Anda di halaman 1dari 7

KEBERFUNGSIAN KELUARGA: KONSEP DAN

INDIKATOR PENGUKURAN DALAM PENELITIAN


(Functioning Family: Concept And Measurement Indicator In Research)

Adi Fahrudin
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: fahradi@yahoo.com

Abstrak
Pengukuran memainkan sangat penting dalam sebuah penelitian. Kegagalan seorang peneliti memahami
teori dan konsep dapat menyebabkan kegagalannya dalam merumuskan indikator dan parameter
pengukuran yang hendak dilakukannya. Konsep keberfungsian keluarga mempunyai dimensi yang luas,
sehingga pemahaman teori dan konsep ini dengan benar maka dapat menuntun peneliti dalam melakukan
pengukuran dan pada akhirnya dapat membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

Kata Kunci: Keberfungsian Keluarga, Konsep, Indikator, Pengukuran dan Penelitian

Abstract
Measurement plays a very important role in the research. Failure of a researcher to understand the theory
and concepts can lead to failure to formulate indicators and measurement parameter intends to do. The
concept of family functioning has many dimensions, so an understanding of the theories and concepts
correctly it can lead researcher in measuring and ultimately may produce results that can be scientific
accountability.

Keyword: Family Functioning, Concept, Indicator, Measurement and Research

PENDAHULUAN
Keluarga memainkan peranan penting dalam dampak ke atas pembentukan nilai-nilai sosial
membangunkan kesejahteraan, pengasuhan baru mengenai insitutisi keluarga. Simon (1996)
dan pendidikan dasar kepada anggota-anggota mengatakan manusia pada ketika ini mulai
keluarga (Fahrudin, 2005). Pada semua mementingkan keindividuan (individualistic)
budaya masyarakat, tanggungjawab penjagaan, serta terlalu memberi penekanan kepada
perawatan dan pengasuhan anak dibebankan ekonomi (economistic). Dalam konteks ini,
kepada institusi keluarga (Nock, 1992). Sejalan banyak kalangan yang beranggapan bahwa
dengan perubahan sosial, keluarga pun telah keluarga kini tak ubah hanya sebagai tempat
mengalami perubahan yang drastik. Keluarga persinggahan dan bukan lagi tempat melahirkan,
bukan lagi satu-satunya institusi yang aman mendidik dan menjalin relasi dengan generasi
dalam memberikan perlindungan dan sosialisasi pewaris mereka.
kepada anggota keluarganya. Institusi keluarga Dalam kehidupan masyarakat di kota-
semakin kritis dan dilanda berbagai masalah kota metropolitan misalnya, fenomena di atas
sosial. Modernisasi masyarakat membawa kerapkali berlaku. Keluarga bukan tujuan atau

Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012 75


media untuk mewujudkan impian hidup mereka. keluarga yang telah menjalankan fungsi dan
Bagi sebagian orang ada yang beranggapan peranan dapat dikatakan sebagai keluarga yang
bahwa mereka tidak perlu membentuk keluarga, berfungsi. Persoalannya, kita dihadapkan pada
tidak perlu kehadiran anak, dan tidak ingin kebutuhan untuk mengukur keberfungsian
kebebasan mereka terhalang karena alasan keluarga, lalu bagaimanakah cara kita mengukur
berkeluarga. Kalangan yang berpandangan keberfungsian keluarga tersebut?
begini acapkali menghalalkan segala cara untuk
Ada banyak model atau teori mengenai
memenuhi kebutuhan seksual dan mereka
keberfungsian keluarga namun sangat sedikit
tidak perlu terikat dalam sebuah perkawinan.
penjelasan mengenai ukuran keberfungsian
Sebahagiannya lagi mereka mau membentuk
keluarga. Walsh (1982) memberikan model
keluarga tetapi mengabaikan keluarganya
penilaian komprehensif proses keluarga yang
selepas itu. Anak-anak hasil perkawinan
normal. Menurutnya normalitas keluarga bisa
mereka terabai, terlantar dan menjadi bibit
dilihat dalam empat terima yaitu; kesehatan atau
generasi yang bermasalah di kemudian hari.
ketiadaan penyakit (health or the absence of
Hubungan suami-isteri kini menjadi hubungan
patology), visi ideal atau optimal keberfungsian
formal seperti dalam sebuah organisasi
keluarga, statistik rata-rata, proses normal
kerja yang bercorak pembahagian tugas dan
termasuk siklus kehidupan keluarga. Manakala
tanggungjawab. Keluarga telah mengalami
Beavers dan Hampson (1990) menyusun model
perubahan sedemikian rupa sehingga tidak
keberfungsian keluarga menggunakan konsep
mudah menilai mana keluarga yang berfungsi
gaya dan kompetensi. Dimensi kompetensi
dengan baik (fully functioning) dan mana yang
digunakan untuk menilai secara global kualitas
tidak berfungsi dengan baik (disfunctioning),
kesehatan atau kompetensi keluarga yang
mana keluarga yang sehat (healthy) dan keluarga
diaplikasikan ke dalam beberapa dimensi dan
yang tidak sehat, mana keluarga yang harmonis
sub dimensi antara lain;
dan keluarga yang tidak harmonis.
1. Struktur keluarga, meliputi kuasa, koalisi
Berdasarkan kondisi tersebut di atas dan kedekatan orang tua
dirasakan perlu bagaimana memahami konsep
2. Metologi keluarga, meliputi keyakinan dan
dan pengukuran keberfungsian keluarga.
persepsi terhadap keluarga
Konsep atau variabel yang baik apabila konsep
tersebut mempunyai penjelasan secara teori 3. Negosiasi, meliputi relasi untuk pemecahan
masalah
dan mempunyai suatu kreteria atau indikator
pengukuran yang valid. Pengukuran dan 4. Otonomi, termasuk menyatakan ekspresi,
penjelasan indikator keberfungsian keluarga tanggungjawab, dan keterbukaan
ini bisa dipergunakan sebagai pijakan 5. Pengaruh, termasuk rentang perasaan, mood
dalam menyusun instrumen dan juga dalam dan nada suara, konflik dan empati.
pelaksanaan program pembangunan keluarga Dunst, Trivette dan Deal (1988)
pada masa mendatang. menyarankan beberapa indikator keberfungsian
institusi keluarga yaitu:
pembahasan 1. Nilai keluarga yaitu nilai-nilai yang dianut
Para pakar studi keluarga meyakini dan yang diamalkan oleh semua anggota
keluarga. Nilai-nilai keluarga tersebut
bahwa sesungguhnya sukar dalam membuat
diantaranya;
indikator keberfungsian keluarga. Tiada ukuran
a. Percaya dan mempunyai komitmen

76 Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012


terhadap meningkatkan kesejahteraan f.
Kemampuan mewujudkan dan
dan perkembangan anggota keluarga dan mengekalkan hubungan harmonis di
juga unit keluarga itu sendiri. dalam dan di luar sistem keluarga
b. Nilai, peraturan dan sistem kepercayaan g.
Kemampuan merencanakan dan
yang jelas dan menerangkan tingkah laku menyusun tujuan keluarga
yang boleh dan tidak boleh diterima. 3. Pola interaksi merujuk pada kemampuan
c. Hidup dengan penuh tujuan baik dalam keluarga dan anggotanya membangun dan
waktu senang maupun susah mengembangkan pola-pola interkasi sosial
d. Berbagi tanggungjawab baik di dalam keluarga maupun di luar
keluarga. Pola interaksi ini terdiri dari;
e. Menghormati hak pribadi anggota
keluarga a. Anggota keluarga saling bersetuju
mengenai nilai dan kepentingan
f. Mempunyai ritual dan tradisi keluarga
menggunakan waktu dan tenaga
g.
Mempercayai kepentingan untuk keluarga dalam menetapkan tujuan,
menjadi aktif dan mempelajari persoalan mengidentifikasi kebutuhan dan
baru melaksanakan fungsi.
h. Mempercayai bahwa segala sesuatu b. Menghargai sumbangan dan pencapaian
masalah bisa diselesaikan jika anggota besar dan kecil anggota keluarga dan
keluarga bekerjasama. mendorong anggota keluarga untuk terus
i. Mempertimbangkan tentang integrasi berusaha memperbaikinya
dan kesetiaan keluarga c. Bersatu dalam menjalankan aktivitas
2. Keterampilan Keluarga menilik kemampuan keluarga
keluarga dan anggotanya bertahan dalam d. Berkomunikasi secara efektif dan
berbagai situasi yang dihadapinya. sentiasa menggalakkan sumbangan ide
Kemampuan tersebut diantaranya; dan kritik positif dari anggota
a. Mempunyai strategi daya tindak (coping e. Mengamalkan praktek mendengarkan
strategy) yang berbagai bagi menangani secara efektif terhadap masalah,
peristiwa kehidupan yang normal dan kehendak, kekecewaan, aspirasi,
bukan normal. ketakutan dan harapan anggota keluarga
b. Mengamalkan ciri fleksibelitas dan dengan penuh dukungan
adaptif dalam mengindentifikasi dan f. Meluahkan pengukuhan dan dukungan
mendapatkan sumber bagi memenuhi terhadap dan sesama anggota
kebutuhan. keluarga
c. Ilmu dan keterampilan yang digunakan Keberfungsian keluarga akan menjamin
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keluarga menjalankan fungsi-fungsinya dalam
menetapkan hasil kehidupan sehari-hari. Perpaduan dan interaksi
d. Kemampuan untuk mengekalkan ciri nilai keluarga, keterampilan dan pola interaksi
positif dalam semua aspek kehidupan yang positif menjadikan keluarga memiliki
termasuk melihat krisis dan tantangan keberfungsian dalam menghadapi sebarang
sebagai peluang untuk berkembang. persoalan, mampu mengurus sumber, menyusun
e.
Kemampuan untuk menggerakkan tujuan dan melihat tantangan sebagai peluang
anggota keluarga untuk memperoleh untuk mempertahankan dan meningkatkan
sumber-sumber yang diperlukan kualitas kehidupan dan kesejahteraan anggota-
anggotanya.

Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012 77


Ahli studi keluarga seperti Brock dan • Anggota keluarga sensitif dengan perasaan
Barnard (1999) dan Walsh (1982) melihat anggota keluarga yang lain
keberfungsian keluarga sebagai sistem keluarga • Aturan untuk mengekspresikan emosi
yang sehat yang bisa dilihat dari struktur dan adalah jelas, dan ekspresi emosi cenderung
proses interaksi dalam keluarga. Penelitian bersifat spontan
tentang keluarga yang sehat merujuk kepada • Ekspresi emosi yang negatif dibenarkan
keberfungsian primer keluarga tersebut. sepanjang sensitif terhadap orang lain
Penelitian mengenai konsep dan instrumentasi • Rasa ekspresi adalah tinggi, dengan ketawa,
keberfungsian keluarga telah memperoleh humor dan hangat
perhatian luas sejak kebelakangan ini, dan
• Keluarga toleransi dan mendorong ekspresi
penjelasan konsep serta indikator keberfungsian
perasaan anggotanya
tersebut kini oleh Walker (1978) telah dibagi ke
dalam enam area keberfungsian yaitu;
Saling ketergantungan/individuasi keluarga
(interdependence/individuation)
Peranan keluarga (roles) Saling ketergantungan/individuasi merujuk
Peranan adalah pola perilaku individu kepada besarnya otonomi atau individuasi yang
yang berulang dan dijalankan sesuai dengan diberikan kepada invididu oleh keluarga.
fungsi dalam kehidupan keluarga hari ke hari.
• Setiap individu mempunyai aktivitas sosial
Peranan menggambarkan stuktur keluarga dan
dan rekreasi sendiri
memelihara proses interaksi dalam keluarga.
• Anggota keluarga mendiskusikan masalah
• Wujud diferensiasi yang jelas antara peranan individu dan memahami serta memberi
orang tua, anak, dan pasangan dukungan kepada yang lain
• Peranan mungkin dibagi, kebalikan atau • Perbedaan sistem nilai ditoleransi oleh
perubahan, tergantung pada situasi keluarga; bagaimanapun nilai utama
• Peranan baru dapat dicoba dan peranan lama berkaitan dengan seks, uang, agama, etika
dimodifikasi kerja, kesetiaan keluarga dipegang bersama.
• Peranan ini juga selaras merentasi situasi • Kerjasama bukan kompetisi adalah nilai
dan anggota-anggota keluarga keluarga
• Orang tua berbagi dalam perawatan dan • Hubungan interpersonal dengan anggota
pengasuhan anak bukan keluarga dihargai sepanjang rutinitas
keluarga tidak terganggu.
Ekspresi emosi keluarga (emotional-expression) • Anggota keluarga mengambilalih
Ekspresi emosi merujuk kepada ide bahwa tanggungjawab bagi perasaan dan tingkah
setiap keluarga mempunyai suasana emosi yang laku
akan menentukan derajat emosi yang ekspresif, • Perbedaan opini dihargai, dan kesepakatan
sensitivitas, dan kebertanggungjawaban anggota bersama selalunya hasil dari diskusi
keluarga dengan anggota yang lainnya. Keluarga
juga menciptakan norma timbal balik yang Distribusi kekuasaan keluarga (power
mengatur pola refleksi dari ekspresi emosi. distribution)
• Keseluruhan suasana emosi keluarga adalah Kekuasaan dapat diartikan sebagai derajat
positif pengaruh atau kontrol anggota keluarga terhadap
anggota keluarga yang lain. Penggunaan
kekuasaan dan distibusi dikalangan anggota

78 Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012


keluarga sangat penting untuk memahami adik beradik, dan aliansi antara dan di kalangan
dan perubahan pola-pola interaksi yang anggota kelompok.
dysfunctional.
• Kejelasan sempadan antara sub sistem orang
• Semua orang dapat memberi input dalam tua, pasangan dan adik beradik.
keputusan keluarga • Setiap sub sistem melaksanakan fungsinya
• Anggota keluarga melihat dan mengambil dengan tepat
kepemimpinan dalam aspek kehidupan • Ikatan emosional yang kuat antara sub
keluarga yang berbeda dan anggota keluarga sistem - sub sistem dan antara individu-
yang lain mengikuti kepemimpinan itu individu dalam sub sistem tersebut.
• Kekuasan dalam keluarga adalah terpusat • Sub sistem orang tua memimpin keluarga
pada kedua orang tua dan kebanyakannya memegang kuasa
• Peraturan keluarga dilaksanakan melalui • Individu-individu dalam sub sistem
persuasi daripada intimidasi. Kekerasan berpartisipasi dalam aktivitas bersama
tidak ditoleransi
• Koalisi antara sub sistem terjalin tetapi
• Konflik cenderung terbuka dan penyelesaian jangka pendek sifatnya.
perlu diambil secepatnya
Selain itu, Moore dan Vandivere (2005)
memaparkan aspek-aspek keberfungsian
Komunikasi keluarga (communication)
keluarga antara lain; rutinitas keluarga, kualitas
Komunikasi berkaitan dengan penyampaian hubungan perkawinan orang tua, kualitas
dan penerimaan informasi verbal dan non verbal hubungan anak-orang tua, monitoring dan
antara anggota - anggota keluarga. Ini termasuk supervisi anak, dan komunikasi keluarga. Dari
keterampilan - keterampilan dalam pola-pola perspektif rentang kehidupan, aspek-aspek
pertukaran informasi dalam sistem keluarga. keberfungsian keluarga terus berlangsung
• Informasi didapat dan dibagi antara anggota sehingga memerlukan komitmen sepanjang
keluarga waktu. Untuk keperluan penulisan ini, saya
• Pesan verbal dan non verbal adalah sepakat kalau ukuran keberfungsian keluarga
congruent dan intensitas setiap pesan jelas menggunakan indikator keberfungsian keluarga
dan terbuka yang disarankan oleh Epstein, Baldwin,
• Konflik diselesaikan melalui diskusi dan Bishop (1983). Hal ini karena indikator
keberfungsian ini lebih sering digunakan
• Kebanyakan komunikasi keluarga dengan
dalam banyak literatur pekerjaan sosial. Selain
nada yang positif
itu pengukuran indikatornya lebih mudah
• Semua anggota keluarga mempunyai
dilakukan.
kemampuan menggunakan pemecahan
masalah yang dapat menyelesaikan konflik
secara efisien. Pengukuran Keberfungsian Keluarga
Dalam bidang pekerjaan sosial, terdapat
Sub sistem keluarga (subsystem). sedikit instrumen atau alat yang digunakan dalam
Komponen yang juga penting adalah sub asesmen keluarga. Ada dua buku populer yang
sistem atau sub kelompok dalam keluarga dan berisi berbagai instrumen asesmen berkaitan
bagaimana mereka memelihara sistem keluarga. keluarga yaitu Family Measurement Techniques
Jenis-jenis sub sistem termasuk orang tua, (Straus & Brown, 1978) dan Handbook of
pasangan (suami atau isteri), dan kelompok Family Measurement Technique (Touliatos,
Perlmutter & Straus, 1990). Meski demikian

Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012 79


sangat terbatas instrumen yang dapat digunakan instrumen asesmen untuk menilai keberfungsian
dalam asesmen keberfungsian keluarga. Hal ini keluarga yang dinamakannya Family
lebih disebabkan luasnya perspektif mengenai Assessment Device (FAD). Instrumen ini terdiri
keberfungsian keluarga. Lalu apa yang dimaksud dari 60 item pernyataan yang dapat digunakan
dengan pengukuran dalam konteks ini? Apakah pada subjek klinikal dan non klinikal. Instrumen
dalam konotasi pengukuran (measurement) ini mempunyai validitas dan realibilitas yang
atau penilaian (asssessment). Pengukuran baik dengan alpha untuk sub skala berkisar
(measurement) menurut Nunnally (1978) is the dari 72 sampai 92. Instrumen tersebut terdiri
systematic process of assigning a number to dari tujuh sub skala yaitu; (1) Pemecahan
‘some thing’. The ‘thing’ is known as variabel masalah (Problem Solving), (2) Komunikasi
(hal.3). Dalam konteks ini menurut hemat saya (Communication), (3) Peranan (Roles), (4)
tentu bagaimana proses mensistematikkan Rasa kebertanggungjawaban afektif (Affective
indikator-indikator keberfungsian keluarga Responsiveness), (5) Penglibatan afektif (Active
ke dalam suatu variabel yang dapat diukur. Involvement), (6) Kontrol perilaku (Behavior
Proses mensistematikan indikator tersebut Control) dan (7) Kefungsian umum (General
ke dalam ukuran-ukuran tertentu itu pada Functioning).
dasarnya merupakan proses asesmen. Menurut
Family Assessment Device (FAD)
Wilkinson (1993) terdapat beberapa jenis
merupakan self report instrument yang mudah
metode dalam asesmen keberfungsian keluarga
diaplikasikan dalam mengukur keberfungsian
yaitu;(1) metode untuk mendapatkan informasi
keluarga. Instrumen ini bisa diadaptasi dan
(berupa interview, questionnaires, naturalistic
digunakan sesuai dengan konteks sistem sosial-
observation, family task, projective tests), (2)
budaya Indonesia.
metode untuk mencatat dan mengorganisir
informasi (berupa rating observation scales,
observer rating scales, behavior coding system, KESIMPULAN
dan diagramatic methods). Menurut Brock dan Keluarga memangnya mempunyai peranan
Barnard (1999) alat asesmen (assessment tools) yang sangat penting dalam pembentukan
untuk mengukur keberfungsian keluarga lebih kepribadian dan mental yang sehat di dalam
sesuai jika menggunakan self report instrument. sebuah masyarakat. Oleh sebab itu keberfungsian
Epstein, Baldwin, dan Bishop (1983) keluarga dalam masyarakat amatlah penting.
dalam Fisher dan Corcoran (1994) menyusun Indikator keberfungsian keluarga bisa
indikator keberfungsian keluarga berdasarkan diidentifikasi antara lain; kemampuan keluarga
Mc Master Model yang menguraikan kekayaan dalam pemecahan masalah, kompetensi
struktur, pekerjaan dan transaksi keluarga komunikasi dalam keluarga, distribusi peranan,
dengan mengidentifikasi enam dimensi rasa kebertanggungjawaban, penglibatan
keberfungsian keluarga yaitu: (1) Pemecahan perasaan, dan kontrol perilaku anggota keluarga.
masalah (Problem Solving), (2). Komunikasi Untuk mencapai keberfungsian keluarga tersebut
(Communication), (3) Peranan (Roles), (4) maka terdapat lima peranan esensial keluarga
Rasa kebertanggungjawaban afektif (Affective untuk mencapai keberfungsian keluarga secara
Responsiveness), (5) Penglibatan afektif (Active efektif yaitu; (1) pemberian sumber-sumber,
Involvement), dan (6) Kontrol perilaku (Behavior dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi
Control). Dari enam indikator tersebut, Epstein, anggota keluarga, (2) dukungan kenyamanan,
Baldwin, dan Bishop (1983) dalam Fisher dan kehangatan, pemberian jaminan bagi anggota-
Corcoran (1994) juga telah mengembangkan

80 Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012


anggota keluarga, (3) membantu anggota Fisher, J. & Corcoran, K. (1994). Measures
keluarga dalam pengembangan keterampilan for clinical practice: A sourcebook (2nd
hidup termasuk fisik, emosional, pendidikan, ed) Volume 1: Couples, Families, and
dan perkembangan sosial, (4) peranan Children. New York: The Free Press.
pemeliharaan dan pengaturan sistem keluarga,
McGoldrick, M, Gerson, R. & Shellenberger,
dan (5) kepuasan dalam kehidupan perkawinan.
S. (1999). Genograms: Assessment and
*** intervention (2nd ed.). New York: W.W.
Norton and Company.

DAFTAR PUSTAKA Minuchin, S. (1974). Families and Family


Therapy. Cambridge, MA: Harvard
Beavers, W. R. & Hampson, R. B. (1990). University Press.
Successful families: Assessment and
intervention. New York: W.W Norton. Moore, K.A. & Vandivere, S. (2005). Longitudinal
indicators of the sosial context of families:
Brock, G. W. & Barnard, C. P. (1999). Procedure Beyond the snapshot. http://aspe.os.dhhhs.
in marriage and family therapy. Boston: gov/hsp/connections-papers04/paper3.htm
Allyn and Bacon. (retrieve 22/08/2012).
Dunst, C. J., Trivette, C. M. , & Deal, A.G. Nock, S. L. (1992). Sociology of the Family (2nd
(1988). Supporting and strengthening Edition). Englewood Cliffs, New Jersey:
families: Methods, strategies and practice. Prentice Hall.
Cambridge, MA: Brookline Books.
Nunnally, J. C. (1978). Psychometric theory (2nd
Epstein, N. B. Bishop, D., Ryan, C., Miller, & ed). New York: McGraw-Hill.
Keitner, G., (1993). The McMaster Model
View of Healthy Family Functioning. Simon, W. (1996). Postmodern Sexualities.
In Froma Walsh (Eds.), Normal Family London: Routledge.
Processes (pp. 138-160). The Guilford
Press: New York/London.
Walsh, F. (1982). Normal family process. New
Fahrudin, A. (2005b). Pengukuran indikator York: The Guilford Press.
keberfungsian keluarga. Makalah
Walker, L. (1978). The development,
disajikan pada Lokakarya Penyusunan
implementation, and evaluation of two
Indikator Kesejahteraan Keluarga,
educational models of family intervention
Anjuran Direktorat Pemberdayaan Peran
(Doctoral dissertation, the University of
Keluarga, Departemen Sosial RI, Hotel
Texas at Austin). Dissertation Abstracts
Baltika Bandung 23-24 Desember 2005
International, 39, 2160A.
Fahrudin, A. (2005). Ketahanan institusi
Wilkinson, I. (1998). Child and family
keluarga dan kesejahteraan anak. Makalah
assessment: Clinical guidelines for
disajikan dalam Workshop Penguatan
practitioners (2nd Ed.). London: Routledge.
Institusi Keluarga anjuran Pusat Kajian
Perempuan dan Keluarga, STKS Bandung.
21 September 2005.

Informasi, Vol. 17, No. 02 Tahun 2012 81

Anda mungkin juga menyukai