Defenisi Advokasi • Advokasi atau advocacy adalah kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat dengan membuat keputusan ( Decision makers ) dan penentu kebijakan ( Policy makers ) dalam bidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. • Advokasi kesehatan adalah upaya pendekatan kepada pemimpin atau pengambil keputusan supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan (Maulana,2009) Tujuan Advokasi • Tujuan umum • Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikut sertaan, dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainya sesuai keadaan dan usaha. • Tujuan khusus • Adanya pengenalan atau kesadaran Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan, Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan menerima perubahan, Adanya tindakan/ perbuatan/kegiatan yang nyata (yang diperlukan) • Adanya kelanjutan kegiatan(kesinambungan kegiatan) Persyaratan untuk Advokasi • Dipercaya (Credible), dimana program yang ditwarkan harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan , oleh karena itu harus didukung akurasi data dan masalah. • Layak (Feasible), program yang ditawarkan harus mampu dilaksanakan secara tejhnik prolitik maupun sosial. • Memenuhi Kebutuhan Masyarakat (Relevant) • Penting dan mendesak (Urgent), program yang ditawarkan harus mempunyai prioritas tinggi. Pendekatan kunci Advokasi
• Melibatkan para pemimpin atau pengambil keputusan
• Menjalin kemitraan • Memobilisasi kelompok peduli. KEMITRAAN • suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok- kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan- kesepakatan yang telah dibuat dan saling berbagi baik dalam resiko maupun keuntungan yang diperoleh. • Dari defenisi ini terdapat tiga kata kunci dalam kemitraan, yaitu: • Kerjasama antar kelompok, organisasi dan Individu • Bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama) • Saling menanggung resiko dan keuntungan. Membangun kemitraan harus didasarkan pada hal-hal berikut: • a) Kesamaan perhatian (Commont interest) atau kepentingan • b) Saling mempercayai dan menghormati • c) Tujuan yang jelas dan terukur • d) Kesediaan berkorban baik waktu, tenaga maupun sumber daya yang lain. Prinsip, Landasan dan Langkah Dalam Pengembangan Kemitraan • Equity atau Persamaan individu, organisasi atau Individu yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Oleh sebab itu didalam vorum kemitraan asas demokrasi harus diutamakan, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain karena merasa lebih tinggi dan tidak ada dominasi terhadap yang lain. • b) Transparancy atau Keterbukaan Keterbukaan maksudnya adalah apa yang menjadi kekuatan atau kelebihan atau apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan masing- masing anggota harus diketahui oleh anggota lainnya.Demikian pula berbagai sumber daya yang dimiliki oleh anggota yang Satu harus diketahui oleh anggota yang lain. Bukan untuk menyombongkan yang satu tehadap yang lainnya, tetapi lebih untuk saling memahami satu dengan yang lain sehingga tidak ada rasa saling mencurigai.Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan rasa saling melengkapi dan saling membantu diantara anggota. • Mutual Benefit atau Saling Menguntungkan Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi ataupun uang tetapi lebih kepada non materi. Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau sinergitas dalam mencapai tujuan bersama. Tujuh landasan yaitu :
• Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan dengan
struktur) • Saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas unit atau organisasi • Saling menghubungi secara proaktif (linkage) • Saling mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati, proximity) • Saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu (opennes) • Saling mendorong atau mendukung kegiatan (synergy) • saling menghargai kenyataan masing-masing (reward). Enam langkah pengembangan : • 1. Penjajagan atau persiapan • 2. Penyamaan persepsi • 3. Pengaturan peran • 4. Komunikasi intensif • 5. Melakukan kegiatan • 6. Melakukan pemantauan & penilaian. Peran Dinas Kesehatan dalam Pengembangan Kemitraan di Bidang Kesehatan. Initiator: Memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi Indonesia Sehat. Motor atau dinamisator: Sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama, dll. Fasilitator: Memfasiltasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan lancar. Anggota aktif: Berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif. Peserta kreatif: Sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif. Pemasok input teknis: Memberi masukan teknis (program kesehatan). Dukungan sumber daya: Memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ATAU EMPOWERMENT terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal : • Bahwa kekuasaan dapat berubah, Jika kekuasaan tidak dapat berubah pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun. • Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis. • Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) kini telah dijadikan sebuah strategi dalam membawa masyarakat dalam kehidupan sejahtera secara adil dan merata. Strategi ini cukup efektif memandirikan masyarakat pada berbagai bidang, sehingga dibutuhkan perhatian yang memadai. • Dalam bidang kesehatan, Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesejahteraan, dan meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyrakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan. Karakteristik masyarakat setempat dapat dikelompokkan sebagai nerikut : • Masyarakat Pembina (Carring community) Yaitu masyarakat yang peduli keseatan, misalnya: LSM kesehatan, Organisasi Profesi yang bergerak dibidang kesehatan. • Masyarakat Setara (Coping Community) Yaitu masyarakat yang karena kondisinya kurang memadai sehinnga tidak dapat memelihara kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya pemeriksaan diri, tetapi karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya transportasi sehingga si ibu tidak pergi kesarana pelayanan kesehatan. Masyarakat Pemuda ( Crisis Response Community) • Yaitu masyarakat yang tidak tahu akan pentingnya kesehatan dan belum didukung oleh fasilitas yang tersedia. Misalnya, masyarakat yang berdomisili di lingkungan kumuh dan daerah terpencil. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat • Pemerdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. • Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian- kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. • Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur social. • Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya Kelompok Lemah dan Ketidakberdayaan • Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur social yang tidak adil). Guna melengkapi pemahaman mengenai pemberdayaan perlu diketahui konsep mengeni kelompok lemah dan ketidakberdayaan yang dialaminya. Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi: • Kelompok lemah secara structural, baik lemah secara kelas, gender, maupun etnis. • Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja, penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing. • Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi dan/ atau keluarga. Konsep Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) • Terdapat dua kelompok teori, yaitu : • a). Kelompok teori dengan perspektif sistem ekologi, • b). Kelompok teori dngan perspektif system social. • Pemberdayaan masyarakat telah menjadi arus utama dalam model pembangunan dibanyak Negara dan masyarakat. Berdasarkan telaah tentang model-model pembangunan yang dialami banyak negara termasuk Indonesia, terdapat 6 pendekatan utama pembangunan, yaitu pendekatan pertumbuhan, pendekatan pertumbuhan dan pmerataan, paradigma ketergantungan, tata ekonomi internasional baru, pendekatan kebutuhan pokok, dan pendekatan kemandirian. • Berbagai pendekatan pembangunan diatas, selain menunjukkan adanya hasil-hasil tertentu, tetapi ternyata juga masih ada keterbatasan. Apalagi bahwa jika ditelaah terdapat berbagai sumber keterbelakangan, yang tidak mudah untuk dinyatakan apakah factor tersebut sebagai hasil, sebagai penyebab,atau variable antara. • Meskipun demikian bisa dikatakan terdapat paling tidak enam sumber keterbelakangan masyarakat, yaitu : • 1) Kebodohan • 2) Kekakuan tradisi • 3) Penduduk yang tidak terampil • 4) Konsumtif • 5) Tidak mampu alih teknologi/waralaba • 6) Salah penempatan atau penggunaan dibawah kemampuan. PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU • Pemeliharaan kesehatan pada remaja calon ibu • Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak- kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan fisik yang cepat pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikt terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta pribadi kepribadian remaja. Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Masa remaja mempunyai ciri sebagai berikut :
• Sebagia periode penting perubahan sikap perilaku
• Peride peralihan • Periode perubahan • Masa mencari identitas • Usia bermasalah • Usia yang menimbulkan kesulitan • Masa yang tidak realistik • Ambang masa dewasa beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja
• Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa
remaja awal yang dikenal masa storm dan stress. • Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. • Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. • Perubahn nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang sudah mendekati dewasa. • Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. • Masalah-masalah yang dihadapi remaja dari yag bersifat fisik seperti anemia, maslah kegemukan, masalah mental, kejiwaan seperti gangguan belajar, masalah perilaku beresiko seperti merokok, hubungan seks pranikah hingga penyalah gunaan NAPZA dan terjangkit HIV/AIDS. Bila kita kaji lebih mendalam, maka periode remaja merupakan “window opportunity” periode waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai, norma dan kebiasaan yang baik agar tidak mengalami maslah kesehatan dikemudian hari, dan menjadi manusia dewasa yang sehat dan produktif. • Pengetahuan yang harus dimiliki remaja tentang kesehatan reproduksi remaja antara lain tumbuh kembang remaja, kesehatan reproduksi remaja, IMS/ISR, HIV/AIDS, penyalahgunaan NAPZA, komunikasi dan konseling pendidikan keterampilan hidup sehat/PKHS. • Penyebab utama kematian pada perempuan atau remaja usia 15-19 tahun adalah komplikasi kehamilann, persalinan dan komplikasi keguguran. Penduduk muda usia 15-24 tahun menderita penyakit menulr seksual yang paling tinggi adalah komplikasi kehamilan, persalinan, abortus. Remaja usia 15-24 tahun menderita penyakit menular seksual sangat tinggi, termasuk HIV. Remaja merupakann transisi, pertumbuhan dan eksplorasi, sehingga apabila kurang mendaapat informasi tentang bagaimana cara melindungi kesehatan seksual mereka akan berakibat mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy), resiko kesehatan sehubungan dengan kehamilan usia remaja organ reproduksi, biologis dan psikologis belum matang, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual dan HIV. strategi kunci untuk menjangkau dan melayani generasi muda
• Melakukan pengembangan layanan-layanan ramah bagi
generasi muda • Melibtakan generasi muda dalam perancangan, pelaksanaan dan evaluasi program • Membentuk pelatihan bagi penyedia layanan untuk dapat melayani kebutuhan dan memperhatikan kekhawatiran khusus bagi para remaja • Mendorong munculnya upaya-upaya advokasi masyarakat untuk mendukunng perkembangan remaja dan mendorong perilaku kesehatan yang positif • Memudahkan latihan-latihan membangun keterampilan kedalam program-program yang ditujukan untuk remaja Beberapa masalah pokok dalam pengembangan kesehatan reproduksi remaja adalah :
• Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat
dalam kesehatan reproduksi • Melibatkan remaja pada aktifitas yang positif • Pelayanan kinik yang ramah bagi remaja • Memberikn informasi yang ramah bagi para remaja • Kontrasepsi untuk remaja • HIV dan PMS bagi remaja • Memenuhi kebutuhan remaja sesuai tingkatan usia • Kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan • Pendidikan seksualitas berbasis sekolah • Menegmbangkan keterampilan untuk menghadapi kehidupan • Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi semua orang akan memberikan kontribusibesar terhadap pencapaian status kesehatan reproduksi masyarakat yang lebih baik • Penyebaran informasi mengenai kesehatan remaja sangat diperlukan karena masalah kesehatan remaja belum cukup dipahami oleh berbagai pihak, maupun oleh remaja sendiri. Informasi ini sesungguhnya berguna untuk : • Meningkatkan pemahaman berbagai pihak menegnai kesehatan remaja dan bagaimana berinteraksi dengan remaja. • Menyiapkan remaja untuk menghadapi masalah kesehatan remaja dan mendorong remaja agar bersedia membantu teman sebayanya • Membuka akses informasi dan pelayanan kesehatan remaja melalui sekolah maupun luar sekolah Perkawinan yang Sehat Perkawinan adalah merupakan ikatan yang suci, yang dibangun dengan bertujuan untuk : • Meneruskan keturunan atau melangsungkan reproduksi • Membentuk generasi yang berkualitas • Mencapai kebahagiaan • Merupakan bagian dari ajaran agama • Menjadi dasar untuk membentuk keluarga yang sehat • Perkawinan yang sehat memenuhi kriteria umur calon pasangan suami isteri ketika akan melangsungkan perkawinan adalah memenuhi umur kurun waktu reproduksi sehat, yaitu umur 20-35 tahun, terutama untuk calon istri atau calon ibu, karena hal ini berkaitan dengan kesehatan reproduksi wanita. Secara biologis organ reproduksi sudah cukup matang apabila terjadi proses reproduksi obstetri, yaitu kehamilan, persalinan, nifas, menyusui. • Secara psikologis pada kisaran umur tersebut. Wanita mempunyai kematangan mental yang cukup memadai untuk menjadi ibu dan dan membina perkawinan yang sehat, mampu menjadi interaksi dangan keluarga dan masyarakat. Secara sosial demografi pada kelompok umur tersebut, wanita karir, sehingga dapat menjadi salah satu modalitas membina perkawinan dalam aspek sosial, ekonomi. • Perkawinan sehat memenuhi kaidah kesiapan pasangan suami istri dalam aspek biopsikososial, ekonomi dan spiritual. Perkawinan yang sehat juga didasari landasan agama sebagai dasar spiritual rumah tangga. Secara komprehensif perkawinan yang sehat akan membentuk kebahagiaan lahir dan batin. Keluarga sehat • Keluarga terdiri pasangan suami isteri yang sah dan anak. Hal ini merupakan penegertian dari keluarga inti (nueclear family). Adapun cakupan pengertian keluarga secara luas adalah keluarga terdiri dari pasangan suami istri yang sah, anak serta anggota keluarga yang lain yang tinggal didalam keluarga tersebut. Hal ini disebu juga keluarga dalam arti lebih luas atau extended family. Keluarga yang sehat tentunya harus dibentuk oleh individu-individu yang sehat dalam keluarga tersebut. Dilihat dari aspek kesehatan reproduksi ada beberapa fase dalam keluarga. • Fase menunda atau mencegah kehamilan bagi pasangan suami isteri dengan usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda atau mencegah kehamilan adalah umur kurang dari 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dahulu, karena organ reproduksi belum matang, sehingga resiko penyulit atau komplikasi terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas sangat tinggi. • Fase menjarangkan kehamilan pada periode usia isteri antara 20-30 atau 35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk hamil, melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun • Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan adalah periode usia isteri diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak, karena jika terjadi kehamilan, persalinan pada periode ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi seperti obstetri, misalnya perdarahan, pre-eklampsi, eklampsi, persalinan lama, atonia uteri dan lain-lain. Pada usia yang lebih tua juga mempunyai resiko untuk terjadinya penyakit yang lain, misalnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, keganasan dan kelainan metabolik biasanya meningkat. Sistem Reproduksi dan Masalahnya • Indonesia mempunyai angka kematian ibu tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Hasil survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2003 anka kematian ibu berkisar 307/100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 adalah berkisar 248/100.000 kelahiran hidup. Dilihat dari angka tersebut belum menunjukkan penurunan angka kematian ibu yang bermakna, atau dapat dikatakan masih sangat lamban. Kesehatan reproduksi merupakan kemampuan seorang wanita untuk memanfatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta dapat melahirkan bayi tanpa resiko dan komplikasi (well health mother and well born baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan reproduksi dalam batas normal. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan dan sebaliknya • Kondisi yang mempengaruhi kehamilan dibedakan menjadi 2 yaitu : • Penyulit kehamilan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, merupakan penyulit yang terjadi hanya pada peristiwa kehamilan atau berhubungan kehamilan. Penyulit ini tidak akan terjadi pada wanita diluar kehamilan. Beberapa contoh penyulit yang berpengaruh terhadap kehamilan adalah hiperemesis gravidarum, kelaianan dalam waktu tenggang umur kehamilan, abortus, kehamilan pre term, ketubahn pecah dini, kehamilan ektopik, penyakit dan kelainan pada plasenta dan tali pusat, preeklampsia, eklampsia, perdarahan antepartum dan gemeli. • Penyakit atau keadaan alat kandungan yang dapat mempengaruhi kehamilan. Beberapa penyakit mempunyai hubungan timbal balik terhadap peristiwa obsetrik kehamilan. Penyakit tersebut dapat memperberat kehamilan dan persalinan, demikian pula sebaliknya kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi atau mmemperberat penyakit pada ibu. Penyakit-penyakit atau kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya: kelainan alat reproduksi, kehamilan dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit paru- paru, penyakit infeksi, penyakit endokrin, dan penyakit jiwa dalam kehamilan. Penyulit yang terjadi dalam persalinan • Kelainan power, merupakan kelainan kekuatan his dan tenaga mengejan. Beberapa contoh keadaan diamna his mengedan adalah inersia uteri, his yang tidak terkoordinasi, kelelahan ibu mengedan, salah pimpinan ibu kala II. • Kelainan passage, kelainan jalan lahir • Contoh kelainan jalan lahir adalah kelainan bentuk panggul, kesempitan panggul, ketidakseimbangan sefalopelvik dan kelainan jalan lahir lunak. • Contoh kelainan passanger adalah kelainan bentuk dan besar janin, misalnya anensefalus, hidrosephalus, makrosomia janin, kelainan presentasi (presentasi puncak kepala, presentasi muka, posisio oksipito posterior), dan kelainan letak janin (letak sungsang, letak melintang, letak mengolak, presentasi rangkap). • Masalah psikologis ibu. Ibu bersalin yang cemas, ketegangan meningkat, mempengaruhi kontraksi uterus, dapat terjadi his yang lemah atau jelek (inersia uteri), sehingga terjadi persalinan lama atau tidak maju. • Tumor pada jalan lahir, dapat berupa: kelainan tulang pada jalan lahir, tumor yang berasal dari ovarium, dan tumor yang berasal dari vagina • Penyulit pada kala III dan kalaIV persalinan berupa perdarahan postpartum, retensio plasenta, inversio uteri dan robekan jalan lahir Sikap dan Prilaku Pada Masa Kehamilan dan Persalinan • Sikap adalah perbuatan, perilaku, gerak-gerik yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan. • Sikap ibu hamil merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku didalam kehamilan dan persalinan. Sikap yang positif akan mendorong perilaku pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan persalinan yang positif pula. Sikap ibu hamil jug dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, misalnya pengaruh budaya, lingkungan, orang terdekat dan juga faktor internal pengetahuan dan sikap ibu hamil. Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan sikap ibu hamil dan mempengaruhi keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran yakni kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan patologis. • Ada dua macam stressor, yaitu : • Stressor internal,meliputi: kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan. • Stressor eksternal dapat berupa: status perkawinan, maladaptasi, relationship, kasih sayang,ndukungan mental, broken home. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Ibu Hamil untuk menurunkan AKI adalah melalui 4 pilar upaya safe motherfood, dengan intervesi yang dilakukan adalah: • Mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya keluarga berencana • Mengrangi keungkinan seoarang perempuan hamil mengalami komplikasi obstetri dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui pelayanan antenatal • Persalinan yang bersih dan aman adalah memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keteramplian dan alat untuk memberi pertolongan persalinan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayan nifas bagi ibu dan bayi • Mengurangi kemungkinan komlikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui pelayanan obstetri esensial dasar (PONED) dan pelayanan obstetri esensial komprehensif (PONEK) Tujuan asuhan kehamilan (antenatall care) adalah:
• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi • Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan kebedahan • Mempersiakan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin • Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dengan ttrauma seminimal mungkin • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal • Kebijakan program kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikti 4 kali selama kehamilan, sesuai dengan anjuran WHO , yaitu : • Satu kali pada trimester pertama • Satu kali ppada trimester kedua • Dua kali pada trimester ketiga • Asuhan pada ibu hamil secara keseluruhan meliputi aspek- aspek berikut ini, yaitu : • Mengupayakan kehamilan yang sehat • Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan jika diperlukan • Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman • Persiapan secara dini untuk melakukan rujukan, bila terjadi komplikasi Pelayanan Kesehatan Pada Bayi baru Lahir • Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah : • Membersihkan jalan nafas • Memotong dan merawat tali pusat • Mempertahankan suhu tubuh bayi • Identifikasi yang cukup • Pencegahan infeksi • Penanganan bayi baru lahir yang kurang baik dapat menyebabkan hipotermi, cold stress (stres dingin atau hipotermi sedang), yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemi, hipoglikemi dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, dan keterlambatan tumbuh kembang. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Hurlock, tahapan-tahapan tumbuh kembang manusia pada fase awal adalah sebagai berikut : • Tahap perinatal: masa yang dimulai sampai konsep akhir • Tahap neonatal: masa yang dimulai dari bayi lahir sampai 2 minggu setelah kelahiran • Tahap bayi: masa yang dimulai dari 2 minggu setelah kelahiran sampai 2 tahun • Tahap anak awal: masa yang dimulai dari usia 2 tahun sampai 6 tahun Beberapa ciri tumbuh kembang adalah sebagai berikut : • Tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak didala kandungan samapi dewasa, yang terjadi secara bersama-sama • Tumbuh kembang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan • Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara ank satu dengan anak lainnya • Arah perkembangan anak adalah dari atas ke bawah (cephalo- caudal). • Contohnya: anak harus dapat menegakkan kepala dulu, sebelum dapat berjalan • Aktifitas seluruh tubuh diganti dengan reaksi yang khas Kebutuhan dasar anak balita yang diperlukan untuk tumbuh kembang adalah: • Asuh • Anak memerlukan makanan bergizi, pemukiman yang layak, sedang, perawatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, pengobatan kalau sakit dan sebagiannya. Imunisasi sangat penting bagi anak, karena akan memberikan perlindungan bagi anak terhadap penyakit- penyakit yang dapat dicegah dengan iminisasi. Lima imunisasi dasar lengkap, yaitu: imunisasi HB, BCG, polio, DPT dan campak. Selain imunisasi dasar ini juga terdapat berbagai imunisasi pengembangan, misalnya: imunisasi HIB, MMR, influenza, alergi dan sebagainya. • Asih • Kasih sayang dari orang tuanya dan anggota keluarga lainnya akan menciptakan ikatan batin yang erat, yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan pendidikan agama sedini mungkin. • Asuh • Anak memerlukan stimulasi mental dini, misalnya melalui program BKB (Bina Keluarga Balita). Stimulasi mental ini penting untuk perkembanagn mental anak seperti kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, kepribadian, agama, moral, etika, produktifitas dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak: • Faktor bawaan Faktor bawaan ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak • Faktor lingkungan Lingkungan yang baik akan memberikan optimalisasi potensi bawaan yang postif. Secara garis besarnya, faktor lingkungan dibagi menjadi: 1) Lingkungan sebelum anak lahir (prenatal). • Faktor ini meliputi gizi ibu hamil, obat-obatan, penyakit ibu (infeksi TORCH), stres, posisi janin, gangguan hormon, dll 2) Lingkungan pada saat sekitar anak lahir (perinatal). • Faktor ini meliputi: persalinan lama, persalinan macet, persalinan dengan pertolongan, misalnya: vakum ekstraksi, forep, seksio sesaria, persalinan dengan letak lintang, presentase bokong, presentasi kaki, asfiksia, ikterus neonatorum serta infeksi. 3) Lingkungan setelah anak lahir (post-natal) • Faktor ini misalnya: gizi anak, penyakit-penyakit (infeksi), gangguan hormon, lingkungan rumah, kebersihan, stress, kasih sayang, stimulasi, stabilitas rumah tangga, adat istiadat dan rumah tangga. Pertumbuhan anak dikatakan baik apabila
• BB anak menunjukan kenaikan pada penimbangan setiap
bulannya • Beredoman pada KMS (Kartu Menuju Sehat) • BB anak berada disekitar daerah warna hiaju pada KMS • Arah grafik BB anak sesuai dengan arah kelengkungan garis pada KMS • Berpedoman pada kalender tumbuh kembang balita, apabila BB anak balita didaerah warna hijau pada grafik pertumbuhan. • Terima kasih
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu