Anda di halaman 1dari 11

UNJ

PELANGGARAN TERHADAP UU
2009 NO. 24 PASAL 41 DAN 42
KELOMPOK 8
ANGGOTA
KELOMPOK

Rafi Abdul Rasyid 1502622038


Fitri Nugraeni 1515622050
Ferina Putri Bungsu 1504622036
Linda Khoiri Rizqianni 1504622041
Arfina Syifa Salsabila 1504622051
UNJ

UU TAHUN 2009 NO.


24 PASAL 41
Pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan
melindungi bahasa dan sastra Indonesia agar tetap
memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sesuai
dengan perkembangan zaman.
CONTOH PELANGGARAN UU TAHUN 2009
NO. 24 PASAL 41
Di media massa, masih banyak terjadi kesalahan penulisan
seperti pemukiman dan permukiman. Dalam KBBI pemukiman
adalah orang yang bermukim, sedangkan permukiman adalah
tempat bagi orang bermukim. Contoh lainnya media massa
kerap salah dalam penulisan bentuk dan pilihan kata seperti
memenangi dan memenangkan. Memenangi artinya menang
dalam, sedangkan memenangkan membuat orang lain kalah.

KESALAHAN Menurut Sutedjo banyaknya pelanggaran dalam penggunaan


Bahasa Indonesia salah satunya karena masih rendahnya literasi

PENULISAN DI di masyarakat Indonesia. ”Indonesia itu berada di peringkat 60


dari 61 negara untuk tingkat literasinya," katanya. Lebih lanjut
Sutedjo mengatakan, media massa memiliki peran penting
MEDIA MASSA dalam menyebarluaskan informasi terutama dalam
mengedukasi masyarakat untuk berbahasa Indonesia yang baik
dan benar.

https://m.antaranews.com/amp/berita/660767/balai-bahasa-temukan-
banyak-pelanggaran-bahasa-indonesia
UNJ

PENYALAHGUNAAN BAHASA
INDONESIA DALAM
PERCAKAPAN SEHARI-HARI
Kemajuan zaman saat ini serta penggunaan bahasa asing dan gaul dalam percakapan sehari-hari
telah menjadi penyebab penggunaan bahasa Indonesia dengan benar semakin tergeser dan
kurang eksis di kalangan generasi milenial.

Contoh :
Kata saya yang sering diganti menjadi "aku, gue".
Kata kamu atau memanggil nama seseorang yang sering diganti menjadi "elo".
Kata sekarang yang sering diganti menjadi "now".
Kata tidak yang sering diganti menjadi "ngga".
Penggunakan tanda baca pun sering dilupakan seperti kalimat tanya pada kalimat "kamu sedang
dimana sekarang?" menjadi "lo dimana ini" tanpa menggunakan tanda tanya.
UNJ

UU TAHUN 2009 NO.


24 PASAL 42
Pemerintah daerah wajib mengembangkan,
membina, dan melindungi bahasa dan sastra
daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan
fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat
sesuai dengan perkembangan zaman dan agar
tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya
Indonesia.
CONTOH PELANGGARAN UU TAHUN 2009
NO. 24 PASAL 42
Pemetaan yang telah dilakukan badan
bahasa kemndikbud menunjukan, saat ini
ada 11 bahasa daerah yang punah di
Indonesia. Ke-11 bahasa daerah itu
adalah Bahasa Tandia (Papua Barat);
Bahasa Daerah Bahasa Mawes (Papua); Bahasa

yang hilang Kajeli/Kayeli (Maluku); Bahasa Piru


(Maluku); Bahasa Moksela (Maluku);
Bahasa Palumata (Maluku); Bahasa
Ternateno (Maluku Utara); Bahasa
Hukumina (Maluku); Bahasa Hoti
(Maluku); Bahasa Serua (Maluku); dan
Bahasa Nila (Maluku)
BAHASA YANG TERANCAM PUNAH
Keragaman bahasa daerah adalah salah satu ciri khas Indonesia. Namun walau memiliki ratusan bahasa daerah,
ternyata ada beberapa diantaranya yang mengalami kemunduran, kemudian ada pula bahasa daerah yang
berada dalam kondisi stabil tetapi terancam punah. Hal itu disebutkan dalam penelitian untuk pemetaan bahasa
daerah di Indonesia yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sejak 1991-2017.
Disarikan dari data hasil penelitian tersebut bahwa setidaknya terdapat dua (2) bahasa daerah yang kondisinya
tengah mengalami kemunduran, yaitu Bahasa Hitu di Maluku, dan Bahasa Tobati di Papua. Disebutkan pula
dalam data laporan penelitian ini bila ada 17 bahasa daerah yang kondisinya relatif stabil, tetapi terancam
punah.
Ke-17 bahasa daerah yang kondisinya stabil, tetapi terancam punah sebanyak 7 diantaranya ada di Papua, yaitu
bahasa daerah Meoswar, Kuri/Nabi, Aframa/Usku, Gresi, Ormu, Somu/Toro, dan Senggi. Lalu sebanyak 5 lainnya
ada di Sulawesi, antara lain Bahasa Mandar, Minahasa, Pamona, Bone Bolango, dan Wolio.
Sedangkan 3 bahasa daerah lain yang kondisinya stabil, tetapi terancam punah ada di Maluku, yaitu Bahasa
Buru, Lisabata, dan Luhu. Sementara di Sumatra dan Nusa Tenggara Timur, Bahasa Kerinci dan Bahasa Rongga
juga berada dalam kondisi yang stabil, tetapi terancam punah.
RIMBERIO CO

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai