Anda di halaman 1dari 61

INFLASI

Week 6
PENGANTAR
 Inflasi adalah “kenaikan harga
barang atau jasa–dimana, daya beli
uang menurun” (kebalikannya:
deflasi)
 Perubahan harga mempengaruhi
jumlah barang dan jasa yang dapat
dibeli dari sejumlah uang yang sama
1. Pengertian Inflasi dan Deflasi
• Inflasi adalah Proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu
lama atau
• Keadaan yang menyatakan nilai uang menurun
• Deflasi adalah Proses menurunnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus dalam jangka waktu lama
atau
• Keadaan yang menyatakan nilai uang meningkat
2. Jenis Inflasi
Inflasi berasal
Contoh: defisitnya anggaran, bencana
dalam Negeri
Asal
timbulnya
Inflasi Inflasi berasal
Kenaikan harga minyak dunia, Biaya produksi
dari luar
di luar negeri dan tarif impor tinggi
negeri

Inflasi Kenaikan harga beberapa barang


tertutup tertentu
cakupan
pengaruh Inflasi
Kenaikan harga secara keseluruhan
kenaikan Terbuka
Jenis Inflasi harga
Inflasi yang tak Inflasi yang sangat hebat dan terjadi kenaikan
terkendali harga secara terus menerus

Inflasi
< 10% setahun
Ringan

Inflasi
Parah Sedang 10%-30% setahun
tidaknya
Inflasi
Inflasi Berat 30%-100% setahun

Inflasi tidak
>100% setahun
terkendali
PENYEBAB INFLASI

• Permintaan yang lebih besar daripada supply


(tarikan permintaan)
• Kenaikan bahan baku maupun biaya produksi
(desakan biaya)
• Tekanan permintaan + dorongan ongkos (inflasi
struktural)
• Peredaran uang kartal yang tak terkendali
• Kekacauan politik dan ekonomi
• Tuntutan kenaikan upah
4. Sebab Timbulnya Inflasi
1. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
• Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
yang menyebabkan terjadinya kenaikan Harga

P Keterangan:
E2 P = Price (harga)
P2
E1 Q= Quantity (Jumlah Barang)
P1
D2 E = Equilibrium (keseimbangan
D1 pasar)
Q1 Q2 Q
Lanjutan
2. Cost Push Inflation
• disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi yaitu
bahan baku dan upah atau gaji.

D1 S1
Keterangan:
S2
E2 P = Price (harga)
P2
Q= Quantity (Jumlah
P1 E1 Barang)
E = Equilibrium
(keseimbangan pasar)
Q2 Q1
3. Teori-teori Infasi

a. Teori Kuantitas (Irving Fisher)


Inflasi diakibatkan oleh dua faktor, yaitu
1. jumlah uang yang beredar;
2. psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di
masa mendatang.
b. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena:
1. keinginan masyarakat untuk hidup di luar batas kemampuan
ekonominya;
2. adanya perebutan rezeki antarkelompok
Lanjutan teori Inflasi
c. Teori Strukturalis
Penyebab inflasi ialah:
1. kekakuan (ketidakelastisan)
penerimaan ekspor;
2. kekakuan (ketidakelastisan)
penawaran bahan makanan.
5. Cara Mengatasi Inflasi
Kebijakan Bank Sentral untuk
Politik Diskonto
(discount policy) Menaikan atau menurunkan suku
Bunga
Politik Pasar Terbuka Kebijakan untuk membeli atau
Kebijakan
(open market policy) Menjual surat berharga
Moneter
Pengawasan kredit
secara selektif. Seleksi pemberian kredit secara ketat

Politik Persediaan Kas Politik Menaikkan atau menurunkan


(cash ratio policy)
cadangan kas dari Bank
Solution pengaturan pengeluaran
Kebijakan pemerintah (APBN)
Fiskal
peningkatan tarif/pajak.

1. Peningkatan produksi.
Kebijakan
Non 2. Kebijakan upah.
Moneter
3. Pengawasan harga.
Dampak Inflasi
1. Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak Pemilik pendapatan tetap dirugikan
tetap Pemilik pendapatan tidak tetap bisa
diuntungkan

2. Bagi para penabung Penabung dirugikan karena nilai uang


semakin menurun

3. Bagi debitur(Peminjam uang) Bagi debitur, inflasi


dan kreditur(pemberi pinjaman) menguntungkan karena saat pembayaran
utang, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam.
Bagi kreditur, mengalami kerugian karena
nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan saat peminjaman.
Lanjutan
Bagi pengusaha besar, inflasi dapat menguntungkan
Jika pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya
produksi.
Bagi pengusaha kecil, naiknya biaya produksi dapat
4. Bagi produsen merugikan sehingga enggan untuk meneruskan
produksinya

1. Investasi berkurang.
2. Mendorong tingkat bunga.
3. Mendorong penanam modal yang bersifat
spekulatif.
4. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi
pada masa yang akan datang
5. Bagi perekonomian nasional 5. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
PRICE INDEX
 Untuk mengukur perubahan level harga
historis dari komoditi tertentu perlu dihitung
price index
 Price index adalah suatu perbandingan antara
harga dari beberapa komoditi atau jasa pada
beberapa titik waktu dengan harga pada
beberapa titik waktu sebelumnya (base year)
PRICE INDEX
PRICE INDEX
 Contoh
Base year, 1967 (price index1967=100)
Commodity price1967 = $1.46 per pound
Commodity price1993 = $5.74 per pound
$5.74 per pound
price index1993 = (100) = 393.2
$1.46 per pound
Nilai index menunjukkan bahwa harga pada
1993 adalah 3,932 lebih besar daripada harga
pada 1967
PRICE INDEX
 Seorang menginvestasikan uang $100 pada
saat ini dengan perkiraan pendapatan tahunan
sebesar 15%. Akhir tahun kelima jumlah uang
tersebut menjadi :
F/P, 15, 5
$100 ( 2.011 ) = $201.10
Saat ini harga sebuah ban mobil $100, dan
mengalami kenaikan sebesar 10% per tahun.
Pada akhir tahun kelima ban yang sama akan
berharga :
F/P, 10, 5
$100 ( 1.611 ) = $161.10
PRICE INDEX
Orang tersebut akan tertipu jika mengabaikan
perubahan harga. Uang pada akhir tahun kelima
setelah investasi tidak dapat untuk membeli 2 ban
tetapi hanya 1.25 ban.

Ketika mempertimbangkan time value


of money, maka harus juga memper-
timbangkan pengaruh perubahan
harga & pengaruh daya pendapatan-
nya (earning power)
Pengertian Indeks Harga

Yaitu Perbandingan perubahan harga


tahun tertentu (given year) dengan
tahun dasar (based year).
Jenis-jenis Indeks Harga
1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang
menggambarkan perbandingan perubahan harga
barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili
belanja konsumen
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan
perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen
pada waktu tertentu,
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh
petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh
petani baik untuk biaya hidup maupun untuk biaya
proses produksi.
Ciri-ciri Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai standar
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada
data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel,
bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu
yang kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara membagi
harga tahun yang akan dihitung indeksnya dengan harga tahun
dasar dikali 100%
Metode penghitungan Indeks Harga
1. Metode penghitungan indeks harga tidak
tertimbang
Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana: Pn X
100%
Po
Keterangan:
Pn = Jumlah harga pada tahun tertentu
Po = Jumlah harga pada tahun dasar
Contoh soal Indeks Harga Tidak
Tertimbang
Jenis Barang Harga tahun 2009 (Po) Harga tahun 2010 (Pn)
Tas Rp150.000 Rp200.000
Sepatu Rp200.000 Rp250.000
Pakaian Rp100.000 Rp150.000
Po = Rp450.000 Pn = Rp600.000

Indeks harga tidak tertimbang


= Pn X 100%
Po
= Rp600.000 X 100% = 133,33%
Rp450.000
Lanjutan

2. Metode penghitungan indeks harga tertimbang


a. Metode Laspeyres

• adalah metode penghitungan angka indeks yang


ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang
kuantitas/jumlah barang pada tahun dasar (Qo)
• Rumus = Pn.Qo X 100%
Po.Qo
Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang

b. Metode Paasche atau GNP Deflator


• adalah metode penghitungan angka indeks yang ditimbang
dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas pada
tahun tertentu (Qn)

• Rumus = Pn.Qn X 100%


Po.Qn
Tugas 1 Contoh soal Indeks Harga Tertimbang

• Indeks Harga Laspeyres


Jenis Harga (ribuan rupiah)
Barang Kuantitas th 2010 = Qo Po.Qo Pn.Qo
2010 (Po) 2011(Pn)

A 2 3 5 10 15
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 3 9 9
E 1 2 4 4 8
Jumlah 133 212
Indeks harga Laspeyres
= Pn.QoX 100%
Po.Qo
= 212 X 100% = 159,40%
133
Contoh Soal Indeks Harga Paasche/GNP Deflator
Jenis Barang Harga (ribuan Rp) Kuantitas Po.Qn Pn.Qn
Tahun 2011 =
Qn
2010 2011

A 2 3 10 20 30
B 3 6 10 30 60
C 4 6 20 80 120
D 3 3 5 15 15
E 1 2 5 5 10
Jumlah 150 235
Indeks harga Paasche
= Pn.QnX 100%
Po.Qn
= 235 X 100% = 159,40%
150
Latihan Soal Indeks Harga
1. Hitung Indeks harga tidak tertimbang
a. Jenis Barang Harga tahun 2010 Harga tahun 2011

A 2.000 3.000
B 3.000 4.000
C 4.000 6.000
D 5.000 7.500
Po =…………. Pn = …………..
b.
Jenis Barang Harga tahun 2010 Harga tahun 2011

P 3.000 4.500
Q 4.000 6.000
R 5.000 8.000
S 6.000 10.000
Po =…………. Pn = …………..
12. Hitung Indeks Harga Tertimbang(Laspeyres)!
Jenis Harga (ribuan Rp) Kuantitas th Po.Qo Pn.Qo
Barang 2010 (Qo)
2010 2011

A 20 30 2 ..……………. ………………
B 30 45 3 ……………… ………………
C 40 50 4 ……………… ………………
D 50 75 5 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………..

Jenis Harga (ribuan Rp) Kuantitas th Po.Qo Pn.Qo


Barang 2010 (Qo)
2010 2011

A 20 30 2 ..……………. ………………
B 30 45 3 ……………… ………………
C 40 50 4 ……………… ………………
D 50 75 5 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………..
1 Hitung Indeks Harga Paasche/GNP deflator!
Jenis Harga (ribuan Rp) Kuantitas th Po.Qn Pn.Qn
Barang 2010 2011 2011 (Qo)

A 30 40 3 ..……………. ………………
B 40 50 4 ……………… ………………
C 40 60 5 ……………… ………………
D 60 90 6 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………

2 Hitung Indeks Harga Paasche/GNP Deflator!


Jenis Harga (ribuan Rp) Kuantitas th Po.Qn Pn.Qn
Barang 2011 (Qn)
2010 2011

P 15 30 2 ..……………. ………………
Q 20 40 3 ……………… ………………
R 30 60 4 ……………… ………………
S 45 90 5 ……………… ………………
Po.Qn =………. Pn.Qn=………
Tugas 2
• Cari data IHK di BPS (bisa Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota)
• Berapa inflasi tahun 2020 dibandingkan tahun dasar dalam IHK (Nilai
IHK=100)
Indeks Harga Konsumen di Indonesia

• Mulai Juni 2008, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar


2007=100 dan mencakup 66 kota yang terdiri dari 33 ibukota
propinsi dan 33 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK
sebelumnya menggunakan tahun dasar 2002=100 dan hanya
mencakup 45 kota.
• Mencakup antara 284 - 441 barang dan jasa yang dikelompokkan
ke dalam tujuh kelompok pengeluaran yaitu:
1. bahan makanan;
2. makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau;
3. perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;
4. sandang;
5. kesehatan;
6. pendidikan, rekreasi dan olah raga; dan
7. transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
• Indeks Harga Konsumen Indonesia dihitung dengan
mengembangkan rumus Laspeyres. Dalam penghitungan
rata-rata harga barang dan jasa, ukuran yang digunakan
adalah mean (rata-rata), tetapi untuk beberapa barang/jasa
yang musiman, digunakan geometri.
TINGKAT INFLASI
 Menghitung tingkat inflasi
CPIt+1  CPIt
Annual inflation rate for year t+1 =
CPIt
dimana CPIt adalah index of consumer prices
pada akhir tahun t
Contoh:
Annual inflation rate untuk 1980
CPI1980  CPI1979 246.8  217.4
= 217.4
CPI1979
= 0.135 atau 13.5% per tahun
TINGKAT INFLASI
Perkiraan tingkat inflasi didasarkan atas:
 Kecenderungan rate sebelumnya
 Prediksi kondisi ekonomi
 Judgment
 Elemen-elemen peramalan ekonomi
yang lain
TINGKAT INFLASI
 Ekspektasi tingkat inflasi dapat dilakukan
dengan 2 cara :
1. Individual annual inflation rate
 Tingkat inflasi dihitung pada tiap-tiap
tahun
 Cara ini time consuming dan biasanya
tidak lebih akurat dibandingkan dengan
tingkat gabungan tunggalnya
TINGKAT INFLASI
2. Average annual inflation rate
 Tingkat inflasi tahunan rata-rata
(gabungan)
 Digunakan untuk investasi dengan
proyeksi umur yang panjang
 Tingkat inflasi ini ditentukan dengan
persamaan:

CPIt 1  f 
n
 CPIt  n
dimana f adalah average annual inflation
rate
TINGKAT INFLASI
 Contoh
Berapa average inflation rate dari akhir tahun
1966 sampai dengan akhir tahun 1980 (14
tahun)?
97.21  f   246.8
14

f  6.9% per tahun


future inflation rate  sulit diprediksikan secara
akurat
TINGKAT INFLASI
 Keputusan apakah menggunakan individual
annual inflation rate atau average annual rate
tergantung pada judgment yang biasanya
mempertimbangkan antara lain:
 Situasi
 Sensitivitas terhadap perubahan tingkat inflasi
 Tingkat akurasi yang diinginkan
 Informasi yang tersedia untuk meramalkan
tingkat inflasi (yang paling menentukan)
Jenis Pengangguran berdasarkan
penyebabnya
• Pengangguran normal (Friksional)
• Pengangguran siklikal
• Pengangguran struktural
• Pengangguran teknologi
Pengangguran normal
• Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja
(full employment)
• Para penganggur tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang
lebih bagus.
Pengangguran siklikal
• Diakibatkan karena berkurangnya permintaan agregat (AD) yang
menyebabkan perusahaan mengurangi pekerjaan atau menutup
perusahaan , mengakibatkan pengangguran akan bertambah
Pengangguran struktural
• Disebabkan karena perubahan struktur ekonomi. Contoh:adanya
barang baru yang lebih baik, ekspor produksi industri sangat menurun
oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri
turun, pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangguran
Pengangguran Teknologi
• Pengangguran dapat ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga
manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia (Pengangguran
diakibatkan oleh karena mesin dan kemajuan teknologi).
• Contoh; revolusi industri
Jenis pengangguran berdasarkan cirinya
• Pengangguran terbuka
• Pengangguran tersembunyi
• Pengangguran bermusim
• Setengah menganggur
Pengangguran terbuka
• Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan TK
Pengangguran tersembunyi
• Di banyak NSB, seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu
kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya
diperlukan supaya dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.
Kelebihan TK yang digunakan digolongkan dalam pengangguran
tersembunyi.
• Banyak terjadi di sektor pertanian dan jasa
Pengangguran musiman
• Pengangguran yang terjadi terutama di sektor pertanian dan
perikanan
• Contoh: pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur
Setengah menganggur
• Orang yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja penuh waktu
dan jam kerja jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin
bekerja hanya satu hingga dua hari seminggu atau satu hingga empat
jam sehari
The Short-Run Tradeoff
between Inflation and
Unemployment

Chapter 33

Copyright © 2001 by Harcourt, Inc.

All rights reserved.   Requests for permission to make copies of any part of
the
work should be mailed to:
Permissions Department, Harcourt College Publishers,
Unemployment and Inflation

 Tingkat pengangguran alami tergantung pada


berbagai fitur pasar tenaga kerja.

 Contoh termasuk aturan upah minimum, kekuatan


pasar dari Serikat pekerja, peran upah efisiensi dan
efektivitas pencarian kerja.
Unemployment and Inflation

Tingkat inflasi tergantung terutama pada


pertumbuhan jumlah uang, dikendalikan oleh Fed.

Misery Indeks merupakan salah satu ukuran


"kesehatan" ekonomi, menambahkan bersama antara
tingkat inflasi dan pengangguran.
Unemployment and Inflation

 Masyarakat menghadapi jangka pendek tradeoff


antara pengangguran dan inflasi.
 Jika para pembuat kebijakan meningkatkan
permintaan agregat, mereka dapat menurunkan
tingkat pengangguran, tetapi dengan biaya inflasi
yang lebih tinggi.
 Jika mereka menurunkan permintaan agregat,
mereka dapat menurunkan inflasi, tapi dengan biaya
yg lebih tinggi pada naiknya pengangguran.
The Phillips Curve

Kurva Phillips menggambarkan


hubungan jangka pendek antara inflasi
dan pengangguran.
The Phillips Curve...
Inflation
Rate
(percent
per year)
B
6

A
2

Phillips curve

0 4 7 Unemployment
Rate (percent)
Aggregate Demand, Aggregate Supply, and
the Phillips Curve

Kurva Phillips menunjukkan jangka pendek kombinasi


dari pengangguran dan inflasi yang muncul ketika
pergeseran kurva permintaan agregat menggerakkan
perekonomian sepanjang kurva penawaran agregat
jangka pendek
Aggregate Demand, Aggregate Supply,
and the Phillips Curve
Semakin besar permintaan agregat untuk barang dan jasa,
semakin besar outout perekonomian, dan semakin tinggi
tingkat harga keseluruhan.

Tingkat yang lebih tinggi dari output menghasilkan tingkat


pengangguran yang lebih rendah.
How the Phillips Curve is Related to the Model
of Aggregate Demand and Aggregate Supply...

(a) The Model of AD and AS (b) The Phillips Curve

Short-run Inflation Rate


Price Level AS (percent per
B year)
106 B
6
102 High AD
A
2 A
Low AD Phillips curve
0 7,500 8,000 0 4 7 Unemployment
(unemployment (unemployment (output is (output is Rate (percent)
is 7%) is 4%)
8,000) 7,500)
Shifts in the Phillips Curve:
The Role of Expectations

Kurva Phillips tampaknya menawarkan pembuat


kebijakan suatu kemungkinan outcome dari
inflasi dan pengangguran.
The Long-Run Phillips Curve

Pada 1960-an, Friedman dan Phelps menyimpulkan


bahwa inflasi dan pengangguran tidak berhubungan
dalam jangka panjang.
 Sebagai akibatnya, kurva Phillips jangka panjang
vertikal pada tingkat pengangguran alami.
 Kebijakan moneter dapat efektif dalam jangka pendek
tapi tidak dalam jangka panjang.
The Long-Run Phillips Curve...
Inflation
Rate Long-run
Phillips curve
High
1. When the inflation B
Fed increases
the growth 2. … but
rate of the unemployment
money remains at its
supply, the natural rate
rate of Low A in the long run.
inflation inflation
increases…

0 Natural rate of Unemployment


unemployment Rate
Harcourt, Inc. items and derived items copyright © 2001 by Harcourt, Inc.

How the Phillips Curve is Related to the


Model of Aggregate Demand and
Aggregate Supply…
(a) The Model of Aggregate (b) The Phillips Curve
Demand and Aggregate Supply

Price Long-run aggregate Inflation Long-run Phillips


Level supply Rate curve

1. An increase in the 3. …and


money supply increases increases the
aggregate demand… B inflation rate…
P2

P1 A
AD2
Aggregate
demand, AD1
0 Natural rate of Quantity of 0 Natural rate of Unemploy-
output Output unemployment ment Rate
2. …raises the
price level…
4. …but leaves output and unemployment
at their natural rates.

Anda mungkin juga menyukai