Anda di halaman 1dari 15

Telur Gulung Keju

By INDAH PUJIASTUTI
1PA21003B
KELAS SUMBAWA I
 Telur pada saat ini merupakan salah satu
makanan yang digemari masyarakat. Hal ini bisa
dilihat dari banyaknya produk-produk makanan
yang berbahan dasar telur. 
 Tingginya antusiasme pasar dalam menerima
produk-produk berbasis telur, maka dibutuhkan
pula sentuhan inovasi yang baik agar tidak ada
kejenuhan dalam mengkonsumsi olahan telur.
 Maka dari itu, kami berusaha untuk berkreasi dan
berinovasi dalam mengolah telur agar memiliki
nilai jual dan cita rasa yang bersaing. 
Jenis Produk Usaha

 Sesuai dengan yang sudah dijelaskan di atas, jenis


produk usaha ini adalah produk usaha konsumsi
makanan ringan. Bahan dasar yang digunakan
adalah telur
Modal Usaha Makanan

 Untuk menjalankan usaha telur gulung keju ini


setidaknya dibutuhkan modal usaha awal sebesar
Rp 5.662.000 dengan rincian sebagai berikut:
No Nama Alat Harga (Rp)

1 Banner 100.000

2 Daftar Menu 5.000

3 Outlet (Gerobak) 3.000.000

4 Kursi Kayu 10 Buah 500.000

5 Meja Kayu 5 Buah 300.000

6 Lemari Piring 1 Buah 500.000

7 Pemanggang Roti 2 Buah 300.000

8 Kompor Gas 1 Buah 300.000

9 Piring 1 Lusin 120.000

10 Gelas 1 Lusin 45.000

11 Sendok Kecil 1 Lusin 15.000

12 Garpu 1 Lusin 35.000

13 Pisau Kecil 1 Lusin 60.000

14 Pisau Roti 2 Buah 50.000


Lanjutan……
15 Solet 2 Buah 6.000

16 Gunting 2 Buah 14.000

17 Penjepit Roti 2 Buah 10.000

18 Toples 10 Buah 150.000

19 Panci 1 Buah 120.000

20 Penyaring 2 Buah 12.000

21 Spatula 2 Buah 20.000

Total 5.662.000
Modal harian: Rp. 289.000

 Dari 200 tusuk ini nantinya akan digunakan


sebagai acuan dasar target harian yang harus
tercapai. Kemudian biaya yang diperlukan untuk
membuat 200 tusuk telur gulung sebesar Rp
289.000 dengan rincian:
No Nama Bahan Harga (Rp)

1 Telur Ayam 2 Tre 80.000

2 Sosis Ayam / Sapi 4 Bungkus 130.000

3 Tepung Tapioka ½ Kg 11.000

4 Garam 1 Pcs 2.000

5 Merica Bubuk 11.000

6 Kaldu Bubuk 5.000

7 Keju Mozarella 2 Pcs 50.000

Total 289.000
 Adapun untuk penjualannya sendiri, telur gulung
ini dijual seharga Rp 2.000 per tusuknya.
Sehingga target harian yang harus dicapai adalah
Rp 400.000 
Biaya Usaha Operasional
Makanan
 Selain biaya pasti yang sudah ada di atas, masih terdapat
juga biaya bulanan yang harus dikeluarkan. Biaya bulanan
itu berupa biaya listrik bulanan dan juga makan hariannya.
 Adapun total biaya bulanan sebesar Rp 590.000 dengan
rincian:
 Listrik 1 bulan = Rp 200.000
 1 air galon 26 hari (1 hari @ Rp 5.000) = Rp 130.000
 Makan 26 hari (1 hari @ Rp 10.000) = Rp 260.000
Total = Rp 590.000 
Omset Perbulan
 Adapun omzet per bulannya adalah sebagai berikut
 – Pendapatan per bulan = pendapatan harian x 26 hari
 = Rp 400.000 x 26
 = Rp 10.400.000
 – Pengeluaran harian per bulan = pengeluaran harian x 26 hari
 = Rp 289.000 x 26
 = Rp 7.514..000
 Pengeluaran bulanan = Rp 590.000
 Laba = Pemasukan – Pengeluaran
 = Rp 10.400.000 – ( Rp 7.514.000 + Rp 590.000 )
 = Rp 10.400.000 – Rp 8.104..000
 = Rp 2.296.000
Hasil pengurangan inilah yang kemudian menjadi laba per bulannya
 Dari laba ini akan dibagi menjadi 3, yakni untuk menutup biaya sekali
30 %, untuk kas 20 %, dan 50 % untuk owner.
Adapun rincian prosentasenya sebagai berikut
Untuk potongan biaya sekali 30% = Laba x 30%
=  Rp 2.296.000 x 30%
= Rp 688.800
Untuk kas kedai 20 % = Laba x 20%
= Rp 2.296.000 x 20%
= Rp 459.200
Untuk owner 50% = Laba x 50%
= 2.296.000 x 50%
= Rp 1.148.000

Jadi keuntungan bersih yang bisa didapatkan oleh owner atau pemilik

adalah sebesar Rp 1.148.000.


Waktu Kegiatan

 Untuk waktu berjualan sebagai berikut


 Hari : Senin-Sabtu
 Waktu : 10.00 – 20.00 WIB
Bentuk Pemasaran/ Promosi usaha
A. Segmen Pasar
 Untuk target sasaran dari telur gulung ini adalah dapat menyentuh semua kalangan. 
 Selain itu juga dalam tahap awal kami mencoba menyentuh kalangan anak-anak dan para
remaja terlebih dahulu. 
 Baru setelah itu kami akan merambah di dunia orang dewasa agar tertarik menikmati telur
gulung ini.
B. Strategi Pemasaran dan Promosi
 Untuk dapat merambah dunia anak-anak dan juga para remaja, maka pemasaran yang
dilakukan dengan cara online maupun offline.
 Untuk pemasaran online sendiri dengan memanfaatkan iklan di media sosial yang ada.
Selain juga mendaftarkan kedai di go-food agar pelayanan dapat merambah ke segala
tempat.
 Selain itu juga untuk promosi offline dengan cara membuat pamflet atau selebaran yang
disebar di titik-titik keraian kota.
C. Sistem Penjualan
 Untuk sistem berjualan yang digunakan menggunakan bentuk offline dengan layanan tatap
muka.
 Selain dengan cara offline, kami juga menyediakan layanan online atau layanan pesan antar
dengan memanfaatkan layanan ojek online.
Penutup
 Kesimpulan
Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga dapat
menjadi pertimbangan banyak pihak.
Usaha makanan bergizi dijalankan bukan hanya untuk
mendapatkan materi yang optimal, tetapi juga tetap
memperhatikan nilai gizi terhadap olahan yang kami buat.
Semoga semua pihak terkait dapat membantu baik dalam
hal materi maupun moril. Sehingga usaha ini dapat
membantu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
di sekitar Kota Sumbawa. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai