Anda di halaman 1dari 46

PEMBERDAYAAN BUMDES

KEBONTUNGGUL :
Membangun Unit Bisnis Berbasis Potensi Ekonomi Lokal
Kenapa perlu BUMDes ?

ADANYA
KETERLIBATAN
PEMERINTAH PERLU
DESA KEBERLANJUTAN
Mendorong
PENGELOLAAN
pembangunan
KEM
ekonomi desa

Peningkatan kapasitas
pemerintah desa KETERLIBATAN
ADANYA PERUSAHAAN
menuju kemandirian.
KETERLIBATAN DAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT TINGGI
SECARA AKTIF
BAGAIMANA PELUANG PENGELOLAAN
POTENSI DESA MELALUI BUMDES
• MENDORONG KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN UNIT BISNIS BERSAMA.
• MENDORONG KEBERSAMAAN MASYARAKAT UNTUK
MENGEMBANGKAN POTENSI DESA MENJADI SALAH
SATU SUMBER PENGHASILAN BERSAMA.
• MENDORONG TERBENTUKNYA SEBUAH UNIT BISNIS
YANG DAPAT BERKEMBANG DAN MENJAWAB
TANTANGAN KEDEPAN.
KONDISI BUMDES KEBONTUNGGUL
SEBELUMNYA
• UNIT USAHA DALAM BENTUK BISNIS
KEUANGAN PEMINJAMAN MODAL DAN
SEKAM PADI UNTUK PETERNAKAN
AYAM PT. WONOKOYO.
• PENGURUS HANYA TIGA ORANG :
KETUA, BENDAHARA DAN
SEKRETARIS (+) KEPALA DESA.
Pertanian
Peternakan
Pembukaan Pelatihan

NARA SUMBER PENGELOLA NARASUMBER PENGUSAHA


KEUANGAN
Konsolidasi awal dengan kelompok pengelola KEM

Persiapan pelaksanaan program KEM


Aktifitas persiapan pendirian BUMDes
• Mendesain struktur organisasi
• Menyusun job description
• Menetapkan sistem koordinasi
• Menyusun bentuk aturan kerjasama dg pihak
ketiga
• Menyusun pedoman kerja organisasi BUMDes
(AD ART)
• Menyusun desain sistem informasi
• Menyusun rencana usaha (business plan)
• Menyusun sistem administrasi dan pembukuan
• Menyusun Sistem rekrutmen dan
penggajian/pengupahan
AD ART
• Anggaran dasar: Aturan tertulis berupa
aturan pokok organisasi sebagai pedoman
dan kebijakan dalam mencapai tujuan
serta menyusun aturan lain
• Anggaran Rumah Tangga: aturan tertulis
sebagai bentuk operasional yang lebih
terperinci dalam melaksanakan tata
kegiatan organisasi
KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
MITRA 1 MITRA 2 MITRA 3 MITRA 4
Stake holder BUMDes
Peran Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
Desa
• Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa
bertindak sebagai fasilitator terhadap upaya
BUMDes dalam mencapai tujuannya.
• Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa
bertindak sebagai pemberi informasi kepada
BUMDes untuk meningkatkan kinerjanya.
• Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa
bertindak sebagai evaluator kinerja BUMDes.
Stake holder BUMDes
Peran Dewan Komisaris
• melakukan pengawasan dan memberikan
nasehat kepada pelaksana operasional
atau Ketua / direksi dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan usaha desa
• mempunyai kewenangan meminta
penjelasan pelaksana operasional atau
direksi mengenai pengelolaan usaha
desa
Stake holder BUMDes
Peran Ketua / direksi
• sebagai pengkoordinir dan penasehat operasionalisasi
BUMDes.
• sebagai pembuat keputusan penting yang terjadi di dalam
BUMDes.
• sebagai pengamat yang selalu mencari peluang baru yang
dapat dimanfaatkan BUMDes.
• sebagai dessiminator yang membagikan informasi penting
untuk memajukan BUMDes.
• sebagai negosiator yang melakukan perundingan dengan
pihak ketiga
• sebagai pemberi tugas kepada manajer-manajer unit dan
penyusun rencana usaha BUMDes
• sebagai penyusun standar kinerjaBUMDes
Stake holder BUMDes
Peran Bagian Keuangan / Bendahara
• sebagai juru buku atau melakukan
pencatatan/pembukuan semua transaksi yang
dilakukan unit usaha BUMDes.
• menghimpun dan menyalurkan dana BUMDes
sesuai dengan kebutuhan kepada masing-
masing unit usaha
• sebagai penyusun laporan keuangan harian,
bulanan dan tahunan BUMDes
• sebagai juru bayar kepada semua orang yang
terlibat dalam melaksanakan aktivitas BUMDes
• bertanggungjawab kepada Ketua
Stake holder BUMDes
Peran Manajer/ Koordinator Mitra BUMDes
• sebagai pelaksana operasional unit kerja yang di bawah
wewenangnya.
• sebagai pengendali unit kerja yang dibawah wewenangnya
• pembuat keputusan pada unitkerja yang berada di bawah
wewenangnya
• pemberi informasi kepadapihak-pihak yang berkepentingan
• sebagai entrepreneur, yakni penggagas ide kreatif yang dapat
memberikan keuntungan kepada BUMDes.
• sebagai penanggungjawab dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki BUMDes.
• sebagai tokoh (figurehead) dalam melakukan tugas-tugas
seremonial seperti menyambut tamu, menjamu rekan kerja,
mewakili BUMDes dalam acara-acara penting (workshop,
pengarahan di Kabupaten atau Provinsi), dsb.
• bertanggungjawab kepada Ketua
Stake holder BUMDes
Peran Sekretaris
• Membantu manajer unit dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari.
• Melakukan pencatatan aktivitas-aktivitas penting
yang harus didokumentasikan.
• Menyusun laporan kinerja unit usaha.
• Menyimpan file-file penting yang berhubungan
dengan aktivitas unit usaha BUMDes.
• Menyediakan laporan-laporan penting yang
harus diinformasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
• Bertanggungjawab kepada Manajer Unit.
Kendala Penguatan BUMDes
Kebontunggul
• Kapasitas SDM terbatas
• Jaringan Bisnis terbatas pada tengkulak lokal.
• Pengelolaan Bisnis masih bersifat sederhana,
yaitu di buat, dilaksanakan, hasilnya bisa untung
bisa rugi.
• Tidak ada maintenance terhadap tantangan.
• Pengelola bisnis di desa bersifat cepat putus
asa.
Pembentukan Unit Bisnis
• Pertanian Cabe
• Pertanian Jagung
• Pertanian padi organik
• Perikanan lele
• Peternakan Sapi dan Kambing
Cabe merah mulai berbuah (Lahan 1 dan Lahan 2)

Panen Cabe merah (Lahan 1 dan Lahan 2)


PANANEN JAGUNG DI LAHAN 2 PADA MUSIM KEMARAU 29 AGUSUTUS

JUMLAH PANEN JAGUNG AGAK BERKURANG KARENA KEMARAU


KPROSES PENANAMAN PADI ORGANIK METODE HAZTON

MENJELANG PANEN PADI ORGANIK


Unit Bisnis Peternakan Sapi dan Kambing

Kondisi kandang kambing bulan Agustus 2015

Proses Labelling dan Penimbangan


Kondisi Ternak Sapi bulan Mei - Juni 2015

Kondisi Ternak Sapi bulan Agustus 2015


Pengendalian (Controlling)
Megendalikan unit bisnis dibawah
koordinasi BUMDes dan dilaksanakan oleh
mitra binis  masyarakat

Fungsi Pengendalian :
• Menentukan standart pengelolaan bisnis
• Mengukur capaian bisnis
• Mengontrol proses bisnis dengan memperhatikan
Cash Flow unit bisnis
• Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan
Penghasilan Unit Bisnis
No Unit usaha Penghasilan Kondisi saat ini

1 Peternakan Sapi - Terdapat 15 ekor sapi 13 jantan


dan 2 betina)  Belum panen,
menunggu Idul Qurban
Peternakan kambing - 75 ekor domba ekor gemuk
(jantan)  Belum panen,
menunggu Idul Qurban
2 Pertanian Cabe Merah :
Lahan Cabe 1 = 55.000.000 Belum dikurangi biaya tanam dan
pengelolaan.
Lahan Cabe 2 = 28.000.000

3 Pertanian Padi organik 4.015.000 Jumlah panen 8 kwintal dg luas


lahan 900 m2
4 Pertanian Jagung 6.105.400 Jumlah panen 2 ton dg. Luas
lahan, 7500 m2
5 Perikanan Lele 5.544.000
Belum termasuk hasil dari ternak
TOTAL PENGHASILAN
88.754.400 dan pakan ternak, karena panen
KEM HINGGA LAPORAN =
baru bulan oktober
RENCANA LOKASI KAWASAN
PETERNAKAN
Kondisi Bukit Genengan berupa hutan belukar

Posisi sumber air di bawah bukit Genengan


KESIMPULAN
• PENGUATAN BUMDES MEBUAT UNIT BISNIS
BERBASIS POTENSI LOKAL LEBIH EFEKTIF
DARIPADA BUMDES BERGERAK DALAM
BISNIS KEAUANGAN SAJA
• PENGEMBANGAN UNIT BISNIS SEBAIKNYA
DIPILIH YANG PALING MEMBERIKAN
KEUNTUNGAN PALING BESAR, DALAM HAL
INI UNIT PERTANIAN CABE DAN
PETERNAKAN KABING DAN SAPI.
BUMDes

Landasan Hukum (Desa dan Bumdes)

Struktur dan jobdesc

Koordinasi
KEWENANGAN DESA
PP 72/2005 Pasal 7 UU Desa/2013 Pasal 18
Urusan pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Desa meliputi:
kewenangan desa mencakup :
 urusan pemerintahan yang sudah
a. kewenangan berdasarkan hak
ada berdasarkan hak asal usul
asal usul;
desa;
 urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan
b. kewenangan lokal berskala Desa;
kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa;
 tugas pembantuan dari c. kewenangan yang ditugaskan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, oleh Pemerintah, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Kabupaten/Kota; dan Daerah Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan
•.
 urusan pemerintahan lainnya oleh Pemerintah, Pemerintah
yang oleh peraturan perundang- Daerah Provinsi, atau Pemerintah
undangan diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota sesuai 34
desa. dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KEWENANGAN DESA
a. kewenangan berdasarkan hak
asal usul;
Self Governing
Community
b. kewenangan lokal berskala Desa;

c. kewenangan yang ditugaskan


oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota; dan
Local Self Government
d. kewenangan lain yang ditugaskan
•.
oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai 35
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prinsip Tata Kelola Desa
•Check and balances antara Musyawarah Desa
Kepala Desa dengan Badan (psl. 54)
Permusyawaratan desa.
•Demokrasi perwakilan + • RPJM-Desa
permusyawaran. • Asset Desa
•Proses demokrasi • Hal-hal
partisipatoris melalui Musdes Strategis

Kepala Desa Badan


Permusyawaratan Desa
(psl. 25 – 53) • (BPD) (psl. 55 -65)
RPJM-Desa dan
RKP-Desa
Perangkat • APB-Desa
Desa • Peraturan Desa
(Pelayanan) • Kinerja Pemerintah
Panitia (ad- Dipilih • Kerja Sama
hok) langsung
Dipilih
BUMDes
Warga/Masyarakat secara
Demokratis
Lembaga Klp. Special Interest
Kemasyarakata
n/Adat Perwakilan Bagian
Wilayah Desa
36
HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA

UU Desa : Pasal 67
Desa Berhak:
a. mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan
hak asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat
Desa;
b. menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan
c. mendapatkan sumber pendapatan.
Desa Berkewajiban:
a. melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan
masyarakat Desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
e. memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
Desa.
37
UU Desa Pasal 71-77
KEUANGAN DAN ASET DESA
 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa. Hak dan kewajiban ini menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan
Keuangan Desa.
 Pendapatan Desa bersumber antara lain dari:
 Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan
mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan
berkeadilan. Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya
langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di
luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.
 Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima Kabupaten/Kota. Alokasi dana paling sedikit 10%
(sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
UU Desa Pasal 71-77
KEUANGAN DAN ASET DESA
 Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar
Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa,
pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik
Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset
lainnya milik Desa.
 Aset lainnya milik Desa antara lain:
 Kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
 kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau
yang sejenis;
 kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 hasil kerja sama Desa; dan
 kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
UU Desa Pasal 87-89
BADAN USAHA MILIK DESA
 Desa dapat mendirikan badan usaha milik Desa yang disebut
BUM Desa.
 BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa dan
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
 Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:
 pengembangan usaha; dan
 Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa,
dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin
melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana
bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa.
UU Desa Pasal 90
BADAN USAHA MILIK DESA
 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong
perkembangan BUM Desa dengan:
 memberikan hibah dan/atau akses permodalan;
 melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar;
dan
 memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber
daya alam di Desa.
Pasal 213 Undang-Undang nomor 32
Tahun 2004
desa dapat mendirikan badan usaha milik desa
(BUMDes) guna mewadahi aktivitas perekonomian
masyarakat desa.

BUMDes dengan demikian merupakan payung


bagi semua kegiatan ekonomi di desa. Artinya,
BUMDes dapat mewadahi semua aktivitas
ekonomi desa, tanpa harus membuat bidang
usaha ekonomi yang lain
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa

Bab VII Bagian Kelima mengenai BUMDes


disebutkan bahwa lembaga ini berbadan hukum.
Ia selayaknya dibentuk sesuai potensi masyarakat
desa.

Karenanya, pendirian BUMDes selalu diikuti oleh


pertanyaan:”apa potensi pokok desa ini yang akan
digali?”
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2010 tentang
Badan Usaha Milik Desa

Salah satu syarat yang diminta dalam


pendirian BUMDes adalah adanya
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga. Kedua dokumen ini akan
mendasari kelahiran badan usaha milik
desa
Contoh dokumen-dokumen

• AD ART BUMDes Kebontunggul


• Job desc
• Prosedur dan Instruksi Kerja (Operasi
onal)
TUGAS DAN BERLATIH
Masing-masing pengurus dan koordinator
mitra mencermati peran, lalu
• menyusun (atau memperbaiki/menambah)
job desc masing-masing
• Membuat prosedur yang menjadi
kewenangannya (prosedur ini secara
otomatis juga menunjukkan garis
koordinasi
• Menyusun instruksi kerja (peralatan/
mesin) jika ada, terkait tugas dan
wewenangnya

Anda mungkin juga menyukai