Anda di halaman 1dari 15

DI SUSUN OLEH :

Dr. WILSA, S.H,M.H


HUKUM ADAT
SEJARAH
Hukum Adat :
dikemukakan pertama kali oleh Snouck Hurgrounje seorang Ahli Sastra Timur dari Belanda (1894). Sebelum istilah Hukum Adat berkembang, dulu dikenal istilah Adat Recht. Snouck Hurgrounje dalam bukunya de atjehers pada tahun 1893-1894 menyatakan
“Hukum rakyat Indonesia yang tidak dikodifikasi adalah de atjehers.Hukum Adat dikemukakan pertama kali oleh Snouck Hurgrounje seorang Ahli Sastra Timur dari Belanda (1894). Sebelum istilah Hukum Adat berkembang, dulu dikenal istilah Adat Recht. :”

Snouck Hurgrounje dalam bukunya de atjehers pada tahun 1893-1894 menyatakan hukum rakyat Indonesia yang tidak dikodifikasi adalah de atjehers.
ISTILAH HUKUM ADAT
• stilah hukum adat (adatrecht) mulai dipakai oleh pemerintah kolonial
Belanda secara resmi dalam peraturan perundang-undangannya pada
tahun 1929. Dalam sejarah perundangan di Indonesia, antara istilah
adat dan kebiasaan ada bedanya. Oleh sebab itu, hukum adat tidak
sama dengan hukum kebiasaan.
• a. Ter (aar, suatu adat akan menjadi hukum adat, apabila ada
keputusan dari kepala adat dan apabila tidak ada keputusan, maka itu
tetap merupakan tingkah laku/adat. b. Van Vollenhoven, suatu
kebiasaan/adat akan menjadi hokum adat, apabila kebiasaan itu
dijatuhkan sanksi.
SUMBER HUKUM ADAT ADA 3
• Sumber pengenal. - Menurut B Ter Haar, sumber pengenal hukum
adat adalah keputusan penguasa adat. ...
• Sumber isi. - Sumber isi hukum adat adalah kesadaran hukum yang
hidup di masyarakat adat.
• Sumber pengikat.
CIRI- CIRI HUKUM ADAT

Pada umumnya berupa hukum yang tidak tertulis;


Norma hukum adat tertuang dalam petuah-petuah yang memuat asas perikehidupan dalam masyarakat;
Asas-asas itu dirumuskan dalam bentuk pepatah, seloka, cerita, perumpamaan, dan lain-lain;
Mengapa hukum adat terus tumbuh dan
berkembang?
• Seperti halnya dengan semua sistem hukum di bagian di muka bumi ini,
maka hukum adat itu senantiasa tumbuh, berkembang serta
dipertahankan oleh masyarakat adat Indonesia karena timbul dari suatu
kebutuhan hidup yang nyata, cara hidup dan pandangan hidup yang
keseluruhannya merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum ..
• PERBEDAABN ADAT DAN HUKUM ADAT
• Adat yang di dalamnya tak mengandung sanksi disebut dengan kebiasaan
normative, yakni kebiasaan yang wujudnya adalah aturan mengenai
tingkah laku yang diterapkan oleh masyarakat. APABILA SUATU ADAT
DILENGKAPI DENGAN SANKSI ADAT, maka hal tersebut dinamakan dengan
HUKUM ADAT..
PENDAPAT PARA AHLI HUKUM ADAT
• Van Vollenhoven menjelaskan bahwa hukum adat adalah Keseluruhan aturan tingkah laku positif
yang di satu pihak mempunyai sanksi.
• Bushar Muhammad menjelaskan bahwa untuk memberikan definisi hukum ada sulit sekali
dilakukan karena, hukum adat masih dalam pertumbuhan; sifat dan pembawaan hukum adat.
• Terhar berpendapat bahwa hukum adat hukum adat lahir dari & dipelihara oleh keputusan-
keputusan, Keputusan berwibawa dan berkuasa dari kepala rakyat (para warga masyarakat hukum)
• Soerjono Soekanto berpendapat bahwa hukum adat adalah kompleks adat-adat yang tidak
dikitabkan (tidak dikodifikasikan) bersifat paksaan (mempunyai akibat hukum.
• Supomo & hazairin mengambil kesimpulan bahwa hukum adat adalah hukum yang mengatur
tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungan satu sama lain, baik yang merupakan keseluruhan
kelaziman, kebiasaan dan kesusilaan yang benar-benar hidup di masyarakat adat karena dianut dan
dipertahankan oleh anggota-anggota masyarakat itu, maupun yang merupakan keseluruhan
peraturan yang mengenal sanksi atas pelanggaran dan yang ditetapkan dalam keputusan-keputusan
para penguasa adat.
ADAT, ADAT ISTIADAT DAN HUKUM
ADAT
• Apa perbedaan pengertian antara adat adat istiadat kebiasaan dan
hukum adat?
• Pembahasan: Perbedaan hukum adat dan kebiasaan adalah adat
Istiadat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau
dilakukan sejak dahulu yang berlaku pada sekelompok orang,
sementara kebiasaan adalah aturan dan perbuatan yang lazim
dilakukan hanya pada perseorangan saja.
HUKUM ADAT
• Hukum adat dapat dikatakan sebagai aturan tidak tertulis yang hidup
di dalam masyarakat adat suatu daerah dan akan tetap hidup selama
masyarakatnya masih memenuhi hukum adat yang telah diwariskan
kepada mereka dari para nenek moyang sebelum mereka.
Hukum Adat menurut Prof. Mr. Cornelis van
Vollenhoven 19 WILAYAH HUKUM ADAT
•1. Aceh yaitu termasuk Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel, Simeulue.
•2. Gayo, Alas, dan Batak. Wilayah yang termasuk antara lain :
•Tanah Gayo-Gayo Lueus.
•Tanah Alas
•Tanah Batak, Tapanuli. Terbagi menjadi:
• a. Tapanuli Utara. Terdiri dari :
• - Pakpak-Batak (Barus)
• - Karo-Batak
• - Simalungun-Batak
• - Toba, di daerah Batak yaitu Samosir, Balige, Laguboti, Lumban Julu.
•Tapanuli Selatan, yaitu:
• a. Padang Lawas, Tano Sepanjang.
• b. Angkola
3. Daerah Minangkabau - Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Daerah Kampar, Kerinci.
4. Sumatera Selatan yaitu:
Bengkulu, Rejang.
Lampung, Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan, Tulangbawang.
Palembang, Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasema, Semendo.
Enggano
5. Daerah Melayu, Lingga Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera Utara, orang- orang Banjar.
6. Bangka dan Belitung.
7. Kalimantan-Pembagian Vollenhoven yaitu meliputi daerah Dayak, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu,
Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasi, Dayak Kenya, Dayak Klementen, Dayak Landak dan Tayan, Dayak-
Lawang, Lepo-Alim, Lepo-Timei, Long Glatt, Dayak-Maanyan-Pantai, Dayak Maan Siung, Dayak-Ngaju, Dayak-Ot-
Danum, Dayak-Penyabung Punan.
8. Minahasa, Manado Indonesia.
9. Gorontalo, Bolaang Mongondow, Boalemo.
10. Daerah/Tanah Toraja (Vollenhoven memasukan wilayah Sulawesi bagian Tengah, Toraja, orang Toraja berbahasa
Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai Indonesia)
• 11. Sulawesi Selatan, Orang Bugis, Bone, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar, Selayar,
Muna.
• 12. Kepulauan Ternate, Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo, Pulau Sula)
• 13. Maluku-Ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser, Saparua, Buru, Seram, dan juga
Vollenhoven memasukkan Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, Kisar)
• 14. Irian
• 15. Vollenhoven merinci Kepulauan Timor termasuk kelompok Timor, Timur, Bagian
tengah Timor, Mollo, Sumba, Bagian tengah Sumba, Sumba Timur, Kodi, Flores,
Ngada, Roti, Savu Bima
• 16. Bali dan Lombok (Bali, Tangan Parigsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng,
Jembarana, Lombok, Sumbawa)
• 17. Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Madura yaitu Jawa bagian tengah, Kedu,
Purworejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura.
• 18. Daerah Kerajaan, Solo-Yogyakarta.
• 19. Jawa Barat, Parahyangan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten.
• Hukum adat
• tersebut berkembang mengikuti perkembangan masyarakat dan tradisi
rakyat yang ada. Hukum adat merupakan endapan kesusilaan dalam
masyarakat yang kebenarannya mendapatkan pengakuan dalam masyarakat
tersebut
• . Dalam perkembangannya, praktek yang terjadi dalam masyarakat hukum
adat keberadaan hukum adat sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
apakah aturan hukum adat ini tetap dapat digunakan untuk mengatur
kegiatan sehari-hari masyarakat dan menyelesaikan suatu permasalahan-
permasalahan yang timbul di masyarakat hukum adat.
• Sementara itu negara kita juga mempunyai aturan hukum yang dibuat oleh
badan atau lembaga pembuat undang-undang dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Antara hukum adat dengan hukum negara mempunyai
daya pengikat yang berbeda secara konstitusional bersifat sama tetapi
terdapat perbedaan pada bentuk dan aspeknya.
• Menurut Van Vollenhoven, hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat
yang berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan. Menurut Terhaar, hukum
adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-keputusan adat dan
berlaku secara spontan. Dapat disimpulkan hukum adat adalah suatu norma atau peraturan
tidak tertulis yang dibuat untuk mengatur tingkah laku masyarakat dan memiliki sanksi.

• Keberadaan hukum adat ini secara resmi telah diakui oleh negara keberadaannya tetapi
penggunaannyapun terbatas. Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 dimana
menyebutkan”Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam undang-undang” yang berarti bahwa negara mengakui keberadaan hukum adat serta
konstitusional haknya dalam system hukum Indonesia. Disamping itu juga diatur dalam
Pasal 3 UUPA “Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-
masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-
peraturan lain yang lebih tinggi”.

Anda mungkin juga menyukai