Anda di halaman 1dari 26

BANTUAN HIDUP DASAR

SUDARMAN, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Dosen S1 Ilmu Kepewatan & Profesi Ners FKM


Universitas Muslim Indonesia
AWAS MATI
JENIS KEMATIAN
APA ITU RJP/CPR ?
 Resusitasi Jantung paru merupakan
tindakan pijatan yang diberikan pada
jantung luar dengan tujuan untuk
mempertahankankan kepatenan jalan
napas, bantuan pernapasan dan
sirkulasi.
 Tujuan
1. Mengembalikan fungsi jantung
2. Mengembalikan fungsi paru-paru
Rantai Bertahan Hidup AHA 2020 untuk IHCA dan OHCA Dewasa
LANGKAH-LANGKAH RJP/CPR
• DANGER (PERHATIKAN BAHAYA/PROTEKSI DIRI)
D
• RESPONSE (CEK RESPON KORBAN)
R
• SHOUT FOR HELP (MINTA BANTUAN MEDIS+MINTA AED)
S
• COMPRESSION
C
• AIRWAY (BEBASKAN JALAN NAFAS + SERVICAL)
A
• BREATHING (BERIKAN BANTUAN NAPAS)
B
DANGER (PROTEKSI DIRI)
Berdoa sebelum melakukan tindakan

Perhatikan Keamanan
1. Aman Penolong
2.Aman Lingkungan
3.Aman Pasien
Pakai alat pelindung diri (masker,
handscon/sarung tangan, celemek,dan
lain-lain)
RESPONSE
Alert

Verbal

Hati-hati mengguncangkan bahu Pain


pasien yang mengalami cedera
cervical.
Unresponsive
Cek respon pasien apakah pasien sadar, tidak sadar atau hanya tidur dengan
cara :
1. Panggil & tepuk pundak korban, seperti “pak..pak..bangun pak…Buka
matanya.siapa namanya pak?”
2. Sambil observasi pernafasan dengan memperhatikan pengembangan
dada
3. Bila kondisi di luar rumah sakit (pra hospital, pada pasien yang tidak
berespon perlu STABILISASI + EVAKUASI segera ke rumah sakit).
S= MINTA BANTUAN MEDIS+AED
Pra Hospital • Minta segera pertolongan (call for
help) atau mengaktifkan EMS
(Emergency Medical Services).
• Nomor panggilan darurat untuk
Unresponsive Indonesia adalah 119

• Jika seseorang telah datang untuk


membantu katakan dengan suara jelas
“Panggilkan Ambulans 119, bawakan
AED”
Sebelum RJP • Lokasi pasien, berikan nomor
handphone

• Kejadian (tidak sadar, henti nafas dan


jantung)
• Berapa orang yang dibutuhkan untuk
membantu
• Katakan butuh ambulans dan AED
Sebelum RJP secepatnya
• Terima instruksi dari ambulans 119
Perbaiki posisi pasien dengan posisi
supinasi/telentang pada tempat yang datar
dan keras
COMPRESSION
 Periksa tidak adanya nafas & nadi secara
bersamaan dengan mempalpasi arteri dengan
cara :
1. Pertahankan posisi head tilt dengan satu
tangan
2. Letakkan jari tengah pada mid tracheal
3. Tarik 2-3 cm ke sisi lateral/samping trachea
ke arah penolong.
4. Palpasi denyutan arteri karotis selama (tidak
>10 detik) dan rasakan ada atau tidaknya
denyutan arteri karotis.
5. Tidak perlu mengecek denyutan nadi karotis
CUKUP MELIHAT ADA PERNAPASAN ATAU
TIDAK
COMPRESSION
1. Jika nadi tidak teraba, Berikan kompresi dada
& ventilasi 30 : 2 dalam 1 Siklus.
2. Lutut penolong berada di sisi bahu korban
3. Posisi badan tepat diatas dada pasien,
bertumpu pada kedua tangan
4. Tempatkan posisi tangan untuk kompresi
dada 2 jari di atas processus xifoideus atau
tepat di atas mid sternum.
5. Cara pertama letakkan tumit tangan tepat 2
jari di atas processus xifoideus.
6. Letakkan jari tengah di bawah tulang rusuk
menelusuri hingga prosesus xifoideus.
7. Letakkan jari telunjuk di samping jari tengah.
8. Letakkan tumit telapak tangan menumpuk di
atas telapak tangan yang lain secara tegak
lurus.
COMPRESSION
 Cara kedua : letakkan tumit tangan tepat di
mid sternum.
 Jalin kedua jari-jari tangan. Hindari jari-jari
menyentuh dinding dada korban.
 Luruskan kedua siku dengan posisi mengunci
 Berikan kompresi 30 kali baik 1 atau 2
penolong. Anak2 & Bayi 15 kali jika 2
penolong
 Lakukan pijatan/kompresi dada dengan
menggunakan berat badan sebanyak 100-120
kali/menit, kedalaman 5-6 cm Anak
kedalaman 5 cm & bayi 4 cm
Penolong Awam
(Non Kesehatan)

 Kompresi dada saja


terus menerus tanpa
bantuan nafas
 Lakukan terus sampai
terjadi pengembangan
dada
AIRWAY
(Buka & bebaskan jalan nafas , Kontrol Servikal)

 Buka jalan nafas dengan Head Tilt &


Chin Lift dan Jaw trust yang dicurigai
cedera servikal
Head Tilt & Chin Lift  Bebaskan jalan nafas

Jika jejas, memar di atas tulang


clavicula buka jalan nafas dengan
Jaw trust karena dicurigai cedera
servikal
AIRWAY
(Buka & bebaskan jalan nafas , Kontrol Servikal)

fingger swab
Pemasangan
Pemasangan Naso-pharingeal Airway
Oro-pharingeal Airway (NPA)
(OPA)
BREATHING
 Berikan bantuan napas
(ventilasi/oksigenasi) sebanyak 2 kali
 Setiap ventilasi diberikan selama 1 detik per
ventilasi, dengan volume tidal 400-600 ml.
 Jika volume udara terlalu besar dapat
menyebabkan udara masuk perut dan
mengakibatkan perut (lambung) distensi.
 Jika memberikan bantuan nafas dengan
teknik mouth to mouth maka lakukan :
1. Jepit hidung korban dengan jari telunjuk
dan ibu jari Anda.
2. Lingkari mulut korban dengan bibir Anda,
jangan ada celah udara.
3. Berikan ventilasi 2 napas cepat dan
pendek, masing-masing berlangsung 1
detik.
4. Lepaskan jepitan pada hidung setiap
selesai memberikan ventilasi.
DEFIBRILLATION

Minimizing intervals between


chest compressions and
delivering a shock, improves
chances of shock success and
improved patient survival.
AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILLATOR
(AED)

 Some AEDs will


automatically switch
themselves on when
the lid is opened
Electrode Position
ANALYSING RHYTHM
DO NOT TOUCH VICTIM
SHOCK INDICATED

 Stand clear
 Deliver shock
SHOCK DELIVERED
FOLLOW AED INSTRUCTIONS

30 2
NO SHOCK ADVISED
FOLLOW AED INSTRUCTIONS

30 2
IF VICTIM STARTS TO BREATHE NORMALLY
PLACE IN RECOVERY POSITION

Anda mungkin juga menyukai