Anda di halaman 1dari 32

EARLY

WARNING
www.pertamedika.co.id

SYSTEM (EWS)
UNTUK PASIEN DEWASA DAN PEDIATRIK

RS PERTAMINA JAYA
Pendahuluan

§ Tidak ada pasien yang henti


jantung dg tiba tiba, semua akan
diawali dg adanya gejala dan
perubahan fisiologi § Melakukan
pengawasan dan penilaian sedini
mungkin terhadap adanya tanda
kegawatan dan adanya aktifasi
kegawatan akan memperbaiki
outcome

www.pertamedika.co.id
Akreditasi RS  membawa pola
pemikiran untuk penanganan
pasien  meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien
 Dituntut adanya sebuah tim
“reaksi cepat“ dan atau “Tim Code
Blue” dalam menangani pasien

www.pertamedika.co.id
STANDAR PAP 2.3
Rumah sakit menerapkan proses pengenalan perubahan kondisi
pasien yang memburuk
MAKSUD DAN TUJUAN PAP 3.1….CONT

(contoh, tanda-tanda vital yang memburuk dan perubahan kecil


status neurologinya) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis
yang meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali
sedini-dininya pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar
pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya
memperlihatkan tanda-tanda fisiologis diluar kisaran normal yang
merupakan indikasi keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat
diketahui dengan early warning system ( EWS )
Penerapan early warning system (EWS)
membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk
sedini-dininya dan bila perlu
mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan
demikian, hasil asuhan
akan lebih baik.
Pelaksanaan early warning system (EWS)
dapat dilakukan menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk
menggunakan early warning system
(EWS)
Elemen Penilaian PAP 3.1
1. Ada regulasi pelaksanaan early warning
system (EWS). (R)
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan
early warning system
(EWS). (D.W)
3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan
early warning system
(EWS). (D. W. S)
4. Tersedia pencatatan hasil early warning
system (EWS). (D.W)
www.pertamedika.co.id
HOSPITAL’S
WARNING

1.Pasienyang dirawat di RS awalnya


fungsi vital stabil24 jam pertama
perawatan dapat mengalami
perburukan fungsi vital
2.Pasienyang mengalami perburukan
fungsi vital tidak terdeteksihenti
nafas,henti jantung kematian
www.pertamedika.co.id
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
TTV tidak secara konsisten dikaji, di
catat dan di interprestasikan oleh perawat,
penyebab hal ini adalah
§ Tingginya Beban Kerja
§ Persepsi terhadap pemeriksaan TTV
(Rutinitas, basic, tidak penting, dsb)
§ Kewenangan dalam Pengambilan
Keputusan tidak jelas
§ Belum adanya standarisasi interpretasi
hasil pemeriksaan TTV

www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
DEFINISI EWS
Sebuah sistem skoring fisiologis yg umumnya
digunakan sebelum pasien mengalami kondisi
kegawatan (Duncan & McMullan, 2012)
§ Sebuah pendekatan sistematis yg menggunakan
skoring untuk mengidentifikasi perubahan
kondisi seseorang sekaligus menentukan
langkah selanjutnya yg harus dikerjakan
Royal College of Physicians, the Royal College of Nursing, the National Outreach Forum and NHS
MAANFAAT EWS

Sistem EWS untuk deteksi dini penyakit akut dg mengukur


parameter fisiologis spesifik dg format standar
§ Menentukan tingkat keparahan penyakit untuk mendukung
pengambilan keputusan klinis yg konsisten dan respons klinis yg
tepat
§ Manajemen pasien yg mengalami penurunan secara klinis à
pemantauan terus-menerus sesuai dg skoring (semua pasien)
§ Membantu audit dan perencanaan kapasitas kebutuhan SDM
dan untuk penempatan sesuai dg tingkat keparahan penyakit
§ Untuk menilai dampak intervensi, kualitas perawatan dan hasil klinis
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
www.pertamedika.co.id
LATIHAN 1

KASUS : Pasien Tn A umur 50 thn ,dengan dx: ppok.Pada


saat di lakukan pemeriksaan fisik didapatkan : kesadaran
kompos mentis,tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 92
x/mnt, respirasi 28 x/ mnt, suhu 37 celcius,dan pasien
mendapatkan oksigen 2 l/mnt dengan nasal kanul. Berapa
total skor EWS pada pasien tersebut dan intervensi apa
yang harus di lakukan.

9/1/22 28 www.pertamedika.co.id
 Tindakan yang harus di lakukan JAWABAN LATIHAN 1

1. Perawat memanggil dr jaga,asesmen Total nilai EWS :


Kesadaran CM : 0
oleh dokter jaga,respon time 5 mnt Td sistolik 120 : 0
Nadi 92 : 1
2. Konsultasi ke DPJP/spesialis Respirasi 28 : 3
terkaittim reaksi cepat,decision Suhu 37 : 0
Oksigen 2 l/mnt : 2
time 30 mnt
TOTAL :6
3. Monitoring minimum tiap 1 jam
4. Pertimbangkan perawatan di HCU

9/1/22 29 www.pertamedika.co.id
 KASUS : Pasien Tn B umur
60 thn dengan dx stroke.Pada
saat di lakukan pemeriksaan
 Berapa total skor EWS pada
fisik di dapatkan : kesadaran
spoor, TD : 230/120 mmhg, pasien tersebut dan
Nadi : 96 x/mnt,RR : 32 intervensi apa yang harus di
x/mnt, Suhu : 38 derajat,dan lakukan
psn mendapat oksigen 10
l/mnt dengan NRM.

LATIHAN 2

9/1/22 30 www.pertamedika.co.id
JAWABAN  Tindakan yang harus di lakukan:
LATIHAN 2  1. Perawat dr jaga,assessment o/
dr jaga,respon time 5 mnt
Kesadaran sopor :3  2. Lakukan resusitasi dan
TD sistolik 230 :3 monitoring secara kontinyu
Nadi 112 : 2  3. Resusitasi oleh tim medis
Respirasi 32 : 3 reaksi cepat
Suhu 38 : 1
 4. Konsultasi ke dpjp  Tim
Oksigen 10 l/ mnt : 2
reaksi cepat,decision time 30 mnt

TOTAL : 14
 5. Rekomentasi risiko tinggi 
rawat ruang ICU

9/1/22 31 www.pertamedika.co.id
PEDIATRIK EWS ( PEWS )

9/1/22 32 www.pertamedika.co.id

Anda mungkin juga menyukai