Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

PROFESI BK
“DASAR STANDAR PROFESI KONSELING”
 
DOSEN :
DR. AFDAL M.PD, KONS
INDAH SUKMAWATI, M.PD, KONS

OLEH :
Suci Akhreka Syafari 17006180
Wisesa Hari Murti 17006080
Mayang Sagita 17006154
M. Irfan 17006012
Fauzi 14006057
 
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. DASAR PERTIMBANGAN STANDARISASI
PROFESI KONSELING

1. Inisiatif Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat


Pembinaan Pendidikan Tenaga ependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi (PPTKKPT) membentuk suatu tim dena kolaborasi ABKIN untuk
mengembangkan dasar standarisasi profesi konseling merupakan langkah
strategis dalam rangka profesionalisasi dan protes tenaga kependidikan di
Indonesia.
PROFESIONALISASI KONSELING DI
INDONESIA HARUS DILIHAT DALAM
KONEKS UPAYA UNTUK :

Mengokohkan dan mempromosikan identitas, kelayakan, dan


akuntabilitas konselor professional secara nasional maupun internasional
Menegaskan identitas profesi konseling dan masyaraka konselor yang
secara nasional telah memenuhi standard
Memantapkan kerjasama antar Lembaga Pendidikan Tenaga Konseling
dengan organisasi profesi konseling (ABKIN) dalam mendidik dan
menyiapkan tenaga konseling profesional
Mendorong perkembangan profesi konselor sesuai dengan tuntutan
dinamika perkembangan masyarakat
Memberikan perlindungan kepada tenaga konseling professional serta
para penggunanya.
2. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
disebutkan bahwa perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi dan/atau vokasi (Pasal 20 ayat 3).
3. Kredensialisasi profesi konseling, yang meliputi sertifikasi,
lisensi, dan akreditasi menjadi tanggungjawab bersa antara
perguruan tinggi dan organisasi profesi berdasarkan standard
profesi yang telah dirumuskan dan ditetapkan
4. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
disebuutkan bahwa perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan/atau vokasi (Pasal 20 Ayat 3).
Disusun oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat
profesi dan pengguna (Kepmendikans nomor 045/U/2002).
BERIKUT KETENTUAN, KEBIJAKAN, PERATURAN
DAN KESEPAKATAN YANG MENDASARI
PENGEMBANGAN STANDARISASI PROFESI
KONSELING DI INDONESIA, YAITU :
UU Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
PP Nomor 60 Tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi
SK Menpan Nomor 84/1993, tentang jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya
SK Menpan Nomor 118/1996, tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya
SK Mendikbud Nomor 020/U/1995, tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
SK Mendikbud Nomor 020/U/1998, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya
SK Mendiknas Nomor 045/U/2000, Tentang Pedoman Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
SK Mendiknas Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
Surat Dirjen Dikti Nomor 2047/D/J/1999, tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
B. ORIENTASI PENDIDIKAN
AKADEMIK DAN PROFESI KONSELOR

Penyiapan tenaga profesi konseling yang memakai standard


professional dilaksanakan melalui pendidikan di perguruan
tinggi yang secara khusus membina calon tenaga professional
untuk menguasai wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap.
ISI PENDIDIKAN TERSEBUT, BAIK YANG
BERORIENTASI AKADEMIK MAUPUN PROFESI
MENGACU KEPADA KEBUTUHAN MANUSIAYANG
ESENSIAL SESUAI DENGAN BIDANG
KEPROFESIOALNYA, MISALNYA :

Profesi Acuan Bidang Isi

Kedokteran Kesehatan

Farmasi Obat-obatan

Psikologi Kondisi dan dinamika psikologis individu

Akuntasi Keungan

Konseling Perkembana dan permasalahan individu


POLA UMUM PENDIIKAN TENAGA PROFESI
KONSELING DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI
BEIKUT :

Pendidikan jenjang Sarjana (S1) Konseling merupakan program pendidikan


akademik dadasar bagi pendidikan professional konseling selanjutya
Pada jalur profesi, Sarjana Konseling yang memenuhi persyaratan dapat
menempuh program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)
Program PPK Spesialis 1 (Sp.1) dan Spesialis 2 (Sp.2) didesain khusus
untuk menyiapkan konselor sebagai tenaga praktisi konseling.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai