Anda di halaman 1dari 25

“FAMILY MODEL”

PENYAJI: JOSEPH IRWANTO


NARASUMBER: PROF.DR.DR. TJHIN WIGUNA, SP.KJ(K)
PENDAHULUAN

• Manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan


manusia lainnya (kelompok)
• Dunia terus berkembang (transisi) yang merupakan hal
tidak mudah
• Keluarga merupakan unit kelompok terkecil yang
memberikan perlindungan psikososial anggotanya
(internal) serta akomodasi dan transmisi budaya
(eksternal)
MATRIKS IDENTITAS

• Keluarga memberikan kesan kepada anggotanya dengan kepribadian


• Pengalaman seseorang terkait identitasnya memiliki dua elemen: rasa memiliki dan rasa
kehilangan
• Rasa memiliki dan kehilangan tersebut dipengaruhi oleh subsistem dari keluarga, konteks
dari keluarga dan kelompok ekstrafamilial
•Selain sebagai matriks perkembangan psikososial, keluarga berfungsi sebagai Societal
function of family: mengakomodasi dan memastikan keberlangsungan budaya  Keluarga
sering dipandang sebagai elemen konservatif dan penyebab stasis
• Perubahan pada masyarakat (unit besar) menyebabkan perubahan pada keluarga (unit
kecil) sehingga perubahan struktur extrafamilial di masyarakat; (dalam proses transisi
dapat timbul unmet needs)
LANJUTAN

• Keluarga berubah dan menetap sehingga individu belajar fleksibel dan


adaptif dari kemampuan keluarga berubah dan beradaptasi (best human
unit for rapidly changing)
• Keluarga adalah sistem terbuka dalam transformasi: selalu menerima dan
memberi input kepada dan dari extrafamilial, beradaptasi dengan berbagai
tuntutan tahapan perkembangan
• Untuk menganalisis keluarga, diperlukan conceptual schema of family
functioning:
1. The structure of the family
2. The family undergoes development
3. The family adapts to changed circumstances
KELUARGA SEBAGAI SEBUAH SISTEM

• Struktur keluarga : sistem sosial budaya yang terbuka


dalam transformasi
• Keluarga mengalami perkembangan, bergerak melalui
sejumlah tahap yang membutuhkan restrukturisasi
• Keluarga beradaptasi dengan keadaan yang berubah
menjaga kontinuitas dan meningkatkan pertumbuhan
psikososial setiap anggota
STRUKTUR KELUARGA (POLA TRANSAKSI)
• Keluarga adalah sistem yang beroperasi melalui pola transaksional. Transaksi berulang membentuk pola bagaimana, kapan
dan kepada siapa berhubungan dan pola-pola ini mendukung sistem. Pola Transaksi membentuk perilaku anggota melalui cara
berikut:
GENERIC: Involving the Power hierarchy,
universal rules governing Complementary of
family organization functions

Transaction pattern in
the family

IDIOSYNCRATIC:
involving the mutual Explicit and implicit
expectations of negotiation among
particular family family members
members
System
The system disequlibrium 
Deviation (beyond family members to
maintains itself
system’s threshold) feel that other
 maintains
 mechanism for members are not
preferred
re-establish fulfilling the
patterns as long
accustomed range obligations
as possible

Family system differentiates and


carries out its functions through
subsystems
Maintaining the ‘I am’ & exercising
interpersonal skills

Subsystem: husband-wife, mother-


child; can be formed by generation,
sex, interest or function
BATASAN KELUARGA

• Fungsi batasan adalah untuk melindungi


diferensiasi sistem untuk menjalankan fungsi
subsistem (membuat tuntutan khusus,
mengembangkan keterampilan interpersonal)
• Agar keluarga berfungsi dengan baik batas-
batas subsistem harus jelas, didefinisikan
dengan baik untuk memungkinkan anggota
subsistem menjalankan fungsinya
Boundaries (of a subsystem): a rules defining who participate, and how

Example:
• Boundary of a parental subsystem:
Mother (M): ”You aren’t your brother’s parent. If he is riding his bike in the
street, tell me, and I will stop him.”

• If boundary of subsystem includes parental child (PC)


Mother (M): ”Until I get back from the store, Annie is in charge.”
KEJELASAN BATASAN
• Kejelasan batasan dalam keluarga merupakan parameter yang berguna untuk evaluasi fungsi keluarga.
• Beberapa keluarga menyerahkan diri mereka untuk mengembangkan mikrokosmos mereka sendiri,
dengan konsekuensi peningkatan komunikasi dan perhatian di antara anggota keluarga. Akibatnya,
jarak berkurang dan batas menjadi kabur sehingga komunikasi lintas subsistem terhambat (Enmeshed)
• Beberapa memiliki batasan yang kaku, sehingga komunikasi lintas subsistem menjadi sulit, fungsi
protektif keluarga menjadi tidak berjalan baik (Disengaged)
• Subsistem yang terlalu enmeshed  perilaku/stres satu individu memengaruhi lainnya
• Discourage autonomous exploration and mastery of problem
• Cognitive-affective skills are inhibited
• Subsistem yang terlalu disengaged  toleransi variasi individu, stres pada satu individu tidak memengaruhi lainnya/ perlu
stres yang berat untuk mengaktivasi support system keluarga
• May function autonomously
• Skewed sense of independence
• Lack feelings of loyalty and belonging
• Lack capacity for interdependence and for requesting support when needed
• Masalah keluarga dapat timbul jika mekanisme adaptif diaktivasi:
• Keluarga enmeshed: berespons dengan kecepatan dan intensitas yang berlebihan
• Keluarga disengaged: tidak berespons ketika dibutuhkan
• Terapis sebagai boundary maker:
• Clarifying diffuse boundaries
• Opening inappropriately rigid bounfaries
• Asesmen subsistem dan boundary functioning  gambaran diagnostik keluarga  intervensi terapeutik
THE SPOUSE SUBSYSTEM (1)
• Terbentuk ketika dua orang dewasa (yang berlawanan jenis) bersatu dengan tujuan
membentuk keluarga
• Tugas/ fungsi spesifik yang penting untuk fungsi keluarga
• Keterampilan yang dibutukan: complementarity and mutual accommodation  dapat
mengembangkan pola di mana tiap pasangan mendukung fungsi lainnya di banyak area:
• Complementarity:
• Memungkinkan tiap pasangan untuk ‘give in’ tanpa perasaan dirinya telah ‘given up’
• Hubungan dapat terganggu jika pasangan terus menerus menuntut hak independennya
• Mutual accommodation  perlindungan dari stres eksternal dan matriks untuk kontak
dengan sistem sosial lainnya  foster learning, creativity, and growth
• Aktualisasi aspek kreatif pasangannya yang dorman dan mendukung best characteristics
satu sama lain
• Aktivasi aspek (terlalu menuntut kemajuan/ terus membantu)  impose new standards to
be reached  dependent-protector transactional patterns
THE SPOUSE SUBSYSTEM (2)
• Jika terapis ingin men-challenge pola disfungsional, perlu ingat untuk men-challenge proses
tanpa menyerang motivasi pasangan
• System-oriented therapist: interpretasi yang menekankan pada mutuality, seperti “You protect
your wife in a way that inhibits her, and you elicit unnecessary protection from your husband
with great skill”  tandem interpretation
• Perlu membuat boundary yang melindungi dari pengaruh permintaan dan kebutuhan sistem
lainnya
• Jika punya anak, orang dewasa harus memiliki area psikososialnya sendiri  memberi
dukungan satu sama lain
• Jika sangat rigid: sistem akan tertekan akibat isolasi
• Jika terlalu longgar: subgrup lain, seperti anak atau ipar, dapat mengganggu fungsi
• Pasangan membutuhkan satu sama lain sebagai perlindungan dari berbagai tuntutan kehidupan 
terapis perlu melindungi boundaries
• Jika anak mengganggu transaksi subsistem, harus diblok
• Jika terus membicarakan parenting, bukan transaksi suami-istri  perlu ditunjukkan bahwa
THE PARENTAL SUBSYSTEM (1)
• Dengan kelahiran anak  new level of family formation
• The spouse subsystem perlu berdiferensiasi  tugas: socializing the child without losing the
mutual support
• Boundary: memungkinkan anak mengakses kedua orang tua, tetapi mengekslusi dari fungsi
pasangan
• Perkembangan anak  kebutuhan anak untuk otonomi dan arahan  demands on the parental
subsystem  must be modified
• Anak kontak dengan lingkungan ekstrafamilial  parental subsystem harus adaptasi dengan
faktor-faktor baru yang bergesekan dengan tugas sosialisasi
• Anak yang tertekan dengan lingkungan ekstrafamilial  memengaruhi relasi dengan orang
tua dan transaksi internal dalam spouse subsystem
• Orang tua diharapkan untuk memahami kebutuhan perkembangan anak dan menjelaskan
aturan yang mereka buat
THE PARENTAL SUBSYSTEM (2)
• Proses pengasuhan berbeda tergantung usia anak:
• Sangat muda: dominasi fungsi nurturing
• Remaja: tuntutan orang tua berkonflik dengan tuntutan otonomi anak
• Parenting becomes a difficult process of mutual accommodation
• Orang tua kadang membuat aturan yang tidak dapat dijelaskan atau penjelasannya tidak
cukup, atau regard the reasons for rules as self-evident when they are not self-evident to
the children
• Anak mengkomunikasikan kebutuhannya dengan varying degrees of clarity, membuat
tuntutan baru pada orang tua
• Penting memahami kompleksitas pengasuhan anak untuk menilai secara adil:
• Orang tua tidak dapat melindungi dan mengarahkan tanpa mengontrol dan melarang
• Anak tidak dapat tumbuh dan menjadi individu tanpa menolak dan menyerang
• Input terapeutik yang men-challenge proses disfungsional antara orang tua dan anak, perlu
mendukung mereka juga
THE PARENTAL SUBSYSTEM (3)
• , Parenting requires the capacity to nurture, guide and control  proporsinya tergantung
kebutuhan perkembangan anak dan kapasitas orang tua
• Parenting always requires the use of authority  tidak dapat menjalankan fungsi eksekutif tanpa
kekuatan untuk itu
• Ideal family = demkorasi  bukan berarti tanpa pemimpin, society of peers
• The differentiated use of authority penting  perlu diterima anak dan orang tua  social training
lab for children to negotiate in situations of unequal power
• Dukungan terapis terhadap parental subsystem dapat berkonflik dengan tujuan terapeutik
mendukung otonomi anak  terapis perlu ingat bahwa:
• Parental subsystem yang lemah  restrictive control; excessive control terjadi karena kontrol
tidak efektif
• Mendukung tanggung jawab dan kewajiban orang tua untuk menentukan aturan keluarga 
melindungi hak dan kewajiban anak untuk tumbuh dan mengembangkan otonomi
• Tugas terapis: membantu subsistem bernegosiasi dan mengakomodasi satu sama lain
THE SIBLING SUBSYSTEM (1)
• First social lab in which children experiment with peer relationships
• Support, isolate, scapegoat, and learn from each other:
• Belajar negosiasi, kerjasama, dan bersaing
• Belajar berteman, beraliansi, melindungi, mendapatkan pengakuan atas keterampilannya
• May take different positions in their jockeying with one another
• Pada keluarga yang besar, ada pembagian dari sibling subsystem:
• Anak yang lebih muda: transaksi area security, nurturance, guidance within the family
• Anak yang lebih tua: kontak dan kontrak dengan dunia ekstrafamilial
• Try to operate along the lines of the sbiling world
• When they learn alternative ways of relating  bring back knowledge into the sibling
world
• Jika boundary keluarga dan dunia ekstrafamilial rigid  anak sulit masuk ke sistem
sosial lain
THE SIBLING SUBSYSTEM (2)
• Anak tunggal mengembangan pola akomodasi awal dengan dunia dewasa  perkembangan
prekoks, kesulitan mengembangkan otonomi dan kemampuan berbagi, kerjasama, dan bersaing
• Terapis perlu mengetahui kebutuhan perkembangan anak dan mendukung hak anak untuk otonomi
tanpa meminimalkan hak orang tua
• Boundaries of the sibling subsystem perlu melindungi anak dari pengaruh orang dewasa 
melatih hak atas privasi, their own areas of interest, and be free to fumble as they explore
• Tahap perkembangan berbeda  kebutuhan berbeda: keterampilan kognitif dan sistem nilai
idiosinkratik
• Tugas terapis:
• Sebagai translator  interpretasi dunia anak pada orang tua dan sebaliknya
• Membantu subsistem menegosiasikan clear but crossable boundaries dengan ekstrafamilial
• Menjembatani anak dengan dunia ekstrafamilial
ADAPTASI KELUARGA (1)
• Keluarga mendapatkan tuntutan dari dalam dan luar:
• Dalam: perubahan perkembangan anggotanya dan subsistem
• Luar: tuntutan untuk mengakomodasi institusi sosial
 berdampak pada anggota keluarga
• Kecemasan dan kurangnya diferensiasi dalam proses adaptasi keluarga ketika menghadapi situasi
baru  normal
• Fokus pada keluarga sebagai sistem sosial yang bertransformasi:
• Highlilght: transitional nature of certain family processes
• Eksplorasi mengenai perubahan situasi keluarga, anggota, dan stress of accommodation
• Keluarga dipandang dan ditangani sebagai keluarga biasa dalam situasi transisional yang
menderita akibat akomodasi terhadap situasi baru
• Patologis: keluarga yang menjadi lebih rigid pada pola transaksi dan boundaries-nya ketika
berhadapan dengan stres  menghindar atau menolak eksplorasi alternatif
ADAPTASI KELUARGA (2)
• Peran terapis:
• Keluarga biasa: relies on the motivation of family resources as a pathway to transformation
• Keluarga patologis: menjadi aktor dalam drama keluarga, masuk ke dalam koalisi transisional
untuk mengubah sistem dan mengembangkan keseimbangan yang baru
• Stres dalam sistem keluarga dapat berasal dari empat sumber:
• Stressful contact of one member with extrafamilial forces
• Stressful contact of the whole family with extrafamilial forces
• Stress at transitional points in the family
• Stresses around idiosyncratic problems
STRESSFUL CONTACT OF ONE MEMBER WITH
EXTRAFAMILIAL FORCES
• Salah satu fungsi keluarga: mendukung anggotanya
• Saat satu anggota stres  anggota lain perlu
mengakomodasi dalam subsistem atau seluruh keluarga
Contoh:
• Suami stres pekerjaan, mengkritik istri saat pulang ke
rumah (spouse system)  istri dapat menarik diri dari
suami tapi kemudian mendukungnya atau menyerang
balik  perselisihan, tetapi berakhir dengan closure
dan mutual support  stres suami berkurang (pola
transaksi fungsional)
• Perselisihan dapat meningkat tanpa closure dan salah
satu meninggalkan lainnya  suffers from sense of
nonresolution  unresolved stress
STRESS AT TRANSITIONAL POINTS IN THE FAMILY (1)

• Banyak fase dalam evolusi alami keluarga membutuhkan negosiasi aturan keluarga baru 
subsistem baru, garis diferensiasi baru  konflik dapat muncul
• Idealnya, konflik dapat selesai dengan negosiasi dan adaptasi keluarga  kesempatan untuk
tumbuh
• Jika konflik tidak selesai  masalah transisional yang dapat menyebabkan masalah lain
• Masalah transisi dapat timbul pada situasi:
• Perubahan tahap perkembangan anggota keluarga
• Perubahan komposisi keluarga
STRESS AT TRANSITIONAL POINTS IN THE FAMILY (2)

• Ketika ada anggota baru dalam keluarga, ia perlu beradaptasi dengan aturan keluarga dan aturan
lama perlu dimodifikasi
• Jika pola lama dipertahankan  anggota baru akan stres dan semakin menuntut
• Contoh: kelahiran anak, pernikahan, pernikahan single parent dengan anak, adanya anggota
keluarga lain, teman, atau anak asuh
• Stres juga dapat terjadi dengan perginya anggota keluarga
• Contoh: kematian, perceraian atau perpisahan, masuk penjara, anak pergi untuk sekolah
• Keluarga sering datang ke terapi karena negosiasi tidak berhasil  lebih mudah ditangani di awal
STRESSFUL CONTACT OF THE WHOLE FAMILY
WITH EXTRAFAMILIAL FORCES
Sebuah sistem keluarga mungkin kelebihan beban oleh efek dari depresi ekonomi. Atau stres dapat
ditimbulkan oleh relokasi yang disebabkan oleh pemindahan atau pembaruan kota. Mekanisme
koping keluarga sangat terancam oleh kemiskinan dan diskriminasi. Misalnya, sebuah keluarga
miskin mungkin berhubungan dengan begitu banyak lembaga sosial sehingga mekanisme
penanggulangannya menjadi kelebihan beban. Atau keluarga Puerto Rico mungkin memiliki masalah
dalam beradaptasi dengan budaya daratan. Sekali lagi, intervensi terapis akan diorientasikan pada
penilaiannya terhadap keluarga.

Stresses Around Idiosyncratic Problems


Jika ada anggota keluarga yang sakit parah, sebagian fungsi dan kekuasaannya harus dilimpahkan
kepada anggota keluarga yang lain. Redistribusi ini membutuhkan adaptasi dalam keluarga. Ketika
anggota yang sakit sembuh, penyesuaian kembali untuk memasukkannya ke dalam posisi lamanya
atau untuk membantunya mengambil posisi baru dalam sistem menjadi perlu.
Click icon to add picture

KESIMPULAN
Skema konseptual keluarga normal memiliki tiga
aspek:
1. Sebuah keluarga berubah dari waktu ke waktu,
beradaptasi dan merestrukturisasi dirinya sendiri
untuk terus berfungsi
2. Keluarga memiliki struktur, yang hanya dapat
dilihat dalam gerakan dan batas-batasnya harus tegas
namun fleksibel
3. Sebuah keluarga beradaptasi dengan stres dengan
cara yang menjaga kesinambungan keluarga sambil
memungkinkan restrukturisasi

Anda mungkin juga menyukai