Papua

1. Muhammad Iqbal Aslam


2. Mijil larasati
3. Mikadino Setyo
4. Najma Layali Makarimah
5. Gabriela Tata Parubak
6. Yoga Kurnia Ramadhan
Ide/gagasan/norma/ aturan yang muncul dari tradisi
potong jari suku dani

Menurut anggota suku Dani, menangis tidak


cukup untuk melambangkan kesedihan yang
dirasakan. Rasa sakit dari memotong jari
dianggap mewakili hati dan jiwa yang tercabik-
cabik karena kehilangan.
perilaku manusia sehari-hari menurut pola-pola
tertentu berdasarkan budaya potong jari

Untuk menunjukkan pada masyarakat lain


bahwa kita berduka karena kehilangan anggota
keluarga
artefak/kebudayaan fisik konkret berupa benda-
benda hasil karya manusia

Penduduk suku Dani berprofesi menjadi petani


sehingga mereka menggunakan kapak batu,
pisau tulang belulang, bambu, dan tombak
Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam
budaya tradisi potong jari

Nilai nilai yg terkandung dalam tradisi tersebut


yaitu mengandung nilai kesetiaan antar sesama,
nilai kebersamaan yang sangat kuat, dan
persatuan
Hubungkan hasil temuan anda dengan
budaya yang ada saat ini.

Untuk budaya potong jari saat ini sudah jarang


dilakukan, tapi masih ada sebagian suku dani
yang masih melakukan tradisi tersebut
Kesimpulan
• Tradisi potong jari di papua memiliki nilai
kekeluargaan dan kebersamaan yang
sangat luar biasa dimana sebagai bentuk
empati dan rasa sedih dan kehilangan
yang mendalam atas kehilangan keluarga
maupun kerabat. Meskipun sudah mulai
ditinggalkan akan tetapi nilai dari budaya
ini perlu untuk dimaknai dalam kehidupan
sehari-hari
Makasih ygy (ᗒᗣᗕ)՞

Anda mungkin juga menyukai