Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 1

AYU PRIHANINGTYAS
KIKKI KURNIA S
KETUT SARA CHARISMA M

KETERAMPILAN MENULIS
MODUL 1
HAKIKAT MENULIS
KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP MENULIS

PENGERTIAN TUJUAN
MANFAAT MENULIS
PENGERTIAN
MENULIS

Suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk


tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu
ide dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
TUJUAN
MENULIS

Fungsi personal : mengeskpresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya.

Fungsi Instrumental (direktif) : mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

Fungsi Interaksional : menjalin hubungan social.

Fungsi informatif : menyampaikan informasi termasuk ilmu pengetahuan.

Fungsi Heuristik : belajar atau memperoleh informasi.

Fungsi estetis : mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.


MANFAAT MENULIS
MENURUT GRAVES (1978)

1 Menulis mengembangkan kecerdasan


karena menulis merupakan suatu aktivitas yang kompleks. Untuk dapat
menyajikan suatu tulisan yang baik seorang calon penulis harus memiliki
kemauan dan kemampuan :

a. Mendengar, melihat, membaca yang baik.


b. Memilah memilih, mengolah, mengorganisasikan, dan menyimpan
informasi yang diperoleh secara kritis dan sistematis.
c. Menganalisis sebuah persoalan dari berbagai perspektif.
d. Memprediksi karakter dan kemampuan pembaca.
e. Menata tulisan secara logis, runtut, dan mudah di pahami.
Cunningham, dkk (1995) menegaskan bahwa menulis adalah
berpikir. Dalam menulis terdapat 9 proses berpikir :

1. Mengingat
2. Menghubungkan
3. Mengorganisasikan
4. Membayangkan
5. Memprediksi atau meramalkan
6. Memonitor atau memantau
7. Menggeneralisasikan
8. Menerapkan
9. Mengevaluasi
2 Menulis mengembangkan daya
inisiatif dan kreativitas
Menulis membuat seseorang mesti meyiapkan dan
menyuplai sendiri segala sesuatunya : isi tulisan,
pertanyaan dan jawaban, ilustrasi, pembahasan
serta penyajian tulisan. Supaya tulisan menarik dan
enak dibaca maka apa yang di tuliskan harus di tata
sedemikian rupa sehingga logis, sistematis, dan tidak
membosankan. Semua aktivitas harus di latih terus-
menerus agar memicu tumbuh-kembang daya
inistiatif dan kreatifitas seorang penulis.
Menulis menumbuhkan
3 kepercayaan diri dan keberanian

Seorang penulis harus berani menampilkan


pemikirannya, termasuk perasaa, cara berpikir,
dan gaya tulis, serta menawarkannya kepada
orang lain dengan konsuekuensi siap dan sanggup
setiap penilaian pembaca baik bersifat positif
maupun negatif.
Menulis mendorong kebiasaan dan memupuk dalam menemukan,
4 mengumpulkan, dan mengorganisasikan informasi

Kegiatan menulis memerlukan


banyak sumber informasi agar
sajian tulisan tersaji dengan baik.
Yang dimaksud sumber dapat
berupa : bacaan, rekaman atau
siaran, wawancara, alam atau
lingkungan yang di tangkap melalui
pengamatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBUAT ORANG ENGGAN
MENULIS MENURUT GRAVES (1978)
Orang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis.
1
Pada zaman kemerdekaan, tulisan-tulisan Soekarno dapat membakar
semangat nasionalisme menentang penjajahan. Pada saat ini, kemampuan
menulis pun dapat dijadikan lahan nafkah. Dengan kata lain menulis tidak
hanya mendukung pengembangan diri. Kemampuan itu dapat berguna di
lingkungan kerja,sebagai lahan nafkah, serta penyebaran ilmu pengetahuan
dan informasi.

2 Orang enggan menulis karena tidak meras berbakat dalam menulis

Kesanggupan seseorang untuk menlis bukan terletak pada berbakat atau


tidaknya seseorang, melainkan minat, kemauan, dan kegigihannya untuk
belajar dan berlatih menulis.

3 Orang enggan menulis karena merasa tidak tahu bagaimana menulis


Saat pembelajaran menlis kerap berhenti sebatas teori atau pengetahuan,serta kurangnya
masukan atau balikan yang memadai akan memicu rendahnya minat seseorang menulis.kondisi
tersebut tidak lepas dari peran guru di sekolah dalam mengajarkan menulis.
MITOS YANG KERAP MUNCUL
DALAM KEGIATAN MENULIS /
MENGARANG
● Menulis itu mudah : mengarang bukan semata teori. Mengarang merupakan
sebuah kemahiran , layaknya sebuah keterampilan. Ia hanya akan dapat di kuasai
dengan berlatih secara sungguh-sungguh.
● Kemampuan unsur mekanik Bahasa merupakan inti dari menulis : menulis tak
hanya sebatas menata unsur Bahasa secara cermat. Sebuah karanagn memiliki isi
atau pesan yang akan disampaikan kepada pembaca
● Menulis itu harus sekali jadi : saat seseorang selesai menulis dan mulai membaca
Kembali hasil tulisannya, bisa saja ia tidak merasa puas atau masih menemukan
kekurangan dalam tulisannya, sehingga membuat ia mengulang, mengubah
tulisannya Kembali, sampai rasa puas dari karya tulisannya itu tercapai.
● Siapapun dapat mengajarkan menulis : kenyataanya orang itu haruslah orang
yang menguasai teori menyukai menulis dan memiliki pengalaman menulis.
Karangan ilmiah berisi sajian
tentang gagasan atau pemikiran
yang didasarkan pada bukti –
bukti empirik atau kajian
teoretis yang dapat dilacak dan BENTUK
atau dibuktikan kebenarannya. KARANGAN

Bentuk karangan, diantaranya :


Artikel, makalah, laporan penelitian, sejarah, resensi, buku
pelajaran, tulisan reportase, cerita pendek, novel, puisi, dan
banyak lagi. Masing – masing bentuk karangan itu memiliki
karakteristik atau ciri – ciri yang berbeda satu sama lain. Karya atau karangan sastra
Bentuk karangan itu dapat kita klasifikasikan menjadi dua dapat didefinisikan sebagai
macam, yaitu karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, tulisan atau karangan kreatif
termasuk di dalamnya karya sastra. Pada dasarnya karangan yang merefleksikan
ilmiah (scientific paper) dapat didefinisikan sebagai tulisan kehidupan nyata dan
atau karangan yang menyajikan hasil riset atau pemikiran mengandung keindahan.
keilmuan (Derntl, 2009)
Ciri – ciri karangan ilmiah dan karangan sastra (Meyer,
1997; Derntl, 2009)
No Aspek Karangan ilmiah Karangan Sastra

1 Sasaran Kelompok yang memiliki minat dan latar belakang pengetahuan Kelompok umum
Pembaca tertentu

Tujuan Menjelaskan atau mempengaruhi pendapat orang lain berdasarkan Menghibur, mendidik, dan/atau mempengaruhi pendapat orang lain melalui
2 bukti atau teori tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara kekuatan estetika bahasa.
ilmiah.

3 Isi Pengetahuan yang berisi bukti – bukti empirik, pemikiran, atau Realita kehidupan nyata atau khayalan dan bersifat subjektif.
kajian teoretis yang bersifat objektif.

4 Bahasa Lugas, kata – kata/ istilah teknis (keilmuan), dan tata asas dalam Banyak kata konotatif dan jika perlu kaidah bahasa dapat dilanggar.
pemakaian kaidah bahasa. Memanfaatkan kekuatan kata – kata dan perangkat bahasa lainnya untuk
Perbedaan penafsiran antarpembaca atas isi karangan dihindarai. membangkitkan daya imajinasi pembaca. Perbedaan penafsiran antarpembaca
atas isi karangan diperbolehkan.

5 Penyajian Mengikuti pola tertentu. Struktur karangan terdiri atas : Pola saji relatif bebas tergantung tipe karya sastra dan kreativitas penulis.
Pendahuluan, isi (termasuk pembahasan), simpulan/rekomendasi, Dalam struktur karangan tidak ada simpulan/rekomendasi eksplisit dan daftar
dan daftar pustaka. pustaka.
Paparan : dilengkapi dengan gambar atau piktorial (chart, diagram, Dapat dilengkapi dengan gambar.
tabel) dan/atau sumber kutipan pendapat ahli untuk
mendukung/menolak suatu gagasan.
KEGIATAN BELAJAR 2
MENULIS SEBAGAI PROSES

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM


MENULIS
1. Pendekatan frekuensi yang menyatakan bahwa banyaknya latihan menulis
atau mengarang, sekalipun tidak dikoreksi, akan mempertinggi
keterampilan menulis seseorang.
Berbagai pendekatan
dalam pembelajaran 2. Pendekatan gramatikal yang berpendapat bahwa pengetahuan atau
penguasaan seseorang akan struktur bahasa akan mempercepat
menulis : kemahiran dalam menulis.

3. Pendekatan koreksi yang berkeyakinan bahwa banyaknya koreksi atau


masukan yang diperoleh seseorang akan tulisannya dapat mempercepat
Pendekatan lain dalam menulis di penguasaan kemampuannya dalam menulis.
antaranya adalah Pendekatan Menulis
sebagai Proses. 4. Pendekatan formal yang mengungkapkan bahwa perolehan keterampilan
Pendekatan ini memandang bahwa
menulis terjadi bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan,
kemampuan dan kegiatan menulis
atau mengarang merupakan sebuah
serta konvensi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik (Proett dan
proses. Gill, 1986)
Sebagai sebuah aktivitas, menulis terdiri serangkaian kegiatan utuh yang memiliki
hubungan yang interaktif.
Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas :

Fase Prapenulisan, persiapan,


atau perancangan penulisan.

Fase Penulisan,

Fase Pascapenulisan berupa


penyuntingan dan perbaikan.
Jika digambarkan,
posisi setiap fase dan PENULISAN
hubungan antarfase
dalam menulis sebagai
berikut :

PRAPENULISAN PASCAPENULISAN
Konsekuensi dari pandangan menulis sebagai proses adalah bahwa
untuk menghasilkan tulisan yang baik kebanyakan orang
melakukannya berkali – kali. Merancang, menulis, menyunting,
memperbaiki, menulis lagi, membaca ulang, dan memperbaiki lagi,
hingga tulisan yang dihasilkan dianggap layak dan final.

Seorang penulis dunia, Ernest Hemingway, menyatakan,


Ernest Hemingway
“ saya menulis halaman terakhir buku Farewell to Arms sebanyak
39 kali hingga saya benar – benar puas” (Barr, 1983)
Apa saja fase penulisan itu ?

1 Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Mencari dan membaca informasi tambahan dari
berbagai sumber, serta mengolah dar menyistematiskannya, sehingga tulisan kita memiliki fokus,
tajam, tidak dangkal, tidak kering, teratur, dan enak dibaca.

Menurut Proett dan Gill (1986), tahap


persiapan ini merupakan fase mencari,
menemukan, dan mengingat kembali
pengetahuan atau pengalaman yang
diperoleh dan diperlukan penulis.
Fase prapenulisan terdiri dari sejumlah kegiatan
seperti
Topik adalah pokok persoalan atau inti permasalahan yang
Menentukan menjiwai seluruh karangan. Masalah yang kerap muncul
topik dalam memilih topik di antaranya sebagai berikut:

1. Banyak pilihan topik dan semua topik menarik, serta memiliki


informasi yang cukup tentang topik-topik tersebut.

2. Banyak pilihan topik dan semua topik menarik, tetapi pengetahuan


tentang topik-topik itu serba sedikit.

3. Sama sekali tidak memiliki ide tentang topik yang menarik.

4. Terlalu ambisius karena luas dan rumitnya jangkauan topik yang


dipilih.
Hati-hati, dalam merumuskan tujuan menulis. Jangan sampai
tertukar dengan harapan kita sebagai penulis atau manfaat
Menentukan tujuan yang akan diperoleh pembaca dari tulisan kita.
menulis

Menentukan tujuan Kita berharap tulisan kita akan dibaca, dipahami, dan
menulis direspons oleh pembaca. Britton menyatakan bahwa
keberhasilan menulis dipengaruhi oleh ketepatan
pemahaman penulis terhadap pembacanya . Dengan
kata lain, tulisan kita harus disesuaikan dengan
tingkat sosial, pengalaman, pengetahuan, dan
kebutuhan pembaca.
Mengumpulkan informasi
pendukung
Kita tidak akan dapat menulis sesuatu hal dengan baik jika kita tidak memiliki
informasi yang cukup tentang hal atau substansi yang kita tulis. Karena apa yang
akan ditulis tidak selalu siap dan lengkap, maka sebelum menulis kita perlu
mencari, mengumpulkan, mempelajari, dan memilih informasi yang dapat
memperluas, memperdalam, dan memperkaya isi tulisan

Lalu, kapan informasi itu


dikumpulkan?

Hal itu dilakukan sebelum


sewaktu dan setelah
kegiatan menulis atau
mengarang
Mengorganisasikan ide dan informasi

Sebelum mengarang, biasanya para penulis membuat rancangan karangan, yang


kerap disebut dengan kerangka karangan atau ragangan (outline).

Bagi penulis, kerangka karangan memiliki


manfaat sebagai berikut.
1. Menyusun karangan secara teratur.

2. Menghindari pengulangan atau penggarapan gagasan yang


sama, atau terlewatkannya gagasan-gagasan penting.

3. Menjaga keseimbangan isi setiap bagian karangan,


termasuk keluasan dan kedalamannya.

4. Memudahkan penulis mencari bahan tulisan, apabila


informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya tidak
mencukupi.
2 Tahap Penulisan
Dalam menulis karangan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
terutama bagi penulis pemula

Mengambil keputusan tentang


seberapa dalam dan luas isi Menulis adalah sebuah proses. . Tidak
tulisan kita, jenis informasi yang banyak orang yang sekali menulis
disuguhkan, serta penyajiannya. dapat menghasilkan tulisan seperti
yang diharapkan. Oleh karena itu,
tulislah dan tulislah hingga buram
(draft) karangan selesai. Abaikan dulu
kekurangan dan kesalahan yang ada.
Nanti juga ada waktunya untuk
menyunting dan memperbaiki.
3 Tahap Pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan
penyempurnaan karangan. Pada fase ini dilakukan
kegiatan penyuntingan dan perbaikan.
Penyuntingan mengacu pada aktivitas membaca ulang,
memeriksa, dan menilai ketepatan isi, penyajian, maupun
bahasa sebuah buram (drafi) karangan. Tujuannya ialah
untuk menemukan informasi mengenai unsurunsur
karangan yang masih memerlukan perbaikan. Sementara
itu, perbaikan (revisi) dilakukan berdasarkan hasil
penyuntingan.

Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan,


pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.
Tingkat perbaikan yang dilakukan penulis
bervariasi biasanya tidak hanya disebabkan oleh
mekanika bahasa, tetapi juga
pengalimatan atau pengalineaan yang
tidak pas, peletakan uraian yang
kurang sesuai, ilustrasi dan penjelasan
yang keliru, atau kekurangan
substansi.
Revisi ringan
biasanya disebabkan
Revisi sedang
oleh kesalahan mekanik
bahasa, seperti persoalan
ejaan dan pungtuasi
Lalu, bagaimana melakukan kegiatan
penyuntingan dan perbaikan ?

a. membaca keseluruhan karangan;

b. menandai hal-hal yang perlu diperbaiki;

Langkah-langkah c. memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diubah,


yang perlu diganti ditambahkan, atau disempurnakan; dan yang terakhir
dilakukan ialah: adalah

d. melakukan perbaikan sesuai dengan temuan ketika


penyuntingan dilakukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai