Anda di halaman 1dari 11

KONSTITUSI DI

INDONESIA
SYOFIAN,S.Sos.,M.Si
Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hukum
dasar tertulis yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Dalam penyusunan suatu konstitusi
tertulis, nilai-nilai dan norma dasar yang hidup dalam masyarakat dan dalam praktek penyelenggaraan negara turut
mempengaruhi perumusan suatu norma ke dalam naskah Undang-Undang Dasar. Salah satu tujuan konstitusi adalah sebagai
pembatasan & pengawasan terhadap kekuasaan politik dan jaminan terhadap hak dan kewajiban warga negara.
Add a full screen image here

Konstitusi sebagai
pembatasan & pengawasan
terhadap kekuasaan politik.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


Keberadaan konstitusi sebagai hukum dasar bagi keberlangsungan sebuah Negara tidak dapat dianggap sederhana karena
konstitusi akan memberikan rule of game di Negara tersebut. Dibanyak Negara, konstitusi dianggap sebagai instrumen yang
dapat digunakan untuk mengontrol pemerintah agar tidak berlaku sewenang-wenang dan melampaui batas kewenangannya.
Konstitusi muncul dari sebuah keyakinan akan pemerintahan yang terbatas, meskipun setiap negara mempunyai aturan dan
batasan-batasan tersendiri mengenai hal apa yang hendak ditetapkan. Namun apapun sifat dan berapapun luas konstitusi itu
semuanya akan bermuara pada kesejahteraan bersama.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


Pembagian dan pembatasan tugas untuk mengatur jalannya pemerintahan akan akan terlaksana dengan baik jika saja ada
keseimbangan kekuasaan secara proporsional antara para aparatur negara. Pembagian dan pembatasan tugas ini oleh
Montesquieu dibagi menjadi tiga kekuasaan, yaitu:
1. Legislatif, pemegang kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
2. Yudikatif, pemegang kekuasaan dibidang kehakiman.
3. Eksekutif, pemegang kekuasaan dibidang pemerintahan.
Pembagian kekuasaan pemerintahan seperti didapat garis-garis dalam susunan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar
1945 adalah bersumber kepada susunan ketatanegaraan Indonesia asli, yang dipengaruhi besar oleh pikiran-pikiran falsafah
negara Inggris, Perancis, Arab, Amerika Serikat, dan Rusia. Aliran-aliran itu oleh Indonesia diperhatikan sungguh-sungguh
dalam penguasaan ketatanegaraan untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemerintahan menurut konstitusi proklamasi.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


1. Periode 18 Agustus
1945–27 Desember 1949,
UUD 1945 (Sebelum Amandemen).

2. Periode 27
berlaku Konstitusi RIS 1949. Desember 1949–17
Agustus 1950

3. Periode 17 Agustus
1950–5 Juli 1959 berlaku UUD Sementara 1950

4. Periode Orde Lama (1959–


1966).
5. Periode Orde Baru (1966–
Sesudah Amandemen 1999).
6. UUD 1945 Periode 19
Oktober 1999 — Sekarang

The Power of PowerPoint | thepopp.com 7


Pada periode saat ini (UUD 1945 sesudah amandemen) pengaturan pembagian
kekuasaan di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Badan legislatif, 2. Badan eksekutif 3. Badan yudikatif,


terdapat DPR dan DPD terdapat Presiden dan terdapat Mahkamah
yang bertugas Wakil Presiden yang Agung, Mahkamah
membentuk Undang- dipilih oleh rakyat yang Konstitusi, dan Komisi
undang. bertugas melaksanakan Yudisial; di bidang
undang-undang. pengawasan keuangan
ada BPK yang bertugas
mengawasi pelaksanaan
Undang-undang,
memeriksa dan
mengadilinya.

8
Add a full screen image here

Konstitusi sebagai
jaminan terhadap
hak dan kewajiban
warga negara.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


Ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapat jaminan konstitusional yang sangat kuat dalam Undang-Undang
Dasar.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur
dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah
untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan
maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang.
Dalam prakteknya, hak dan kewajiban sering kali bertentangan atau tidak seimbang. Sebagai contoh warga negara memiliki
hak dan kewajiban mendapat penghidupan yang layak, namun masih banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani hidupnya. Hal ini terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak yang
mendahulukan hak atas dirinya daripada kewajiban dirinya dalam melayani warga negara. Untuk mencapai keseimbangan
antara hak dan kewajiban, seorang warga negara harus mengetahui hak dan kewajibannya, begitupun pemerintah atau penjabat
harus mengetahui hak dan kewajibannya. Dan setiap orang seharusnya sadar pada dirinya bahwa menjalankan kewajiban
harus didahulukan sebelum menuntut hak atas dirinya.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 11

Anda mungkin juga menyukai