Anda di halaman 1dari 45

PENDAHULUAN

 Angka kejadian setelah perimenopause .

 Gejala menopause  estrogen .

 Terapi sulih hormon mengatasi gejala menopause.

 Kekhawatiran timbul kanker akibat TSH.

 Upaya deteksi dini terhadap kanker ginekologik dan

payudara.
UPAYA DETEKSI DINI :

 Pengenalan gejala dan tanda.


 Pengenalan faktor-faktor risiko.
 Metode deteksi dini.
PEMBAGIAN KANKER GINEKOLOGI MENURUT
ANATOMINYA

1. Kanker Vulva
2. Kanker Vagina
3. Kanker LeherRahim
4. Kanker Rahim
5. Kanker Indung Telur
6. PenyakitTrofoblas Ganas
 Kanker primer pada vulva atau kanker vagina yang menyebar

ke vulva.
 Tumor ganas ginekologik urutan ke 5.

 Merupakan 1-4% dari keseluruhan tumor ganas ginekologi.

 Umumnya ditemukan pada usia 25-85 tahun.

 Golongan sosek & higiene yang sangat kurang.


 Tanda klinik awal sering tidak ada.

 Perasaan gatal atau terbakar di vulva 40%). Sering gatal diabaikan 

diagnosis makin terlambat.


 Benjolan kecil merah coklat , tidak nyeri tekan  kanker vulva jenis

epidermoid.
 Benjolan tersebut dapat bertahan berbulan-bulan  bertahun-tahun

sebelum menjadi tukak atau tumbuh seperti kembang kol, bau busuk &
mudah berdarah, bila sudah lanjut  menimbulkan rasa nyeri.
FAKTOR - FAKTOR RISIKO KANKER VULVA

 Umur  70 tahun.
 Riwayat kanker leher rahim,vagina, atau perianal.
 Infeksi HPV.
 Penyakit-penyakit hubungan seksual (PHS).
DETEKSI DINI KANKER VULVA
 Melakukan pemeriksaan vulva sendiri setiap bulan dengan
mempergunakan tangan, cermin dan lampu senter
 Pemeriksaan klinik vulva :
 Dilakukan dengan inpeksi vulva secara cermat pada setiap
pemeriksaan pelvik
KANKER VAGINA
 Kanker vagina dianggap primer  bila tumbuh &

berkembang pada vagina , leher rahim & vulva terbebas


dari proses.
 Merupakan 0,3% - 2% dari seluruh kasus kanker

ginekologi
 Usia 45-65 tahun

 Letak biasanya di 1/2 bagian atas belakang vagina


GEJALA & TANDA KANKER VAGINA
 Kebanyakan kasus kanker vagina tak memberi gejala pada stadium awal.

 Kadang sakit saat bersetubuh.

 Perdarahan pervaginam bila ada luka pada tumor.

 Pengeluaran cairan encer dari vagina merupakan gejala lanjut akibat

nekrosis & infeksi.


 Cairan encer akan berbau busuk
FAKTOR RISIKO KANKER VAGINA
 Umur di atas 40 tahun.

 Riwayat kanker leher rahim.

 Pernah mendapat DES.

 Pernah histerektomi karena penyakit pre-invasif.

 Tes Pap pernah abnormal


DETEKSI DINI KANKER VAGINA

 Tes Pap secara rutin

 Dilakukan pemeriksaan inspeksi vagina secara cermat pada saat tes Pap
KANKER SERVIKS
 Keganasan pada wanita, masih tinggi frekuensinya.

 Di Indonesia urutan teratas di antara tumor ganas pada wanita.

 Sekrining KLR belum berkembang.

 Sekrining dengan tes Pap mampu menurunkan frekuensi KLR 50%-

60%
WANITA SERING MERASA ENGGAN UNTUK
SEKRINING KARENA :
 Ketidak-tahuan.
 Rasa malu.
 Rasa takut.
 Faktor biaya
GEJALA & TANDA KANKER LEHER RAHIM
 Pada awal penyakit umumnya tanpa gejala.

 Keputihan

 Perdarahan “sentuh”.

 Pengeluaran cairan encer yang berbau busuk dari vagina.

Umumnya cairan vagina seperti cairan cucian daging.


 Nyeri daerah panggul karena infiltrasi tumor pada syaraf atau

adanya radang panggul.


 Adanya perdarahan campur air seni atau lewat anus, dapat terjadi

pada keadaan tumor telah menginfiltrasi kandung kemih atau


rektum
FAKTOR RISIKO KANKER LEHER RAHIM
 Wanita banyak partner.

 Wanita kawin usia muda.

 Hygiene genitalia kurang.

 Penyakit hubungan seksual.

 Wanita perokok.

 Wanita banyak anak.

 Usia 35-45 tahun


METODE SKRINING:

 Sitologi konvensional (Pap’s smir)/ tes PAP

 Inspeksi visual dengan asam asetat/IVA

 Spekuloskopi

 Cervicography

 Tes HPV

 Downstaging
Tes Pap
Inspeksi visual dengan dengan aplikasi
asam asetat (IVAA/IVA)
Downstasging
Pemeriksaan tes Pap secara rutin
Pemeriksaan tes Pap segera dimulai setelah
wanita mulai aktivitas seksual
Sedang pada gadis dimulai antara umur 20 –
25 tahun
Persiapan penderita :

Wanita diberi tahu untuk menghindari


 Obat-obatan yang dimasukan dalam vagina

 Pencucian (irigasi) vagina

 Koitus dalam waktu 24 jam sebelum pemeriksaan.


(3)
1. Spekulum cocor bebek (Graeve’s)
2. Spatula Ayre
3. Lidi kapas atau cyto brush
4. Gelas objek
5. Alkohol 95 % untuk fiksasi atau semprot fiksatif
yang dijual komersial
6. Formulir permintaan sitologi (4)
Pemeriksa mengamati secara inspekulo
serviks yang telah dipulas dengan asam
asetat/ asam cuka (3-5 %).
 
Dengan spekulum melihat serviks yang
dipulas dengan asam asetat 3 – 5 %.

Pada lesi prakanker akan menampilkan warna


bercak putih yang disebut:
aceto white epithelium
Porsio sebelum dipulas Gambaran bercak
dengan asam asetat putih pada lesi pra-
kanker
NO NORMAL aseto white epitel positif

Tanpa asam asetat Dengan asam asetat


Downstaging yaitu skrining kanker serviks dengan
cara melakukan inspekulo,hanya melihat serviks
dengan mata telanjang.
ERITROPLAKIA
Mudah, praktis dan sangat mampu laksana
Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bukan dokter spesialis ginekologi
Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana
Metode skrining IVA sesuai untuk pusat
pelayanan sederhana.
KAPAN DAN SIAPA YANG PERLU MENJALANI
SKRINING KANKER SERVIKS

Skrining kanker serviks segera dimulai setelah wanita


mulai melakukan aktivitas seksual.
pada gadis (virginal women) dimulai antara umur 25-30
tahun
KANKER ENDOMETRIUM
Keganasan pada rahim (korpus uteri) yang
paling sering terjadi.
Kejadian kanker endometrium tinggi di
negara-negara industri yang sudah maju.
Sebagai penyebab yang cukup besar
peranannya pada peningkatan kejadiannya
adalah meningkatnya sosial ekonomi.
Di Indonesia angka kejadiannya masih rendah
(1,2% - 8,4%)
GEJALA & TANDA KANKER ENDOMETRIUM
Perdarahan setelah menopause atau perdarahan
abnormal menjelang menopause.
Perdarahan di luar daur haid terutama menjelang
menopause atau perdarahan setelah menopause
merupakan keluhan yang harus diperhatikan.
20-25% keganasan pada endometrium terjadi pada
masa menjelang menopause
FAKTOR RISIKO KANKER ENDOMETRIUM
Obesitas
Nuliparitas
Diabetes melitus
Menopause lambat
Mendapat terapi estrogen
Riwayat menderita kanker kolon, payudara atau
ovarium
Pernah mendapat radiasi pelvis
DETEKSI DINI KANKER ENDOMETRIUM

Pemeriksaan Sitologi
Aspirasi atau pencucian
Abrasi ( penggoresan ringan) langsung
Pemeriksaan histologi
KANKER OVARIUM
Merupakan tumor ganas ginekologi urutan
kedua setelah kanker leher rahim.
Tidak punya gejala yang patognomonis.
Berkembang secara diam-diam sampai
pertumbuhan cukup besar sehingga
menimbulkan keluhan.
Umumnya perjalanan penyakit berlangsung
tersembunyi sehingga saat diagnosis tegak
sering dalam stadium lanjut.
Sering dijuluki “The silent lady killer”
GEJALA & TANDA KANKER OVARIUM
Tidak punya gejala klinis yang khas.
Keluhan utama yang sering pada stadium dini : rasa
tidak enak/nyeri perut bagian bawah akibat regang an
kapsul dari tumor.
Gangguan gastrointestinal : nausea, vomitus, kembung,
diare, anoreksia tanpa kelainan yang jelas.
Dari lokasinya yang tersembunyi tumor tumbuh secara
diam-diam ; akan memberikan keluhan bila telah cukup
besar.
Komplikasi : torsi, perdarahan dalam tumor, asites, atau
penyebaran ke organ lain
FAKTOR RISIKO KANKER OVARIUM
Riwayat keluarga : kanker indung telur, kanker

endometrium, kanker payudara


Nuliparitas

Menopause

Mendapat radiasi pelvis untuk membuat menopause


DETEKSI DINI KANKER OVARIUM

Beberapa cara diajukan untuk membantu deteksi


kanker ovarium dini :
Pemeriksaan pelvik yang periodik
Pemeriksaan sitologi cairan peritoneal
(cul-de-sac aspiration)
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pengukuran CA-125 
PEMERIKSAAN PELVIK PERLU CURIGA
BILA :
Konsistensi tumor yang bervariasi
Bentuk atau permukaan tumor tidak beraturan atau
berbenjol benjol.
Pergerakan tumor terbatas.
Tumor bilateral.
Pertumbuhan tumor berlangsung cepat pada
pengamatan
KANKER PAYUDARA

Faktor-faktor risiko :

Usia > 45 tahun


Riwayat keluarga .
Riwayat tumor payudara
Gen BRCA 1.
Obesitas.
Menars dini & menopause lambat.
Nulipara
Terpapar radiasi.
UPAYA DETEKSI DINI

SADARI setiap bulan.

Pemeriksaan klinik payudara.

Mamografi.
1. Setiap bulan :
 SADARI.
 Pemeriksaan vulva sendiri.

2. Setiap tahun :
 Pemeriksaan klinik payudara.
 Pemeriksaan pelvis
 Mamografi
 Tes Pap

Anda mungkin juga menyukai