Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 8

SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN


EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI
PARLEMENTER (1950 – 1959)
Perkembangan Politik Masa
Demokrasi Liberal
A. Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal

Setelah dibubarkannya RIS, sejak tahun 1950 RI melaksanakan


demokrasi parlementer liberal dengan mencontoh sistem
parlementer barat dan masa kini disebut Masa Demokrasi
Liberal. Indonesia sendiri pada tahun 1950an terbagi menjadi 10
provinsi yang mempunyai otonomi berdasarkan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) yang juga bernafaskan
liberal. Secara umum, demokrasi liberal adalah salah satu bentuk
sistem pemerintahan yang berkiblat pada demokrasi. Demokrasi
Liberal sendiri berlangsung selama hampir 9 tahun.
1. Sistem Pemerintahan

Indonesia sampai dengan tahun 1950-an telah


menjalankan dua sistem pemerintahan yang berbeda,
yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer. Salah
satu ciri yang nampak dalam masa ini adalah sering terjadi
pergantian kabinet. Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan kepentingan di antara partai-partai yang ada.
Perbedaan di antara partai-partai tersebut tidak pernah
dapat terselesaikan dengan baik sehingga dari tahun
1950 sampai tahun 1959 terjadi silih berganti. Beberapa
kabinet itu antara lain:
01
Kabinet Natsir
6 September 1950 – 21 Maret 1951
Program Pokok dari Kabinet Natsir

01 02 03
Menggiatkan Mencapai Menyempurnakan
usaha keamanan konsolidasi dan organisasi
dan ketentraman menyempurnakan Angkatan Perang
susunan
pemerintahan

04 05
Mengembangkan Memperjuangkan
dan memperkuat penyelesaian
ekonomi rakyat masalah Irian Barat
02
Kabinet Sukiman
27 April 1951 – 3 April 1952
Program pokok dari Kabinet Soekiman

01 02 03
Menjamin Mengusahakan Mempercepat
keamanan dan kemakmuran rakyat dan persiapan
ketentraman memperbaharui hukum pemilihan umum
agraria agar sesuai dengan
kepentingan petani

04 05
Menjalankan politik luar Menyiapkan undang – undang
negeri secara bebas aktif tentang pengakuan serikat
serta memasukkan Irian buruh, perjanjian kerja sama,
Barat ke dalam wilayah penetapan upah minimum, dan
RI secepatnya. penyelesaian pertikaian buruh.
03
Kabinet Wilopo
3 April 1952 – 3 Juni 1953
Program Pokok dari Kabinet Wilopo
a. Program Dalam Negeri

01 02 03 04
Menyelenggarakan pemilihan Meningkatkan Meningkatkan Pemulihan stabilitas
umum untuk memilih Dewan kemakmuran rakyat pendidikan rakyat keamanan negara
Konstituante, DPR, dan DPRD

b. Program Luar Negeri

01 02 03
Penyelesaian Pengembalian Irian Menjalankan
masalah hubungan Barat ke pangkuan politik luar negeri
Indonesia-Belanda Indonesia yang bebas-aktif
04
Kabinet Ali Sastroamijoyo I
31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955
Program Pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I

01 02 03
Meningkatkan Menyelenggarakan Pembebasan Irian
keamanan dan Pemilu dengan Barat secepatnya
kemakmuran segera

04 05 06
Pelaksanaan Peninjauan kembali Penyelesaian
politik bebas-aktif persetujuan KMB pertikaian politik
05
Kabinet Burhanuddin Harahap
12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956
Program Pokok dari Burhanuddin Harahap

01 02 03
Mengembalikan kewibawaan Melaksanakan pemilihan Masalah desentralisasi,
pemerintah, yaitu umum menurut rencana inflasi, pemberantasan
mengembalikan kepercayaan yang sudah ditetapkan dan korupsi
Angkatan Darat dan masyarakat mempercepat terbentuknya
kepada pemerintah parlemen baru

04 05
Perjuangan Politik Kerjasama Asia-
pengembalian Afrika berdasarkan
Irian Barat politik luar negeri
bebas aktif
06
Kabinet Ali Sastroamijoyo II
20 Maret 1956 – 4 Maret 1957
Program Pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II atau Rencana
Pembangunan Lima Tahun
01 02 03 04
Perjuangan Pembentukan Mengusahakan Menyehatkan
pengembalian daerah-daerah perbaikan nasib perimbangan
Irian Barat otonomi dan kaum buruh dan keuangan negara
mempercepat pegawai
terbentuknya
anggota-anggota
DPRD

05 06 07 08
Mewujudkan Pembatalan KMB Pemulihan keamanan Melaksanakan
perubahan ekonomi dan ketertiban, keputusan KAA
kolonial menjadi pembangunan lima
ekonomi nasional tahun, menjalankan
berdasarkan politik luar negeri
kepentingan rakyat bebas aktif
07
Kabinet Djuanda
9 April 1957- 5 Juli 1959
Program Pokok dari Kabinet Djuanda atau
Panca Karya

01 02 03
Membentuk Normalisasi Melancarkan
Dewan Nasional keadaan Republik pelaksanaan
Indonesia Pembatalan KMB

04 05
Perjuangan Mempercepat
pengembalian proses
Irian Jaya ke RI Pembangunan
2. Sistem Kepartaian
• Partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir
yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan
cita-cita yang sama. Sistem kepartaian yang dianut
pada tahun 1950an adalah multi partai karena dengan
menerapkan multi partai maka diharapkan peran serta
masyarakat dalam berpolitik lebih banyak untuk
mengawasi jalannya pemerintah, serta dengan aktifnya
masyarakat mengawasi jalannya pemerintah akan
mengurangi proses sakralisasi (dimana suatu kekuasaan
semakin lama semakin mutlak) dan atau diktator.
Tujuan dibentuknya partai politik adalah untuk
memperoleh, merebut dan mempertahankan
kekuasaan secara konstitusional. Jadi munculnya partai
politik erat kaitannya dengan kekuasaan. Di antara
partaipartai tersebut tergambar dalam bagan berikut
ini:
3. Pemilihan Umum 1955

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1953, pemilu tahun 1955 itu


dilaksanakan dalam rangka memilih anggota-anggota parlemen (DPR) dan
Konstituante. Konstituante sendiri adalah lembaga yang memiliki tugas dan
wewenang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi negara. Pelaksanaan
Pemilu 1955 dibagi menjadi dua tahap, pelaksanaan pemilu pertama dibagi dalam 16
daerah pemilihan yang meliputi 208 kabupaten, 2139 kecamatan, dan 43.429 desa.
Pembagian 2 tahap berdasarkan tujuannya,
yaitu:
1. Tahap pertama merupakan pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 dengan diikuti oleh 29 partai
politik dan individu.
2. Tahap kedua merupakan pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai