Anda di halaman 1dari 25

MATERIALISME DAN

EKSISTENSIALISME
OLEH

M SABIQ RAMADHAN & PAK HASAN MAULANA


LET’S BEGIN NOW!
By reciting AL-BASMALAH

2
MATERIALISME

SABIQ RAMADHAN
• Tokoh materialisme Karl Marx dan Feuerbach mengungkapkan bahwa Tuhan diciptakan

oleh manusia melalui angan-angan, maka Tuhan hanyalah khayalan manusia.

• Materialisme menekankan bahwa bentuk wujud adalah landasan utama yang menjadi

ukuran serta fenomena di alam semesta harus bisa dijelaskan dalam sudut pandang

materi.

• Colin Brown menyatakan materialisme mencari segala sesuatu mengenai kehidupan

manusia menjadikan alam kebendaan sebagai dasar, dengan menyampingkan segala

sesuatu di luar jangkauan indrawi


M AT E R I A L I S M E

Dalam Sudut Pandang Psikologi materialisme

mementingkan kepunyaan barang material di atas nilai-

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND


nilai kehidupan maka segala orientasi, keyakinan, nilai-

nilai hidup dan sikap yang dijalani menekankan kepada

kekayaan harta benda.


M AT E R I A L I S M E

Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini adalah merebaknya ideologi materialisme. Bahwa materi, harta kekayaan atau jabatan

merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang yang mulia dan semakin

sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai orang yang hina dan tidak patut dihormati. Materialisme

merupakan suatu pemahaman hanya bersandar pada materi yang tidak meyakini apa yang ada di balik alam ghaib dan norma di atas

manusia yaitu Tuhan dan wahyu.

6
Pemikiran materialisme ini membawa pada kehidupan

konsumerisme, hedonisme dan cinta dunia berlebihan

(wahn) yang bisa merusak agama. Dalam kehidupan

materialisme ini, tidak ada akhlak, semua berburu pada

materi tanpa peduli halal atau haram. Ini sangat

berbahaya untuk kehidupan sebagai seorang muslim

7
a m p a a n s p i r i t u a l
K e h

kemajuan yang pesat ini membuat manusia tidak


mampu memenuhi dalam kebutuhan pokok dalam
aspek transenden sebagai kebutuhan vital yang
hanya bisa dipenuhi dengan firman-firman Ilahi.
Kritikan tajam yang dilontarkan terhadap kehidupan
manusia sekarang ini adalah mereka dilanda dengan
Kehampaan spiritualitas. Tidak mendekati akan
kebahagiaan hidup akan tetapi sebaliknya dipenuhi
dengan rasa cemas karena kemewahan yang telah
dimiliki.
Konsekuensi dari materialism yang telah meluas, tidak hanya pada persoalan kebahagiaan individual. Materialisme

yang tinggi menyebabkan beberapa persoalan psikologi, sosial, ekonomi, dan pendidikan, seperti: rendahnya well-

being, ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan hidup, dan tingginya stres serta depresi

9
Gejala yang terjadi di Indonesia. dapat dirasakan semakin tingginya aspirasi finansial. Apabila kita mengamati pada

lingkungan pendidikan, banyak mahasiswa terarahkan oleh pola pikir bahwa hal utama yang menjadi tujuan di

dunia pascakampus adalah bekerja dan meraih kesuksesan yang mana ukuran utamanya adalah sukses finansial.

Sekolah-sekolah dinilai kualitasnya dari sejauh mana lulusannya cepat terserap ke dalam dunia kerja dan apa

pekerjaan mereka.

10
Masalah-masalah yang berakar pada materialisme

tidaklah sedikit dan menyentuh berbagai area kehidupan.

Menjadi berita tentang pejabat negara dan anggota dewan

yang melakukan tindak pidana korupsi, sekalipun gaji

mereka sudah besar. Pernah terjadi di negara kita Indonesia

dibuat prihatin atas kasus anak dan menantu yang menggugat

ibu mereka Rp 1 milyar gara-gara sengketa tanah. Hal itu

menunjukkan bagaimana kepentingan material menggerus

nilai moral kekeluargaan. Di dunia pendidikan meluas kritik

terhadap kebijakan sertifikasi yang menyebabkan motivasi

bekerja para guru adalah uang dan itu melemahkan semangat

kerja dan karakter mereka.


Implikasi filsafat materialisme dalam pendidikan adalah

bahwa proses pendidikan menekankan pentingnya

keterampilan dan pengetahuan akademis yang empiris

sebagai hasil kajian sains, serta perilaku sosial sebaga hasil

belajar. Dalam hal lain seorang pengajar tidak hanya

menyampaikan stimulus saja selanjutnya adalah dengan

mendemonstrasikan apa yang telah disampaikan. Namun

pengaruh materialisme terhadap pendidikan sangat buruk,

karena materialisme sangat mengacu pada materi dan itu

tidak baik untuk dunia pendidikan.


EKSISTENSIALISME
HASAN MAULANA
I S T E N S I A L I S M E
E K S

S T E N S I A L I S M E S T E N S I A L I S M E
EKSI EKSI
Menurut tokoh Save M. Dagun, berasal
Menurut Danish Eksistensialisme dari kata eksistere, eks yang artinya
adalah menolak segala pemikiran yang keluar dan sitere yang memiliki arti
abstrak. Maksudnya, eksistensialisme membuat berdiri. Yang dimaksud
eksistensialisme disini adalah segala
tidak tergantung pada hal-hal yang
sesuatu yang ada dan yang dimiliki oleh
sifatnya tidak nyata..
manusia. Maksudnya, tujuan dari hakekat
ini mengembalikkan keadaan manusia
seperti kehidupan yang dimilikinya

14
Jean Paul Sartre dan Nietzhce. Aliran Eksistensialisme mulai ada perkembangan dan berkembangnya sangat maju.
Menurut Sartre kebebasan yang dimiliki manusia tidak ada batasnya. Akibatnya, manusia tidak mempunyai
sandaran agama sebagai kekuatan iman dalam dirinya. Nietzhce juga mengatakan bahwa Tuhan telah mati dan
dikubur, jadi manusia tidak perlu lagi takut akan dosa. Nietzhce juga mengatakan bahwa dengan mematikan Tuhan
manusia bisa bebas berbuat dan bertindak dengan seenaknya sendiri, sebab selama ini manusia dikungkung oleh
nilai-nilai agama.

15
S T E N S I A L I S M E
PRINS I P E K S I

1 2 3 4 5

Eksistensialisme tidak Kebenaran bersifat Eksistensialisme Eksistensialisme tidak Jiwa yang terdapat pada
memperdulikan apa itu eksential daripada berpendapat bahwa setiap memperdulikan atas aliran ini adalah
metafisika atau Tuhan. proporsional atau faktual. manusia hidip dalam jawaban terhadap masalah mengutamakan manusia,
Manusia memiliki Pengetahuan adalah suatu keadaan sendiri selama yang ada dalam ilmu memperkembangkan
kehidupannya sendiri, keadaan yang bersifat hidupnya. filsafat yang penting. eksistensi yang ada dalam
maka dari itu setiap sosial. nilai-nilai yang Eksistensialisme hanya diri manusia yang
pilihan-pilihan yang dimiliki tidak akan fokus atau berusaha dalam memiliki alasan yaitu
dibuat harus didapatkan dari luar, tapi mengembangkan minat manusia akan mati
dipertanggung jawabkan akan didapatkan dari manusia terhadap
dalam dirinya sendiri. masalah-masalah, tetapi
tidak membekali manusia
dengan jawaban-
jawabannya
Pemikiran Pendidikan
Eksistensialisme.
a n P e n d i d i k a n M o d e r n
1. P e m a k s a

Pendidik eksistensialis mengkritisi aktifitas belajar yang terlalu menekankan pada kelompok. Hal ini dikarenakan
ada beberapa individu yang masih kesepian dan cemas. Situasi pembelajaran yang berpusat pada kelompok
memungkinkan individu untuk mengorbankan keaslian pribadi karena dipaksa harus berpikiran sama sesuai
kesepakatan. Jika seseorang memiliki kebebasan untuk memilih bergabung dan berpartisipasi dalam suatu kelompok
dan tidak ada pengaturan bagaimana situasi belajar harus terjadi, maka masih dimungkinkan adanya keaslian
pribadi.

18
E k s i s t e n s i a l i s
2.Pedagogi

Morris menegaskan bahwa pendidikan harus dapat menumbuhkan “intensitas kesadaran” siswa. Ia juga menyatakan bahwa “
jika pendidikan harus sungguh-sungguh manusia, maka harus dapat membangkitkan kesadaran dalam kesadaran pembelajar
eksistensialis yang dimiliki sebagai kehadiran subjektivitas tunggal di dunia”. Artinya, siswa harus mengakui bahwa Ia adalah
individu yang bebas dan kreatif dalam memilih. Siswa juga sadar akan tanggung jawabnya untuk menentukan kehidupan
yang akan dijalani sendiri dan menciptakan definisi dirinya sendiri. Pendidikan seyogyanya menekankan refleksi personal
yang mendalam terhadap komitmen dan pilihan sendiri. Manusia adalah pencipta esensi dirinya. Siswa dilihat sebagai
individu, dan belajar seyogyanya disesuaikan dengan kecepatan siswa dan siswa mengarahkan belajar untuk kepentingan
dirinya sendiri.

19
t e m o l o g i E k s i s t e n s i a l i s
3 . E p i s

Epistomologi eksistensialis menganggap bahwa individu bertanggung jawab akan pengetahuannya sendiri. Sumber
pengetahuan yang utama adalah pengalaman pribadi.
Epistomologi eksistensialis muncul dari pengalaman dan pengetahuan manusia yang bersifat subyektif, pribadi,
rasional, dan irasional. Validitas pengetahuan ditentukan oleh nilainya dan artinya bagi individu tertentu. Para
eksistensialis lebih senang menyelidiki tentang keindahan, moral, dan emosional manusia, serta faktor-faktor
kognitifnya.
Morris menggambarkan epistomologi eksistensialis sebagai “apropriasi”. Apropriasi adalah sebuah pilihan,
pengambilan, dan adopsi pribadi tentang sesuatu yang tersedia untuk semua. Setiap kebenaran pertama-tama harus
ditangkap dan disesuaikan oleh seorang pelajar.
Pengetahuan yang diberikan di sekolah bukan sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau karir anak, melainkan
untuk dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri. Pelajaran di sekolah akan dijadikan alat untuk
merealisasikan diri, bukan merupakan suatu disiplin yang kaku dimana anak harus patuh dan tunduk terhadap isi
pelajaran tersebut. Biarkanlah pribadi anak berkembang untuk menemukan kebenarankebanaran dalam kebenaran.

20
E k s i s t e n s i a l i s
4.Kurikulum

Kurikulum eksistensialis menempatkan siswa sebagai aktor yang memberikan makna pada subjek yang ia apropriasi,
yaitu dengan memasukkannya kedalam dirinya sendiri dan menafsirkannya sesuai dengan proyeknya sendiri. Seperti
yang Morris katakan, 'pengalaman apa pun di sekolah yang paling mungkin membangkitkan cara pribadi seseorang
dalam memandang kehidupan akan diangkat ke posisi pertama dalam hal apa pun, mungkin suatu hari nanti yang
akan disebut sekolah eksistensialis.

Kurikulum sebenarnya digunakan sebagai wahana interpretasi, yang mencakup unsur kognitif dan normatif.
Kerangka pengetahuan faktual, deskriptif, dan ilmiah dari dimensi kognitif mewakili pemberian tatanan
fenomenologis. Dimensi normatif atau sikap terdiri dari bidang-bidang kurikuler terutama etis. Studi humanistik
seperti sejarah, seni, sastra, filsafat, dan agama merupakan studi yang kaya akan sumber nilai-nilai etika.

21
e l a j a r a n E k s i s t e n s i a l i s
5 . P ro s e s P e m b

Metode pendidikan yang dipilih mengacu pada hubungan pribadi antara guru dan siswa “AKU-KAMU”. Metode
pembelajaran yang tepat adalah dialog. Dialog merupakan percakapan (komunikasi) antar pribadi, dimana setiap
pribadi merupakan subjek bagi pribadi lainnya, dan merupakan suatu percakapan antara Aku dan Kamu. Adapun
lawan dari dialog merupakan paksaan, dimana seseorang (manusia) memaksakan kemauannya (kehendaknya)
kepada orang lain sebagai objek.

Selain dialog metode yang baik menurut eksistensialis adalah bermain peran dan drama, selama siswa dapat
mengimajinasikan dirinya sebagai peran yang ia jalankan dalam permainan tersebut, dan itulah yang disebut dengan
pengalaman yang mewakili situasi tersebut.

22
1. Aliran eksistensialisme lebih condong kepada individu atau
perorangan, oleh karenanya ketika membahas tentang
pendidikan aliran ini menuntut agar sistem pendidikan
memiliki banyak model karena menyesuaikan perbedaan yang
ada di setiap individu.

2. Aliran eksistensialisme percaya bahwa ilmu dapat memecahkan


segala masalah yang ada. Oleh sebab itu, hendaklah murid
melakukan uji coba dan pembahasan ketika hendak
menyelesaikan masalah yang ada.

3. Pembatasan terhadap sumber-sumber ilmu atau buku sama saja


dengan membatasi kemampuan murid dalam mengenal segala
pendapat atau pandangan lain yang berbeda-beda. Oleh sebab
itu aliran eksistensialisme tidak menyetujui hal ini.

4. Aliran eksistensialisme berpandangan bahwa individu itu


tunggal dalam artian individu itu hanya dapat mengenal dirinya
sendiri dalam interaksinya mengarungi kehidupan.
Dalam pendidikan, eksistensialisme memiliki

tujuan untuk membuat peserta didik terbiasa

dengan tradisi rasional. Adapun tradisi rasional

yang dapat digunakan guru dalam mengajar ada 3

macam, yaitu: ketertiban, kemampuan kritik dan

kemampuan memproduksi
Terimakasih.
Sesi
diskusi

Anda mungkin juga menyukai