Anda di halaman 1dari 10

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
Bekerja sama dengan kolega dan
pelanggan

nama kelompok 4 :
1. nurul noviana
2. rudi hartono
3. mita dwi utami
4. sinta maulida
kerja sama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 1990).
Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil
(Baron & Byane, 2000). Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara
pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi
secara optimal (Sunarto, 2000). Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kerjasama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan
atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan
mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.
Bentuk- Bentuk Kerjasama

Menurut Soerjono Soekanto, dalam teori sosiologi akan dijumpai


beberapa bentuk kerjasama. Bentuk – bentuk yang dimaksud ialah :
a. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation)
b. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation)
c. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation)
d. Kerjasama Tradisonal (Traditional Cooperation)
Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama

Banyak faktor yang mempengaruhi manusia untuk saling bekerjasama,


antara lain :
a. Hal timbal balik
b. Orientasi individu
c. Komunikasi
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Dalam menjalani kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu
dilema sosial. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dalam menjalani
kehidupannya
Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem, seperti peralatan,
tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.
risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan
tingkat/kriteria risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan prioritas
pengendalian bahaya yang sudah diidentifikasi.
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengurus dan pekerja dalam
melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:
1. Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja
2. Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung, dan tamu
3. Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
4. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
5. Bahaya yang timbul di tempat kerja, meliputi:
6. Infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan perusahaan
maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan
7. Perubahan pada organisasi, aktivitas atau material yang digunakan
9. Perubahan pada sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang
bersifat sementara dan berdampak terhadap operasi, proses, dan
aktivitas kerja
10. Kewajiban perundangan-undangan terkait penilaian risiko dan
tindakan pengendalian
11. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur
operasional, dan organisasi kerja.
Beberapa bahaya, seperti tata graha dan bahaya tersandung, harus segera
dilakukan tindakan pengendalian ketika bahaya ditemukan. Tindakan
pengendalian ini bertujuan untuk meminimalkan bahaya dan risiko di tempat
kerja, serta memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
terlibat dalam kegiatan organisasi.
"Risiko" adalah akibat atau konsekuensi dari bahaya dan paparan. Dengan
demikian risiko dapat dikurangi dengan mengendalikan atau menghilangkan
bahaya atau dengan mengurangi paparan yang mengenai pekerja. Penilaian
risiko membantu pengurus memahami bahaya yang ada di tempat kerja
mereka dan memprioritaskan bahaya untuk segera dilakukan pengendalian
Sekian Terimakasih

WASSALAMUALAIKUM
WR.WB.

Anda mungkin juga menyukai