Anda di halaman 1dari 39

Hubungan Negara dan Warga Negara

Hubungan Negara dan Warga Negara

01 06
02 05
03
04
Hubungan Negara dan Warga Negara
01
01

Pengertian Hubungan
Negara dan Warga
Negara
Pengertian Hubungan Negara dan Warga
01 Negara

Hubungan antara negara dan warga negara memiliki hubungan timbal


balik dalam kehidupan. seperti adanya hak dan kewajiban antar warga
negara dan negaranya. Negara memiliki kewajiban untuk memberikan
keamanan, kesejahteraan, dan perlindungan terhadap warga negara,
dan warga negara memiliki kewajiban untuk membela negara juga
menghormati negara. Tetapi, kewajiban negara untuk memenuhi hak-
hak warga negaranya tidak dapat berlangsung dengan baik jika tidak
diberi dukungan dari warganya. Dukungan yang dimaksud merupakan
bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara seperti sikap
mematuhi peraturan yang diberlakukan juga menjadi warga negara
yang baik.
02
02

Unsur – Unsur
Negara
02 Unsur – Unsur Negara

Rakyat

Wilayah

Pengakuan negara
lain

Pemerintah
02 Unsur – Unsur Negara

Rakyat

Wilayah

Pengakuan negara
lain

Pemerintah
02 Unsur – Unsur Negara

Rakyat
rakyat merupakan unsur yang paling
utama dan sangat penting dalam sebuah
negara yang secara konkret memiliki
kepentingan agar negara itu dapat
berjalan dengan baik. rakyat akan Wilayah
membentuk hukum negara dan sekaligus
yang akan menjadi objek dari hukum
negara tersebut. Rakyat itu sendiri
merupakan suatu persekutuan hidup Pengakuan negara
manusia yang mempunyai keinginan lain
untuk bersatu dan mempunyai
persamaan cita-cita.

Pemerintah
02 Unsur – Unsur Negara

Wilayah
Negara harus memiliki wilayah untuk Rakyat
menjamin aktivitas rakyatnya. Wilayah
yang ditempati oleh rakyat suatu negara
haruslah didiami dan dikelola secara
berkesinambungan dan memiliki batas-
batas yang jelas, agar dapat memperoleh
legimitas/pengakuan sebagai wilayah
negara. Secara mendasar, wilayah
sebuah negara mencakup daratan Pengakuan negara
(wilayah darat), perairan (wilayah lain
laut/perairan), dan udara (wilayah
udara).

Pemerintah
02 Unsur – Unsur Negara

Pengakuan negara lain


Rakyat
Pengakuan oleh negara lain didasarkan atas
hukuminternasional. pengakuan itu bersifat
deklaratif, bukan bersifat konstitutif. Adanya
pengakuan dari negara lain menjadi tanda
bahwa suatu negara baru yang telah Wilayah
memenuhi persyaratan konstitutif diterima
sebagai anggota dalam pergaulan antarnegara.
Keberadaan negara sebagai kenyataan fisik
(pengakuan de facto) secara formal dapat
ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu
judicial fact (pengakuan de jure).

Pemerintah
02 Unsur – Unsur Negara

Pemerintah
Rakyat
Didalam suatu negara memerlukan kekuasaan
dan pemerintahan, adapun pemerintahan itu
sendiri merupakan perwakilan negara untuk
menjalankan kekuasaan negara untuk
mencapai tujuan negara. Selain itu, Wilayah
pemerintah menegakkan hukum dan
memberantas kekacauan, mengadakan
perdamaian, serta menyelaraskan
kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Pengakuan negara
lain
03
03

Teori Pembentukan
Negara
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Kontrak
Sosial

Teori Ketuhanan
(Teokrasi)

Teori Kekuatan
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Kontrak
Sosial

Teori Ketuhanan
(Teokrasi)

Teori Kekuatan
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Kontrak Sosial


Teori kontrak sosial atau teori perjanjian
masyarakat beranggapan bahwa negara dibentuk
berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat
dalam tradisi sosial masyarakat. Teori ini
meletakkan negara untuk tidak berpotensi Teori Ketuhanan
menjadi negara tirani, karena (Teokrasi)
keberlangsungannya bersandar pada kontrak-
kontrak sosial antara warga negara dengan
lembaga negara.

Teori Kekuatan
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Ketuhanan (Teokrasi) Teori Kontrak


Sosial
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah
dokrin teokritis. Doktrin ini memiliki
pandangan bahwa hak memerintah yang
dimiliki para raja berasal dari Tuhan.
Mereka mendapat mandat Tuhan untuk
bertakhta sebagai penguasa. Para raja
mengklaim sebagai wakil Tuhan di dunia
yang mempertanggungjawabkan
kekuasaannya hanya kepada Tuhan, bukan
kepada manusia

Teori Kekuatan
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Kekuatan
Teori Kontrak
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa Sosial
negara terbentuk karena adanya dominasi negara
kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini,
kekuatan menjadi pembenaran (raison d’etre) dari
terbentuknya sebuah negara. Melalui proses
penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok
(etnis) atas kelompok tertentu dimulailah proses Teori Ketuhanan
pembentukan suatu negara. Dengan kata lain, (Teokrasi)
terbentuknya suatu negara karena pertarungan
kekuatan di mana sang pemenang memiliki
kekuatan untuk membentuk sebuah negara.
03 Teori Pembentukan Negara

Teori Kontrak
Sosial

Teori Ketuhanan
(Teokrasi)

Teori Kekuatan
04
04

Bentuk - Bentuk
Negara
Bentuk - Bentuk Negara
04

Bentuk
Pemerintahan
Aristoteles

Bentuk
Pemerintahan
Klasik Plato

Bentuk
Pemerintahan
Klasik Plato
Bentuk - Bentuk Negara
04

Bentuk
Pemerintahan
Aristoteles

Bentuk
Pemerintahan
Klasik Plato

Bentuk
Pemerintahan
Modern
Bentuk - Bentuk Negara
04
Bentuk Pemerintahan Aristoteles
1) Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja atau
kaisar.
2) Tirani adalah bentuk pemerintahan oleh seorang raja yang bertindak
sewenang-wenang demi dirinya sendiri. Bisa konon tirani adalah bentuk
degenerasi pemerintahan kerajaan.
3) Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang
yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi untuk membuat rakyat lebih
sejahtera.
Bentuk
4) Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin beberapa orang tetapi
mereka hanya memikirkan kepentingan kelompok saja.
Pemerintahan
5) Plutokrasi merupakan bentuk kemunduran dari aristokrasi. Plutokrasi Klasik Plato
(dipimpin oleh sekelompok bangsawan) dan oligarki adalah suatu bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh suatu kelompok untuk kepentingan
kelompok saja.
6) Polity adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh rakyat banyak untuk
kepentingan rakyat. Demokrasi adalah sebuah bentuk Pemerintahan tertinggi
dipimpin oleh rakyat. Menurut Aristoteles ini adalah bentuk regresi Polity.
Bentuk
Pemerintahan
Modern
Bentuk - Bentuk Negara
04
Bentuk Pemerintahan Klasik Plato Bentuk
Pemerintahan
1) Aristrokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang
Aristoteles
diselenggarakan oleh ulama yang dijalankan menurut akal
keadilan
2) Timokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang
diselenggarakan oleh orang-orang yang ingin mencapai
ketenaran dan kehormatan
3) Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang diselenggarakan
oleh sekelompok orang raja
4) Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang
diselenggarakan oleh rakyat orang biasa
5) Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu
orang kezaliman (sewenang-wenang) begitu jauh dari cita-
Bentuk
cita keadilan.
Pemerintahan
Modern
Bentuk - Bentuk Negara
04
Bentuk Pemerintahan Modern Bentuk
1) Republik Mutlak Ciri dari republik absolut adalah kediktatoran tanpa Pemerintahan
apapun keterbatasan daya. Penguasa mengabaikan konstitusi dan Aristoteles
Partai politik digunakan untuk melegitimasi kekuasaannya Di
pemerintahan ini ada parlemen tapi tidak fungsi
2) Republik Konstitusi Ciri dari republik konstitusional adalah presiden
memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan dengan
pembatasan konstitusional yang berlaku di negara itu dan dengan 39
Bentuk
pengawasan parlemen. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah
Pemerintahan
Republik konstitusional.
Klasik Plato
3) Republik Parlementer Ciri khas Republik Parlementer adalah
presiden hanya sebagai kepala Negara. Namun, presiden tidak dapat
diganggu gugat. Sementara kepala pemerintahan ada di tangan
perdana menteri yang bertanggung jawab atas parlemen. dalam sistem
Dalam hal ini kekuasaan legislatif lebih tinggi dari kekuasaan
eksekutif.
05
05

Batasan Mengenai Hak dan


Kewajiban Negara dan
Warga Negara
Batasan Mengenai Hak dan Kewajiban Negara
dan Warga Negara
05

Hubungan antara negara dengan warga negaranya dibatasi oleh hak dan kewajiban masing-masing.
Secara umum hak negara adalah sebagai berikut:

(a) Hak memaksa, dapat diartikan sebagai hak untuk memaksakan peraturan-peraturan negara secara
legal atau sah

(b) Hak monopoli, yaitu hak untuk memonopoli dalam penetapan tujuan bersama dari masyarakat
dalam artian kegiatan yang menyangkut hajat orang banyak

(c) Hak mencakup semua, dapat diartikan sebagai hak untuk mencapai tujuan negara yang dicita-
citakan yaitu menciptakan masyarakat yang tertib, damai dan sejahtera.

Selain hak-hak tersebut, negara juga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh organ-organnya.
Secara universal kewajiban negara tersebut adalah:

(a) Membuat dan menetapkan peraturan, dalam rangka menciptakan kehidupan bernegara yang harmonis,
negara mempunyai kewajiban untuk membuat peraturan atau undang- undang

(b) Melaksanakan peraturan–peraturan yang telah ditetapkan, termasuk mengontrol pelaksanaan peraturan

(c) Kewajiban untuk memelihara, menjamin dan melindungi hak-hak warga negara.
06
06

Undang – Undang yang mengatur


tentang hubungan Negara dan
Warnga Negara
Undang – Undang yang mengatur tentang hubungan Negara
06 dan Warnga Negara

Hubungan negara dan warga negara diatur dalam Undang-Undang


Nomor 12 Tahun 2006, berikut pasal-pasal yang mengatur
hubungan negara dan warga negara.

A. Pasal 2
Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.
Undang – Undang yang mengatur tentang hubungan Negara
06 dan Warnga Negara

Hubungan negara dan warga negara diatur dalam Undang-Undang


Nomor 12 Tahun 2006, berikut pasal-pasal yang mengatur
hubungan negara dan warga negara.

A. Pasal 2
Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.
Undang – Undang yang mengatur tentang hubungan Negara
06 dan Warga Negara

Pasal 4
Warga Negara Indonesia adalah:
a) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah;
b) Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia;
c) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;
d) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara
asing;
e) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara
Indonesia;
f) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada
anak tersebut;
g) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan
yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
h) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
i) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah
Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin;
j) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan
ayah dan ibunya;
k) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui;
l) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
m) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan;
n) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau
ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Terimakasih
Terimakasih

Sesi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai