Anda di halaman 1dari 13

STUDI KASUS

DI SUSUN OLEH :

BONITA 215491517039
DESI PRAMITA SARI 215491517003
FINARTI 215491517015
FITRI ULFAH FAUZIAH 215491517020
HILMA TRIANA 215491517036
IIS ROSITA 215491507021
IKA NURMALA SARI 215491517027
LEZI LORENZA 215491517045
NIKEN TIA ERINA 215491517047
RIKA SRI UTAMI 215491517041
SHINTA NOVELIA  
SRI HAYUNINGSIH 215491517024
YESI TEGUH  
SKENARIO
Bayi H baru saja lahir di rumah sakit yang menyediakan rawat gabung. Rawat gabung memungkinkan bayi untuk tetap bersama orang tuanya
setelah lahir. Bidan akan melakukan pengajian fisik dan mengamati perubahan fisiologis dalam masa transisi bayo dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Buku Pedoman KIA memberikan informasi bahwa bayi akan melewati fase awal reaktivitas 30 hingga 60 menit setelah
bayi lahir, kemudian fase tidur selama 4 hari hingga 6 jam, lalu terjadi periode raktivitas kedua. Bidan akan melihat variasi periode ini pada bayi H.

2. Fase tidur dan fase reaktif kedua


1. Perawatan apa yang mungkin terjadi ketika rawat gabung
spesifik untuk periode berlangsung. Identifikasi delapan penilaian
atau tugas yang perlu dilakukan bidan
pertama reaktivitas ? selama periode perawatan ini

JAWABAN JAWABAN
JAWABAN :
Perawatan yang spesifik untuk periode pertama reaktivitas 1. Obsevasi tanda-tanda vital
pada bayi H yaitu: 2. Menjaga bayi tetap hangat
Mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan pernapasan 3. Anjurkan ibu untuk memberi ASI pada bayi untuk mencegah hipoglikemia dan
setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran. KIE tentang menyusui bayi dengan ASI Ekslusif selama 6 bulan.
Menjaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36.5˚C celcius- 4. Melakukan observasi eliminasi BAK dan BAB
5. Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian/ popok bayi setiap kali basah.
37˚C) dengan menggunakan selimut hangat diatas kepala.
6. Menjelaskan dan fasilitasi cara perawatan tali pusat.
Menempatkan ibu dan bayi Bersama-sama kulit kekulit untuk 7. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene pada bayi.
menfasilitasi interaksi ibu dan bayi. 8. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
9. Anjurkan ibu untuk rawat gabung (room in) dengan bayi
4. Setelah
3. Bidan akan
perawatan
memberikan
transisi
suntikan
dan dokumentasi
Vitamin K. Instruksinya
selesai, bayi dapat
adalahdipindahkan
memberikanke0,5kamar
mg secara
bayi baru
subkutan
lahir normal
saat tiba
jika
di
kamar bayi.
rumah sakit Obat
tidakdayang
tersediadalam
rawatlarutan
gabung.1 Perawatan
mg/0,5 ml. berkelanjutan
Hitung berapaapa
banyak
yangobat
harus
yang
dilakukan
akan anda
bidanmasukan
pada bayi
ke dalam
baru
jaruminisuntik.
lahir ?

JAWABAN
JAWABAN::
Perawatan
● Obat berkelanjutan pada bayi
yg akan dimasukkan ke baru
Jarumlahir yaitu:
suntik = 0,5 ml/ 5 Strip jika pakai jarum suntik 1 Ml
● Pengkajian tanda tanda vital(suhu aksila,frekuensi pernafasan,denyut nadi apical setiap 4 jam,pemeriksaan fisik setiap 8
jam,pemberian ASI on demand,mengganti popok serta menimbang berat badan setiap 24jam
5. Laboratorium juga akan melakukan uji Coombs pada bayi H. Apa tujuan dari uji Coombs ?

Tes Coombs penting dilakukan pada karena mampu mendeteksi autoantibodi dan
menentukan jumlah antibodi yang ada. Tes ini disebut juga sebagai tes
antiglobulin dan menghasilkan aglutinasi pada sel eritrosit yang tersensitisasi.
Ada 2 jenis tes Coombs yaitu langsung (direct Coombs test) dan tidak langsung
(indirect Coombs test). Direct Coombs test digunakan untuk mendeteksi sel
eritrosit yang dilapisi globulin yang umunya terdiri dari IgG atau C3, tes ini
berguna untuk mendiagnosis hemolytic disease of the newborn, dan reaksi
aloimun sekunder terhadap transfusi PRC yang inkompatibel. Indirect Commbs
test digunakan untuk mengetahui adanya antibodi yang bebas (unbound) didalam
serum. Tes ini digunakan untuk tes cross-match pada tindakan transfusi darah 1
Pemeriksaan golongan darah bayi sangat penting di lakukan dikarenakan penyebab
paling umum kematian akibat transfusi darah adalah kesalahan administrasi di mana
a. Pemeriksaan untuk mengidentifikasi jenis yang tidak kompatibel darah ABO yang ditransfusikan. Antigen golongan darah
ABO berbeda bervariasi antara populasi yang berbeda. Antigen golongan darah ABO
golongan darah bayi dikodekan oleh satu lokus genetik, lokus ABO, yang memiliki tiga bentuk alternatif
(alel) -A, B, dan O. Seorang anak menerima salah satu dari tiga alel dari setiap
orangtua, sehingga menimbulkan enam genotipe yang mungkin dan empat tipe darah
yang memungkin (fenotipe). 1 International Society of Blood Transfusion baru-baru
ini mengakui 33 sistem golongan darah. Terlepas dari ABO dan sistem Rhesus, banyak
jenis antigen yang terlihat pada membran sel darah merah. Penggolongan darah dan
pencocokan silang adalah salah satu tes yang penting selama periode perioperatif
Rhesus-sistem (Rh) adalah sistem golongan darah yang paling penting kedua setelah
ABO. Saat ini, Rh-sistem terdiri dari 50 antigen golongan darah yang mana terdapat
Jawaban hanya lima yang penting. Pada setiap permukan sel darah merah, setiap individu
belum tentu memiliki faktor Rh atau D-antigen imunogenik . Dengan demikian, status
diindikasikan sebagai Rh-positif (terdapat antigen-D) atau Rh-negatif (tidak terdapat
antigen-D). Berbeda dengan sistem ABO, antibodi anti-Rh biasanya tidak ditemukan
dalam darah individu dengan sel darah merah D-negatif, kecuali sistem peredaran
darah dari individu-individu ini telah terpapar sel darah merah D-positif. Antibodi dari
Rh sistem ini merupakan Imunoglobulin G (IgG) yang dapat melewati plasenta,
sehingga profilaksis diberikan terhadap imunisasi Rh menggunakan Ig anti-D untuk
ibu hamil Rh-negatif yang telah melahirkan anak Rh-positif. Sistem Kell adalah sistem
antigen imunogenik paling penting ketiga setelah ABO dan sistem Rh, dan ditandai
oleh antibodi anti-K. Sistem Kell bereaksi terhadap 4 eritrosit bayi baru lahir yang
mengakibatkan reaksi hemolitik.1
Pemeriksaan sel darah merah dari antibody ibu sangat penting dikarenalam Antibodi
ibu dapat menghancurkan sel-sel darah merah yang menyebabkan bayi menjadi sakit.
Kejadian ini disebut eritroblastosis fetalis selama kehamilan. Pada bayi baru lahir,
b. Pemeriksaan untuk menguji kondisi ini disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Hemolitik Pada Bayi yang
kerusakan sel darah merah dari Baru Lahir (Hemolytic Disease Of The Newborn) disebut juga erytroblastosis fetalis
adalah penyakit anemia hemolitik akut yang disebabkan oleh anti-D. Adapun
antibodi ibu pengertian lainnya mengenai HDN yaitu proses penghancuran sel darah merah bayi
yang berpotensi mengancam nyawa janin atau bayi yang baru lahir. kematian
neonatal.
Pada saat ibu hamil, dalam beberapa insiden sel darah merah janin dapat masuk ke
JAWABAN dalam peredaran darah ibu yang disebut foeto maternal microtransfusion. Bila ibu
tidak memiliki antigen seperti yang terdapat pada sel merah janin, maka ibu akan
distimulasi untuk membentuk imun antibodi. Imun antibodi tipe Imunoglobulin G
yang terbentuk dapat melewati plasenta dan masuk ke peredaran darah janin,
sehingga sel-sel darah merah janin akan diselimuti dengan antibodi tersebut dan
terjadi hemolisis. Foeto maternal hemorrhage terjadi pada saat pelepasan plasenta
dari dinding rahim yang terjadi pada proses kelahiran, sehingga sel darah merah janin
masuk ke dalam peredaran darah ibu. Bila ibu Rh negatif dan janin Rh positif, maka
ibu distimulasi membuat anti-D yang bersifat imun antibodi Imunoglobulin G. Imun
antibodi ini terdeteksi melalui pemeriksaan Coombs Test darah ibu setelah beberapa
minggu kemudian dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah janin.
Umumnya transportasi Imunoglobulin G melalui plasenta pada awal kehamilan jarang
terjadi, namun meningkat terus menerus sesuai dengan usia kehamilan yang dimulai
dari 24 minggu sampai waktunya melahirkan. Bila janin pada kehamilan berikutnya
memiliki Rh positif seperti janin sebelumnya, maka sel darah merah janin tersebut
akan dirusak oleh imun antibodi Imunoglobulin G anti-D dan janin akan menderita
HDN.2
C. Pemeriksaan untuk memeriksa sel darah d. Pemeriksaan untuk tes kekebalan
merah atau anemia terhadap virus hepatitis

JAWABAN :
JAWABAN : Untuk mengetahui apakah ada respon imun
terhadap bayi setelah melakukan imunisasi anti-
Untuk mengetahui apakah terdapat HBs, jika di dapatkan hasil negative maka dapat
antibody sehat yang menyerang sel darah simpulkan adanya respon imun yang kurang
merah sehingga dapat menyebabkan adekuat, usia dan jenis kelamin, Hasil negatif ini
anemia.2 akan menimbulkan dampak tidak terlindunginya
tubuh anak terhadap infeksi hepatitis B.2
 
6. Benar atau Salah : Tes Darah Fenilketonuria dapat dilakukan kapan saja sebelum bayi dipulangkan ke
rumah. Jika salah, jelaskan alasan anda.

JAWABAN :
Salah, Pemeriksaan Fenilketonuria tidak perlu dilakukan sebelum bayi H dipulangkan dari
rumah sakit dikarenakan bayi H tidak menunjukkan tanda gejala mengalami Phenylketonuria
(PKU) seperti kejang, BBLR, ruam dan kulit pucat, bau apek, mikrosefali dan mata tampak
biru. Serta Tes screening pun sebaiknya dilaksanakan pada bayi yang baru lahir dari ibu yang
menderita fenilketonuria pada kasus tidak ada riwayat ibu bayi H mengalami
Phenylketonuria (PKU).
● Phenylketonuria (PKU) atau fenilketonuria adalah kelainan genetika yang merupakan
kondisi bawaan semenjak lahir. Penyakit ini yang memicu penumpukan asam amino
fenilalanin dalam tubuh. Kondisi ini terjadi ketika kelainan genetika menyebabkan
tubuh tidak mampu memproduksi enzim khusus untuk mengurai fenilalanin. Sebagai
akibatnya, asam amino tersebut akan terus bertambah dan menumpuk di tubuh
penderita.Senyawa fenilalanin banyak ditemukan pada makanan berprotein dan
beberapa jenis pemanis buatan. Kadarnya yang berlebihan dalam tubuh dapat
menimbulkan komplikasi serius, seperti kerusakan otak, kejang, masalah
perkembangan, dan masalah kesehatan lain. Oleh sebab itu, penyakit ini harus
didiagnosis dan ditangani secepat mungkin.
7. Identifikasi enam poin penting untuk disertakan 8. Ibu bayi H menelepon bidan untuk memberi tahu
dalam rencana asuhan dalam mengedukasi bahwa bayinya tampak terlalu mengantuk dan tidak
menyusu dengan baik apa tindakan anda selanjutnya ?
JAWABAN :
1. Kontrol/ kunjungan minimal 4 kali, yaitu pada 6 jam, 6 hari,
JAWABAN :
2 minggu, dan 6 minggu setelah persalinan
2. Memeriksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi Menjelaskan kapada ibu cara memberikan asi yang
perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan baik dan benar serta membangunkan bayi setiap 2
temperatur secara rutin. jam sekali untuk di susui, dimana cara menyusui
3. Menilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, dengan benar seluruh puting payudara ada
sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
ditengah mulut bayi saat bayi mengisap gusi bayi
4. Memastikan kondisi psikologis ibu baik. Bagaimana suasana
emosinya, pastikan mendapat dukungan dari keluarga, harus menyentuh seluruh puting dan lidah bayi
pasangan, dan masyarakat untuk perawatan bayinya.  berada diatas gusi bawah bayi pastikan bayi tidak
5. Mendapatkan vaksin tetanus bila perlu. hanya mengisap ujung puting payudara,
6. Memberikan edukasi untuk menemui dokter jika terjadi selanjutnya menjelaskan kepada ibu pentingnya
perdarahan berlebihan, sekret vagina berbau, demam, nyeri
pemberian asi ekslusif
perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak di wajah dan alat
gerak, serta payudara terasa nyeri atau bengkak
10. Ibu bayi H bertanya kepada bidan bagaimana dia dapat
mencegah agar bayinya tidak terkena flu ataupun penularan
9. Ibu Bayi H menayakan tentang perawatan COVID-19. Bagaimana bidan memberikan edukasi terhadap
tali pusat dan sunat untuk bayinya. Apa yang hal ini ?
akan bidan katakan pada ibu ?
JAWABAN :
Pada kasus ini dilaksanakan uji coombs, sehingga ada kemungkinan bayi
mengalami anemia/ jaundice (Madan, Huntsinger, Burgos & Benitz, 2004;
JAWABAN : Theis & Hashmi, 2019), maka edukasi harus related juga dengan masalah bayi
sbb:
Bidan akan mengatakan bahwa perawatan tali pusat yang benar itu
1. Pemberian ASI yang cukup kepada bayi dengan tujuan memenuhi nutrisi
sangat penting karena akan berpengaruh terhadap lamanya puput tali bayi dan meningkatkan imunitas bayi sehingga tidak mudah tertluar penyakit
pusat dan bidan akan menjelaskan langkah-langkah perawatan tali yang disebabkan oleh virus ataupun bakteri dan jamur (Lubbe, Botha, Niela-
pusat. Merawat tali pusat dengan dibersihkan dan dibalut dengan Vilen, & Reimers, 2020).
kassa steril, tali pusat dijaga agar bersih dan kering agar tidak terjadi 2. Jemur bayi di pagi hari antara jam 7-8 pagi selama 30 menit: sinar matahari
infeksi sampai tali pusat kering dan lepas (Depkes RI, 1996). Dan pagi dapat membantu memecah bilirubin dalam darah bayi, sehingga kadarnya
untuk sunat pada bayipun, bidan akan menjelaskankannya dengan menurun dan kembali normal (Xu, Tang, Li, Chen, Hong & Chen, 2013). Selain
bahasa yang mudah dipahami. Sunat atau khitan pada bayi laki-laki itu, cahaya pagi juga mengandung spektrum cahaya biru yang dapat
sangat direkomendasikan demi menjaga kesehatan mereka. Kulit mengurangi kadar bilirubin yang berlebihan di dalam tubuh.
3. Terkait pencegaan penularan covid-19 (Stuebe, 2020) dapat dilakukan
kulup yang tidak dibuang bisa menyebabkan penyakit kelamin dan
dengan menerapkan protokol kesehatan oleh setiap anggota keluarga yang
saluran kencing bila tidak dirawat dengan baik. Namun lain halnya berpotensi menularkan virus corona ke bayi di dalam rumah. setiap anggota
dengan perempuan, tindakan sunat bayi perempuan ini dinilai tidak keluarga atau orang lain yang punya akses ke bayi wajib:
perlu dilakukan. karena biasanya sunat dilakukan dengan memotong a. Rajin mencuci tangan, termasuk mandi keramas, terutama setelah
atau melukai sedikit kulit penutup (prepusium) klitoris. Secara beraktivitas di luar rumah
anatomis, tidak semua anak perempuan mempunyai prepusium yang b. Jaga jarak 1-2 meter dengan orang lain ketika berada di luar rumah
menutupi klitoris maupun saluran kemih c. Terapkan etika bersin dan batuk, yakni menutup mulut dan hidung dengan
kain atau tisu
d. Selalu jaga kebersihan diri dan benda di sekitar rumah
 
11. Setelah dipulangkan, penting bagi bayi H untuk
mendapatkan kunjungan ulang. Apa yang harus
bidan sampaikan kepada ibu untuk membantunya
memahami akan pentingnya kunjungan rutin bagi
bayi H ? 12. Bidan menyadari bahwa ibu bayi H membutuhkan
informasi tentang masalah keamanan sebelum
JAWABAN : dipulangkan. Setelah melihat masalah keamanan,
Yang harus disampaikan bidan ke ibu bayi, pernyataan ibu bayi H mana yang menunjukan bahwa
kunjungan ulang penting untuk mengetahui dia membutuhkan edukasi lebih lanjut ?
adakah tanda bahaya pada bayi atau tidak jika
ditemukan adanya tanda bahaya dapat segera JAWABAN :
ditangani sedini mungkin “Saya akan memeriksa suhu air mandi sebelum
memandikannya”
TERIMAKASIH 
Fa
kto
r
PETA KONSEP Referensi
res Mendeley
iko BBL 2 jam nilai nya A
/ko
mp
lik Standar Asuhan
Konsep Dara &
asi Kunjungan neonatus
Adaptasi BBL
6-48, 3-7, 8-28 hari
Penilaian klinik
0-30 detik
30-90 menit ?
90 menit-6 jam ?
Aterm
Pemeriksaan
Pemantauan Tanda Penunjang /
Perawatan Rutin BBL Bahaya BBL

Anda mungkin juga menyukai