Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH LINGUISTIK

FORENSIK
Mata Kuliah : Linguistik Forensik
Dosen Pengampu : Embang Logita, M.Pd
Dunia

Sejarah
Linguistik
Indonesia

2
Sejarah Linguistik di Dunia

Istilah Linguistik Forensik baru muncul sejak tahun 1968 ( abad 19/20 ). Seorang
profesor bahasa Jan Svartvik merekam istilah tersebut pada analisis pernyataan
yang diberikan pada polisi di Notting Hill PoliceStation tahun 1953. Jan Startvik
melakukan analisis pada pernyataan yang dilakukan Timothy John Evans yang
diduga membunuh istrinya dan bayinya. Dia dengan cepat menyadari bahwa
pernyataan yang diberikan mengandung dua gaya dan dia mengatur tentang jumlah
perbedaannya. Ada gaya menulis yang teredukasi dan ada gaya menulis berbicara.
3
Di Australia, ahli bahasa memulai pertemuan pada tahun 1980,
untuk membicarakan mengenai aplikasi linguistik dan
sosiolinguistik pada masalah hukum. Mereka menekankan pada
hak individual dalam proses hukum, khususnya kesulitan yang
dihadapi tersangka dari kalangan Aborigil yang diberi pertanyaan
oleh polisi. Bahasa Inggris yang dikuasai oleh orang Aborigin
memiliki dialek tersendiri dan pengertian mereka terhadap bahasa
inggris yang digunakan orangkulit putih kadang tidak sesuai.

4
Sejarah Linguistik di Indonesia
Kompleksitas dan dinamika peradilan di Indonesia membawa kajian serta peran
dari linguistik forensik menjadi populer, terutama dalam kepentingan penyidikan. Di
tahun 1993 telah terbentuk sebuah asosiasi profesional bagi para linguis forensik:
The International Association of Forensic Linguists. Setahun setelahnya, 1994,
dibentuk pula sebuah jurnal otoritatif bertajuk International Journal of Speech,
Language and the Law.
Di Indonesia sendiri, terdapat wadah bagi penggiat bahasa (Praktisi dan
Akademisi), yaitu Komunitas Linguistik Forensik Indonesia (KLFI).Inisiatornya
adalah seorang Linguist Dr. Susanto Saman dari Universitas Bandar Lampung.Saat
ini, tidak banyak linguist di Indonesia, yang secara profesional diakui kapasitasnya.
Mereka seperti Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum, Dr. Susanto Saman, Bambang
Kaswanti Purwo, Andika Dutha Bachari, dan Prof. E. Aminudin Aziz, MA.,Ph.D.
Artinya, keberadaan seorang ahli bahasa yang kemudian berjalan berdampingan
dengan penyidik masih sangat dibutuhkan sebagai Profesional Partnership.
5
Thank you
Disusun oleh :
Aditya Pangestu
Meli Wati

Anda mungkin juga menyukai