ADAPTASI DAN
MEKANISME
PERTAHANAN EGO
STRES
Jasmani Rokhani
SOMATO
Manusia
PSIKO
SOSIAL
Lingkungan
● Manusia harus selalu menyesuaikan diri
dengan dunia yang selalu berubah
● Apabila ada gangguan pada jasmani, maka
akan mengadakan penyesuaian secara fisik,
atau ada gangguan pada rokhani, maka akan
mengadakan penyesuaian secara rokhani.
● Sumber gangguan jasmani maupun rokhani
adalah stres
• Usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi
stres, agar terjadi keseimbangan yang terus menerus
dalam batas tertentu dan tetap dapat
mempertahankan hidup dinamakan homeostatis.
• Apabila kita mampu mengatasi keadaan stres, maka
perilaku kita cenderung berorientasi pada tugas (task
oriented), untuk menghadapi tuntutan keadaan
disebut adaptasi (adaptation)
• Apabila stres mengancam perasaan, kemampuan dan
harga diri kita, maka reaksi kita cenderung pada
orientasi pembelaan ego (ego defence-oriented)
disebut mekanisme pertahanan ego (ego defence
mechanisme)
GLOBALISASI
MODERNISASI
INFORMASI
IPTEK
INDIVIDUALISTIS
SOSIAL RELIGIUS
MATERIALISTIS
KONSUMTIF DAN
PERUBAHAN MEWAH
TATA NILAI MORAL
KEHIDUPAN
AMBISI KARIER
BERMORAL, KKN
BERETIKA
HUKUM
ETIKA
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
TEKANAN MENTAL
(STRESSOR PSIKOSOSIAL) -HUBUNGAN
TDK
HARMONIS
-LH
-KEUANGAN
-Hukum
KENAKALAN
PERCERAIAN NARKOBA PHK -Penyakit
REMAJA -Klg tdk
hamonis,dll.
TDK SEMUA
MANUSIA STRES
MAMPU
MENGHADAPI
STRESOR
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
P.L. MANUSIA
Kebutuhan
Atau
Tujuan
KENDALA
• Apakah stres selalu bersifat negatif atau
merugikan ?
• Menurut pendapat ahli bahwa tidak semua
stres bersifat negatif, tetapi ada juga yang
bersifat positif.
Contoh :
• Seorang yang diberi jabatan tertentu dan
penting di suatu institusi. Pada awalnya
mungkin ada perasaan stres, tetapi stres
tersebut akan memacu untuk mengatasi
tantangan akibat jabatan yang dipercayakan
padanya. Apabila ia sukses mengemban tugas
tersebut, ia tidak akan mengalami stres,
tetapi eustres.
• Stres dapat menjadi motivator yang penting
dan bermanfaat dalam mencapai tujuan atau
cita-cita tertentu sehingga kita berusaha
keras untuk mencapainya.
Penyesuaian secara
psikologis
Menyesuaikan
diri
Susah payah
Somatik
M T
e
Kendala
u
m j
Perilaku Kebutuhan Dorongan e u Rintangan
manusia n a
u n
h Kebimbangan
i
Psikologik
Aral
Stres
Pengertian Stres
• Hans Selye : Stres adalah respon manusia
yang bersifat non spesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya”
(Pus-diknakes, Dep.Kes.RI, 1989)
• Dadang Hawari : “Stres adalah reaksi atau
respons tubuh terhadap stressor psikososial
(tekanan mental atau beban kehidupan)”
• Soeharto Heerdjan : “ Stres adalah suatu
kekuatan yang mendesak atau mencekam
yang menimbulkan suatu ketegangan dalam
diri seseorang”
• Secara Umum
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi
yang menimbulkan tekanan, perubahan dan
ketegangan emosi dan lain-lain.
• Maramis : “ Stres adalah segala masalah atau
tuntutan penyesuaian diri dan karena itu
sesuatu yang mengganggu keseimbangan
kita”
• Vincent .C dan Grand B :), “ Stres adalah
gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan individu di
lingkungan tersebut”.
Penulis merumuskan pengertian bahwa :
Kimiawi
Microbiologis
Fisiologik
Proses tumbang
Psikis/Emosional
Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990),
dapat digolongkan sebagai berikut :
PENYABAB
STRES
(Brench Grand)
-Cekcok
PENYEBAB - Antri
MIKRO - Perselisihan
kecil
Psikoedukatif/Sosio
Biologis Kultural
1. Herediter 1. Perkembangan
2. Konstitusi tubuh Kepribadian
3. Kondisi fisik 2. Pengalaman
4. Neurofisiologik 3. Kondisi lain
5. Neurohormonal
1. Intensitasnya
2. Lamanya
3. Lokal
4. General
Intrinsik Ekstrinsik
Frustasi
Timbul akibat gagal dalam mencapai tujuan, karena ada
aral melintang, misalnya apabila ada perawat Puskesmas
lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 Akper Program
Khusus Puskesmas, tapi tidak diizinkan oleh istri/suami,
tidak punya biaya dan sebagainya.
Konflik.
Timbul karena tidak dapat memilih antara dua atau lebih
macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya
approach – approach conflict, approach – avoidance
conflict atau avoidance – avoidance conflict.
Tekanan
• Tahap kedua
Stress disertai keluhan : letih pd saat bangun pagi,
lekas capai menjelang sore, lekas lelah setelah
makan, tdk dapat rileks, bowel disconfort, jantung
berdebar, otot tengkuk dan punggung tegang.
• Tahap ketiga
Defikasi tdk teratur, otot semakin tegang,
emosional, insomnia, midle insomnia, late
insomnia, koordinasi tubuh terganggu, mau
jatuh pingsan.
• Tahap keempat
Loyo, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
menjenuhkan, respon tdk adekuat, kegiatan
rutin terganggu, gg pola tidur, sering
menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat
menurun, timbul ketakutan dan kecemasan.
• Tahap kelima
Physical and psychological exhausting, tdk
mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan
dan sederhana, gangguan pencernaan berat,
meningkatnya perasaan takut dan cemas,
bingung dan panik.
• Tahap keenam
Jantung berdebar keras, sesak nafas, badan
gemetar, dingin, banyak keluar keringat, loyo
sampai pingsan atau collaps.
REAKSI TUBUH TERHADAP STRES
(Dadang Hawari)
Contoh :
Seorang mahasiswa dalam ujian akhir program,
mungkin ia akan bekerja keras (terang-terangan) agar
lulus.
Karena tdk mampu mengikuti pelajaran lebih baik ia
menarik diri(regresi) dengan keluar dari pendidikan.
Contoh :
• Seseorang yang mampu mengatasi stres,
tangannya tidak gemetar dan berkeringat,
serta wajahnya tidak pucat.
• Seseorang yang dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan yang berat dan tidak
merasa mengalami gangguan apapun pada
organ tubuh.
2. Adaptasi psikologik, dapat terjadi
secara :
• Sadar – Individu mencoba
memecahkan/menyesuaikan diri
dengan masalah
• Tidak sadar – Dengan menggunakan
mekanisme pertahanan diri (defence
mechanisme)
• Menggunakan gejala fisik (konversi)
atau psikofisiologik/psikosomatik.
B. MALADAPTIF
Membedakan istilah :
• Maladjusment
• Maladaptif
Maladjusment
Contoh :
Perilaku yang berpengaruh buruk terhadap individu
• Pecandu alkohol yang mabuk berat dilingkungan
masyarakat.
• Seseorang yang mencoba bunuh diri.
Mekanisme Mekanisme
Mekanisme
pelarian substitusi
Pengingkaran
(escape (substitution
(negasi)
mechanisme) mechanisme).
Macam-macam MPE
1. Rasionalisasi
2. Displacement/Mengisar
3. Identifikasi
4. Kompensasi
5. Over kompensasi/Reaction Formation
6. Subllimasi
7. Proyeksi
8. Introyeksi
8. Reaksi konversi
9. Represi
10. Supresi
11. Deniel
12. Regresi
13. Fantasi
14. Negativisme
15. Sikap mengeritik orang lain
Deniel
Daniel adalah bentuk mekanisme perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan.
Contoh :
Seorang penderita penyakit Diabetes Mellitus, memakan semua
makanan yang sebenarnya harus pantang.
Contoh :
Seseorang yang mengalami kegagalan dalam usahanya, kemudian
dia menarik diri tidak mau bergaul dan selalu di kamar sambil
melamun menggambarkan dirinya menjadi orang sukses.
Identifikasi (Identification).
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk
menghadapi orang lain dengan membuat dirinya menjadi
kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat seperti orang lain
tersebut.
Contoh :
Seorang mahasiswa yang menganggap salah seorang dosennya
dalam mengajar bertutur kata baik, menerangkannya jelas,
simpatik, maka mahasiswa tersebut ingin serupa dan bersifat
seperti dosen tersebut.
Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah bentuk mekanisme pertahanan diri dengan
memasukkan dalam pribadi sifat-sifat dari pribadi orang lain.
Contoh :
Seorang wanita mencintai seorang pria, ia masukkan pribadi pria itu
ke dalam pribadinya.
Kompensasi (Compensation)
Kompensasi adalah cara yang digunakan individu yang tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, akan tetapi
mendapatkan kepuasan dibidang lain. Kompensai dapat diartikan
pula suatu proses penggunaan tingkah laku substitusi
(penggantian) untuk mengatasi frustasi fisik atau sosial, ataupun
kekurangmampuan dalam satu bidang kepribadiannya.
Contoh :
Seorang mahasiswa Akademi Keperawatan prestasi belajarnya
rendah, akan tetapi menonjol dalam bidang kerokhanian.
Mengisar (Displacement)
Mengisar adalah pemindahan tingkah laku kepada tingkah laku
yang lain bentuknya atau ke objek lain.
Contoh :
Seorang mahasiswa berbuat kesalahan pada waktu melaksanakan
praktek keperawatan di rumah sakit, sehingga ditegur dan
dimarahi oleh Kepala Ruangan. Kemudian mahasiswa tersebut
marah-marah lagi kepada pasien yang dirawat.
Menarik Diri atau Regresi (Regression)
Regresi adalah mekanisme tingkah laku seseorang yang apabila
menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan
lingkungannya
Contoh :
Tidak lulus Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA), seorang siswa
mengunci diri di kamar dan tak mau bergaul.
Negativisme (Negativism)
Negativisme adalah perilaku seseorang yang selalu
bertentangan/menentang otoritas orang lain, dengan tingkah laku
tak terpuji. Secara singkat negativisme adalah perlawanan
terhadap perintah orang lain.
Contoh :
Seorang anak remaja selalu menentang nasihat orang tua dan lari
ke narkoba.
Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme pertahanan diri, dengan menempatkan
sifat-sifat batin sendiri, pada objek di luar diri atau melemparkan
kekurangan diri sendiri pada orang lain. Secara singkat proyeksi
adalah melemparkan sifat-sifat dan sikap-sikap sendiri kepada orang
lain.
Mutu proyeksi lebih rendah dari rasionalisasi.
Contoh :
Ia membenci orang lain, tetapi ia mengatakan bahwa orang tersebut
yang membenci dirinya.
Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi adalah suatu usaha untuk menghindari stres psikologis
dengan membuat alasan yang masuk akal (rasional). Rasionalisasi
dapat diartikan pula suatu proses pembenaran diri, dengan mencari
alasan yang masuk akal untuk menggantikan alasan yang sebenarnya.
Contoh :
Seorang mahasiswa nilai ulangan jelek, alasannya karena sakit
sehingga tidak dapat belajar. Padahal sebenarnya IQ nya dibawah
rata-rata.
Reaksi Konversi (Convertion reaction)
Reaksi konversi adalah mekanisme pertahanan diri dengan cara
mengalihkan konflik ke alat tubuh atau gejala fisik.
Contoh :
Seorang mahasiswa kurang siap menghadapi ujian, sehingga
mengalami ketegangan, lalu sering buang air kecil.
Represi (Repression)
Represi adalah konflik pikiran, implus-implus yang tidak dapat
diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar
dan sengaja dilupakan. Hal–hal yang ditekan ini akan tetap
hidup di alam tidak sadar.
Contoh :
Kita mencoba melupakan pengalaman pahit masa lalu, misalnya
hal-hal yang memalukan atau menyakitkan hati.
Supresi (Supression)
Supresi adalah suatu cara untuk menekan konflik, implus-implus yang
tidak dapat diterima dengan secara sadar.
Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan
dirinya.
Contoh :
Individu berkata : “ Sebaiknya kita tidak lagi membicarakan hal itu”.
Sublimasi (Sublimation)
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan
positif, dalam menyelesaikan suatu konflik, dengan pengembangan
kegiatan yang konstruktif.
Penggantian obyek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh
masyarakat yang derajatnya lebih tinggi.
Contoh :
Implus agresif disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
Sikap mengkritik orang lain
Bentuk perilaku pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan
kritikan-kritikan. Tingkah laku ini termasuk tingkah laku agresif yang
aktif (terbuka).
Contoh :
Seorang karyawan selalu mengkritik kebijakan yang diambil atasannya,
padahal belum tentu dia sendiri mampu mencari solusi yang baik.
Overcompensation(Reaction Formation)
Tingkah laku seseorang yang gagal mencapaii tujuan dan dia tidak
mengakui tujuan pertama tersebut dengan melupakan dan melebih-
lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama.
Contoh :
Seseorang anak yang dimarahi jika berpakaian kotor, bereaksi dengan
menjadi sangat rapi dan bersih, dan menghindari hal-hal yang kotor.