Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAA

N AWAL SNAKE BITE

Oleh :
dr. Idham Andayana Sudrajat
Dokter Internsip Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang
PENDAHULUAN
Pagutan ular berbisa (Tergigit Ular) merupakan salah
satu keadaan yang harus diwaspadai di Indonesia.
Pagutan ular berbisa menyebabkan terjadinya
sekumpulan gejala seperti nekrosis jaringan,
perdarahan, gagal organ sampai kematian.
EPIDEMIOLOGI
• Secara Global jumlah total gigitan ular setiap
tahunnya bertambah 5 juta dengan mortalitas
125.000 di seluruh dunia

• Di Indonesia sendiri, walaupun kurang dari 20


kematian akibat gigitan ular dilaporkan tiap
tahunnya, dicurigai terdapat ribuan kematian akibat
gigitan ular lain yang tidak tercatat.
ETIOLOGI
• Spesies yang penting secara medis yang ada di lebih dari
18.000 pulau adalah B. Candidus, N. Sputatrix, N. Sumatrana,
C. Rhodostoma, T. alboblabris, D. Siamensis. Di Papua dan
Maluku Acanthopis laevis.

Sayang, SABU (Serum Anti Bisa Ular) produksi PT. Biofarma


hanya mengandung antibisa trivalen untuk 3 spesies

• Naja sputatrix (Kobra jawa/Spitting Cobra)


• Calloselasma rhodostoma (ular tanah/pit viper)
• Bungarus fasciatus (ular welang/banded krait)
DIAGNOSIS SNAKE BITE
• Anamnesis mencakup : Onset, Jenis Ular, Bentuk luka,
pertolongan atau obat apa yang sudah diberikan
• Pemeriksaan Fisik
• Gejala Lokal
• Nyeri gigitan taring
• Nyeri lokal,
• Perdarahan lokal,
• Memar
• Limfangitis,
• Pembengkakakn kelenjar getah bening,
• Melepuh, infeksi lokal,
• Abses, nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular
dari famili Viperidae).
DIAGNOSIS SNAKE BITE
• Gejala Sistemik
• Gejala sistemik yang sering dijumpai adalah mual,
muntah, nyeri perut, pusing, dan lemah badan.

• Manifestasi perdarahan spontan

• Trombosis Arteri Serebral

• Kelainan ginjal dapat berupa hematuri, hemoglobinuri,


mioglobinuri sampai anuri dan gagal ginjal akut
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan
adalah pemeriksaan darah tepi
• Perlu dilakukan pemeriksaan faal hemostasis, dan
yang sederhana serta dapat dengan cepat dilakukan
adalah dengan pemeriksaan whole blood clotting
test (WBCT).
PENATALAKSANAAN AWAL SNAKE
BITE
• Identifikasi ular penyebab. Deskripsi yang disampaikan
saksi, foto ular, atau jika memungkinkan ular dapat dibawa
ke Instalasi Gawat Darurat
• Jika ular yang dimaksud berbisa atau tidak yakin, pasien
dapat dirawat inap untuk observasi ketat
• Pertolongan pertama: imobilisasi dengan pembidaian dan
elastic bandage (tidak dianjurkan menggunakan
tensocrepe).
• Bebaskan airway dan breathing, terutama pada gigitan ular
dengan bisa yang mengandung neurotoxin penyebab
paralisis.
• Ambil sampel darah pasien
TATALAKSANA AWAL SNAKE
BITE
• Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya.
• Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa.

• Penanganan pagutan ular yang biasa sering dilakukan


seperti melakukan insisi di tempat pagutan, menghisap
darah pada tempat pagutan, pendinginan daerah tempat
pagutan, pemberian antihistamin dan kortikosteroid,
pemakaian obat-obat tradisional, dan pemasangan torniket
harus dihindari KARENA TIDAK TERBUKTI MANFAATNYA.
Bahkan dapat meningkatkan risiko kematian dan disabilitas.
PEMBERIAN SABU
Untuk bisa ular dengan gejala neurotoxin dan perdarahan
spontan masif diberikan SABU 2 vial didrip dengan larutan
PZ tiap 2 jam

Untuk bisa ular bukan dengan gejala neurotoxin atau


koagulopati parah, diberikan 2 vial SABU didrip tiap 6 jam.

Penting untuk menanyakan riwayat atopi berat (asma, dll).


Pada pasien dengan riwayat atopi berat, boleh diberikan
epinephrine injeksi sebagai profilaksis sebanyak 0,25 mg
(dewasa) atau 0,01 mg/kg (anak) secara subkutan sebelum
SABU diberikan.
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Dubia
• Quo Ad Functionam : Dubia
• Quo Ad Sanactionam : Dubia

Prognosis sangat bergantung terhadap onset, jenis


toxin ular dan penatalaksanaan yang tepat dan cepat
serta perujukan yang sesuai dan kondisi pasien
REFERENSI
• Harrison's Principles of Internal Medicine, 20e
2020. J. Larry Jameson, Anthony S. Fauci, Dennis L.
Kasper, Stephen L. Hauser, Dan L. Longo, Joseph
Loscalzo.
• EIMED PAPDI 2018
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC4541680/ Snake Bite Management

Anda mungkin juga menyukai