Anda di halaman 1dari 14

GIGITAN ULAR

DR. NOVI VIOLONA EDWAR


EPIDEMIOLOGI

• Pada tahun 1954, Swaroop dan grab dari WHO memperkirakan terdapat setengah juta
gigitan ular yang mengakibatkan 30.000 – 40.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia
dan di asia sekitar 25.000 – 35.000 kematian.
• Ratusan gigitan ular diobati tiap tahunnya di sumatera, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua Barat.
• Laki-laki lebih sering terkena di banding perempuan kecuali jika pekerja di hutan/ kebun
didominasi oleh perempuan seperti di kebun the.
KLASIFIKASI ULAR BERBISA

Ada 3 family ular berbisa di asia tenggara:


1. Elapidae  umumnya ular ini mempunya gigi depan yang pendek.
Contohnya: king kobra, ular koral dan ular air dengan badan Panjang dan kurus.
2. Viperidae  memiliki taring yang Panjang terlipat di rahang atas namuan akan
memanjang jika membuka mulut. Berbadan pendek dan tebal.
3. Colubridae  ular ini memiliki taring di rahang atas bagian belakang
GAMBAR 6.3.1 JENIS ULAR
BERBISA DI ASIA TENGGARA
PATOFISIOLOGI BISA ULAR

• Terjadinya bengkak dan memar merupakan akibat dari permeabilitas vascular dari
endopeptidase, metalloproteinase dari bisa ular, toksin polopetidase yang merusak
membrane, serta reaksi endogen yang di lepaskan bisa seperti histamin, 5-HT, dan kinin.

• Nekrosis jaringan akibat lansung dari miotoksin dan sintoksin, iskemik menyebabkan
thrombosis, kompresi pembuluh darah dengan tourniquet dapat menjadi pertolongan
pertama.
PATOFISIOLOGI BISA ULAR

• Setelah gigitan viper akan terjadi kebocoran plasma, atau perdarahan gastro-intestinal
yang hebat yang menyebabkan hypovolemia.

• Polipeptida neurotoksik yang terdapat dalam bisa ular menyebabkan paralisis dengan ara
menghambat tranmisi pada neuromuscular junction. Pasien dengan paralisis otot bulbar
dapat meninggal akibat obstruksi saluran napas atas namun kematian sering akibat
paralisis pernapasan.
GEJALA KLINIS AKIBAT GIGITAN ULAR

• Tanda dan gejala bervariasi menurut jenis ular dan seberapa banyak bisa ular yang masuk
ke tubuh.
• Kadang ular penyebab dapat diidentifikasi berdasarkan gigitannya.
• Gejala dan tanada yang muncul anatara lain : bekas gigitan, nyeri local, perdarahan local,
memar, bengkak menyebar, pembengkakan KBG dan nekrosis jaringan.
GAMBAR 6.3.2 GEJALA KLINIS YANG TIMBULKAN BISA ULAR
GEJALA KLINIS AKIBAT GIGITAN ULAR

• Secara umum gejala yang dapat muncul antara lain cemas, mual, muntah, lemas, nyeri
perut, pusing dan oyong.
• Gangguan kardiovaskular akibat Viperidae dapat berupa gangguan penglihatan, kolaps,
syok, hipertensi, aritmia, dan kerusakan jantung.
• Perdarahan juga dapat terjadi akibat Viperidae berupa perdarahan dari luka gigitan yang
lama berhenti, gusi, epistaksis, mata serta perdarahan intracranial dan subaraknoid. Dan
dapat di lakukan pemeriksaaan blood clotting test (WBCT)
TATA LAKSANA

• Pertolongan pertama harus di berikan pada penderita gigitan ular untuk mencegah
kematian akibat paralisis pernapasan atau syok, cegah penyebaran bisa ular dengan
menekan dan imobilisasi, percepat transprotasi ke rmh sakit serta jaga jalan napas.
• Pada pasien yang tidak sadar, bersihkan jalan napas, beri oksigen dan cairan intravena,
serta monitor tand vital.
• Sebelum memberikan antidotum antibias ular (SABU) pastikan pasien memang
memerlukannya.
TATA LAKSANA

• Bisa ular dengan gejala neurotoksin dan perdarahan spontan massif di berikan SABU 2vial
di drip dengan larutan PZ tiap 2 jam.

• Untuk bisa ular yang bukan dengan gejala neurotoksin atau koagulopati parah, di beriakn 2
vial SABU di drip tiap 6 jam.

• SABU di angggap efektif jika perdarahan akan berhemti dalam 15 menit dan gejala paralisi
akan membaik dalam 30 menit.
TATA LAKSANA

• Perlu di tanyakan riwayat atopi berat, bila ada, boleh berikan epinefrin injeki 0.01 mg/ kgBB secara
subkutan sebelum SABU di berikan.

• Reaksi yang tidak di harapkan yang mungkin terjadi adalah reaksi anafilaksis cepat, reaksi pirogenik,
dan reaksi anafilaktis lambat.

• Antibisa ular tidak di anjurkan diberikan sebagai profilaksis, dosis yang tepat sulit di tentukan
tergantung jumlah bisa yang masuk peredaran darah korban dan keadaan korban ketika menerima
antiserum.
GAMBAR 6.3.3 SERUM BISA ULAR YANG
TERSEDIA DI INDONESIA SUMBER
WWW.BIOFARMA.CO.ID
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai